Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 9 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Messy Widiastuti
"RSUD Ungaran merupakan rumah sakit yang mempunyai lokasi strategis karena berada di jalur Semarang - Salatiga dimana di jalur tersebut berdiri banyak pabrik-pabrik besar. Melihat kondisi ini pelayanan unit rawat jalan RSUD Ungaran mempunyai arti yang sangat penting bagi masyarakat di tempat ini. Unit rawat jalan RSUD Ungaran mempunyai delapan poliklinik berdasar macam dokter spesialis yang aria. Dokter merupakan tenaga rumah sakit yang sangat penting, sehingga penelitian ini bertu-juan untuk mengetahui seberapa besar hubungan antara pelayanan tenaga medis terhadap kunjungan rawat jalan di RSUD Ungaran.
Penelitian ini mencari hubungan antara profil pasien (umur, alamat, pendidikan , pekerjaan, jenis kelamin, kepesertaan Askes) dan pelayanan tenaga medis (sikap dokter , lama tunggu pelayanan dokter, lama periksa dokter) terhadap tingkat kunjungan rawat jalan. Dengan rancangan penelitian cross sectional yang dikumpulkan melalui kuesioner dan observasi lama tunggu dan lama periksa pasien dari 386 responden yang diambil secara random. Perhitungan dengan analisa univariat dan bivariat dengan uji Chi Square.
Pada penelitian ini didapatkan pengunjung terbanyak pada kelompok umur 21 - 40 tahun yang berasal dari disekitar rumah sakit, berpendidikan SD dan bukan peserta Askes. Dari hasil penelitian didapatkan tingkat kunjungan rendah (1- 2 kali) 19,45 %, tingkat kunjungan sedang (3 - 4 kali) 45,84 % dan tingkat kunjungan tinggi (5 kali atau lebih) 34,71 %, selama 6 (enam) bulan dari bulan Januari sampai Juni 1997. Semua hipotesis terbukti berhubungan secara bermakna, Dari hasil penelitian ini diharapkan dapat meningkatkan kunjungan rawat jalan terutama pada kelompok umur 0 - 20 tahun dengan usaha membuka pelayanan pada sore hari, disamping meningkatkan kerjasama dengan pabrik yang ada disekitar rumah sakit.

Ungaran district hospital locates in a very strategic site, between two big cities: Semarang and Salatiga. Many big industries lie in this area. Due to this strategic location, outpatient care of the Ungaran hospital plays an important role. It involves 8 kinds of services, provided by specialists and general physicians.
This study tries to determine the relationship between patients' profile (consists of subvariables sex, age of patient, residence, occupation, educational level, participation in health insurance) , care of medical staff( consists of subvariables : medical staff attitude, waiting time, examination time) with the frequency 1 level of outpatient visits. The study design was cross sectional. The data was collected through a structured questionairre and observation ( observing the length of waiting and examination time) toward 386 random sampled respondents. Univariate and bivariate analysis using chi-square statistical method was applied to prove the hypotheses.
The study found that majority of the outpatient clients of the Ungaran horpital are women, between 21-40 years of age, originated from the residential area 2-3 km away from the hospital, finished elementary school, not working as government employee, and not covered by health insurance. The level/ frecquency of outpatients visits are: 19,45% at 1-2 times visits, 45,85% at 3-4 time visits and 34,71% of 5 and more visits within 6 months period ( January to July 1997 ). All hypotheses which mentioned relationship between level of education with the frequency / level of outpatient's visits, between age and frequency/ level of the outpatient visit, between educational level of patients and frequency / level of the outpatient visit etc, was proved significant, The study suggested to put efforts in increasing the outpatient care to catch more clients in the group of 20 years and less, encourage to open afternoon outpatient care and develop collaboration with the surrounding industries."
Depok: Universitas Indonesia, 1997
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Irena Sakura Rini
"Sampai saat ini belum banyak masyarakat yang mengetahui keberadaan Rumah Sakit Kanker Dharmais dan memanfaatkan kemampuannya. Jumlah kunjungan pasien untuk pelayanan diagnostik secara keseluruhan memperlihatkan pola yang datar dari tahun ke tahun. Meskipun RSKD adalah rumah sakit khusus milik pemerintah dan berstatus non profit, namun dalam operasionalnya tetap memerlukan pembiayaan.
Tujuan penelitian adalah agar diperoleh suatu disain perencanaan manajemen pemasaran untuk rumah sakit khusus/spesialistik, serta memperoleh gambaran mengenai mekanisame kerja dari komponen yang ada pada setiap sistem dalam manajemen pemasaran, melalui permasalahan yang dihadapi bagian pelayanan diagnostik.
Untuk memperoleh model yang sesuai dilakukan perbandingan antara manajemen pemasaran dari rumah sakit swasta yang berorientasi profit dan rumah sakit khusus milik sebuah yayasan yang telah menerapkan manajemen pemasaran sejak beberapa tahun lalu.
