Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 25 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Cecilia Herawati
Abstrak :
Penelitian ini bermula dari pemikiran tentang makin diperlukannya sumbangan dari ilmuwan-ilmuwan yang kreatif guna menghadapi tantangan-tantangan di masa depan yang kadang-kadang sukar diramalkan sebelumnya. Pribadi-pribadi yang mampu memberikan sumbangan yang kreatif dan konstruktif diduga adalah pribadi-pribadi yang bermental sehat atau pribadi-pribadi yang mempunyai penyesuaian diri positif. Sementara itu, penelitian tentang stabilitas emosional ataupun penyesuaian diri dari ilmuwan-ilmuwan kreatif dari beberapa penelitian menunjukkan hasil yang berbeda-beda, walaupun melalui kajian teoritis sukar untuk dibuktikan bahwa pribadi yang kreatif mempunyai penyesuaian diri ataupun kesehatan mental yang kurang baik apabila dibandingkan dengan populasi pada umumnya. Kenyataan tersebut akan diperjelas dengan mengadakan penelitian tentang bagaimana hubungan antara kreativitas dengan penyesuaian diri, di mana inteligensi juga diperhatikan sebagai salah satu variabel yang menurut Scheneiders (1964) ikut mempengaruhi penyesuaian diri seseorang. Dalam penelitian ini mahasiswa dipilih sebagai subjek penelitian mengingat bahwa mahasiswa sebagai calon ilmuwan suatu saat diharapkan dapat memberikan sumbangan yang kreatif bagi masa depan bangsa dan negara. Melalui kajian teoritis tentang kreativitas, inteligensi dan penyesuaian diri, maka dalam penelitian ini diajukan sepuluh buah hipotesis yang diuji kebenarannya pada 220 orang sampel mahasiswa dari Universitas Surabaya, yang terdiri dari 110 mahasiswa pria dan 110 mahasiswa wanita. Dari sepuluh buah hipotesis tersebut, ada lima buah hipotesis yang dinyatakan diterima atau terbukti dan lima buah hipotesis lainnya dinyatakan ditolak atau tidak terbukti. Hipotesis-hipotesis yang diterima atau terbukti adalah sebagai berikut: Hipotesis 1 : "Ada hubungan yang signifikan antara kemampuan berpikir kreatif, inteligensi dan ciri-ciri kepribadian kreatif secara bersama-sama terhadap penyesuaian diri". Hipotesis 5:?Ada hubungan yang signifikan antara kemampuan berpikir kreatif dengan intelegensi? Hipotesis 6: ?Ada hubungan yang signifikan antara kemampuan berpikir kreatif dengan ciri-ciri kepribadian kreatif? Hipotesis 7: ?Ada perbedaan yanng signifikan pada kemampuan berpikir kreatif antara mahasiswa pria dengan mahasiswa wanita? Hipotesis 9: ?Ada perbedaan yang signifikan pada ciri-ciri kepribadian kreatif antara mahasiswa pria dengan mahasiswa wanita? Hipotesis-hipotesis yang ditolak atau tidak terbukti adalah sebagai berikut: Hipotesis 2 : "Ada hubungan yang signifikan antara kemampuan berpikir kreatif dengan penyesuaian diri, setelah dikontrol variabel inteligensi dan ciri-ciri kepribadian kreatif". Hipotesis 3 : "Ada hubungan yang signifikan antara inteligensi, dengan penyesuaian diri, setelah dikontrol variabel kemampuan berpikir kreatif dan ciri-ciri kepribadian kreatif". Hipotesis 4 : "Ada hubungan yang signifikan antara ciri-ciri kepribadian kreatif dengan penyesuaian diri, setelah dikontrol variabel kemampuan berpikir kreatif dan inteligensi". Hipotesis 8 "Ada perbedaan yang signifikan pada inteligensi antara mahasiswa pria dengan mahasiswa wanita". Hipotesis 10 "Ada perbedaan yang signifikan pada penyesuaian diri antara mahasiswa pria dengan mahasiswa wanita". Untuk penelitian lebih lanjut dalam bidang ini di waktu yang akan datang, penulis menyarankan perlunya perluasan sampel sehingga hasil penelitiannya dapat dimanfaatkan dalam lingkup yang lebih luas, adanya penelitian sejenis dengan menggunakan alat ukur lain untuk mengungkap suatu variabel, serta perlunya penelitian untuk menguji validitas eksternal agar reliabilitas dengan metoda dan teknik lain dari Skala Kepribadian Kreatif dan Skala Penyesuaian Diri yang disusun untuk keperluan penelitian ini.
