Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 8 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Tris Cahyoso
Abstrak :
ABSTRAK
Dalam layanan Radiologi khususnya foto toraks timbul masalah lamanya waktu tunggupasien untuk mendapatkan hasil foto Toraks. Terdapat beberapa keluhan dari pasien yangtimbul akibat lamanya waktu tunggu pelayanan di unit Radiologi, dari loket pendaftaransampai keluar hasil bacaan dari dokter Radiologi dan faktor-faktor lain yangmempengaruhi waktu tunggu pasien untuk mendapatkan hasil foto thoraks. Dari hasilpenelitian diharapkan diketahuinya faktor-faktor yang berhubungan dengan waktu tunggulayanan Foto Toraks di Instalasi Radiologi di RSUD Kota Mataram. Penelitian dilakukandengan metode Crossectional dengan analisis Univariat dan Bivariat. Waktu dalammenit. Pada analisis Univariat didapatkan waktu tunggu antrian baca foto yang lama,Mean:241.07 SD:96,864 Min-Max:8-488 CI:227.14-255.01 , hal ini terjadi dikarenakandokter Spesialis Radiologi membaca foto toraks setelah mengerjakan USG, MRI, CTScan sehingga pembacaan foto toraks dilakukan di atas jam 12.00 siang. Sedangkan padaanalisis Bivariat didapatkan hubungan yang signifikan antara waktu tunggu total denganwaktu tunggu kamar baca foto, r=0.984 ; Garis regresi 96.8 ; P value 0.000. danhubungan waktu tunggu total dengan waktu tunggu di loket pengambilan hasil, r=0.540 ;Garis regresi 29.1 ; P value 0.000. Disarankan Manajemen Rumah Sakit Umum DaerahKota Mataram meningkatkan sistem reward and punishment kepada bagian Radiologidan dokter spesialis radiologi sehingga dapat bekerja dengan disiplin dan penuh tanggungjawab. Meningkatkan fasilitas yang baik untuk dokter spesialis sehingga keberadaannyalebih lama di tempat kerja, misalnya insentif yang memadai. Dapat dipertimbangkanuntuk menambah dokter Spesialis Radiologi dan petugas administrasi di ruang baca fotoagar foto yang sudah dibaca dapat segera di bawa ke loket pengambilan foto sehinggalangsung dapat diterima oleh pasien dengan segera.
ABSTRACT
In Radiology service especially Chest X ray There is a problem of the length of waitingtime. Data collection in 2010 from 25 respondents, Public Satisfaction Index of 75.01 ,there are patient complaints regarding Radiology waiting service. It is expected that theresearch of the factors related to waiting time of Photo Toraks service. Research withCrossectional method and Univariate and Bivariate analysis. In the Univariate analysisthe waiting time of the queue reads the old photo, Meaning 241.07 SD 96.864 Min Max 8 488 CI 227.14 255.01, this is by the Radiologist Specialist reading chest X ray afterworking on ultrasound, MRI, CT Scan chest carried out at 12.00 noon. In Bivariateanalysis, there was significant correlation between total waiting time and waiting time ofphoto reading room, r 0,984 96.8 regression line Value P 0,000. and the relationshipof the total waiting time with the waiting time at the counter of the results, r 0,540 Regression line 29.1 Value P 0,000. Hospital Management Support rewards andpunishments for radiologist specialists. Working with discipline and full of responsibility.Considered ranges of Radiology Specialist doctors and administration officers in thephoto reading room for readable photos to photo taking.
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2018
T53662
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Wahyu Pujiyono
Abstrak :
ABSTRAK
Dalam tesis ini dibahas metode pemetaan homomorfis. Metode ini berguna untuk menyelesaikan suatu masalah dalam domain tertentu dengan memetakan masalah itu ke dalam domain lain yang lebih sederhana sehingga masalah itu bisa dipecahkan dengan mudah.

