Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 26 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Abstrak :
Penelitian untuk mendapatkan enzim protease dari galur-galur Rhizopus koleksi biakan University of Indonesia Culture Collection (UICC) telah dilakukan. Hasil skrining dengan menggunakan medium Skim Milk Agar (SMA) menunjukkan bahwa semua galur Rhizonus nempunyai aktivitas proteolitik. Lima belas (15) dari 103 Rhizopus spp. yang diuji mempunyai aktivitas tinggi ditumbuhkan pada medium Barrow cair pada suhu inkubasi 35°C dan 40°C. R. oliwosposus UICC 8 dan UICC 116 nenunjukkan aktivitas enzim tinggi pada suhu inkubasi 35°C, " aktivitas terendah terdapat pada R. orvzae UICC 1. Pada suhu 40°C aktivitas tertinggi ada pada kapang R. orvzae UICC 85 dan terendah pada S. cohnii, UICC 30. Pengujian sifat-sifat enzim protease terhadap suhu optimum protease R. oligosporus UICC 116 nemberikan hasil 600C, sedangkan $i orvz.se UICC 85 yang diinkubasikan pada suhu 40°C nenunjukkan suhu optimum 90°C. pH optimum pada kedua kapang juga menunjukkan perbedaan yaitu pada L oliaosporus UICC 116 pH optimum adalah 3,0, sedangkan untuk $~ oryzae UICC 85 pH optimun adalah 4,5. Nilai Km = 0,105 dan Vmax = 0,027, pada $~ oliaosporus UICC 116. Nilai Km = 0,069 dan Finax = 0,014 pada L. oryzae UICC. 85. ...... The Proteolytic Activity of UICC Rhizopus at 35°C and 40°CA research on protease of Rhizopus spp. from the University of Indonesia Culture Collection (UICC) has been carried out. Screening of the proteolytic activity carried out using Skim Milk Agar as media showed, that 15 among 103 Rhizopus spp. strains exhibited a high proteolytic activity. Further examination on Barrow liquid medium at 35°C ad 40°C revealed that R. oligosporus UICC 8 dan UICC 116 showed the highest activity, while B? orvzae UICC 1 the lowest. At 40°C incubation oryza,e UICC 85 was the most active strain and R cohnii UICC 30 the lowest. The optimum temperature of the enzyme activity of R. olioosoorus UICC 116 grown at 35°C was 60°C, and for R. oryzae UICC 85 grown at 40°C was 90°C. The optimum pH activity of $i oligosporus'UICC 116 and L. oryzae UICC 85 was 3.0 and 4.5, respectively. The value of gin=0.105 and Amax=0.021 for g, Dligosnore$ UICC 116 and ism=4.069 and Vmax=0.014 for L. oryzae UICC 85.
Depok: Lembaga Penelitian Universitas Indonesia, 1993
LP-pdf
UI - Laporan Penelitian  Universitas Indonesia Library
cover
Nuria Yenie Artha S.
Abstrak :
ABSTRAK
Penelitian ini menggunakan limbah cair tahu sebagai substrat fermentasi biomassa. Pada substrat masing-masing ditambahkan konsentrasi pati 0%, 1%, 2%, atau 3%. Tujuan dari penelitian ini adalah: meneliti pengaruh penambahan konsentrasi tepung tapioka terhadap produksi biomassa Rhizopus oligosporus UICC 116 dan Rh. oryzae UICC 128, menentukan konsentrasi tepung tapioka yang paling baik, dan membandingkan hasil produksi biomassa antara kedua Rhizopus yang digunakan pada tiap konsentrasi tepung tapioka. Hasil biomassa tertinggi dari kedua jenis Rhizopus tersebut adalah pada konsentrasi pati 3%, sedangkan biomassa terendah diperoleh dari konsentrasi pati 0%. Pada konsentrasi pati 3%, rata-rata berat kering biomassa Rh. oligosporus (756,96 mg/100 ml) lebih banyak dibandingkan rata-rata berat kering biomassa Rh. oryzae (401,4 mg/100 ml). Hasil analisis statistik menunjukkan adanya pengaruh penambahan 4 konsentrasi tepung tapioka (pati) terhadap produksi biomassa, serta adanya perbedaan jumlah biomassa kedua jenis Rhizopus yang digunakan pada beberapa konsentrasi pati yang ditambahkan.