Depok: Fakultas Psikologi Universitas Indonesia, 1991
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Dian Novrianti
Abstrak :
Mahasiswi memiliki HRQOL lebih rendah dan perilaku makan yang tidak sehat akibat efek pandemi. Penting untuk menilai hubungan perilaku makan dan HRQOL pada populasi ini setelah mengendalikan faktor lainnya. Tujuan penelitian yaitu menilai hubungan perilaku makan dengan HRQOL pada mahasiswi di masa pandemi Covid-19. Ini merupakan survei online cross-sectional dengan 747 subjek berusia 18 - 25 tahun. Dutch Eating Behavior Questionnaire (DEBQ) digunakan untuk menilai emotional, external, dan restraint eating. HRQOL diukur menggunakan kuesioner SF-36, termasuk subskala Physical Component Summary (PCS) dan Mental Component Summary (MCS). Data sosiodemografi dan karakteristik lainnya juga dikumpulkan. Analisis data menggunakan regresi linier berganda. PCS signifikan berkaitan dengan emotional eating, pendapatan rumah tangga, uang saku, situasi tempat tinggal, pekerjaan, dan status gizi. MCS signifikan berkaitan dengan emotional, external eating, usia, uang saku, situasi tempat tinggal, dan status gizi. Selama pandemi Covid-19, mahasiswi dengan skor emotional eating yang lebih tinggi, pendapatan rumah tangga lebih tinggi, uang saku yang cukup, tinggal bersama keluarga, tidak bekerja, dan memiliki status gizi lebih tinggi, memiliki PCS yang lebih baik. Skor emotional, external eating yang lebih tinggi, berusia 21-25 tahun, memiliki uang saku yang cukup, tinggal bersama keluarga, dan memiliki status gizi yang lebih baik menunjukkan MCS yang lebih baik. ......University female students had lower HRQOL and unhealthy eating behavior as the pandemic's effects. It is critical to assess the association between eating behavior and HRQOL controlling for other factors. This study aimed to assess the association between eating behavior and HRQOL among female students during Covid-19 Pandemic. This was a cross-sectional online survey with 747 subjects aged 18 to 25. The Dutch Eating Behavior Questionnaire (DEBQ) was used to assess emotional, external, and restraint eating. HRQOL was measured using the SF-36 questionnaire, including Physical Component Summary (PCS) and Mental Component Summary (MCS). Additionally, sociodemographic data and other characteristics were collected and were analyzed using multiple linear regression. PCS was significantly associated with emotional eating, monthly household income, pocket money, living arrangement, job, and nutritional status. MCS was significantly associated with emotional, external eating, age, pocket money, living arrangement, and nutritional status. During Covid-19 pandemic, female university students with higher score of emotional eating, having higher households income, enough pocket money, living with family, not working, and having higher nutritional status, had better physical HRQOL. Higher emotional and external eating score, aged 21-25 years, having enough pocket money, living with family, and having better nutritional status showed better mental HRQOL.