Tesis ini juga menguraikan penerapan pemetaan homomorfis untuk mencari faktor-faktor polinomial univariat atas Z. Untuk memperoleh faktor polinomial univariat atas Z, domainnya dibawa terlebih dulu ke domain polinomial univariat atas Zq yaitu dicari faktor-faktor dari polinomial univariat atas Z4. Faktor-faktor polinomial univariat atas Z dikonstruksikau dari faktor-faktor polinomial univariat atas Zq dengan menggunakan algoritma lifting Zassenhaus dan algoritma Faktor-Sebenarnya. Untuk memperjelas algoritma, diberikan ulasan dan ilustrasi yang terperinci.

Supaya dapat dijalankan dengan komputer, algoritma yang ditulis dengan bahasa matematika yang abstrak diimplementasikan dengan menggunakan sistem aljabar komputer Maple.

Daftar Acuan : 14 (1850 - 1992)
1995
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Tri Buana Yogaswara
Abstrak :
Posisi kerja merupakan titik penentu dalam menganalisis keefektivan dari suatu pekerjaan. Apabila posisi kerja yang dilakukan oleh pekerja sudah baik dan ergonomis maka dapat dipastikan hasil yang diperoleh oleh pekerja tersebut akan baik, akan tetapi bila posisi kerja pada pekerja tersebut salah atau tidak ergonomis maka pekerja tersebut mudah kelelahan dan terjadi kelainan pada bentuk tulang.Penelitian yang dilakukan di PT. X ini bertujuan untuk melihat kondisi kesehatan kerja di PT X dari sisi Antropometri, Desain Alat Kerja, Tempat Kerja pada Kelelahan Pekerja. . Menggunakan analisa univariat dan bivariat, penelitian ini melibatkan 79 orang karyawan pada Divisi Produksi menggunakan teknik sensus. Hasilnya adalah profil antropometri ,desain alat kerja, tempat kerja dan kelelahan pekerja memiliki pengaruh yang signifikan terhadap peningkatan kinerja. ......Work position is a determining point in analyzing the effectiveness of a job. If the work position carried out by the worker is good and ergonomic, it can be ascertained that the results obtained by the worker will be good, but if the work position for the worker is wrong or not ergonomic, then the worker is easily fatigued and abnormalities occur in the shape of the bones. at PT. X aims to see the working health conditions at PT X from an anthropometric perspective, work equipment design, work place and worker fatigue. . Using univariate and bivariate analysis, this study involved 79 employees in the Production Division using a census technique. The result is that anthropometric profiles, work tool design, workplace and worker fatigue have a significant effect on improving performance.
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2023
T-pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Susy Kuspambudi Andaini
Abstrak :
ABSTRAK
Aproksimasi fungsi dalam proses komputasi sering digunakan hampir di semua bidang analisis numerik. Dua alasan utama penggunaan aproksimasi fungsi adalah untuk memberikan fungsi pendekatan yang efektif dan mendekati suatu fungsi yang rumit dengan fungsi yang lebih sederhana.

Tesis ini membahas kinerja algoritma least square dan exhange untuk aproksimasi least square dan minim ax fungsi univariat. Evaluasi kinerja kedua algoritma tersebut diarahkan pada parameter-parameter: order polinomial aproksimasi, panjang interval domain, kelengkungan dan panjang busur, sehingga diharapkan dapat diupayakan kinerja algoritma yang optimal. Kedua algoritma tersebut diimplementasikan pada perangkat lunak MATLAB. Untuk mengukur indikator-indikator kinerja tersebut di atas digunakan beberapa analisis statistik, sedangkan pendugaan kinerja dilakukan dengan membuat model regresi.

Hasil numerik menunjukkan bahwa terdapat perbedaan yang signifikan pada lama waktu proses kedua algoritma yaitu waktu proses algoritma least square lebih lama dari pada waktu proses algoritma exchange,.sebaliknya tidak terdapat perbedaan akurasi aproksimasi fungsi. Secara umum, parameter-parameter tersebut berpengaruh terhadap kinerja kedua algoritma. Model regresi eksponensial adalah model yang cukup baik untuk menduga kinerja kedua algoritma.

Daftar Pustaka: 17 (1972 - 1994).
