Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 3 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Stevanus Agus Rahardjo
Abstrak :
Deteksi dini kanker payudara sangat penting dilakukan bagi wanita berisiko, khususnya Pemeriksaan Payudara Sendiri (SADARI). Pemeriksaan ini secara rutin dilakukan untuk mendeteksi adanya kelainan atau benjolan sejak awal. Penelitian ini bertujuan menganalisis faktor-faktor yang mempengaruhi deteksi dini kanker payudara pada wanita berisiko kanker payudara. Desain yang digunakan Crossectional dengan 135 responden yang teknik concecutive sampling. Hasil penelitian menunjukan ada hubungan yang signifikan antara pengetahuan tanda dan gejala, pengetahuan deteksi dini, pendidikan, riwayat operasi, dimana faktor yang dominan yaitu variabel pengetahuan tanda dan gejala (p< 0,05;OR=0.095 C.I: 0.013-0,687). Faktor-faktor tersebut dapat dijadiakan salah satu eviden base dalam mengidentifikasi masalah dalam usaha mencegah terjadinya kanker payudara pada wanita berisiko kanker payudara. ......Early detection for breast cancer is very important for the high-risk women especially Self Breast Examination (BSE). This examination is done routinely detects the unusual changes or lumps. This research aims to identify the factors influencing early detection of breast cancer in women at risk for breast cancer. Cross sectional design to 135 respondents that were selected by consecutive sampling. The results show that there is significant correlation between the knowledge about signs and symptoms, knowledge about early detection, knowledge about surgery records by which the dominant factor is the knowledge about signs and symptoms (p< 0,05;OR=0.095 C.I: 0.013-0,687). These factors can be presented as an evidence base in identifying problems in an effort to prevent breast cancer in high-risk women for breast cancer.
Depok: Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia, 2019
T52587
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Hanifah Ardiani
Abstrak :
Hypertension is a state of blood pressure ≥140 mmHg (systolic) or ≥90 mmHg (diastolic). Incidence of women hypertension in Rejomulyo from January to November 2013 reached 28.4%, in which 87% were menopausal. Risk factors increased since early menopausal period. The aim of the study was to analyze risk factors of hypertension in menopausal women in Rejomulyo, Madiun. An observational analysis was conducted with cross-sectional study design. Samples were 90 menopausal women aged 50-80 years using stratified random sampling. Bivariate analysis showed association between obesity (p=0.023;CI: 1.4-116.8), abdominal obesity (p=0.002;CI: 1.8-24.9), family history suffering of hypertension (p=0.018;CI: 1.2-7.1), elderly age (p =0.028;CI: 1.2-12.9), high stress level (p=0.001;CI: 2.9- 19.4) and often natrium consumption (p=0.001;CI: 2.4-15.2). Multivariate analysis showed that risk factors of hypertension were abdominal obesity (POR adj=9.2 CI: 1.7-50.9), elderly age or >65 years old (POR adj=8.6;CI: 1.6- 45.1), high stress level (POR adj=8.6;CI: 2.6-28.3) and often natrium consumption (POR adj=6.4;CI: 1.9-20.5). This study found that risk factors of hypertension were abdominal obesity, elderly age (>65 years old), high stress level, and high natrium consumption. Tawangrejo Health Center should be in collaboration with relevant sectors such as the PKK and health cadres.