Jakarta: Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, 2023
T-pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Patrick Feriano S
Abstrak :
ABSTRAK Latar Belakang:Hipertensi menjadi faktor penyebab disabilitas dan kematian tertinggi nomor dua di Indonesia pada tahun 2017, dengan mengetahui faktor-faktor risiko yang berperan penting pada kejadian hipertensi pada mahasiswa dapat menurunkan angka kejadian hipertensi angkatan kerja di masa depan. Tujuan:Mengetahui kejadian hipertensi pada mahasiswa baru dan faktor-faktor risiko kejadian hipertensi pada mahasiwa baru sebuah universitas di Depok 2018/2019 Metode:Penelitian ini menggunakan data sekunder hasil pemeriksaan kesehatan mahasiswa baru sebuah Universitas di Depok 2018/2019, sebanyak 2608 data kesehatan mahasiswa baru yang digunakan dalam penelitian ini. Penelitian ini menganalisa kejadian hipertensi dan faktor-faktor risiko hipertensi yang terdiri dari merokok, obesitas, aktivitas fisik, riwayat hipertensi keluarga, dan gender. Selanjutnya data dianalisis dengan uji Kormogolov-Smirnov untuk sebaran normalitas, uji chi square hubungan faktor dengan kejadian hipertensi dan uji regresi logistik biner untuk pengaruh faktor risiko . Hasil:Kejadian hipertensi sebanyak 84 subjek dari 2608 subjek dengan faktor risiko yang berperan paling kuat hingga paling lemah obesitas (OR: 5.64, CI: 3.47-9.18), gender laki-laki (OR: 5.30, CI: 2.88-9.74), riwayat keluarga hipertensi (OR: 1.70, CI: 1.05-2.75), dan aktivitas fisik kurang (OR: 1.53, CI: 0.97-2.40 ). Kesimpulan:Obesitas menjadi faktor risiko paling kuat menyebabkan hipertensi, diikuti dengan gender laki-laki, riwayat keluarga hipertensi, dan aktivitas fisik kurang.
ABSTRACT Background: Hypertension is the second leading factorof disability and death in Indonesia in 2017, knowing the risk factors that have an important role in the incidence of hypertension in adolescent can reduce the incidence of hypertension. Objective: To determine incidence of hypertension in and risk factors for hypertension in new students at university in Depok 2018/2019 Methods: This Study uses secondary data from the result of new studednts health examination at university in Depok 2018/2019, 2608 student health status data used in this study. This study observed the incidence of hypertension and the risk factors of hypertension consisting of smoking, obesity, physical activity, family history of hypertension, and sex. Then the data were analyzed with Kormogolov-Smirnov test for normality distribution, Chi Square test for correlation and binner logistic regresion test for influence factors. Results: The incidence of hypertension was 84 from 2608 subject with risk factor that had strongest to weakest role is obesitiy (OR: 5.64, CI: 3.47-9.18), sex male (OR :5.30, CI: 2.88-9.74), family history of hypertension (OR: 1.70; CI:1.05-2.75), and lack of physical activity (OR: 1.53, CI:0.97-2.40) Conclusion: Obesity is the strongest risk factor for hypertension, followed by sex, family history of hypertension, and lack of physical activity.
