Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 30 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Syarifah Nur Azza
2002
S3080
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Cucuk Suwandi
"Kecemasan pada anak yang dirawat di rumah sakit merupakan fenomena yang sering ditemui dan berdampak terhadap penolakan tindakan. Penelitian ini untuk menganalisa faktor-faktor yang berhubungan dengan tingkat kecemasan pada Anak usia Sekolah selama dirawat di kelas III Ruang Parikesit RSMM Bogor. Desain cross sectional, dengan sampel 23 responden melalui concecutive sampling. Analisa menggunakan chi square dan Independent T-Test. Hasil menunjukkan tingkat kecemasan dialami oleh 53 % responden, selanjutnya terdapat hubungan signifikan antara karakteristik anak, keluarga dan lingkungan dengan kejadian takut.
Kesimpulan bahwa Tingkat kecemasan yang dialami oleh anak sekolah yang dirawat di rumah sakit cukup tinggi, Karakteristik anak pada penelitian ini antara lain usia anak yang rata-rata berada pada usia sekolah, sebagian besar berjenis kelamin laki-laki, berada pada tipe temperamen lambat, belum pernah dirawat sebelumnya dan rata-rata lama dirawat lebih dari tiga hari, Terdapat hubungan yang signifikan antara karakteristik anak: usia dan dukungan keluarga dengan tingkat kecemasan pada anak usia sekolah yang di rawat di Rumah Sakit.

Anxiety as experienced by hospitalized children is a phenomenon that is often encountered and the impacted on the children rejection to nursing intervention. This study was to analyze factors associated with the level of anxiety in school-age children during in-patient in class III Space Parikshit RSMM Bogor. Crosssectional design, with a concecutive sampling of 23 respondents was used and used chi-square analysis and Independent T-Test. Were Applied results showed that anxiety experienced by 53% of respondents, then were is a significant relationship between the characteristics of the children, the family and the environment with the level of anxiety.
The conclusion that the level of anxiety experienced by school children who were hospitalized quite high, characteristic of the present study included age children on average are at school age, the majority of male sex, type of temperament is at a slow, yet never been treated before, and the average length of hospitalized more than three days, There was a significant relationship between child characteristics: age and family support with level of anxiety in hospitalized school-age children."
Depok: Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia, 2015
T43318
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Risak Tiimron Iswara
"COVID-19 adalah penyakit menular yang disebabkan oleh virus SARS-CoV-2 dan menjadi masalah kesehatan dunia. Virus COVID-19 berdampak pada kesehatan fisik, mental hingga mempengaruhi kualitas tidur perawat. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan tingkat kecemasan terhadap kualitas tidur pada perawat yang merawat pasien COVID-19. Desain penelitian ini menggunakan deskriptif retrospektif dengan simple random sampling. Sebanyak 123 responden diikutsertakan dari salah satu rs x daerah Depok. Data diambil pada bulan februari hingga maret 2023. Kuesioner penelitian menggunakan Zung self-rating anxiety scale (ZSAS) dan Pittsburgh Sleep Quality Index (PSQI). Hasil penelitan menunjukkan 78.9% perawat yang merawat pasien COVID-19 memiliki kualitas tidur buruk dan 87% mengalami tingkat kecemasa ringan. Selain itu diperoleh hasil p value 0.017 sehingga terdapat hubungan bermakna antara tingkat kecemasan dengan kualitas tidur perawat yang merawat pasien COVID-19 (p=0,017). Perawat bagian managerial diharapkan lebih memperhatikan kualitas tidur perawat melalui staffing yang baik, Perawat diharapkan dapat menjaga kualitas tidur sehingga dapat memberikan asuhan keperawatan dengan optimal