Faktor Risiko Hipertensi pada Wanita Menopause di Rejomulyo, Madiun. Hipertensi merupakan keadaan dimana tekanan darah ≥140 mmHg (sistolik) atau ≥90 mmHg (diastolik). Kejadian hipertensi pada wanita di Rejomulyo pada bulan Januari-November 2013 mencapai 28,4%, dimana 87% dari jumlah tersebut merupakan wanita menopause. Faktor risiko meningkat sejak periode awal menopause. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk menganalisis faktorfaktor risiko hipertensi pada wanita menopause di Rejomulyo, Madiun. Analisis pengamatan dilakukan dengan desain studi cross-sectional. Sampel studi adalah 90 wanita menopause berusia 50-80 tahun yang dipilih dengan stratified random sampling. Analisis bivariat menunjukkan adanya hubungan antara obesitas (p=0,023;CI: 1,4-116,8), obesitas abdominal (p=0,002;CI: 1,8-24,9), riwayat keluarga dengan hipertensi (p=0,018;CI: 1,2-7,1), usia lanjut (p=0,028;CI: 1,2-12,9), tingkat stres yang tinggi (p = 0,001;CI: 2,9-19,4), dan konsumsi natrium yang tinggi (p=0,001 CI: 2,4-15,2). Analisis multivariat menunjukkan bahwa faktor risiko hipertensi adalah obesitas abdominal (POR adj=9,2;CI: 1,7-50,9), usia tua atau >65 tahun (POR adj=8,6;CI: 1,6-45,1), tingkat stres tinggi (POR adj=8,6;CI: 2,6-28,3) dan konsumsi natrium yang tinggi (POR adj=6,4;CI: 1,9-20,5). Studi ini menemukan bahwa faktor risiko hipertensi adalah obesitas abdominal, usia tua (>65 tahun), tingkat stres yang tinggi, dan konsumsi natrium yang tinggi. Pusat Kesehatan Tawangrejo harus bekerja sama dengan berbagai sektor relevan seperti PKK dan kader kesehatan.
Universitas Diponegoro. Faculty of Public Health, 2015
AJ-Pdf
Artikel Jurnal  Universitas Indonesia Library
cover
Febrilia Dwi Lestari
Abstrak :
Hipertensi merupakan salah satu penyakit tidak menular yang menjadi penyebab terjadinya penyakit tidak menular lainnya seperti penyakit jantung, stroke dan banyak penyakit lain yang menjadi penyebab kematian terbanyak di dunia. Hipertensi pada wanita harus mendapatkan perhatian yang serius karena mengalami peningkatan dari waktu ke waktu dan dapat menimbulkan komplikasi yang lebih lanjut. Penelitian ini bertujuan untuk melihat faktor dominan kejadian hipertensi pada wanita di daerah rural dan urban di Indonesia tahun 2014. Penelitian ini menggunakan data sekunder Indonesian Family Life Survey (IFLS 5 tahun 2014) dengan desain studi cross sectional. Jumlah sampel sebanyak 6.503 orang yang terdiri dari 3.675 wanita di daerah rural dan 2.828 wanita di daerah urban. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa dari 3.675 wanita di di daerah rural terdapat 17,63% orang menderita hipertensi dan dari 2.828 wanita di daerah urban terdapat 18,14% orang menderita hipertensi. Setelah dilakukan analisis multivariat untuk melihat faktor dominan hipertensi pada wanita di daerah rural dan urban didapatkan bahwa umur sebagai faktor dominan di kedua daerah tersebut dengan masing-masing di daerah rural dengan PR= 3,16 (95%CI, 2,651-3,790) dan di daerah urban dengan PR= 3,41 (95%CI, 2,800-4,166).
Hypertension is one of the non-communicable diseases that is the cause of other noncommunicable diseases such as heart disease, stroke and many other diseases which are the leading causes of death in the world. Hypertension in women must get serious attention because it increases over time and can cause further complications. This study aims to look at the dominant factor in the incidence of hypertension in women in rural and urban areas in Indonesia in 2014. This study uses secondary Indonesian Family Life Survey (IFLS 5 2014) with a cross sectional study design. The total sample is 6,503 people consisting of 3,675 women in rural areas and 2,828 women in urban areas. The results of this study indicate that of 3,675 women in rural areas there were 17.63% of people suffering from hypertension and from 2,828 women in urban areas there were 18.14% of people suffering from hypertension. After multivariate analysis to see the dominant factor of hypertension in women in rural and urban areas, it was found that age was the dominant factor in the two regions with each in the rural area PR= 3,16 (95%CI, 2,651-3,790) and in urban area PR= 3,41 (95%CI, 2,800-4,166).
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2019
T52780
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library