Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 7 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Peter Immanuel Novianto Oeiler
Abstrak :
Situasi pandemi Covid-19 ini kian berdampak pada seluruh aspek kehidupan manusia, termasuk di dunia industri dengan jumlah karyawan yang cukup besar dan harus tetap bekerja secara optimal dan produktif. Program pencegahan penularan di tempat kerja dan perlindungan terhadap pekerja dengan faktor risiko dilakukan untuk mengurangi dampak keparahan penyakit yang dapat terjadi ketika terinfeksi Covid-19. Beberapa studi yang telah dilakukan menunjukkan bahwa morbiditas dan mortalitas penyakit Covid-19 dipengaruhi oleh multifaktor termasuk penyakit penyerta yang sudah ada sebelumnya.

Penelitian bertujuan untuk melihat hubungan pejamu khususnya penyakit penyerta (Comorbid) dan derajat sakit Covid-19, studi potong lintang dilakukan dengan mengumpulkan data sekunder evaluasi kesehatan dan monitoring perawatan kasus Covid-19 pekerja tetap perusahaan selama periode Maret 2020 - Mei 2021

Hasil penelitian yang dilakukan menunjukkan ada hubungan antara usia, penyakit Jantung, Hipertensi dan derajat sakit Covid-19, sehingga implementasi program pencegahan penularan Covid-19 di tempat kerja dilakukan secara ketat terhadap pekerja dengan penyakit penyerta khususnya penyakit Jantung dan Hipertensi.

Promosi kesehatan di tempat kerja harus ditingkatkan sebagai salah satu pilar pencegahan penyakit kronis dan meningkatkan ketahanan individu (host susceptibility) untuk menuju pekerja yang sehat dan produktif. ......The Covid-19 pandemic situation is increasingly and having an impact on all aspects of human life, including in the industrial world with a large number of employees who must continue to work optimally and productively. Programs to prevent transmission in the workplace and protect workers with health risk factors are carried out to reduce the impact of disease severity that can occur when infected with Covid-19. Several studies have shown that the morbidity and mortality of COVID-19 is influenced by multifactor including pre-existing comorbidities.

The research was conducted to see the relationship between individual factors, especially comorbid and sthe everity of Covid-19 disease, a cross-sectional study was carried out by collecting secondary data on health evaluations and monitoring of treatment for Covid-19 cases of permanent employee of the company during the period March 2020 - May 2021.

The results of the research conducted showed that is a relationship between age, heart disease, hypertension and severity of Covid-19 disease, so that the implementation of the Covid-19 transmission prevention program in the workplace was carried out strictly for workers with co-morbidities, especially heart disease and hypertension.

Health promotion should be improved as one of the pillars of chronic disease prevention and increase individual resilience (host susceptibility) towards healthy and productive workers.

 

Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2021
T-pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Rahman Gumilar
Abstrak :
Tesis ini membahas tentang analisa implementasi pencegahan dan pengendalian COVID-19 di rumah sakit yang ada di empat provinsi, yaitu Aceh, Bengkulu, Gorontalo dan Nusa Tenggara Timur pada tahun 2021. Penelitian ini merupakan penelitian dengan metode campuran (mix method) antara kuantitatif yaitu menggunakan data sekunder hasil evaluasi self assessment oleh narasumber kunci di tiap rumah sakit serta kualitatif melalui wawancara mendalam untuk melengkapi informasi yang ada. Alat ukur penilaian implementasi pencegahan dan pengendalian COVID-19 menggunakan kuesioner yang terdiri dari 12 komponen dalam KMK 413 tahun 2020. Hasil penelitian menunjukkan karakteristik RS sebagian besar merupakan tipe RS C, proporsi RS Pemerintah dan RS Swasta memiliki proporsi yang sama (50%), median Tempat Tidur (TT) yang dimiliki sesudah dinyatakan pandemi sebanyak 32,50 TT dan median TT untuk perawatan yang digunakan sebanyak 28 TT. Jumlah pekerja mencapai 7.248 orang dimana median pekerja yang positif dan sembuh adalah 37 orang dimana ada 1 kasus pekerja yang positif COVID meninggal dunia. 