Jakarta: Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, 2019
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Reva Maya Tika
Abstrak :
Pendahuluan: Pandemi Covid-19 menjadi risiko peningkatan kejadian Computer Vision Syndrome karena terjadinya perubahan lingkungan untuk bekerja maupun belajar. Hal ini terutama terjadi pada mahasiswa dengan latar belakang bukan dengan jurusan komputer. Tujuan: Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui faktor risiko yang berhubungan dengan kejadian CVS pada mahasiswa tahun 2021. Metode: Penelitian ini menggunakan studi potong lintang (cross-sectional) dengan populasi mahasiswa S1 Reguler FKM UI angkatan 2018, 2019, dan 2020 dengan jumlah sampel 124 mahasiswa. Data dikumpulkan melalui kuesioner online dengan media gform yang disebarkan pada bulan November 2021. Analisis univariat dilakukan untuk melihat frekuensi distribusi dari masing-masing variabel dan analisis bivariat dilakukan dengan menggunakan uji chi-square untuk melihat hubungan secara statistik. Kemudian juga dimunculkan nilai odd ratio untuk melihat nilai kelompok yang memiliki risiko. Hasil: Kejadian CVS pada mahasiswa S1 Reguler FKM UI angkatan 2018, 2019, dan 2020 sebesar 87,1%. Dari hasil analisis hanya ditemukan satu variabel yang memiliki hubungan signifikan dengan kejadian CVS pada mahasiswa yaitu kelelahan emosional (p=0,004). Namun terdapat dua variabel yang menjadi faktor risiko terjadinya CVS yaitu kelelahan emosional (OR=5,465), durasi penggunaan komputer (OR=4,754). Kesimpulan: Pada penelitian ini terdapat satu variabel yang memiliki hubungan yang signifikan dengan kejadian CVS pada mahasiswa dan terdapat dua variabel yang menjadi faktor risiko terjadinya CVS pada mahasiswa. Saran: Pihak kampus hendaknya memberikan informasi dengan melakukan promosi serta sosialisasi terkait kejadian CVS kepada seluruh civitas kampus terutama mahasiswa. ......Introduction: The changes of learning process from conventional method to online system during the Covid-19 pandemic has increased the occurance rate of Computer Vision Syndrome especially for non-computer majors students. Objectives: This study aims to determine the risk factors associated with CVS among university students in 2021. Methods: This research uses a cross-sectional study with the population of 124 students from Public Health Faculty regular program of Universitas Indonesia who are currently on their second to fourth year term. The data was collected through an online questionnaire using google form which was distributed on November 2021. Univariate analysis was carried out to see the frequency distribution of each variable and bivariate analysis was carried out using the chi-square test to see statistical relationships. In addition, the odd ratio value is used to measure the associate risk between independent and dependent variables. Results: The prevalance of CVS among the students was 87.1%. From the statistical analysis, there is only one variable that has significant relationship with CVS incident, which is burnout (p = 0.004). However, there are two variables that are found as risk factors for CVS, namely: 1) burnout (OR = 5,465); 2) computer duration use (OR = 4,754).Conclusion: There is one variable that has significant relationship with the incidence of CVS among students while there are two variables that are risk factors for CVS in students. Suggestion: The campus should provide more information related to CVS by conducting promotion and socialization for the entire campus community, especially towards students.
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2021
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Danny Putera Dhaneswara
Abstrak :
ABSTRAK
Tidak banyak penelitian yang mengangkat topik mengenai perbedaan gender dalam kemalasan sosial pada individu yang mempunyai keunikan diri yang rendah. Penelitian ini ingin mengetahui apakah laki-laki dan perempuan mempunyai perbedaan dalam fenomena kemalasan sosial dan keunikan diri digunakan dalam studi ini untuk menyesuaikan dengan penelitian-penelitian sebelumnya yang menggunakan variabel keunikan diri untuk mengukur tingkat kemalasan sosial. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk meneliti tingkah laku laki ndash; laki dan perempuan dengan keunikan diri yang rendah dan kondisi kolektif dari pendapat partisipan tentang kegunaan pisau sebanyak ndash; banyaknya dalam waktu satu menit. Penelitian ini menggunakan model 2x2 dengan jumlah partisipan sebanyak 40 orang. Partisipan diberikan tes dan dinilai sebagai rdquo;rata ndash; rata rdquo; sebelum mereka dikelompokkan sebagai kelompok koaktif dan kolektif. Jumlah dari kegunaan pisau dikalkulasikan sebagai variabel dependen. Uji independen t-test dalam kondisi koaktif menemukan lebih banyak kegunaan pisau dibandingkan dengan partisipan dalam kondisi kolektif. Hasil ini mendukung hipotesis pertama bahwa kondisi koaktif menunjukan performa lebih baik jika dibandingkan dengan kondisi kolektif. Namun, hasil studi ini tidak dapat menunjukan perbedaan diantara laki-laki dan perempuan dalam fenomena kemalasan sosial. Penelitian mendatang seharusnya bisa lebih fokus dalam meningkatkan metode, prosedur, dan menambah lebih banyak sampel partisipan dalam merepresentasikan populasi yang ditargetkan.