Metode penelitian yang dipakai adalah disain studi kasus dan datanya dianalisa dengan metode kualitatif.
Hasil penelitian ini menemukan bahwa RSKD memerlukan model pemasaran tersendiri karena memiliki berbagai karakteristik selaku rumah sakit khusus. Untuk itu diusulkan beberapa alternatif dari organisasi dan pengembangan sistem pemasaran. Hasil akhir dari model yang ada merupakan gabungan dan model-model pembanding dan analisa kebutuhan dari pihak yang berkepentingan yaitu pihak direksi selaku sumber konsep, Instalasi Radiodiagnostik, Patologi klinik dan Prosedur Diagnostik selaku pemberi jasa serta Tim Kerja Kanker selaku pemakai jasa. Pemasaran internal terutama bagi tenaga dokter perlu mendapat perhatian khusus, selain didukung oleh sistem informasi yang baik untuk pengambilan keputusan manajemen pemasaran.
Implementasi dari sistem pemasaran yang dikembangkan diharapkan dapat menjadi acuan bagi RSKD untuk meningkatkan kinerja pelayanannya, sehingga tujuan organisasi dapat tercapai.

The Development of a Marketing Plan for the Diagnostic Services of Rumah Sakit Kanker Dharmais (Dharmais Cancer Hospital) At this point in time, not many people know about the existence of Rumah Sakit Kanker Dharmais (RSKD) nor have many people utilized it's services and capabilities. Over the past few years, the total number of patients utilizing RSKD's diagnostic services has not shown any significant growth. Even though RSKD is a non-profit government owned cancer hospital, significant revenues are still required to fund it's operations.
The objective of this research is to design a marketing plan that addresses the challenges faced by specialist hospitals and to identify the procedures that must be performed within the various marketing functions. This marketing plan was developed by studying the challenges and problems faced by the Diagnostic Services Section at RSKD.
In developing an appropriate marketing model for RSKD, comparisons were made between the marketing strategies of profit oriented privately owned hospitals and the marketing strategies of specialist hospitals owned by foundations.
The method of research utilized in this thesis is the design of case studies and qualitative analysis of the data.
Based on the results of this research, it has been determined that due to the unique characteristics of a specialist hospital, RSKD requires a unique marketing model. Several alternatives for how RSKD's marketing organization should be structured and developed are presented. The resulting marketing model has been based on the merging of applicable concepts from several comparative marketing models and an analysis of the requirements of the key stakeholders including: the Board of Directors - as the conceptualizes; the Radiology Section, the Pathology Section, and the Diagnostic Procedure Section - as the service providers; and the Cancer Team - as the user of the marketing services. Internal marketing, especially for the physicians, requires special attention and must be supported by proper management information systems that can support the marketing function in decision-making.
Through the implementation of the marketing plan developed here, it is hoped that RSKD will be able to improve the quality of services it provides to it's patients and thereby can assist the organization in achieving its goals and objectives.
"
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 1997
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Dewita Restati
"ABSTRAK
Setiap pimpinan perusahaan, selalu dihadapkan kepada masalah pengambilan keputusan dan strategi dari pelaksanaan kegiatan perusahaan dalam rangka pencapaian tujuan dan sasaran perusahaan. Untuk dapat mengambil keputusan yang tepat dan strategi yang baik, para manajer membutuhkan informasi yang tepat dan lengkap.
Informasi yang tepat adalah, informasi yang isinya sesuai dengan yang dibutuhkan, penyampaiannya tepat pada waktu atau saat yang dibutuhkan dan disampaikannya tepat pada tempat atau tujuannya, yaitu orang yang membutuhkannya. Sedangkan informasi yang lengkap adalah, informasi yang menyeluruh sesuai dengan apa yang dibutuhkan dan tidak ada yang kurang.
Agar informasi yang dibutuhkan dapat tepat dan lengkap serta teratur diterimanya sesuai dengan masalah yang dihadapi para manajer, maka diperlukan Sistem Informasi. Demikian pula di Bidang Pemasaran, di mana memerlukan Sistem Informasi Pemasaran.
Rumah Sakit Graha Medika khususnya Bidang Pemasaran, dalam pengamatan penulis selama melakukan residensi belum mengembangkan Sistem Informasi Pemasarannya. Pengamatan ini didapat pada saat terjadi kendala dalam memasarkan Medical Check Up. Dan adanya Sistem Informasi Pemasaran ini akan membantu menghadapi permasalahan yang ada.
Tujuan penelitian adalah, agar didapat suatu desain Sistem Informasi Pemasaran yang seharusnya berlaku, serta memperoleh deskripsi mengenai mekanisme kerja dari komponen-komponen dalam Sistem Informasi Pemasaran, melalui permasalahan pemasaran yang dihadapi Bagian Medical Check Up.