3 (tiga) komponen terendah dalam penilaian kesiapan meliputi komponen Administrasi, Keuangan dan Keberlanjutan Bisnis (AKKB), Kesehatan Kerja, Kesehatan Mental dan Dukungan Psikososial (KKKMDP) dan Surge Capacity (SC) dimana nilainya di bawah 50. Nilai skoring kesiapan rumah sakit secara keseluruhan dalam mengimplementasikan pencegahan dan pengendalian COVID-19, diketahui sebagian besar RS sudah masuk ke dalam kategori baik dan cukup. Hanya 1 RS yang termasuk kategori kurang dan 1 RS yang termasuk kategori sangat baik ......This thesis discusses the analysis of the implementation of COVID-19 prevention and control in hospitals in four provinces, namely Aceh, Bengkulu, Gorontalo and East Nusa Tenggara in 2021. This research is a research with a mixed method between quantitative, namely using secondary data from self-assessment evaluation results by key speakers in each hospital and qualitative through in-depth interviews to complement existing information. The measuring instrument for assessing the implementation of COVID-19 prevention and control uses a questionnaire consisting of 12 components in KMK 413 of 2020. The results showed that the characteristics of hospitals are mostly type C hospitals, the proportion of government hospitals and private hospitals has the same proportion (50%), the median beds owned after the pandemic were declared as much as 32.50 beds and the median beds for the treatment used was 28 beds. The number of workers reached 7,248 people where the median of positive and recovered workers was 37 people where there was 1 case of workers who were positive for COVID died. The 3 (three) lowest components in the readiness assessment include the components of Administration, Finance and Business Sustainability (AFBS), Occupational Health, Mental Health and Psychosocial Support (OHMHPS) and Surge Capacity (SC) where the value is below 50. The overall hospital readiness scoring score in implementing the prevention and control of COVID-19, it is known that most hospitals have entered the good and sufficient category. Only 1 hospital belongs to the less category and 1 hospital belongs to the excellent category
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2022
T-pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Brian Orchidias Seik
Abstrak :
Diesel Engine Exhaust adalah campuran kompleks dari substansi pada fase akhir gas dan partikulat pada saat pembakaran bahan bakar diesel. Fase partikulat DEE disebut dengan Diesel Exhaust Particles (DEP) dimana pada fase ini, terdapat beberapa elemen seperti Elemental Carbon (EC) dan komponen organik lainnya. Saat ini, EC digunakan sebagai parameter turunan bagi penilaian pajanan terhadap Diesel Particulate Matter (DPM) karena keakuratan pengukuran pada konsentrasi partikulat yang rendah. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui apakah parameter EC dapat digunakan sebagai penanda DPM dengan menggunakan fraksi partikulat yang lebih kecil yaitu PM 0.25 dengan menggunakan desain penelitian observasional dengan pendekatan penelitian kuantitatif. Penelitian ini mengambil 46 sampel filter yang diambil di UP PKB Cilincing, Ujung Menteng dan Kelompok Kontrol pada bulan April-Mei 2018. Hasil penelitian menyimpulkan bahwa kelompok pengukuran dengan hasil analisis EC terhadap PM 0.25 bekorelasi positif dan linear signifikan adalah kelompok uji UP PKB Cilincing, Kelompok Terpajan (Cilincing-Ujung Menteng), dan seluruh kelompok uji (Cilincing, Ujung Menteng, dan Kelompok Kontrol) (Sig<0.05) dengan derajat keeratan sedang berkisar antara r=0,437 hingga r=0,526 serta koefisien determinasi berkisar antara R2=0,191 hingga R2=0,277 (p<0.05) yang berarti parameter konsentrasi PM 0.25 memiliki hubungan yang linear dan signifikan terhadap parameter EC. Korelasi paling erat ditunjukkan di UP PKB Cilincing (r=0,526, p=<0.025) sedangkan hasil uji analisis menyimpulkan bahwa tidak terdapat korelasi positif antara variabel EC terhadap PM 0.25 di UP PKB Ujung Menteng (Sig>0.05, r=0,250; R2=0,063). ......Diesel Engine Exhaust is a complex mixture of substances at the end of gaseous and particulate phases during diesel fuel combustion. The particulate phase of DEE is called Diesel Exhaust Particles (DEP) in which this phase consists of a number of elements such as Elemental Carbon (EC) and other organic components. As of today, EC is used as the surrogate for Diesel Particulate Matter measurements due to its accuracy at low level particulate concentrations. This study aimed to find out whether the parameters of EC can be used as a marker for the presence of DPM using lower sized particle fractions of PM 0.25 with descriptive observational study design and a quantitative approach. This study selected 4 of sample filter measured from April-May 2018 at Cilincing and Ujung Menteng’s Motor Vehicle Testing Facility and a Control Group. The result of this study indicates that the analysis of EC concentrations relative to PM 0.25 have positive and linear correlations in Cilincing, Exposed Group (Cilincing-Ujung Menteng), and All Groups (Cilincing, Ujung Menteng, and Control Group) (Sig<0.05) with the degree of correlation ranging between r=0,437 to r=0,526 and coefficient of determination ranging between R2=0,191 to R2=0,277 (p<0.05) meaning that PM 0.25 concentrations have statistically significant correlation to EC concentrations. The highest degree of correlation resulted from Cilincing Testing Facility (r=0,526. P=<0.025) while there is no positive correlations between EC and PM 0.25 variables at Ujung Menteng Testing Facility (Sig>0.05, r=0,250; R2=0,063).