ABSTRACT
There were a limited amount of studies that focused on gender differences in social loafing on individuals who possess low self-uniqueness. The study focused on gender differences to discover the differences between male and female gender in the respect of social loafing and self-uniqueness was included as the follow up from previous studies which observe the individuals with self-uniqueness as one of the measures related with social loafing. This study aimed to investigate performance in both male and female gender with low self-uniqueness in a collective condition from generating functions of a knife as many as possible in one minute. Using 2x2 independent-groups design, 40 students were conveniently sampled to become participants. Participants were given a test and graded as ldquo;average rdquo; before they were put into whether coactive or collective group. The number of knife functions was calculated as the dependent variable. Independent-groups t-tests participants in coactive conditions generated more functions compared to participants in a collective condition. This confirms the first hypothesis which shows that coactive group will perform better compared with the collective group. Nonetheless, the study did not show any distinguishable differences between male and female. Future research should focus on improving method, procedures and add more participants sampled in representing the targeted population.
2018
MK-Pdf
UI - Makalah dan Kertas Kerja  Universitas Indonesia Library
cover
Endro Sulistyo Eklas
Abstrak :
Penelitian ini berrnula dari pemikiran tentang penyelenggaraan pendidikan tinggi dalam menghasilkan lulusan berkualitas tinggi. Adanya jurang harapan masyarakat terhadap mutu pendidikan tinggi dan realita penyelenggaraan pendidikan tinggi dimana pemberi informasi (dosen) berperan dominan, menyebabkan muncul banyak kritik terhadap mutu lulusannya. Mutu lulusan perguruan tinggi sering dianggap tidak kreatif dalam dunia kerja. Pada akhir-akhir ini muncul pemikiran untuk menginteraksikan aspek kreativitas yang dianggap dapat mengurangi dominasi dosen dalam proses belajar-mengajar di perguruan tinggi. Menurut Renzulli dan Hartman (1981) kreativitas berkaitan dengan inteligensi dan keterikatan terhadap tugas (task commitment) dan kaitan tersebut menentukan prestasi seseorang. Demikian pula dalam penyelenggaraan pendidikan di perguruan tinggi, kaitan antara kreativitas, inteligensi dan keterikatan terhadap tugas dapat menentukan prestasi akademik mahasiswa. Melalui kajian teori tentang kreativitas khususnya kemampuan berpikir kreatif kemudian inteligensi, keterikatan terhadap tugas dan prestasi akademik, ingin dibuktikan hipotesa penelitian pada dua ratus dua puluh lima mahasiswa Universitas Kristen Satya Wacana Salatiga, yaitu: 1. Ada hubungan signifikan antara kemampuan berpikir kreatif dengan inteligensi. Hipotesa 1 diterima atau terbukti. 2. Ada hubungan signifikan antara kemampuan berpikir kreatif dengan prestasi akademik. Hipotesa 2 ditolak atau tidak terbukti. 3. Ada hubungan signifikan antara kemampuan berpikir kreatif dengan keterikatan terhadap tugas. Hipotesa 3 ditolak atau tidak terbukti. 4. Ada hubungan signifikan antara inteligensi dengan prestasi akademik. Hipotesa 4 diterima atau terbukti. 5. Ada hubungan signifikan antara inteligensi dengan keterikatan terhadap tugas. Hipotesa 5 ditolak atau tidak terbukti. 6. Ada hubungan signifikan antara prestasi belajar dengan keterikatan terhadap tugas. Hipotesa 6 diterima atau terbukti. 7. a. Ada hubungan yang signifikan antara kemampuan berpikir kreatif, inteligensi dan keterikatan terhadap tugas dengan prestasi akademik. Hipotesa 7 a diterima atau terbukti. 7. b. Ada perbedaan hubungan kemampuan berpikir kreatif, inteligensi dan keterikatan terhadap tugas dengan prestasi akademik pada mahasiswa Ekonomi dengan mahasiswa Fakultas Teknik Jurusan Elektro. Hipotesa 7.b diterima atau terbukti. Penulis menyarankan pengambilan sampel yang lebih heterogen dan representatif, mengadakan penelitian pembanding terhadap mahasiswa yang telah menampilkan ciriciri kemampuan berpikir kreatif dan mengadakan perbaikan terhadap skala keterikatan terhadap tugas yang meliputi perbaikan sistem dengan validitas dan reliabilitas kecil serta mencari validitas eksternal dengan mengadakan perbandingan dengan skala pengukuran yang lain.