COVID-19 is an infectious disease caused by the SARS-CoV-2 virus and has become a global health problem. The COVID-19 virus can have an impact on physical and mental health and also can affect the quality of sleep for nurses. This study aims to find the relationship between anxiety level and sleep quality in nurses who caring for COVID-19 patients. Design used retrospective descriptive with simple random sampling. Total respondent was 123 respondents at one of the hospital in Depok. The questionnaire used the Zung self-rating anxiety scale (ZSAS) and the Pittsburgh Sleep Quality Index (PSQI). The results of the study showed that 78.9% of nurses caring for COVID-19 patients had poor sleep quality and 87% experienced mild levels of anxiety. In addition, there was a significant relationship between anxiety levels and sleep quality for nurses caring for COVID-19 patients (p = 0.017). Managerial nurses are expected to pay more attention to the quality of nurse sleep through good staffing. Nurses are expected to be able to maintain sleep quality so that they can provide optimal nursing care"
Depok: Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia, 2024
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Uu Sunarya
"Infertilitas merupakan suatu problem psikologis dan bersifat kompleks. Berdasarkan beberapa temuan penelitian kedaan ini dapat memicu timbulnya kecemasan seseorang Kecemasan dapat digolongkan kedalam kecemasan ringan, sedang, berat dan panik. Penelitian ini bertujuan untuk mengidentifikasi tingkat kecemasan yang tenjadi pada klien dengan impotensi. Penelitian dilakukan terhadap klien yang melakukan pengobatan dan konsultasi di Klinik lmpotensi Rumah sakit Umum Cipto Mangunkusumo (RSCM) Jakarta. Jenis penelitian adalah deskriptif sederhana dengan desain cross sectional. Penarikan sampel menggunakan teknik concecutive sampling.
Jumlah sampel 17 orang. Data dikumpulkan dengan kuesioner yang dikembangkan oleh peneliti. Data dianalisis dengan statistik deskriptif. Penelitian ini telah mengidentifikasi bahwa kecemasan yang dialami oleh klien dengan impotensi pada awal terjadinya impotensi, pada klien yang sedang menjalani pengobatan di Klinik Impotensi RSCM rata-rata berada pada kecemasan tingkat ringan (94%) Sedangkan cemas sedang diaiami oleh 6% responden."
Depok: Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia, 2001
TA5072
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
Raditya Wahyuni
"

Kecemasan adalah emosi dasar berupa pikiran negatif akan ketidakpastian yang muncul ketika adanya ancaman, seringkali disertai nyeri kepala, jantung berdebar, gangguan lambung ringan maupun berkeringat. Rasa cemas berlebih akan menghambat fungsi seseorang dalam hidup. Di dunia, prevalensi gangguan kecemasan mencapai 5% dari jumlah penduduk, sedangkan di Indonesia gangguan mental emosional (depresi dan kecemasan) mencapai 9,8%. Pada tahun 2018 ditemukan proporsi kecemasan pada mahasiswa FKM UI sebesar 87,2%, proporsi tertinggi pada tingkat severe (25,3%) dan terendah pada tingkat moderate (18,3%). Tujuan penelitian ini untuk mengetahui faktor-faktor yang berhubungan dengan kecemasan pada mahasiswa S1 Reguler FKM UI tahun 2020. Pendekatan dilakukan secara kuantitatif, dengan desain studi cross-sectional, serta analisis dengan uji Chi Square untuk melihat hubungan antara 8 variabel independen dengan kecemasan. Sampel penelitian sebanyak 146 orang dari populasi 1121 orang. Instrumen yang digunakan adalah kuesioner DASS-21, dan pengumpulan data menggunakan google form. Ditemukan proporsi kecemasan pada mahasiswa S1 reguler FKM UI tahun 2020 sebesar 83,6%, proporsi tertinggi pada tingkat extremely severe (39,7%), dan terendah pada tingkat mild (4,1%). Uji statistik menunjukkan terdapat hubungan antara faktor jenis kelamin dan usia dengan kecemasan. Diharapkan UI dan FKM UI dapat meningkatkan intervensi promotif dan preventif terkait kesehatan mental terutama kecemasan, serta meningkatkan kualitas dan kuantitas SDM di Klinik Makara agar dapat menangani kasus kesehatan mental lebih optimal kedepannya.


Anxiety is a basic emotion in the form of negative thoughts of uncertainty that arise when there is a threat, often accompanied by headaches, palpitations, mild gastric disturbances or sweating. Excessive anxiety will inhibit a persons function in life. In the world, the prevalence of anxiety disorders reaches 5% of the population, while in Indonesia mental emotional disorders (depression and anxiety) reach 9.8%. In 2018 the proportion of anxiety found in FKM UI students was 87.2%, the highest proportion was at the severe level (25.3%) and the lowest was at the moderate level (18.3%). The purpose of this study is to determine the factors associated with anxiety in FKM UI students in 2020. The approach was carried out quantitatively, with cross-sectional study design, and analysis with the Chi Square test to see the relationship between 8 independent variables with anxiety. The research sample of 146 people from a population of 1121 people. The instrument used was the DASS-21 questionnaire, and data collection using google forms. The proportion of anxiety found in regular S1 FKM UI students in 2020 was 83.6%, the highest proportion was at the extremely severe level (39.7%), and the lowest was at the mild level (4.1%). Statistical tests show there is a relationship between sex and age factors with anxiety. It is hoped that UI and FKM UI can improve promotive and preventive interventions related to mental health, especially anxiety, and improve the quality and quantity of human resources at the Makara Clinic so that they can handle mental health cases more optimally in the future.