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2020
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Jihan Sausan Salsabila
Abstrak :
Diesel Engine Exhaust adalah campuran kompleks dari substansi pada fase akhir gas dan partikulat pada saat pembakaran bahan bakar diesel. Fase partikulat DEE disebut dengan Diesel Exhaust Particles (DEP) dimana pada fase ini, terdapat beberapa elemen seperti Elemental Carbon (EC) dan komponen organik lainnya. Saat ini, EC digunakan sebagai parameter turunan bagi penilaian pajanan terhadap Diesel Particulate Matter (DPM) karena keakuratan pengukuran pada konsentrasi partikulat yang rendah. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui apakah parameter EC dapat digunakan sebagai penanda DPM dengan menggunakan fraksi partikulat yang lebih kecil yaitu PM 0.25 dengan menggunakan desain penelitian observasional dengan pendekatan penelitian kuantitatif. Penelitian ini mengambil 46 sampel filter yang diambil di UP PKB Cilincing, Ujung Menteng dan Kelompok Kontrol pada bulan April-Mei 2018. Hasil penelitian menyimpulkan bahwa kelompok pengukuran dengan hasil analisis EC terhadap PM 0.25 bekorelasi positif dan linear signifikan adalah kelompok uji UP PKB Cilincing, Kelompok Terpajan (Cilincing-Ujung Menteng), dan seluruh kelompok uji (Cilincing, Ujung Menteng, dan Kelompok Kontrol) (Sig<0.05) dengan derajat keeratan sedang berkisar antara r=0,437 hingga r=0,526 serta koefisien determinasi berkisar antara R2=0,191 hingga R2=0,277 (p<0.05) yang berarti parameter konsentrasi PM 0.25 memiliki hubungan yang linear dan signifikan terhadap parameter EC. Korelasi paling erat ditunjukkan di UP PKB Cilincing (r=0,526, p=<0.025) sedangkan hasil uji analisis menyimpulkan bahwa tidak terdapat korelasi positif antara variabel EC terhadap PM 0.25 di UP PKB Ujung Menteng (Sig>0.05, r=0,250; R2=0,063).
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2020
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Ria Novasari Mei Astuti
Abstrak :
Data Kementerian ESDM mencatat 93 kecelakaan di area pertambangan pada tahun 2021, dengan 36 kecelakaan ringan dan 57 kecelakaan berat, merenggut 11 korban jiwa. Tahun 2019 menjadi tahun terburuk dengan 133 kecelakaan (27 ringan, 106 berat) dan 24 korban jiwa. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan kualitas tidur dengan kelelahan kerja setelah dikontrol oleh variabel confounding pada operator alat berat industri pertambangan PT.X Site A 2024. Metode yang digunakan pada penelitian ini adalah penerapan rancangan cross-sectional. Studi ini melibatkan 213 pekerja yang diminta untuk mengisi kuisioner. Analisis data dilakukan menggunakan uji multivariat analisis faktor risiko. Hasil penelitian menunjukkan bahwa 49,3% pekerja mengalami kelelahan kerja pada tingkat berat, sedangkan 50,7% responden mengalami kelelahan kerja pada tingkat ringan. Hasil penelitian menunjukkan terdapat hubungan antara kualitas tidur dengan kelelahan kerja (p value=0,011). Pekerja yang memiliki kualitas tidur buruk berisiko 2,38 kali untuk mengalami kelelahan kerja berat dibandingkan pekerja yang memiliki kualitas tidur baik setelah dikontrol oleh variabel masa kerja, waktu perjalanan, lingkungan tidur, dan faktor psikososial (overcommitment) (aOR=2,38 95% CI 1,22 – 4,65). ......Data from the Ministry of Energy and Mineral Resources (ESDM) recorded 93 accidents in mining areas in 2021, with 36 minor accidents and 57 serious accidents, claiming 11 lives. The year 2019 was the worst year with 133 accidents (27 minor, 106 serious) and 24 fatalities. This research aims to determine the relationship between sleep quality and work fatigue after controlling for confounding variables in heavy equipment operators in the mining industry of PT.X Site A 2024. The method used in this research is the application of a cross-sectional design. This study involved 213 workers who were asked to fill out questionnaires. Data analysis was performed using multivariate risk analysis. The results of the study showed that 49.3% of workers experienced severe work fatigue, while 50.7% of respondents experienced mild work fatigue. The results of the study showed that there is a relationship between sleep quality and work fatigue (p value = 0.011). Workers with poor sleep quality were 2.38 times more likely to experience severe work fatigue compared to workers with good sleep quality after controlling for work experience, travel time, sleep environment, and psychosocial factors (overcommitment) (aOR = 2.38 95% CI 1.22-4.65).