1996
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Wahju Tri Susilawati
Abstrak :
Kejadian luar biasa diare di Indonesia angkanya cukup tinggi lebih kurang 26 per 1000 penduduk per tahun. Prevalensi penyakit diare berkisar antara 20-49 penderita per 1000 anggota rumah tangga dan angka kematian pada kelompok umur 1-4 tahun sebesar 134 per 100.000 penduduk dan merupakan penyebab kematian nomor 2 setelah pnemonia. Pemukiman pinggir Sungai Ciliwung adalah salah satu wilayah yang potensial terjangkit penyakit diare akibat penduduknya padat, kumuh serta memilikki sarana air bersih buruk. Salah satu pemukiman Sungai Ciliwung adalah RW 10, 11 dan 12 Kelurahan Bukit Duri, Jakarta Selatan. Tujuan penelitian ini untuk mengetahui kondisi dan hubungan kualitas Mikrobiologis sumber air bersih responden dan faktor lain seperti sarana kesehatan lingkungan, higiene ibu, imunisasi balita, kualitas gizi balita dan karakter sosial ekonomi responden terhadap terjadinya penyakit diare balita di lokasi penelitian. Desain penelitian responden terhadap terjadinya penyakit diare balita di lokasi penelitian. Desain penelitian ini adalah kasus-kontrol dengan perbandingan 1:1 dan jumlah 125:125. Kasus dipilih adalah balita yang datang ke posyandu dan menderita diare, sedangkan kasus dipilih adalah balita datang ke posyandu tidak diare dan berlokasi dekat dengan balita diare sebagai kasus. Analisis yang digunakan uji univariat, bivariat dengan uji chi-square dan uji multivariat dengan uji regresi logistik ganda. Hasil penelitian didapatkan hubungan bermakna dengan p<0,05 pada higiene ibu, kualitas gizi balita, sarana kesehatan lingkungan dan kualitas mikrobiologis sumber air bersih responden. Hasil uji multivariat dihasilkan model akhir yaitu: Logit y = 2,193 + (-1,248 Sarana Pembuangan Sampah)+(-2364 Sarana Jamban)+(-3831 Sarana Mnecuci) + 2,890 Sarana PAL + (-1,189 higiene ibu)+(-0,718 Kualitas Mikrobiologis Sumber Air Responden). Dalam model tersebut jika semua variabel kondisinya bagus akan memberikan resiko logit y 2,193 atau sebesar 0,78. Variabel dominan yaitu Sarana PAL dengan OR 17,987 pada CI 95% 2,514-127,295 Disimpulkan bahwa 86,5% kualitas mikrobiologis sumber air bersih responden buruk, namun tidak menjadi faktor dominan terhadap terjadinya penyakit diare balita karena dimungkinkan responden memasak airnya secara benar. Saran sebaiknya pihak-pihak terkait yang turut membantu pembangunan sarana kesehatan lingkungan pemukiman kumuh dan padat di perkotaan supaya mengikutkan warganya agar memiliki kepedulian dan pembangunan sarana tersebut tidak sia-sia.
Diarhoe diseease outbreak in Indonesia is very high, aroun 26 per 1000 people per year (Indonesia Health Profile, 2000). Diarhoe disease prevalence is around 20-49 per 1000 household member and moralitiy at age 1-4 years old ara 134 per 100.000, which is the second highest disease that causes death. The diarhoe at children under 5 years old still high because there one still a lot of unhealthy resident in the urban area, like resident Ciliwung river, Kelurahan Bukit Duri RW 10, 11, and 12 which resident a crowded, dirty, and a few facilitu clean water cause poluted from microbiologis Ciliwung river. The purpose of this study is to know the condition and the association of quality microbiologis source clean water, another factor ex; facility environment health, higiene mother children, imunisasi chiren, quality nutrition chidren and social economi household. This study is case-control with 125 case and 125 control. Case is children at age 1-5 years old and disease diarhoe. Control is children at age 1-5 years old which living near children disease diarhoe. This study did two weeks. Result of this study from univariat analysis, bivariat analysis with chi-square and multivariat analysisi with regresion logistic. Bivariat analiysis test showed that there is significant relation between using of higiene mother children, quality nutrion children, facility environment health and quality water microbiologis, with OR 17,987 CI 95% of variabel dominant SPAL Finisihing model multivariat analysis showed logit y = 2,193+(-1,248 Facility garbage)+(-2,364 Facility latrien)+(3,831 facility wash)+2,890 Fasility gutter+(-1,189 higiene mother children)+(-0,718 quality microbiologis sourcer water respondent). It means good variability, which variabilt give point zero then prediction diarhoe disease children 0,78 It is concluded that quality mcrobiologis water with risk 0,448 althought 85,6% quality microbiologis water bad. This is cause respondent understand good cooking drinking water. Need to be continuing study about quality microbiologis water by season to know spread diarhoe disease chidren at age 1-5 years old