"
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2020
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Sukma Mauliddinah
"DKI Jakarta merupakan provinsi dengan jumlah pekerja tertinggi di Indonesia. Tingginya penyebaran COVID-19 di Jakarta mengakibatkan kelompok pekerja menjadi populasi yang rentan terinfeksi COVID-19 akibat dari sistem dan lingkungan kerja. Kondisi yang rentan ini dapat memicu timbulnya kecemasan yang memengaruhi perilaku para pekerja yang mengarah pada penerapan PHBS. Penelitian ini memiliki tujuan untuk mengetahui hubungan antara tingkat kecemasan dengan penerapan PHBS pada pekerja di wilayah Jakarta Selatan selama pandemi COVID-19. Metode penelitian menggunakan desain cross sectional dengan teknik accidental sampling. Penelitian ini melibatkan 112 pekerja di wilayah Jakarta Selatan sebagai sampel. Instrumen penelitian yang digunakan adalah Hamilton Anxiety Rating Scale (skala HARS) untuk mengukur tingkat kecemasan pekerja dan kuesioner PHBS untuk mengetahui gambaran penerapan PHBS oleh pekerja di tempat kerja. Hasil penelitian menunjukkan mayoritas pekerja di wilayah Jakarta Selatan tidak mengalami kecemasan dengan persentase sebesar 59,8% serta mayoritas pekerja menerapkan seluruh indikator PHBS di tempat kerja dengan persentase mencapai 79,5%. Hasil uji korelasi Somers menunjukkan nilai signifikansi (p) tingkat kecemasan dan penerapan PHBS adalah 0,360. Kesimpulan yang didapat adalah tidak terdapat hubungan antara tingkat kecemasan dengan penerapan PHBS pada pekerja di wilayah Jakarta Selatan selama pandemi COVID-19. Hasil penelitian ini merekomendasikan untuk meningkatkan pelayanan keperawatan kesehatan kerja di institusi atau tempat kerja.

DKI Jakarta is province with the highest number of workers in Indonesia. The high spread of COVID-19 in Jakarta has resulted in worker group being a population that is vulnerable for being infected with COVID-19 as a result of work system and environment. This vulnerable condition can trigger anxiety that affects behavior of workers which leads to implementation of PHBS. This study aims to determine the relation between anxiety level and implementation of PHBS on workers in South Jakarta during the COVID-19 pandemic. The method of this study using a cross sectional design with accidental sampling technique. This study involved 112 workers in South Jakarta as samples. Instrument for this study using Hamilton Anxiety Rating Scale (HARS scale) to measure anxiety level of workers and using PHBS questionnaire to describe implementation of PHBS by workers in the workplace. This study showed the majority of workers in South Jakarta did not experience anxiety with a percentage of 59.8% and the majority of workers implemented all PHBS indicators in the workplace with a percentage of 79.5%. The result from Somers correlation test revealed the significance value (p) of anxiety level and implementation of PHBS is 0.360. In conclusion, the study showed that there is no relation between anxiety level and implementation of PHBS on workers in South Jakarta during the COVID-19 pandemic. The results of this study recommend to improve occupational health nursing service in all institutions or workplaces."
Depok: Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia, 2021
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Zahra Hanifah Yasmin
"Permasalahan kesehatan mental menjadi topik yang marak dibicarakan akhir-akhir ini, khususnya setelah adanya pandemi COVID-19, di mana penderita gangguan kecemasan menjadi semakin meningkat. Hal ini berdampak pada munculnya berbagai pameran seni imersif yang mengangkat tema kesehatan mental. Agrawal et al. (2019) mendefinisikan immersion sebagai sebuah fenomena yang dialami oleh seseorang ketika ia berada dalam kondisi keterlibatan mental yang mendalam, yang proses kognitifnya (dengan atau tanpa rangsangan sensorik) menyebabkan adanya perubahan atensi sehingga seseorang dapat mengalami disosiasi dari kesadaran dunia fisik. Saat berada di kondisi ini, seseorang dapat melupakan kecemasan yang dirasakannya selama sementara waktu karena munculnya distraksi dari lingkungan baru. Projection mapping merupakan salah satu teknologi yang banyak digunakan untuk menciptakan ruang pamer seni imersif. Dengan menggunakan projection mapping, konten dapat diubah dengan mudah dan cepat serta dapat diproyeksikan di mana saja (selama ruang berada di tingkat kegelapan tertentu) tanpa membutuhkan perubahan pada ruang fisik yang akan digunakan. Oleh karena itu, pembahasan teknologi ini menjadi relevan untuk arsitektur, terutama dalam merancang ruang di masa depan. Skripsi ini menggunakan metode studi literatur dan studi kasus. Studi dilakukan dengan mengadakan sebuah eksperimen yang membandingkan performa ruang pamer seni tradisional dengan ruang pamer seni imersif bertajuk kesehatan mental. Tujuan dari eksperimen tersebut adalah untuk mengetahui bagaimana projection mapping dapat menciptakan immersive experience dan kaitannya dengan penurunan tingkat kecemasan manusia.