Metode penelitian yang dipakai adalah, kualitatif-deskriptif.
Dari hasil penelitian ditemukan bahwa, Sistem Informasi. Pemasaran Rumah Sakit tidak ada, untuk itu diusulkan beberapa model Sistem Informasi Pemasaran. Hasil akhir dari model yang diusulkan adalah berupa gabungan model yang ada, dan kebutuhan informasi dari pihak yang berkepentingan dengan model tersebut, yaitu dari pihak Direksi, Kepala Bidang Pemasaran, Kepala Bagian Front Office dan Kepala Bidang Infosystem. Mekanisme kerja Sistem Informasi Pemasaran Rumah Sakit ini adalah berupa:
Sumber informasi: intern dan ekstern pemasaran
Proses: melalui sistem penunjang keputusan menjadi informasi
Hasil: rekomendasi keputusan pemasaran, yang diminta persetujuannya kepada Direksi untuk menjadi "Keputusan Pemasaran".
Pelaksanaan dari sistem yang akan dikembangkan ini diharapkan dapat meningkatkan kinerja, sehingga menjadi lebih efektif dan efisien untuk mencapai tujuan dan sasaran.

ABSTRACT
Development of a Marketing Information System at Graha Medika Hospital and Its Application to Medical Check UpsEvery company manager is constantly faced with the need to make decisions and form strategies for the company activities within the framework of reaching out the company's goals and targets. In order to make correct decisions and farm good strategies, managers need accurate and complete information.
Correct information is the information which is needed, conveyed at the right time i.e. when it is needed and conveyed to the correct place or for whom it is meant, i.e. the person who needs it. Complete information is thorough information in accordance with what is needed and with nothing lacking.
In order that the required information be accurately, completely and regularly received in accordance with problems faced by managers, an information system is .needed. The same is true in the field of marketing, where a Marketing Information System is needed.
Graha Medika Hospital, specifically in the field of marketing, after carrying out observations during the time the written was conducting "residensi" (stage before re-search), the hospital has not yet developed a Marketing Information System. The observations were made at a time when problems were arising in marketing Medical Check Ups. And the presence of a Marketing Information System would help to solve existing problems.
The objective of this research was to design an applicable Marketing Information System which should be put in place, and to obtain description regarding the work mechanism of the component of a Marketing Information System, through marketing problems, which were faced by Medical Check UP Department.
Method of Research used was descriptive - qualitative.
From the results of the research, it was found that the Hospital does not have a Marketing Information System, for this purpose several Marketing Information Systems were proposed. The 'final results of the proposed model is a combination of existing models, and the need for information of the relevant party with the said model, i.e. the Board of Directors, the Head of Marketing Division, the Head of Front Office Division, and the Head of Info system Division. Work mechanism of the Hospital Marketing Information System, are in the form of :
Information sources : internal and external marketing
Process: through the decisions support system it becomes information.
Results: recommendation of marketing decisions, which requires the Board of Directors approval to be "Marketing Decisions".
The implementation of the system to be developed is hoped to increase performance, so that the hospital becomes more effective and efficient in reaching out its goals and targets
"
Depok: Universitas Indonesia, 1996
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Nailufar
"ABSTRAK
Masalah penelitian. Pesatnya perkembangan dunia perumahsakitan dalam lima tahun terakhir ini khususnya di Jakarta, menyebabkan terciptanya iklim yang makin kompetitif antar rumah sakit. Dengan banyaknya kompetitor maka utilisasi (pemanfaatan) pelayanan kesehatan di RS cenderung semakin menurun dan lebih jauh dampak negatif yang mungkin timbul adalah matinya rumah sakit yang sudah ada akibat kompetisi yang tidak sehat.
RSAB "Harapan Kita" sebagai rumah sakit khusus yang dikembangkan menjadi RS rujukan nasional dibidang perinatologi, tidak lepas dari pengaruh adanya persaingan antar RS untuk merebut pangsa pasar. Salah satu pasar yang dilayani adalah perusahaan pelanggan yang sudah terikat kerja sama dan saat ini hanya sebagian yang aktif memanfaatkan jasa RS khususnya rawat inap. Selama periode Juni 94 s.d. Mei 95 tercatat hanya 28 perusahaan dari 46 perusahaan, yang mengirim karyawan/keluarganya untuk menggunakan jasa rawat inap dengan jumlah pasien yang dikirim antara 1 s.d. 133 orang dan sebagian besar mengirim sebanyak kurang dari 20 orang. Sisanya 18 perusahaan tidak pernah sama sekali memanfaatkan jasa tersebut dan disisi lain penggunaan tempat tidur masih tergolong rendah (49,63 %).