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2002
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Dewi Citra Murniati
Abstrak :
Uca (Austruca) pertama kali dideskripsikan oleh Bott (1973). Naderloo et al., (2010) menyusun kembali sistematik submarga ini yang terdiri atas tujuh jenis dengan lima di antaranya tersebar di Indonesia. Seluruh jenis ini memiliki variasi karakter kualitatif dan kuantitatif. Penelitian ini dilakukan untuk mengetahui variasi karakter kuantitatif (U. annulipes dan U. perplexa) antar pulau dan hubungan kekerabatan di antara tiga jenis (U. annulipes, U. perplexa dan U. lactea). Variasi karakter kuantitatif dapat diketahui melalui analisis statistik. Analisis univariat dan multivariate berdasarkan rasio karakter kuantitatif pada U. annulipes dan U. perplexa dari beberapa lokasi yang berbeda menunjukkan variasi antarpulau yang berbeda nyata. Pulau Sumatera, Pulau Kalimantan, Pulau Jawa dan Pulau Bali memiliki rasio karakter kuantitatif yang hampir sama sehingga membentuk satu kelompok Indonesia bagian barat. Pulau Lombok dan Sumbawa membentuk satu kelompok Nusa Tenggara. Sementara Pulau Sulawesi dan Papua membentuk kelompok yang terpisah dari pulau lainnya. Pada U. annulipes, rasio karakter tertinggi sebagian besar berasal dari populasi Indonesia bagian barat, sedangkan terendah sebagian besar dari populasi Nusa Tenggara. Karakter penentu yang menjadi pembeda antarpulau pada U. annulipes adalah rasio panjang daktilus kaki 1 dan panjang karpus kaki 1 masing-masing terhadap lebar anterior karapas. Sementara pada U. perplexa, nilai tertinggi dan terendah untuk rasio karakter kuantitatif tersebar merata dengan karakter penentu rasio panjang rongga mulut terhadap lebar anterior karapas. Variasi karakter kuantitatif antarjenis Uca (Austruca) juga menunjukkan hasil yang signifikan. Nilai rasio karakter kuantitatif tertinggi sebagian besar dari kelompok jenis U. perplexa, sedangkan nilai terendah sebagian besar pada kelompok U. annulipes. Karakter penentu pembeda adalah rasio panjang daktilus kaki 1 dan lebar posterior karapas masing-masing terhadap lebar anterior karapas. Analisis multivariate pada tiga jenis Uca (Austruca) menunjukkan bahwa kelompok U. annulipes memiliki kekerabatan yang dekat dengan U. lactea, karena rasio karakter U. annulipes lebih mirip dengan U. lactea dibandingkan dengan U. perplexa
The subgenus Uca (Austruca) (Bott, 1973) was consists of seven species worldwide, in which five of them are distributed in Indonesia. All species demonstrate qualitative and quantitative character states variations. This research identified the qualitative and quantitative character variations (U. annulipes and U. perplexa) among the Island and phylogeny among three species (U. annulipes, U. perplexa and U. lactea) in Indonesia. The quantitative character variations were obtained using univariate and multivariate analysis based on quantitative character ratio. Uca annulipes and U. perplexa altogether are recognized to be three geographic groups mainly based on the ratio of the dactylus and carpus length of the first legs, each to the anterior carapace width. Those from western part of Indonesia (Sumatera, Borneo, Java and Bali) perform the similar ratio of quantitative characters. The other two groups are from Nusa Tenggara (Lombok and Sumbawa) and eastern part of Indonesia (Sulawesi and Papua). Uca annulipes from western part of Indonesia presents most of the highest value of quantitative characters ratio while the Nusa Tenggara`s population shows the opposite. Those differences among the islands were concluded by dactylus and carpus of first appendage`s length. Uca perplexa from western part of Indonesia presents most of the highest value of quantitative characters ratio, while the lowest values are distributed evenly among the groups. Those differences among the islands were concluded by the ratio of the buccal cavity length to the anterior carapace. The quantitative characters also varies among Uca (Austruca) species which mostly distinguished by the ratio of the dactylus length of the first legs and posterior carapace width, each to anterior carapace width. Most of the highest value of the quantitative character ratios was given by U. perplexa group, while the lowest value was given by U. annulipes group. Moreover, multivariate analysis for the phylogeny shows that U. annulipes group is closely related to U. lactea group than to U. perplexa group, in case of its quantitative characters similarity.