Depok: Fakultas Psikologi Universitas Indonesia, 1990
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Siagian, Natan Kevin Partogu
Abstrak :
ABSTRAK
Pendahuluan: Saat ini, Indonesia mengalami fenomena yang disebut WHO sebagai double burden status gizi (beban ganda). Beban ganda berarti Indonesia mengalami permasalahan baik di sisi underweight dna obesitas. Dari data Global Nutrition Report 2015, 5,7% masyarakat Indonesia mengalami obesitas (mengacu pada kriteria WHO). Menurut data tahun 2018 di klinik sumber data, 24% mahasiswa barunya mengalami kondisi obesitas. Untuk itu perlu ditemukan rekomendasi optimal sesuai kebiasaan kesehatan untuk mengembalikan status gizi ke normal. Metode: Penelitian ini adalah analisis komparatif menggunakan desain potong lintang. Data populasi merupakan data sekunder pemeriksaan kesehatan awal bagi mahasiswa baru Universitas. Perilaku kesehatan ditentukan melalui sebuah kuesioner. Populasi dibagi menjadi populasi pria dan wanita. Kemudian, dua grup itu akan dibagi menjadi dua subgrup. Satu subgrup membandingkan perilaku kesehatan antara populasi dengan status gizi normal dan underweight. Subgrup kedua membandingkan perilaku kesehatan antara populasi dengan status gizi normal dan obesitas. Analisis akan dilakukansecara univariat dengan metode Pearsons Chi Square. Hasil kemudian dibandingkan dengan analisis multivariat menggunakan regresi multinomial. Hasil: Perilaku Kesehatan dengan hasil signifikan secara statistik sesuai urutan berat exponen B regresi adalah konsumsi karbohidrat, konsumsi buah dan aktivitas fisik. Ketiga variabel bebas ini signifikan di lebih dari satu subgrup. Khusus untuk subgrup pria underweight, konsumsi protein juga signifikan secara statistik. Kesimpulan: Korelasi signifikan ditemukan antara status gizi dengan variabel bebas konsumsi karbohidrat, buah dan aktivitas fisik. Rekomendasi penelitian bagi Universitas untuk penanggulangan malnutrisi adalah konsumsi karbohidrat tidak kurang dari 3 kali sehari dengan porsi secukupnya, konsumsi buah dengan kadar gula rendah, aktivitas fisik teratur dan khusus bagi mahasiswa
ABSTRACT
Introduction: Right now, Indonesia is facing a health problem called the double burden of malnutrition. Double burden means that right now Indonesias population is at risk for underweight and obesity. According to a 2018 survey done by a university clinic, 24% of the university fresh batch is clinically obese. To put that in perspective, the Global Nutrition Report mentions that in 2015, 5,7% of Indonesias population is obese much lower than the rate in the University. Because of that an optimal recommendation for lifestyle changes is needed. Method: This is a comparative anaylisis using cross-sectional research design. The data used is from a compulsary health examination for new students done in the students clinic of a University in Depok. Health-Related Habits is recorded through a questionaire. Population is grouped to 4 groups under weight male compared to normal male, obese male compared to normal male, under weight female compared to normal female and obese female compared to normal female. Statistical analysis will be done through univariate and multivariate analysis. Univariate analysis is done using Pearsons Chi Square and the Multivariate Analysis using multinomial regression analysis. Results will be compared between these two analysis. Result: Health-Related Habits with statistically significant results is consumption of carbohydrates, fruits and physical activity. The results listed in the last sentence is ordered from most important to less important in accordance to the exponent B. In the male-underweight sub-group, the consumption of animal protein also yield a significant result. Conclusion: Significant Correlation was found between nutritional status and consumption of carbohydrates, fruits and physical activity. From the results, we recommend for Universities to implement: Carbohydrate consumptions no less than 3 times a day with sufficient portion, selecting fruit with low sugar content, daily workout and for males with BMI <18 to consume animal protein no less than 3 times a day.