RUANG LINGKUP. Penelitian ini bertujuan untuk memperoleh informasi tentang faktor-faktor yang berhubungan dengan pemanfaatan layanan rawat inap oleh perusahaan pelanggan yang terikat kerja sama. Lingkup penelitian dibatasi pada faktor-faktor yang diduga berhubungan dengan pemanfaatan jasa layanan tersebut, yang meliputi faktor kebutuhan, jarak, jumlah fasilitas kesehatan lain, persepsi mutu, persepsi tarif, pengambil keputusan, isi perjanjian dan promosi.
METODOLOGI. Penelitian ini merupakan penelitian deskriptif-analitik dengan desain "cross sectional" Populasi penelitian adalah perusahaan yang terikat kerja sama dan sampel adalah total populasi. Instrumen pengumpul data yaitu mailing kuesioner dan sebagai responden adalah manajer personalia atau manajer umum atau kepala bagian kesehatan/kesejahteraan.
HASIL. Dari 8 variabel bebas yang diteliti, ternyata hanya 3 variabel yang terbukti menunjukkan hubungan bermakna dengan pemanfaatan layanan rawat inap. Sedangkan 5 variabel lainnya yang secara teoritis dan empiris menunjukkan adanya hubungan dengan pemanfaatan rawat inap, pada penelitian ini tidak dapat dibuktikan berhubungan.
KESIMPULAN. Dari hasil penelitian dapat disimpulkan bahwa faktor kebutuhan, jarak tempat tinggal ke RS dan promosi berhubungan dengan pemanfaatan rawat inap oleh perusahaan pelanggan yang terikat kerja sama. Sedangkan 5 faktor lainnya yaitu jumlah fasilitas kesehatan lain, persepsi mutu, persepsi tarif, pengambil keputusan dan isi perjanjian kerja sama tidak berhubungan dengan pemanfaatan layanan rawat inap.
SARAN. Guna merangkul karyawan perusahaan yang bertempat tinggal jauh dari RS, maka RSAB "Harapan Kita" perlu memikirkan untuk mengembangkan satelit pelayanan kesehatan di luar wilayah Jakarta Barat. Terhadap perusahaan yang mempunyai kebutuhan rendah akan jasa rawat inap, harus tetap dijaga hubungannya agar tidak memutuskan ikatan kerja sama. Disamping itu untuk meningkatkan pemanfaatan jasa rawat inap oleh perusahaan yang terikat kerja sama, Tim Pemasaran RSAB "Harapan Kita" perlu menyususun strategi pemasaran yang tepat, yang meliputi 3 kegiatan pokok yaitu penetapan pasar sasaran, penentuan posisi bersaing serta pengembangan bauran pemasaran.

ABTRACT
Research problem. Rapid development of hospitals especially in Jakarta, during the last five years, prompt to more competitive environment among them. Because of such a tight competition, utilization of hospital services tend to decrease, and moreover causes some of them will be closed down.
Harapan Kita's children and maternity hospital has been developed to become The National Referral Hospital of Perinatology. As a very special one, Harapan Kita's Hospital is also undergoing tight competition to achieve its target market. One of target consumers served by hospital is organization consumers (companies), which have established written agreement. These consumers however are partially active in utilizing hospital services, particularly inpatient services. During one year period (between June 1994 and May 1995), stand at only 28 of 46 companies have sent their employees and/ or their families to utilize inpatient services; with a variety of I to 133 patients and mostly sent less than 20 employees. Whereas, others 18 companies never utilize that product at all and while the hospital's bed occupancy rate is still low (49,63 %).
Scope. The research is aimed to find informations about factors related to utilization of inpatient services of organization consumers (companies) that have carried on written agreement. It is limited on factors that are believed to have a correlation with inpatient services utilization. They consist of 8 factors as follow, need, distance , number of other health pare facility, perception of health care quality, perception of health care price, decision maker, agreement and promotion.
Methodology. The research is classified as a cross sectional study. The population is all organization consumers (companies) which have established agreement, while its sample is total population. Instrument of data collection is mailing questionnaire and as a respondent is either the Personnel Manager, the General Manager or the Head of Medical Department.
Result. It turned out only 3 out of 8 variables showed a significant correlation. Whereas the other 5, which should have showed it theoretically and empirically, failed to be proved.
Summary. This study concluded that 3 factors; need, distance and promotion, indicate correlation with inpatient services utilization of companies which have carried on written agreement. While the other 5 namely; number of ether health care facility, perception of health care quality, perception of health care price, decision maker, agreement and promotion, do not.
Suggestions. To raise potential market, Harapan Kita's children and maternity hospital should consider to set up a clinic network system located outside West Jakarta area. Toward the low level need organization consumers, Harapan Kita's hospital should maintain a good relationship, instead of resignation. To increase . the utilization of inpatient services, hospital management should develop an effective marketing strategy that composed of three main step namely, the selection of target market, the choice of a competitive position and the development of an effective marketing mix.