Depok: Universitas Indonesia, 2012
T30898
UI - Tesis Open  Universitas Indonesia Library
cover
A. Syarkowi Marzuki
Abstrak :
RSUD Budhi Asih sejak dahulu dikenal dengan rumah sakit gelandangan dan pengemis, sebagai rumah sakit yang merawat penderita terlantar dan tidak mampu secara cuma-suma. besarnya beban sosial yang harus ditanggung dan terbatasnya anggara kesehatan yang ada memaksa manajemen RSUD Budhi Asih harus melakukan efisiensi secara optimal. Salah satu indikator dalam melakukan efisiensi kegiatan rumah sakit adalah dengan melihat lama hari rawat. karena pengaruh berbagai faktor terjadi perpanjangan lama hari rawat pasien tidak mampu yang dirawat di zal khsusus RSUD Budhi Asih. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui faktor-faktor yang didduga berhubungan dengan perpanjangan lama hari rawat pasien tidak mampu di zal khsusu RSUD Budhi Asih. Desain penelitian yang digunakan adalah survey analisa dengan pendekatan cross sectional terhadap 150 sampai dari 75 pasien zal khsusus dan 75 pasien zal pembanding RSUD Budhi Asih periode April 1997 - September 1997. Metodologi analisa data yang digunakan dengar analisis univariat, analisis bivariat dan multivariat. Dari ke 13 variabel yang diteliti ternyata setelah dilakukan analisis univariat dan bivariat keluar 7 variable bebas bermakna sebagai kandidat untuk dianalisa secara multivariat yaitu kelas perawatan, jenis penyakit komplikasi penyakit, hubungan keluarga, hari keluar rumah sakit, asa rujukan dan pengisian resume. dari hasil analisa multivariat ternyata faktor kelas perawatan (zal khusus) terbukti berhubungan dengan perpanjangan lama hari rawat. Faktor utama yang berpengaruh terhadap perpanjangan lama hari rawat di zal khusus adalah faktor jenis penyakit kronis disamping adanya komplikasi penyakti, tidak adanya hubungan keluarga dan tidak lengkapnya pengisian resume. Hipotesis yang dibuat berdasarkan kerangak konsep tidak semua mendukung hasil penelitian ini. Tidak semua faktor penelitian dapat dibuktikan bermakna secara statistik. Dari hasil penelitian ini dapat dibuat langkah-langkah untuk mempersingkat lama hari rawat pasien di zal khsusus RSUD Budhi Asih.