2019
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Rifat Naufal Adnan
Abstrak :
Fokus dari riset ini adalah untuk mengidentifikasi faktor-faktor yang mempengaruhi konsumen untuk membayar (WTP) layanan streaming musik dan untuk menganalisa besarnya nilai WTP. Dengan menggunakan metode Contingent Valuation Method (CVM), rata – rata kesediaan membayar adalah Rp, 49.000 per bulan. Sedangkan, dengan menggunakan analisa logit, diketahui bahwa harga, kesediaan aplikasi di telepon genggam, kualitas audio dan tidak adanya gangguan dari iklan adalah faktor yang signigikan mempengaruhi WTP. ......This study aims to identify factors that influencing willingness to pay (WTP) for music streaming service’s tariffs and to analyze the rates of consumer’s WTP in IUP FEB UI. Through Contingent Valuation Method (CVM), the average price is IDR 49,000 per month. Meanwhile, by using logit analysis, it is known that price, the presence of applications on mobile phones , the audio quality and the absence of interference such as advertisement are the significant factors influencing the WTP.
Depok: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 2018
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Tumanggor, Sarah Vanessa Isabel
Abstrak :
Latar Belakang Masalah kesehatan mental dan kelebihan berat badan saling terkait, terutama pada remaja dan dewasa muda. Penelitian ini menilai remaja dan dewasa muda mahasiswa baru Universitas Indonesia tahun 2022 yang mempunyayi masalah kesehatan mental dan kelebihan berat badan menggunakan self-reporting questionnaire (SRQ-20) dan klasifikasi kriteria IMT Asia-Pasifik. Metode Penelitian ini dilakukan pada Mahasiswa baru Universitas Indonesia dengan usia 12-24 tahun yang telah melakukan pemeriksaan kesehatan di Makara Klinik Satelit UI dengan total 9,200 mahasiswa. Masalah kesehatan mental, kota asal, konsumsi makanan cepat saji, aktivitas fisik, dan kelebihan berat badan dievaluasi. Status nutrisi dikategorikan ke dalam kelompok IMT menurut klasifikasi Asia-Pasifik. Hasil Data yang diperoleh dari 9,001 mahasiswa baru Universitas Indonesia 2022 yang memenuhi kriteria inklusi menunjukkan sebagian besar peserta adalah perempuan (59%), dewasa muda (87%), bertempat tinggal atau lahir di kota besar (87.5%), mengonsumsi makanan cepat saji <3 kali per minggu (80.2%), dan melakukan aktivitas fisik (65.3%). Sejumlah 37.9% peserta memiliki berat badan berlebih, sedangkan 26.5% dianggap memiliki masalah kesehatan mental. Hubungan dapat ditemukan antara kedua variabel dengan analisis univariat (- < 0.05). Kesimpulan Penelitian ini menunjukkan hubungan yang signifikan antara masalah kesehatan mental dan kelebihan berat badan. Beberapa faktor yang terkait dengan kelebihan berat badan meliputi jenis kelamin, kelompok usia, tempat asal, dan aktivitas fisik. Sebaliknya, faktor yang terkait dengan masalah kesehatan mental meliputi jenis kelamin, pengonsumsian makanan cepat saji, dan aktivitas fisik. Faktor-faktor tersebut menunjukkan signifikansi jika dibandingkan dengan kelebihan berat badan dan masalah kesehatan mental. ......Introduction Mental health problems and excess weight are associated, especially among adolescents and young adults. The present study assessed adolescents and young adults in Universitas Indonesia’s freshmen 2022 with mental health problems and excess weight using the selfreporting questionnaire (SRQ-20) and Asia-Pacific BMI classification. Method Universitas Indonesia’s freshmen aged 12-24 who did the medical checkup in the Makara UI Satellite Clinic were selected for this study. There were 9,200 students. Gender, age group, place of origin, fast food consumption, physical activity, excess body weight, and mental health problems were evaluated. Nutrition status was categorized into different BMI groups according to the Asian-Pacific classification. Result Out of the 9,001 Universitas Indonesia’s freshmen in 2022 that met inclusion criteria, most of the participants were women (59%), young adults (87%), resided or were born in big cities (87.5%), consumed fast food <3 times per week (80.2%), and does physical activities (65.3%). 