LIST OF REFERENCES: 30 ( 1978-1995)
"
Depok: Universitas Indonesia, 1996
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Yuli Prapancha Satar
"Suatu studi kualitatif di bidang Manajemen Pemasaran Rumah Sakit, khususnya aspek Penjualan dan Strategi Pemasaran yang dilakukan pada Rumah Sakit "X" dan Unit Medical Check-Up RS"X" pada bulan April 1996 - Juni 1996. Rumah Sakit "X" sebagai rumah sakit swasta profit dengan berbagai jenis pelayanan kesehatan, salah satu diantaranya adalah berupa pelayanan Medical Check-Up. Manajemen pemasaran Rumah Sakit "X" telah menerapkan berbagai fungsi manajemen pemasaran dan strategi pemasaran yang berupa strategi bauran pemasaran dan seleksi pasar. Dalam tahun 1994 dan 1995, tingkat penjualan jasa pelayanan tersebut belum mencapai target volume penjualan seperti apa yang diharapkan.
Penelitian ini bertujuan untuk melakukan analisis deskriptif tentang aspek penjualan unit Medical Check-Up, penerapan fungsi-fungsi manajemen pemasaran Rumah Sakit "X" dan strategi pemasaran unit Medical Check-Up. Penelitian ini merupakan studi kualitatif terhadap manajemen pemasaran Rumah Sakit "X", serta aspek penjualan dan strategi pemasaran unit Medical Check-Up. Data yang digunakan adalah data sekunder yang diperoleh dari sistem pencatatan dan pelaporan unit Medical Check-Up. Data primer diperoleh dari wawancara mendalam dan partisipasi observasi peneliti. Volume penjualan total untuk tahun 1995 sebesar 894 paket dengan nilai penjualan yang tidak dapat diperoleh datanya, sehingga varian penjualan tidak dapat dinilai. Diperoleh hasil karakteristik konsumen Medical Check-Up berdasarkan umur, jenis kelamin, domisili dan jenis perusahaan pengguna jasa.
Fungsi perencanaan dan pengawasan belum berjalan baik, fungsi pengorganisasian belum optimal, kegiatan pemasaran telah berjalan baik (promosi dan publisitas). Dari komponen strategi pemasaran terlihat produk yang ada cukup pariatif dengan harga yang bersaing, dan tempat pelayanan yang nyaman, disertai kegiatan promosi yang cukup aktif. Segmen pasar yang dijadikan sasaran yaitu perusahaan khususnya sektor perbankan dan kalangan eksekutif, yang menempatkan posisi produk bagi kalangan menengah ke atas dalam segmen geografis, tanpa pesaing yang berarti. Rumah Sakit "X" telah menerapkan fungsi-fungsi manajemen pemasaran dan strategi pemasaran bagi unit Medical Check-Up, namun dirasakan belum optimal. Dari aspek penjualan dapat diidentifikasi faktor-faktor volume, nilai dan karakteristik konsumen pengguna jasa pelayanan, yang perlu dikembangkan agar dapat meningkatkan pencapaian penjualan unit Medical Check-Up.

The Sales Analysis On Medical Check-Up Unit In Marketing Management Of The "X" Hospital (Rs "X"), JakartaA qualitative study in the Marketing Management of Hospital, especially the Sales aspect and Marketing Strategy used in the "X" Hospital and Medical Check-Up Unit of The "X" Hospital on April 1996 - June 1996. "X" Hospital as a profit, private hospital provide various health services, one of them is Medical Check-Up. The marketing management of the "X" Hospital have applied various management functions and the marketing strategy in terms of the marketing mix and market selection. From 1994 to 1995, the service sales have not reached the sales volume target as expected.
This research is intended to make a descriptive analysis regarding the sales aspect of the Medical Check-Up unit, application of marketing management of the "X" Hospital, and sales aspect and marketing strategy of the Medical Check-Up unit. The data used is a secondary one which is obtained from recording and reporting system of the Medical Check-Up Unit. The primary data is obtained from an in-depth interview and participatory observation by the researcher. The sales volume for 1995 is 894 packages with the sales valve which is not available, that the sales variance can not be appraised. The Medical Check-Up consumer characteristics are obtained based on age, sex, domicile and types of the company of the use the service.
The planning and controlling function do not run smoothly, the organization function has not run in optimum way, the marketing activities have run smoothly (through promotion and publicity). From the marketing strategy components, it can be seen that the existing products have many variations with competitive price, and the service location is convenience, and the promotion activities is quite active. The target market segment is companies especially banking sector and executives, which place the product position for middle upper class in the geographic segment, without significant competitor. The "X" Hospital have applied the marketing management functions and the marketing strategy for the Medical Check-Up, however, it is not optimum yet. It can be identified in terms of the sales aspect that the volume factors, values and characteristics of the consumers of the health service need to be developed to order to increase the sales achievement of the Medical Check-Up unit.
