Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 3 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Jakarta: Pusat Bahasa. Departemen Pendidikan Nasional, 2000
899.222 KAJ
Buku Teks  Universitas Indonesia Library
cover
L.M. Elmi Wiarti
"Kita yang menggeluti kebudayaan Jawa, khususnya di bi_dang kesusasteraan, boleh bangga karena memiliki sejumlah pujangga yang telah mewariskan karya-karyanya kepada kita. Misalnya kita mengenal R.Ng. Yasadipura I dan II yang anta_ra lain menggubah kitab Serat Menak, Rama Jarwa, Wiwaha Jarwa, Wicara Keras, Sasanasunu, Arjunasasrabahu atau Lokapala. Sinuhun Pakubuwana IV terkenal dengan gubahannya yaitu Wu_lang Rah yang dipakai sebagai pedoman Para abdi keraton. R.Ng. Sindusastra terkenal dengan karyanya yang berjudul Arjunasasrabahu yang bersumber dari Serat Linda. R. Ng. Rang_gawarsita antara lain menggubah Paramayoga, Pustaka Raja, Jitapsara, dan masih banyak pujangga lain yang juga menghasilkan karya-karya besar (Poebatjaraka,1957). Salah seorang pujangga yang tidak kalah pentingnya da_lam sejarah kesusasteraan Jawa adalah K.G.P.A.A Mangkunegara IV (MN IV), Beliau adalah seorang seniman dan juga filosof yang banyak mewariskan karya-karyanya kepada kita. Karya-_karyanya dalam bentuk tembang (puisi Jawa) banyak digemari dan dikagumi orang, baik dalam maupun luar negeri. Th.Pigeaud dalam majalah Djawa (1927:244) mengakui MN IV sebagai penyair yang menduduki tempat utama dalam hal keindahan bahasa. Dalam keadaan demikian beliau telah mem_peroleh tempat utama dalam sejarah kesusasteraan Jawa. P.T.R. Soedjonoredjo, yang pernah membahas kitab Wedhatama, mengagumi MN IV dalam hal susunan kalimatnya yang sa_ngat menarik untuk didengar, menggetarkan perasaan dan dapat dijadikan sarana penggemblengan serta pembinaan jiwa (Hadi_sutjipto,1979:74). Pendapat-pendapat tersebut di atas didukung pula oleh S.Z. Hadisutjipto (Ibid :75). Jika kita mendengar nama MN IV tentu teringat pada Wedhatama atau Tripama, dua karya MN IV yang paling digemari orang hingga kini. Hal ini disebabkan oleh isi yang terkan_dung di dalamnya dan juga keindahan bahasanya. Akan tetapi kita tidak boleh melupakan karyanya yang lain yang juga sa_ngat indah bahasanya. Misalnya Rerepen, yang menceritakan seseorang yang sedang menghibur diri untuk meredakan kese_dihan karena rindu pada kekasih hati. Dalam Rerepen MN IV memperlihatkan kemahirannya menggubah tembang dengan merangkaikan kata-kata berisi teka-teki atau tebakan dan sekaligus mencantumkan jawabannya secara tersamar. Seni merangkai kata_kata seperti ini menghasilkan suatu bentuk karya sastra yang disebut wangsalan. R.Ng. Sasrasumarta (1956:38) mengatakan, ... wangsalan punika dados bumbu ingkang sedhep sanget bahwa wangsalan merupakan bumbu yang sangat sedap."
Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya Universitas Indonesia, 1988
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Siti Muslifah
"The Sĕrat cariyos ringgit purwa lampahan Dora Wĕca mawi sĕkar macapat is an example of a translation of a wayang play into poetry, a popular phenomenon in the late nineteenth century. To create aesthetic effects Raden Mas Panji Arja Suparta, the author of the text, makes ample use of metaphors. Some of these metaphors are well-known literary clichés. Others, which are woven into riddles (wangsalan), bring the real world of everyday life in Java vividly into view."
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya Universitas Indonesia, 2021
909 UI-WACANA 22:3 (2021)
Artikel Jurnal  Universitas Indonesia Library