Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 4 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Erna Ningsih
Abstrak :
Sepertiga kasus kegemukan pada orang dewasa telah dimulai sejak masa anak-anak. Kegemukan pada anak-anak dapat menyebabkan timbulnya risiko penyakit degeneratif seperti penyakit kardiovaskuler, diabetes mellitus, dan lain-lain pada saat mereka dewasa nanti. Proporsi kegemukan pada balita dilaporkan semakin meningkat dari tahun ke tahun. Riskesdas menunjukkan peningkatan proporsi kegemukan pada Balita yaitu 12,2% pada 2007 menjadi 14,0% pada 2010 atau meningkat sekitar 1,8% dari hasil Riskesdas pada tahun 2007. Dua belas Provinsi memiliki masalah kegemukan pada Balita di atas angka nasional, DKI Jakarta merupakan provinsi dengan proporsi teratas yang memiliki masalah tersebut. Berdasarkan data tersebut, penulis melakukan penelitian untuk menganalisis hubungan berat lahir dan faktor lainnya dengan kejadian kegemukan pada balita usia 6-59 bulan di Provinsi DKI Jakarta. Penelitian ini merupakan penelitian kuantitatif dengan menggunakan data sekunder Riset Kesehatan Dasar (Riskesdas) 2010. Desain penelitian Riskesdas 2010 adalah potong lintang. Variabel dependen yang akan diteliti dalam penelitian ini adalah status kegemukan pada balita 6-59 bulan berdasarkan IMT/U. Analisis data yang dilakukan dalam penelitian ini adalah analisis univariat, bivariat dan multivariat. Hasil penelitian didapatkan proporsi kegemukan pada anak usia 6-59 bulan adalah 24,3% dan proporsi Berat Lahir Rendah sebesar 4,9%. Hasil uji chi-square diketahui tidak ada hubungan bermakna antara berat lahir dan variabel independen lainnya dengan kegemukan, namun didapatkan status pekerjaan ibu merupakan faktor paling berisiko terhadap kejadian kegemukan di Provinsi DKI Jakarta. ......One third of adult overweight cases has begun since children period. Overweight on children can cause a degenerative risk diseases such as cardiovaskuler, diabetes mellitus,etc when they grow up later. The overweight proportion has increase by the year. From health research data was found that overweight on children under five years has increase about 1,8% which on 2007 the proportion was 12,2% become 14,0% on 2010. DKI Jakarta was the first Province from 12 Provinces who has the overweight problem which the proportion more than national rate. Based on that data, the writer want to analyze the association between birth weight and other factors with overweight on children ages 6-59 months in DKI Jakarta Province. This research is a quantitative research using a secondary data from health research 2010 (Riskesdas 2010). Riskesdas 2010 design is a cross sectional. The dependent variable is an overweight status based on Basal Metabolism Index per Age (BMI/Age). Data analysis are univariat, bivariat and multivariat. The research has found that overweight proportion is 24,3% while the low birth weight proportion is 4,9%. Chi-Square test has found that there is no relationship between birth weight and other independent factors with overweight, which mother occupation has the most risk factor to overweight in DKI Jakarta Province.
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2012
T31809
UI - Tesis Open  Universitas Indonesia Library
cover
Tran Thi Hai
Abstrak :
ABSTRAK
Malnutrisi akut merupakan risiko tinggi kematian pada anak usia dibawah lima tahun. Vietnam memerlukan penelitian lebih lanjut untuk menentukan ambang batas optimal ukuran Lingkar-Lengan-Atas (LILA) guna meningkatkan akurasi indikator LILA pada screening anak kurus usia 6-59 bulan. Survei telah dilakukan di 16 kecamatan pada empat provinsi Midlands Utara dan daerah pegunungan. Data dari 4764 subjek anak menunjukkan bahwa ambang batas LILA optimal adalah 13,5 cm. Hal ini memungkinkan masuknya 65% anak-anak dengan skor-Z berat-untuk-tinggi (WHZ) kurang dari -3SD. LILA kurang dari 13,5 cm perlu dipertimbangkan untuk menentukan anak kurus selain ukuran berat-untuk-tinggi (WHZ) kurang dari -3SD.