"
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 1996
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Abdoel Rasim
"ABSTRAK
Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Dr. Moewardi Surakarta oleh Pemerintah telah ditetapkan sebagai Rumah Sakit Kelas B2/ Rumah Sakit Pendidikan sejak tahun 1981, namun kenyataannya sampai tahun 1991 masih di bawah standar.
Sejalan dengan kebijaksanaan pemerintah dibidang kesehatan antara lain deregulasi investasi rumah sakit oleh pihak swasta dan asing, serta Rumah Sakit Pemerintah diarahkan sebagai unit swadana, maka agar Rumah Sakit Umum Pemerintah pada umumnya dan RSUD Dr. Moewardi pada khususnya tetap bertahan dan berkembang dalam mencapai misinya, serta untuk menjawab kebutuhan masyarakat akan pelayanan kesehatan yang lebih baik dan bermutu, maka rumah sakit harus dikelola secara profesional.
Atas dasar alasan-alasan di atas, maka RSUD Dr. Moewardi Surakarta perlu menetapkan Pengembangan Perencanaan Strategik RSUD Dr. Moewardi untuk kurun waktu 5 tahun mendatang.
Melalui analisis lingkungan eksternal dan lingkungan internal RSUD Dr. Moewardi Surakarta, maka akan dapat diketahui kondisi saat ini serta kondisi yang diinginkan dalam mencapai misi rumah sakit, yang selanjutnya dapat diketahui kekuatan-kekuatan dan kelemahan-kelemahan rumah sakit serta hambatan-hambatan dan kesempatan untuk mengembangkan rumah sakit, dan dapat ditetapkan sasaran yang ingin dicapai RSUD Dr. Moewardi sebagai langkah awal untuk penyusunan pengembangan perencanaan strategik RSUD Dr. Moewardi.
Dari hasil penelitian tersebut maka pengembangan perencanaan strategik RSUD DR. Moewardi yang dilaksanakan adalah upaya agar RSUD Dr. Moewardi :
a. harus mengembangkan pusat unggulan pelayanan.
b. harus dikembangkan sebagai rumah sakit swadana.
c. harus segera diselesaikan fasilitas fisik bangunan sesuai rencana induk, dan dilengkapi peralatan medik dan non medik yang memadai serta didukung sumber daya manusia dengan motivasi kerja yang tinggi.
d. harus mampu menarik pasien segmen atas dengan dibangun pavilyun yang mampu bersaing dengan rumah sakit swasta

ABSTRACT
The General Hospital (RSUD) Dr. Moewardi Surakarta was established by the government as Teaching hospital since 1981, but in realty up to 1991, it does not fully meet the required standard.
According to the deregulation in the government policy in health, private an foreign investment on hospital one promoted. Because the government hospital was directed as a swadana (self Funding) unit, in common for the government general hospital including RSUD Dr. Moewardi have to be able to develop for reaching up the mission, and for answering the society need about the health services, for better and has excellent quality. Therefore the general hospital should be managed professionally.
For reasons mentioned above, RSUD Dr. Moewardi Surakarta has to established a strategic planning development program for the next 5 years.
Through the analysis of external and internal environment of RSUD Dr. Moewardi Surakarta, we will understand about condition, and the condition needed to reach up the hospital mission, then we will know the strength and the weaknesses of the hospital and also the threats and opportunity to develop the hospital. We can established the main target needed to reached up by RSUD Dr. Moewardi, as the first step for arranging strategic planning development program of RSUD Dr. Moewardi.
From the result of the research above, strategic planning development program of RSUD Dr. Moewardi should to be these following steps below :
1. To develop a center of excellent service.
2. It should be developed to become a swadana hospital.
3. To finish the physical building according to the masterplan and furnished with the excellent medical and non medical equipment, and also supported by the dedication of human resources with high motivation.
It should be able to attract the upper class patients with special facility which is able to compete with the private hospital.
"
Depok: Universitas Indonesia, 1995
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Herman SY
"Stroke merupakan salah satu penyakit saraf gawat darurat yang harus segera ditolong dan ditanggulangi. Jika diketahui dengan cepat dan diberikan terapi dengan tepat, maka hasil pengobatan akan sangat memuaskan. Namun pada kenyataannya sampai saat ini angka kematian karena stroke masih tetap tinggi. Di negara maju, USA, stroke merupakan penyebab kematian urutan ketiga setelah penyakit jantung koroner dan kanker.
Sedangkan di Indonesia sampai tahun 1990 stroke masih menduduki peringkat kematian ke 3 sesudah penyakit infeksi saluran nafas bawah dan penyakit jantung. Akan tetapi sejak tahun 1991 sampai 1995 stroke telah menduduki peringkat pertama sebagai penyebab kematian di rumah sakit (merupakan 11,7% dari seluruh kematian di Rumah Sakit).