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 1996
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Ade Arsianti
Abstrak :
ABSTRAK Teknik biotransformasi memiliki beberapa keunggulan di bandingkan dengan reaksi kimia biasa, yaitu : substrat spesifik, regiospesifik, stereospesifik kondisi reaksi lunak dan dapat dioptimasikan untuk mendapatkan hasil yang lebih tinggi. Salah satu proses biotransformasri yang cukup memberikan arti ekonomi dalam sintesis steroid yang aktif farmakologik adalah reaksi 11-hidroksilasi pada substrat progesteron rnembentuk 1l-hidroksiprogesteron, suatu senyawa antara dalam sintesis kortison. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui kemampuan kapang Aspergillus niger UICC 159 melakukan reaksi 1l-hidroksilasi pada substrat progesteron dengan menggunakan media standar. Untuk mendapatkan kondisi biotransformasi optimum, dilakukan percobaan dengan memvariasikan : waktu penambahan substrat waktu inkubasi, pH awal media biotransformasi, suhu, konsentrasi substrat dan laju pengocokan. Produk yang dihasilkan diidentifikasi dengan Kromatografi Cair Kinerja Tinggi (HPLC). Hasil penelitian menunjukkan bahwa proses biotransformasi progesteron oleh Aspergillus niger UICC 159 rnencapai optimum saat penambahan substrat pada jam ke-12 setelah inkubasi, waktu inkubasi 36 jam, pH awal media biotransformasi 5,6 ,suhu suhu 30 ℃, konsentrasi substrat 0,3 g/L dan laju pengocokan 12O goyangan/menit . Produk llα-hidroksiprogesteron yang dihasilkan pada kondisi optimum adalah 53,9 %.
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 1995
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Lies Dwiarti
Abstrak :
ABSTRAK
Penelitian terdahulu menunjukkan bahwa kapang lokal Rhizopus stolonifer UICC 137 dapat mentransformasikan substrat progesteron menjadi llα- hidroksiprogesteron tetapi produk biotransformasi yang dihasilkan masih relatif kecil. Peningkatan produk biotransformasi yang lebih tinggi mungkin dapat dilakukan melalui pengembangan galur, misalnya dengan teknik mutasi.

Penelitian ini bertujuan untuk mengembangkan galur Rhizopus stolonifer UICC 137 dalam melakukan transformasi progesteron menjadi llα- hidroksiprogesteron melalui mutasi dengan iradiasi sinar-y dari Co-60.

Penelitian ini menggunakan disain percobaan rancangan acak lengkap dengan keragaman dosis iradiasi (0,1 ; 0,2 ; 0,3 ; ...; 0,6 kGy). Metode seleksi mutan yang digunakan berdasarkan % transformasi tertinggi. Selanjutnya kultur hasil iradiasi yang memberikan % transformasi tertinggi ditanam dan koloni yang tumbuh diambil secara acak (randomized screening). Koloni-koloni tersebut kemudian diuji kemampuan biotransformasinya pada kondisi optimum yang mengikuti hasil penelitian sebelumnya, yaitu pH awal medium 5, saat penambahan substrat 14 jam, waktu inkubasi 8 jam, konsentrasi substrat 1g /1 dan laju pengadukan 100 gojogan / menit. Setiap perlakuan dilakukan tiga kali pengulangan dan diuji dengan analisis ragam (anova) satu arah. 11α- Hidroksiprogesteron yang dihasilkan dianalisis dengan Kromatografi Cair Kinerja Tinggi (KCKT).

Hasil penelitian menunjukkan bahwa kapang yang telah diiradiasi pada dosis tersebut memberikan % transformasi yang berbeda dibandingkan dengan kontrol. Tidak ada hubungan linear antara dosis iradiasi yang diberikan dengan % transformasi yang dihasilkan. Persen transformasi tertinggi dihasilkan oleh kapang yang telah diiradiasi dengan dosis 0,2 kGy yaitu sebesar 202,09 % nisbah terhadap kontrol. Pada dosis tersebut diperoleh tiga koloni yang memberikan % transformasi yang lebih rendah dibandingkan kontrol dan tiga koloni lain yang memberikan % transformasi yang lebih tinggi dari kontrol, yaitu F8nl sebesar 149,12 % nisbah terhadap kontrol,Fllnl sebesar 123,52 % nisbah terhadap kontrol dan F12nl sebesar 141,16 % nisbah terhadap kontrol. Hasil analisis ragam dan analisis Duncan menunjukkan bahwa di antara masing-masing koloni tersebut berbeda secara berarti, semua koloni tersebut juga berbeda secara berarti jika dibandingkan dengan kontrol. Koloni F8nl memberikan % transformasi tertinggi.