ABSTRACT
Acute malnutrition remains extreme risk of mortality among children under five. Vietnam needs further study to establish the optimal Mid-Upper-Arm Circumference (MUAC) cutoff to improve the accuracy of MUAC indicator in screening wasting children aged 6-59 months. A survey was conducted at all 16 sub-districts across four provinces in Northern midlands and mountainous area. The data of 4764 children showed that the optimal MUAC cut-off 13.5 cm would allow inclusion of 65% of children with a Weight-for- Height z-score (WHZ) less than -3SD. MUAC less than 13.5 cm should be considered to measure in parallel an in addition to WHZ less than -3SD
2016
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Trivanie Erlim Putri
Abstrak :
Penelitian ini dilakukan untuk mengetahui pengaruh pendidikan ayah dan pendidikan ibu terhadap status nutrisi anak usia 6-59 bulan. Status nutrisi anak yang terdiri atas malnutrisi dan tidak malnutrisi dihitung menggunakan aplikasi antropometri WHO berdasarkan pengukuran TB/U, BB/U, dan BB/TB. Analisis regresi logistik menggunakan data IFLS 2014 digunakan untuk dapat menjawab tujuan penelitian. Hasil penelitian menunjukkan bahwa tingkat pendidikan ayah dan ibu signifikan berpengaruh pada status nutrisi anak. Namun, setelah memasukkan variabel kontrol, tingkat pendidikan ayah tidak signifikan berpengaruh terhadap status nutrisi anak usia 6-59 bulan, sedangkan tingkat pendidikan ibu memiliki pengaruh signifikan terhadap status nutrisi anak usia 6-59 bulan. Kecenderungan mengalami malnutrisi lebih tinggi pada anak dari ibu yang berpendidikan rendah. Diantara semua variabel kontrol yang digunakan dalam penelitian ini, variabel yang signifikan berpengaruh terhadap malnutrisi anak yaitu usia 12-23 bulan dan 24-35 bulan, lahir dengan berat rendah, tinggi ayah, tinggi ibu, dan tinggal di perdesaan. Namun, jenis kelamin, status ASI Eksklusif, Imunisasi DPT3, status kerja ibu, dan status ekonomi rumah tangga tidak signifikan berpengaruh pada malnutrisi anak usia 6-59 bulan.
This study was conducted to determine the effect of fathers education and mothers education on the nutritional status of children aged 6-59 months. The nutritional status of children consisting of malnutrition and not malnutrition was calculated using the WHO anthropometry application based on measurements of TB/U/BB/U, and BB/TB. Logistic regression analysis using 2014 IFLS data was used to answer the research objectives. The results showed that the level of fathers education and mothers education significantly affected the nutritional status of children. However, after entering the control variable, fathers education level did not significantly influence the nutritional status of children aged 6-59 months, while the mothers education level had a significant influence on the nutritional status of children aged 6-59 months. The tendency to experience malnutrition is higher in children of less educated mothers. Among all the control variables that used in this study, there are several variables that significantly influence child malnutrition such as age 12-23 months and 24-35 months, born with low weight, high father, high mother, and living in rural areas. However, gender, exclusive breastfeeding status, DPT3 immunization, maternal employment status, and household economic status did not significantly affect malnutrition of children aged 6-59 months.
Depok: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 2019
T54703
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Nisrina Assyifa
Abstrak :
ABSTRAK
Kurang gizi merupakan salah satu permasalahan pokok dunia yaitu sebagai penyebab 50 kematian pada balita. Pelaksanaan program pemberian makanan tambahan PMT oleh pemerintah sebagai penanggulangan kurang gizi. Penelitian ini betujuan untuk mengevaluasi manfaat program PMT pada balita dengan kurang gizi terhadap status gizi balita. Penelitian cross sectional melibatkan 100 balita kurang gizi yang telah mendapatkan PMT di Kabupaten Tegal yang dipilih menggunakan teknik cluster sampling. Status gizi akan diukur menurut BB/TB. Hasil dari penelitian yaitu status gizi balita setelah pemberian PMT; 41 normal, 39 gizi kurang dan 20 gizi buruk. Selain itu pemberian PMT yang sesuai ada 13 dan tidak sesuai 87 balita. Sedangkan lamanya balita diberikan PMT 78 balita diberikan lebih dari sama dengan 3 bulan. Berdasarkan hasil uji Chi-Square menunjukan ada hubungan antara PMT dengan status gizi nilai p 0,003 dan ada hubungan antara lamanya diberi PMT dengan status gizi nilai p 0,000.
ABSTRACT
Malnutrition is one of the main problems of the world, that is as the cause of 50 infants death. Implementation of supplementary feeding programs PMT by the government as malnutrition prevention. This study aims to evaluate the benefits of PMT programs in infants with malnutrition to nutritional status of children under five. The cross sectional study involved 100 malnourished toddlers who had obtained PMT in Tegal Regency, selected using cluster sampling technique. Nutritional status will be measured by BB TB. The result of the research is the nutritional status of under five children after giving PMT 41 normal, 39 less nutrition and 20 malnutrition. In addition, the provision of appropriate PMT is 13 and not 87 of children under five. While the length of toddlers given PMT 78 of infants given more than equal to 3 months. Based on Chi Square test results showed there is a relationship between PMT with nutritional status p value 0,003 and there is correlation between length of given PMT with nutrient status p value 0,000.
2018
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library