Di RSPAD Gatot Soebroto kematian stroke di tahun 1994 sampai dengan tahun 1996 adalah berkisar 30 sampai dengan 43,37 %. Angka kematian ini cukup tinggi dibanding dengan angka kematian di Rumah Sakit Pendidikan di Indonesia, apalagi bila dibandingkan dengan luar negeri. Dengan meningkatnya insiden karena bertambahnya usia harapan hidup, haruslah dibuat rancangan penanganan stroke yang lebih terpadu, agar angka kematian stroke dapat dikurangi.
Dalam membuat rancangan penanganan stroke akut/unit stroke dalam upaya menurunkan angka kematian penderita stroke di RSPAD Gatot Soebroto, dilakukan observasi prosedur pelayanan penderita stroke akut di RSPAD Gatot Soebroto selama ini, observasi pengelolaan Unit Stroke di RSCM, studi kepustakaan tentang pengelolaan stroke akut di luar negeri dan tentang pengelolaan stroke yang ideal.
Faktor-faktor yang diteliti disini terutama tentang organisasi unit stroke, fasilitas, SDM, pendanaan dan prosedur pelayanan. Sebagai hasilnya organisasi unit stroke di RSPAD Gatot Soebroto perlu ditempatkan dibawah Departemen Saraf dan diketuai oleh Dokter Ahli Penyakit Saraf. Kemudian dalam menangani penderita stroke akut perlu dibentuk satu tim terpadu yang terdiri dari Dokter Ahli Penyakit Saraf sebagai Ketua Tim, Dokter Ahli yang terkait, misalnya ; Jantung, Paru, Penyakit Dalam, Gizi, Ahli Rehabilitasi Medis, Perawat yang telah terlatih khusus merawat penderita stroke akut.
Perawat perlu terlibat secara aktif dalam prosedur mobilisasi dan rehabilisasi, dan keluarga penderita perlu dilibatkan sedini mungkin dalam merawat penderita stroke melalui Program Edukasi Keluarga (PEK). Stroke Pathway diberlakukan sejak pasien masuk melalui bagian gawat darurat. Penderita dipulangkan atau pindah ke ruangan lain diluar unit stroke setelah melalui Ease akut dan minimal dapat duduk. Disarankan agar kemandirian pasca stroke penderita di follow up setelah 3 bulan pasca stroke dengan Indeks Barthel.

Stroke Unit Plan For Lowering Patient Death Rate In Gatot Soebroto Central Army HospitalStroke is one of emergency nerve diseases which must be helped and managed as soon as possible. A fast and right therapy will give a good result. At present however its death rate still remain high. In developed country such as USA, stroke is the third cause of the death after heart disease and cancer.
In Indonesia until 1990 stroke was in the third cause of death after low respiratory tract infection and heart disease. But from 1991 until 1995 stroke had become the first cause of death in hospital and accounted for 11,7% of the entire death in hospital.
In The Gatot Soebroto Central Army Hospital care fatality of stroke from 1994 to 1996 ranged from 30 to 43,37 %. This rate was higher than the rate in educated hospitals in Indonesia and far higher if it was compared with other countries. As the incidence was increasing caused by higher expectancy of life, it was necessary to make a stroke integrative management plan in order to reduce the stroke death rate.
To plan the stroke unit, a study was conducted to observe the existing services, in this hospital and the management of stroke unit in RSCM. Existing literatures on the management of acute stroke in abroad and about the ideal management of stroke were studied. The observations were focused on organization, facilities, human resources, fund and service procedures.
Based on this study, the stroke unit in Gatot Soebroto Central Army Hospital should be placed under the Department of Neurology and chaired by a Neurologist. An integrative team should be built to manage the unit, which consist of a neurologist as the Chief, other related specialists such as a cardiologist, a pulmonologist, an internist, a nutrician, a rehabilitative expert and nurses well trained for acute stroke management.
The nurse should involve actively in mobilization and rehabilitation procedure. An early family involvement to care stroke patient through family educated program should be encouraged. The stroke pathway began as patients admitted in the emergency unit. Patient should be discharged or moved to other room out of stroke unit after passed from a critical phase and at least after able to sit. Three months after stroke, a follow up evaluation should be conducted to measure the patient independency using the Barthel Index.
"
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 1998
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Budiman Suryonoto
"Strategi Pemasaran ini adalah suatu contoh atau acuan untuk mengembangkan pemasaran di rumah sakit Husada, sebagai upaya mengantisipasi lerhadap perubahan keinginan dan kebutuhan dari masyarakat. Pemasaran jasa rumah sakit yang sebelumnya berorientasi kepada produk, tetapi sekarang lebih berorientasi kepada pasar.