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 1996
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Naili Karima
Abstrak :
Onggok adalah ampas tapioka yang masih mengandung kadar pati tinggi sehingga berpotensi sebagai pakan. Namun alternatif tersebut mempunyai kendala karena kandungan proteinnya rendah, serat kasarnya tinggi dan adanya sianida dapat menyebabkan keracunan. Untuk mengatasinya perlu dilakukan perbaikan misalnya melalui proses fermentasi dengan kapang Aspergillus niger UICC 159 yang mempunyai enzim amilase sehingga dapat memecahkan pati menjadi glukosa sebagai sumber hidupnya. Untuk peningkatan kadar proteinnya, media tersebut ditambahkan dengan urea karena urea dapat dipecah oleh Aspergillus niger menjadi amoniak dan CO2 kemudian disintesisnya menjadi asam-asam amino. Untuk mendapatkan produk fermentasi (biomassa) dengan kadar protein tinggi dilakukan variasi ketebalan media (1, 2 dan 3 cm), kadar air (30, 40 dan 50%) serta perbandingan sumber N dari (NH4)2SO4 dan urea (1:4; 2:3; 3:2; dan 4:1). Hasil optimum didapatkan pada ketebalan media 2 cm, kadar air 30% dan perbandingan (NH4)2SO4 dan urea 1:4. Biomassa tersebut mengandung protein kasar 10,05%, lemak kasar 3,60%, serat kasar 19,00% dan energi metabolis sebesar 3140,00 kkal/kg. Evaluasi biologis biomassa terhadap broiler dilakukan dengan mensubstitusikan biomassa sebesar 10% (R-|) dan 20% (R2) terhadap ransum kontrol/ransum tanpa produk biomassa (Ro) serta membandingkannya terhadap ransum komersial (R3) sampai usia 24 hari. Berat badan broiler yang didapat dari RO adalah 611,88 g, R-| adalah 618,13 g, R2 adalah 573,30 g dan R3 adalah 873,00 g.
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 1998
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
cover
Wednes Suci Pradafitri
Abstrak :
[Aspergillus flavus UICC 360 merupakan fungi yang mampu menghasilkan senyawa metabolit sekunder berupa lovastatin. Penelitian bertujuan untuk mengetahui pengaruh variasi konsentrasi urea terhadap kemampuan Aspergillus flavus UICC 360 dalam menghasilkan lovastatin. Proses fermentasi menggunakan konsentrasi inokulum Aspergillus flavus UICC 360 sebesar 1,96% (v/v) dalam medium Czapek?s Dox Broth (CDB) modifikasi dengan variasi konsentrasi urea (0 mM, 33 mM, 42 mM, 50 mM, 58 mM, dan 67 mM) dan inkubasi selama 7 hari pada suhu ruang (27--300C) dengan kecepatan agitasi 90 rpm. Ekstrak hasil fermentasi dalam etil asetat diuji terhadap Candida albicans UICC Y-29 menggunakan metode difusi agar cara cakram. Ekstrak hasil fermentasi dari konsentrasi urea 42 mM mempunyai indeks penghambatan rata-rata tertinggi sebesar 0,54 ± 0,15. Hasil Kromatografi Lapis Tipis (KLT) menunjukkan bahwa nilai Rf ekstrak hasil fermentasi dari konsentrasi urea 42 mM sama dengan lovastatin standar, yaitu 0,42 yang mengindikasikan ekstrak mengandung lovastatin. Uji Least Significant Difference (LSD) (P < 0,05) menunjukkan terdapat perbedaan nyata variasi konsentrasi urea terhadap kemampuan Aspergillus flavus UICC 360 dalam menghasilkan lovastatin. Hal tersebut menunjukkan bahwa pemberian variasi konsentrasi urea berpengaruh terhadap kemampuan Aspergillus flavus UICC 360 dalam menghasilkan lovastatin.;Aspergillus flavus UICC 360 is capable of producing secondary metabolites such as lovastatin. The study aims to determine the effect of variations of urea concentration on the ability of Aspergillus flavus UICC 360 to produce lovastatin. The fermentation process using 1.96% (v/v) inoculum concentration of Aspergillus flavus UICC 360 in the Czapek?s Dox Broth (CDB) medium modified with urea concentration variations (0 mM, 33 mM, 42 mM, 50 mM, 58 mM, and 67 mM) and incubated for 7 days at room temperature (27--30 °C) with agitation speed of 90 rpm. Ethyl acetate extracts were tested against Candida albicans UICC Y-29 using agar disc diffusion method. The extract from fermentation medium of 42 mM urea has the highest average of inhibition index of 0.54 ± 0.15. Results of Thin Layer Chromatography (TLC) showed that the extract from fermentation medium of 42 mM urea has the same Rf value with lovastatin standard Rf 0.42 which indicated that the extract contained lovastatin. Least Significant Difference (LSD) test showed that there were significant difference in the urea concentration variation in the ability of Aspergillus flavus UICC 360 to produce lovastatin. It shows that variation of urea concentrations affect the ability of Aspergillus flavus UICC 360 to produce lovastatin., Aspergillus flavus UICC 360 is capable of producing secondary metabolites such as lovastatin. The study aims to determine the effect of variations of urea concentration on the ability of Aspergillus flavus UICC 360 to produce lovastatin. The fermentation process using 1.96% (v/v) inoculum concentration of Aspergillus flavus UICC 360 in the Czapek’s Dox Broth (CDB) medium modified with urea concentration variations (0 mM, 33 mM, 42 mM, 50 mM, 58 mM, and 67 mM) and incubated for 7 days at room temperature (27--30 °C) with agitation speed of 90 rpm. Ethyl acetate extracts were tested against Candida albicans UICC Y-29 using agar disc diffusion method. The extract from fermentation medium of 42 mM urea has the highest average of inhibition index of 0.54 ± 0.15. Results of Thin Layer Chromatography (TLC) showed that the extract from fermentation medium of 42 mM urea has the same Rf value with lovastatin standard Rf 0.42 which indicated that the extract contained lovastatin. Least Significant Difference (LSD) test showed that there were significant difference in the urea concentration variation in the ability of Aspergillus flavus UICC 360 to produce lovastatin. It shows that variation of urea concentrations affect the ability of Aspergillus flavus UICC 360 to produce lovastatin.]