Recently, mental health issues have become a frequently discussed topic, especially after the COVID-19 pandemic where people with anxiety disorders have increased. This has resulted in the emergence of various immersive art exhibitions that address mental health as their theme. Agrawal et al. (2019) define immersion as a phenomenon experienced by a person when they are in a state of deep mental involvement, whose cognitive processes (with or without sensory stimulation) cause a change in attention so that a person can experience dissociation from awareness of the physical world. In this state, a person can forget the anxiety they feel for a while because of the emergence of distractions from the new environment. Projection mapping is one of the technologies that is widely used to create immersive art exhibition spaces. By using projection mapping, content can be changed easily and quickly and can be projected anywhere (as long as the room is at a certain level of darkness) without requiring changes to the physical space that will be used. Therefore, the discussion of this technology is relevant to architecture, especially in designing future spaces. This thesis uses literature review and an experiment as methods. The experiment was conducted to compare the performance of a traditional art exhibition space with an immersive art exhibition space (both are mental health-themed). The purpose of the experiment was to find out how projection mapping can create an immersive experience and its relation to reducing anxiety levels in humans."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2025
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Nyoman Gde Suryadhana
"ABSTRAK
Telah dilakukan penelitian tentang hubungan antara tingkat kecemasan (stres) dengan perubahan tingkat migrasi sel-sel neutrofil ke dalam mulut. Subyek penelitian adalah mahasiswa Fakultas Kedokteran Gigi UI semester I dan III, 12 laki-laki dan 97 perempuan yang dinilai dalam keadaan sehat lahir dan batin. Pemeriksaan dilakukan 3 kali yaitu sekitar 2 bulan sebelum ujian, 1/2 - 1 jam sebelum ujian dan 1/2 jam sesudah ujian.
Evaluasi migrasi neutrofil dilakukan sama sesuai dengan teknik Klinkhamer yaitu kumuran dengan 5 cc NaCl 1,2%, dikumpulkan tiap rentan waktu 30 detik sampai 9 tabung.
Hasilnya, jumlah sel yang bermigrasi per 30 detik menurun drastis secara, amat bermakna pada saat menjelang ujian, dan pulih kembali setelah ujian (P 00.1). Masing-masing dengan indeks OMR 0.43 sebelum ujian, 0.23 menjelang ujian dan 0.42 setelah ujian selesai. Agaknya saat-saat menjelang ujian, merupakan saat-saat yang amat mencekam yang menyebabkan terhambatnya/tertahannya migrasi sel neutrofil dan bersifat temporer.
Perubahan psikologik ini, diolah dan dikendalikan oleh sistem syaraf autonom yanag bersifat amat responsif terhadap stres dan bekerja melalui mekanisme imunologik. Dengan demikian, terbukti bahwa unsur kecemasan mempengaruhi beberapa faset respons imun.
Hasil ini diharapkan dapat dijadikan bahan masukan bagi perkembangan sifat mental mahasiswa dalam menanggapi stres dan pemahaman yang lebih baik tentang adanya hubungan stres dengan defisiensi Imunologik."
Depok: Fakultas Kedokteran Gigi Universitas Indonesia, 1995
LP-pdf
UI - Laporan Penelitian  Universitas Indonesia Library
cover
Harsono
"ABSTRAK
Nyeri pasca bedah abdomen adalah gabungan dari beberapa pengalaman sensori, emosional, dan mental yang tidak menyenangkan akibat trauma bedah. Walaupun nyeri telah dikelola dengan baik, kira-kira 86% pasien mengalami nyeri sedang ke hebat pasca bedah meskipun analgesik ditingkatkan. Penelitian ini bertujuan mendeskripsikan karakteristik responden (exploratory study) dan selanjutnya menjelaskan faktor-faktor yang mempengaruhi intensitas nyeri pasca bedah abdomen (explanatory study). Desain penelitian ini adalah deskriptif analitik dengan pendekatan cross sectional pada 67 orang responden pasca bedah abdomen. Pada penelitian ini digunakan instrumen State Anxiety Inventory (S-AI) Form Y untuk menilai keadaan cemas pasien pasca bedah abdomen, sikap dan keyakinan terhadap nyeri, dan skala nyeri untuk menilai intensitas nyeri pasca bedah menggunakan kombinasi Visual Analog Scale (VAS) dan Numeric Rating Scale (NRS). Hasil penelitian ini menunjukan bahwa faktor-faktor yang mempengaruhi secara signifikan terhadap intensitas nyeri pasca bedah abdomen adalah jenis kelamin (p value = 0,005), letak insisi (p value = 0,0005), dan tingkat kecemasan (p value = 0,0005). Faktor yang paling mempengaruhi intensitas nyeri pasca bedah abdomen adalah tingkat kecemasan (standardized coefficient β 0,501). Hasil penelitian ini bermanfaat bagi praktisi keperawatan sebagai acuan asuhan keperawatan dalam melakukan pengelolaan nyeri pasca bedah abdomen untuk mempertimbangkan faktor tingkat kecemasan, jenis kelamin, dan letak insisi. Rekomendasi hasil penelitian ini perlu adanya penelitian lebih lanjut dengan jumlah sampel yang lebih besar dan faktor-faktor lain yang dapat mempengaruhi nyeri.