Sebagai akibat deregulasi dan debirokratisasi dibidang pelayanan kesehatan, maka banyak pihak swasta tertarik menanamkan modal dibidang perumah sakitan. Disamping itu beberapa rumah sakit pemerintah secara bertahap akan diubah statusnya menjadi lembaga Swadana. Karena hal tersebut kini terjadi persaingan antar rumah sakit dan sebagai usaha agar utilisasi dapat dipertahankan atau ditingkatkan perlu dilakukan pemasaran di rumah sakit.
Rumah Sakit Husada saat ini sudah dikelola sebagai unit sosio-ekonomi. Ruang perawatan VIP, utama dan kelas 1 memberi keuntungan yang dipergunakan untuk membantu bagian Iain yang masih mengalami kerugian. Karena itu ketiga kelas perawatan tersehat perlu dipertahankan dan ditingkatkan tingkat huniannya.
Dari hasil penelitian dapat disimpuIkan bahwa masyarakat sudah dapat menerima pemasaran jasa rumah sakit. Informasi belum menjangkau seluruh masyarakat dan pasien yang dirawat terutama karena tempat tinggalnya dekat, tradisi dari keluarga dan dikirim oleh dokter serta perusahaan. Keinginan terhadap rumah sakit yang banyak diminati adalah memperoleh pelayanan yang baik. Menurut responden cara promosi yang terbaik adalah dengan memberikan kepuasan pelayanan.
Saran-saran yang diajukan adalah informasi ditingkatkan dengan memberikan brosur. Memperluas segmen pasar dengan melakukan pendekatan kepada dokter praktek dan pimpinan perusahaan. Mempertahankan dan menambah pangsa pasar dengan
menjaga mutu produk pelayanan dan mengintesifkan beberapa produk pelayanan yang didahului dengan melakukan survei pemasaran."
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 1992
T7808
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Basuki Wibowo
"ABSTRAK
Perkembangan perumah sakitan di Indonesia dipengaruhi perubahan-perubahan yang terjadi di lingkungan rumah sakit. Perubahan terjadi karena kita memasuki era globalisasi dan sistem informasi yang berkembang dengan begitu pesat, kebijakan-kebijakan pemerintah, perubahan struktur demografi, pertumbuhan ekonomi, pendidikan masyarakat meningkat, transisi epidemiologis, teknologi yang berkembang pesat dan persaingan antar rumah sakit meningkat. Sedangkan R.S. Mardi Rahayu belum mempunyai perencaraan strategi yang tertulis. Hal inilah yang menjadi latar belakang peneliti untuk memilih judul Penelitian ini bersifat krosseksional dengan analisa strategik dengan menggunakan metoda kualitatif. Dan penelitian dibatasi di R.S. Mardi Rahayu. Pengumpulan data didapat dan data-data sekunder, diskusi fokus grup dan indepth interview, kemudian dianalisa dengan The Grand Strategy Matrix, SWOT Matrix, BCG Matrix dan pertimbangan strategik lainnya. Tujuan jangka panjang meliputi bidang pelayanan, SDM, manajemen, pemasaran dan kesejahteraan karyawan. Dan strategi raya yang dipilih strategi intensif yaitu market penetration , market development dan product development dan dijaiankan dengan membuat rencana induk untuk perkembangan R.S. Mardi Rahayu, membangun dan merenovasi sarana fisik terutama untuk unit rawat inap, unit rawat jalan, unit laboratorium dan unit radiolosgi, melengkapi peralatan baik diagnostik, terapeutik maupun perawatan, peningkatan mutu SDM baik manajerial maupun profesional, mutu pelayanan kesehatan ditingkatkan sehingga berfokuskan pelanggan, cepat dan cost effective, pemasaran diintensifkan, kerjasama dengan rumah sakit swasta lain dan pemasok.

ABSTRACT
Hospital development in Indonesia is influenced by changes occurring in the hospital environment. These changes happen because we enter the globalization era, fast growing information system, government policies, changes in demographic structure, economic development, increasing level in the education of the society, epidemiologic transition, fast growing technology and increasing competition between hospitals. Today, Mardi Rahayu hospital doesn't have a written strategic planning. This is the background why the researcher has chosen this topic. The research's design is cross sectional with strategic analysis and it use qualitative method. The research is located in Mardi Rahayu hospital. The data is got from secondary data, focused discussion group and indepth interview, and then analyzed with the Grand Strategy Matrix, SWOT matrix, BCG matrix and other strategic considerations. Long term objectives are covering services, human resources, management, marketing and employee welfare. The grand strategies are intensive strategies which are done by generating the master plan to develop Mardi Rahayu hospital; building and renovating buildings especially inpatient unit, outpatient unit, laboratory unit and radiological unit; completing the equipments for diagnostic, therapeutic and nursing; increasing the quality of human resources, managerial and professional; increasing the quality of health services so it is costumer focused, fast and cost effective; intensify marketing; and alliance with other private hospital and supplier.
"
Depok: Universitas Indonesia, 1997
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library