37.9% of the participants have excess body weight, whereas 26.5% are considered to have mental health problems. An association was found between the two variables after undergoing a univariate analysis (- < 0.05). Conclusion The association between mental health problems and excess body weight was significant in this study. Factors associated with excess body weight include gender, age group, place of origin, and physical activities. Contrastingly, factors associated with mental health problems include gender, fast food consumption, and physical activities. These factors show significance when compared to excess body weight and mental health problems.
Jakarta: Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, 2023
TA-pdf
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
Harum Kusuma Apriyanti
Abstrak :
Studi mengenai alienasi sebagian besar dilakukan di konteks Barat berfokus pada perbedaan jenis kelamin dan ras/etnis. Bagaimanapun, hasil studi-studi tersebut masih belum jelas. Hanya sedikit studi yang mempelajari alienasi dalam konteks pendidikan tinggi, khususnya pada negara berkembang dengan budaya kolektivis. Studi ini menguji tentang perbedaan jenis kelamin pada tingkat alienasi mahasiswa psikologi yang berada di semester dua, empat, enam dan delapan di Universitas Indonesia. Partisipan studi ini adalah 107 mahasiswi dan 20 mahasiswa (Rata-rata usia = 19,95 tahun; kisaran usia = 18-24 tahun). Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa tingkat alienasi antara mahasiswa dan mahasiswi tidak berbeda secara signifikan. Meskipun mahasiswa menunjukkan tingkat alienasi yang lebih tinggi dibandingkan mahasiswi, perbedaan tingkat alienasi yang signifikan hanya tampk pada mahasiswa dan mahasiswi semester enam. Hasil ini mengindikasikan bahwa jenis kelamin memiliki pengaruh yang kecil pada alienasi. Temuan ini menunjukkan pentingnya kesadaran akan tuntutan universitas dan proses belajar; peran penting familiaritas terhadap lingkungan belajar; dan dibutuhkan optimalisasi terhadap layanan pendukung mahasiswa. ......Previous studies on alienation were mostly done within Western business context focusing on gender and racial/ ethnicity differences. However, their results were still equivocal. Less attention has been given to address the phenomenon in higher education context, especially in a developing country with collectivist culture. The present study examined gender differences at the levels of alienation amongst psychology students enrolling in semester two, four, six, and eight at the University of Indonesia. Participants were 107 female and 20 male university students (Mage = 19.95; range = 18–24 years old). It was found that levels of alienation among male and female students were not significantly different. Although male students showed higher levels of alienation than their female counterparts, only semester six female and male students showed significance difference at their level of alienation. Results indicated that gender had a marginal influence on alienation. These findings suggested that the awareness of university demands and learning process are important; familiarity to learning environment is vital; and optimisation of the student support service is needed.
[Place of publication not identified]: Griffith Business School at Griffith University Australia. Employment Relations Human Resources Department, 2016
AJ-Pdf
Artikel Jurnal  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3   >>