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2024
T-pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Rosinta Uli
Abstrak :
ABSTRAK
Nama : Rosinta UliNPM : 1606944072Program Studi : Keselamatan dan Kesehatan KerjaJudul : Studi Intervensi Relaksasi Otot Progresif Dalam MengatasiKelelahan Perawat Di Instalasi Rawat Inap Rumah Sakit JiwaJambi Tahun 2018Kelelahan atau fatigue di tempat kerja menjadi topik perhatian dalam bidang kesehatandan psikologi dan mengalami peningkatan jumlah kasus yang signifikan dalam dekadeterakhir. Kelelahan memiliki dampak negatif dalam jangka pendek dan jangka panjang.Dampak jangka pendek misalnya adalah munculnya ketidaknyamanan, berkurangnyakekuatan, dan berkurangnya kontrol motorik. Dampak jangka pendek ini menyebabkanberkurangnya kinerja, produktivitas, kualitas pekerjaan, dan peningkatan insidenkecelakaan dan kesalahan manusia. Dalam dampak jangka panjang, kelelahan yangberkepanjangan dapat menyebabkan absenteisme, gangguan otot rangka, dan kecacatan.Perawat adalah profesi yang didominasi oleh wanita dengan karakteristik tuntutanpekerjaan yang tinggi, tingkat stress kerja yang tinggi, dan tingkat kelelahan yangtinggi. Selain itu, perawat bekerja dengan sistem shift pada waktu yang berbeda di sianghari dan di malam hari yang berhubungan dengan masalah pemulihan dari kelelahan.Kelelahan yang terjadi pada perawat dapat mempengaruhi kondisi kesehatan perawat itusendiri dan juga keselamatan pasien yang ditangani. Kelelahan pada perawat dapatmempengaruhi fungsi neurokognitif dan juga kinerja dari perawat. Kelelahan padaperawat dapat menyebabkan kesalahan medis, kemunduran kinerja, penurunanketajaman mental, dan masalah social. Kelelahan dapat diukur baik secara objektifmaupun subjektif. Secara objektif, kelelahan dapat dilihat dari fungsi fisiologis sepertidenyut nadi atau saturasi oksigen. Sedangkan secara subjektif dapat diukur denganmenggunakan kuisioner perasaan subjektif kelelahan.Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh intervensi relaksasi otot progresifdalam mengatasi kelelahan pada perawat di Rumah Sakit Jiwa Jambi. Penelitian inidilakukan pada 42 orang perawat di Instalasi Rawat Inap. Desain penelitian adalah kuasieksperimental dengan rancangan within-subject design with pre-test post-test, di manadalam penelitian ini dilakukan dua perlakuan aktivitas rutin tanpa relaksasi ototprogresif dan dengan relaksasi otot progresif pada satu kelompok subjek yang samapada waktu yang berbeda untuk mengetahui efek langsung dari relaksasi otot progresifterhadap ferkuensi denyut nadi, saturasi oksigen, dan perasaan subjektif kelelahanperawat.Hasil penelitian secara statistik menunjukkan bahwa relaksasi otot progresifmenunjukkan pengaruh yang signifikan terhadap penurunan frekuensi denyut nadi danpenurunan skor perasaan subjektif kelelahan p0,05 .Kata Kunci : Kelelahan Perawat, Relaksasi Otot Progresif, Denyut Nadi, SaturasiOksigen, Perasaan Subjektif Kelelahan
ABSTRACT
Name Rosinta UliNPM 1606944072Study Program Occupational Health and SafetyTitle Intervention Study of The Progressive Muscle Relaxation inOvercoming Nurse Fatigue in Inpatient Ward at Jambi MentalHospital A 2018 Study Fatigue in the workplace became a topic of concern in the field of health andpsychology and experienced a significant increase in the number of cases in the lastdecade. Fatigue has a negative impact in the short term and the long term. Short termimpact for example, emergence of discomfort, decreased strength, and decreased motorcontrol. The impact of short term leads to reduced performance, productivity, quality ofwork, and an increase in the incidence of accidents and human error. In the long term,prolonged fatigue can lead to absenteeism, skeletal muscle disorders, and disability.Nursing is an occupation dominated by women with the characteristics of high jobdemands, high work stress levels, and a high level of fatigue. In addition, nurses workwith shift system at different times during the day