1999
JMAR-1-1-1999-29
Artikel Jurnal  Universitas Indonesia Library
cover
Belyana
Abstrak :
Studi geologi dan geokimia tanah dilakukan untuk menentukan potensi dan prospek mineralisasi bijih di Daerah “X”, Sulawesi Utara sebagai salah satu daerah yang berpotensial mengandung mineralisasi logam ekonomis. Penelitian dilakukan dengan mengintegrasikan data geologi dan data pemercontohan tanah (oil sampling) oleh PSDMBP yang masih perlu diolah secara geostatistik. Studi geologi dilakukan melalui integrasi terhadap data sekunder dari PSDMBP dengan analisis geomorfologi, kelurusan, dan petrografi untuk menentukan kondisi geomorfologi, litologi, struktur, zona alterasi, serta kelurusan urat kuarsa. Analisis geostatistik dilakukan dengan analisis univariat dan multivariat untuk menentukan persebaran anomali unsur dan asosiasi antar unsur. Hasil penelitian menunjukkan bahwa daerah penelitian memiliki satuan geomorfologi berupa satuan perbukitan tinggi vulkanik berlereng curam dan satuan perbukitan vulkanik berlereng agak curam-curam. Litologinya terdiri atas satuan dasit, satuan andesit, satuan tuff, dan satuan batupasir dengan struktur geologi berupa pola kelurusan dengan orientasi barat laut – tenggara. Zona alterasi pada daerah penelitian meliputi zona alterasi argilik (fasies kaolinit + kuarsa + ilit + ilit-smektit) dan zona alterasi propilitik (fasies klorit + illite-smektit + kalsit + epidot). Terdapat tiga jalur urat kuarsa berorientasi barat daya – timur) laut yang teridentifikasi pada daerah penelitian, yaitu Urat Kuarsa X (bagian tenggara), Urat Kuarsa Y (bagian barat), dan Urat Kuarsa Z (bagian barat laut). Hasil analisis statistik terhadap empat unsur yang dapat diteliti (Cu, Au, Sb, Hg) menunjukkan masing-masing nilai ambang sebesar 72.44 ppm, 16 ppb, 3.39 ppm, dan 551.72 ppb. Hasil analisis multivariat menunjukkan adanya satu asosiasi unsur pada daerah penelitian, yaitu Au-Sb-Hg. Persebaran anomali unsur logam bijih kemudian diketahui secara umum memiliki pengayaan disekitar urat kuarsa dan mengalami proses dispersi pada unsur Cu, Sb, dan Hg. Potensi mineralisasi bijih pada daerah penelitian berasal dari sistem endapan epitermal sulfidasi rendah dengan prospek mineralisasi sebagian besar berada pada ketiga jalur urat kuarsa dan bagian timur laut serta selatan daerah penelitian. Prospek bagian timur laut dan selatan diindikasikan sebagai kehadiran urat kuarsa di bawah permukaan yang tertutup oleh tanah dan tidak terpetakan. ......Soil geology and geochemical studies were carried out to determine the potential and prospects for ore mineralization in “X” area, North Sulawesi as one of the areas with the potential for economic metal mineralization. The research was conducted by integrating geological and soil sampling data by PSDMBP which still needed to be processed geostatistically. Geological studies was conducted through integration of secondary data from PSDMBP with geomorphological, lineaments and petrographic analyzes to determine geomorphological conditions, lithology, structure, alteration zones, and alignment of quartz veins. Geostatistic analysis was carried out using univariate and multivariate analysis to determine the distribution of elemental anomalies and associations between elements. The results showed that the study area has geomorphological units of high volcanic hill units with steep slopes and volcanic hill units with rather steep slopes. The lithology consists of dacite, andesite, tuff, and sandstone with geological structure from lineament analysis shows a northwest-southeast orientation. The alteration zones in the study area include argillic alteration zones (kaolinite + quartz + illite + illite-smectite facies) and propylitic alteration zones (chlorite + illite-smectite + calcite + epidote facies). There are three southwest-northeast oriented quartz veins identified in the study area, namely the X Quartz Vein (southeast), Y Quartz Vein (western part), and Z Quartz Vein (northwestern part). The results of the statistical analysis of the four elements that can be studied (Cu, Au, Sb, Hg) show that each threshold value is 72.44 ppm, 16 ppb, 3.39 ppm and 551.72 ppb. The results of the multivariate analysis showed that there were one elemental associations in the study area, namely Au-Sb-Hg. The distribution of anomalous metal ore elements is then known to generally have enrichment around quartz veins and undergo a dispersion process in Cu, Sb, and Hg elements. The potential for ore mineralization in the study area originates from a low sulfidation epithermal deposit system with the prospect of mineralization being mostly in the third lane of the quartz vein and the northeastern and southern parts of the study area. The prospects for the northeast and south are indicated by the presence of subsurface quartz veins that are covered by soil and are not mapped.
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2022
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library