ABSTRACT
Abdominal postoperative pain is a combined of several unpleasant sensory, emotional, and mental experience precipitated by the surgical trauma. Pain experience are influenced by many factors and it is difficult to understand and about 86% of patients experience moderate to severe pain following surgery in the hospital. The purpose of this study was to identify the characteristic of respondent (exploratory study) and to explain influencing factors of abdominal postoperative pain intensity (explanatory study). The design was an analytic description using a cross sectional for 67 respondents abdominal postoperative. In the study using State Anxiety Inventory (S-AI) Form Y instrument was used to measure the abdominal postoperative state anxiety, attitudes and beliefs about pain, and pain scale using a combined Visual Analog Scale (VAS) and Numeric Rating Scale (NRS) was used to measure postoperative pain intensity. The finding showed that gender (p value = 0,005), incision site (p value = 0,0005), and anxiety levels (p value = 0,0005) were significantly influencing factors of abdominal postoperative pain intensity. The most influencing factor of abdominal postoperative pain intensity was anxiety levels (standardized coefficient β 0,501). This study information for nursing practitioner as reference in nursing care planning should be considered anxiety levels, gender, and incision site to management of patients with postoperative pain relief. It is recommended to conduct further research using more samples and other factors that also may alter pain reaction.
"
Depok: Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia, 2009
T-Pdf
UI - Tesis Open  Universitas Indonesia Library
cover
Anita Apriliawati
"Hospitalisasi dapat menimbulkan kecemasan pada anak. Biblioterapi adalah pemanfaatan buku sebagai media terapi. Penelitian ini bertujuan mengidentifikasi pengaruh biblioterapi terhadap tingkat kecemasan anak usia sekolah yang menjalani hospitalisasi. Jenis penelitian kuasi eksperimen dengan sampel 30. Tehnik pengambilan sampel adalah purposive sampling. Hasil penelitian ini menunjukan rata-rata tingkat tingkat kecemasan anak yang mendapatkan bibliotarapi sebesar 29,27 dan rata-rata tingkat kecemasan anak yang tidak mendapatkan biblioterapi sebesar 36,07.
Hasil uji statistik menunjukan pengaruh biblioterapi terhadap penurunan tingkat kecemasan anak usia sekolah yang menjalani hospitaliasi. Tidak terdapat hubungan usia, jenis kelamin, pengalaman dirawat, lama rawat dan frekuensi membaca dengan tingkat kecemasan anak. Pemberian biblioterapi dapat diterapkan sebagai salah satu intervensi keperawatan untuk menurunkan kecemasan anak usia sekolah selama menjalani hospitalisasi.

Hospitalization can cause anxiety in children. Bibliotherapy is using the book as a medium of therapy. The purpose of this study was to identified the effect of bibliotherapy on anxiety levels school-age children who underwent hospitalization. This type of study was quasi-experimental with a sample of 30. Sampling technique was purposive sampling.
The results of this study showed the average level of anxiety levels of children who got bibliothrapy is 29.27 and the average level of anxiety of children who did not get biblioterapi is 36,07. Statistical test results showed the influence of bibliotherapy on reducing anxiety levels school-age children who underwent hospitalization. There is no relationship of age, gender, experience, length of care and frequency of reading with a child's anxiety level. Giving biblioterapi can be applied as a nursing intervention to reduce anxiety during schoolage children hospitalization.
"
Depok: Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia, 2011
T-Pdf
UI - Tesis Open  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3   >>