and evening that is associated withthe issue of recovery from fatigue. Fatigue that occurs in the nurse can affect the healthcondition of the nurse and also patient safety that handled. Fatigue on nurses caninfluence the function of the neurocognitive and also the performance of the nurses.Fatigue on nurses can lead to medical errors, decreased performance, decreased mentalacuity, and social problems. Fatigue can be measured either objectively or subjectively.Objectively, fatigue can be viewed from physiological functions such as pulse rate oroxygen saturation. Meanwhile, subjectively can be measured by using a subjectivefeeling questionnaire of fatigue.This research aims to know the effectiveness of the interventions of progressive musclerelaxation in overcoming fatigue on nurses at Jambi Mental Hospital. This research wasconducted on 42 nurses in inpatient installation. The study design was quasiexperimentalwith within subject design with pre test post test, which was conducted intwo interventions routine activity without progressive muscle relaxation and withprogressive muscle relaxation in one group of the same subjects at different times toknow the immediate effects of progressive muscle relaxation against pulse rate, oxygensaturation, and subjective feeling of fatigue of nurses.Statistically, the results showed that progressive muscle relaxation showed a significanteffect on decreasing pulse rate and decreasing subjective feeling score of fatigue p 0.05 .Keywords Nurse Fatigue, Progressive Muscle Relaxation, Pulse Rate, OxygenSaturation, Subjective Feeling Fatigue
2018
T51387
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Riris
Abstrak :
Latar Belakang: Gangguan Muskuloskeletal (MSDs) merupakan salah satu masalah kesehatan yang umum di kalangan pekerja, terutama perawat di Instalasi Gawat Darurat (IGD) rumah sakit. Perawat IGD sering melakukan aktivitas fisik intens seperti mendorong dan mengangkat pasien, yang meningkatkan risiko MSDs. Tujuan: Penelitian ini bertujuan untuk mengevaluasi risiko keluhan MSDs pada perawat IGD di Rumah Sakit XYZ. Metode: Penelitian ini merupakan studi deskriptif dengan pendekatan cross-sectional, yang melibatkan 15 perawat IGD di Rumah Sakit XYZ. Data dikumpulkan melalui observasi, wawancara, dan kuesioner. Risiko postur kerja dinilai menggunakan Rapid Entire Body Assessment (REBA) dan Standar Nasional Indonesia (SNI) 9011:2021. Hasil: Hasil menunjukkan bahwa keluhan MSDs tertinggi terjadi pada pinggang, bahu, punggung dan leher. Aktivitas mendorong dan mengangkat pasien dengan teknik yang tidak ergonomis merupakan faktor risiko utama. Kesimpulan: Penelitian ini mengidentifikasi faktor risiko MSDs pada perawat IGD dan memberikan rekomendasi untuk perbaikan ergonomi guna meningkatkan keselamatan dan kesehatan kerja. ......Background: Musculoskeletal Disorders (MSDs) are common health issues among workers, particularly nurses in hospital Emergency Departments (ED). ED nurses often engage in physically demanding activities such as pushing and lifting patients, increasing the risk of MSDs. Objective: This study aims to evaluate the risk of MSD complaints among ED nurses at XYZ Hospital. Methods: This is a descriptive study with a cross-sectional approach, involving 15 ED nurses at XYZ Hospital. Data were collected through observations, interviews, and the questionnaire. Work posture risk was assessed using the Rapid Entire Body Assessment (REBA) and Indonesian National Standard (SNI) 9011:2021. Results: The results indicated that the highest MSD complaints occurred in the waist, shoulders, lower back, and neck. The main risk factors were improper ergonomics in pushing and lifting patients. Conclusion: This study identified the risk factors for MSDs among ED nurses and provided recommendations for ergonomic improvements to enhance occupational safety and health.
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2024
T-pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library