2015
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Wednes Suci Pradafitri
Abstrak :
[Aspergillus flavus UICC 360 merupakan fungi yang mampu menghasilkan senyawa metabolit sekunder berupa lovastatin. Penelitian bertujuan untuk mengetahui pengaruh variasi konsentrasi urea terhadap kemampuan Aspergillus flavus UICC 360 dalam menghasilkan lovastatin. Proses fermentasi menggunakan konsentrasi inokulum Aspergillus flavus UICC 360 sebesar 1,96% (v/v) dalam medium Czapek’s Dox Broth (CDB) modifikasi dengan variasi konsentrasi urea (0 mM, 33 mM, 42 mM, 50 mM, 58 mM, dan 67 mM) dan inkubasi selama 7 hari pada suhu ruang (27--300C) dengan kecepatan agitasi 90 rpm. Ekstrak hasil fermentasi dalam etil asetat diuji terhadap Candida albicans UICC Y-29 menggunakan metode difusi agar cara cakram. Ekstrak hasil fermentasi dari konsentrasi urea 42 mM mempunyai indeks penghambatan rata-rata tertinggi sebesar 0,54 ± 0,15. Hasil Kromatografi Lapis Tipis (KLT) menunjukkan bahwa nilai Rf ekstrak hasil fermentasi dari konsentrasi urea 42 mM sama dengan lovastatin standar, yaitu 0,42 yang mengindikasikan ekstrak mengandung lovastatin. Uji Least Significant Difference (LSD) (P < 0,05) menunjukkan terdapat perbedaan nyata variasi konsentrasi urea terhadap kemampuan Aspergillus flavus UICC 360 dalam menghasilkan lovastatin. Hal tersebut menunjukkan bahwa pemberian variasi konsentrasi urea berpengaruh terhadap kemampuan Aspergillus flavus UICC 360 dalam menghasilkan lovastatin.;Aspergillus flavus UICC 360 is capable of producing secondary metabolites such as lovastatin. The study aims to determine the effect of variations of urea concentration on the ability of Aspergillus flavus UICC 360 to produce lovastatin. The fermentation process using 1.96% (v/v) inoculum concentration of Aspergillus flavus UICC 360 in the Czapek’s Dox Broth (CDB) medium modified with urea concentration variations (0 mM, 33 mM, 42 mM, 50 mM, 58 mM, and 67 mM) and incubated for 7 days at room temperature (27--30 °C) with agitation speed of 90 rpm. Ethyl acetate extracts were tested against Candida albicans UICC Y-29 using agar disc diffusion method. The extract from fermentation medium of 42 mM urea has the highest average of inhibition index of 0.54 ± 0.15. Results of Thin Layer Chromatography (TLC) showed that the extract from fermentation medium of 42 mM urea has the same Rf value with lovastatin standard Rf 0.42 which indicated that the extract contained lovastatin. Least Significant Difference (LSD) test showed that there were significant differences in the urea concentration variation in the ability of Aspergillus flavus UICC 360 to produce lovastatin. It shows that variation of urea concentrations affect the ability of Aspergillus flavus UICC 360 to produce lovastatin., Aspergillus flavus UICC 360 is capable of producing secondary metabolites such as lovastatin. The study aims to determine the effect of variations of urea concentration on the ability of Aspergillus flavus UICC 360 to produce lovastatin. The fermentation process using 1.96% (v/v) inoculum concentration of Aspergillus flavus UICC 360 in the Czapek’s Dox Broth (CDB) medium modified with urea concentration variations (0 mM, 33 mM, 42 mM, 50 mM, 58 mM, and 67 mM) and incubated for 7 days at room temperature (27--30 °C) with agitation speed of 90 rpm. Ethyl acetate extracts were tested against Candida albicans UICC Y-29 using agar disc diffusion method. The extract from fermentation medium of 42 mM urea has the highest average of inhibition index of 0.54 ± 0.15. Results of Thin Layer Chromatography (TLC) showed that the extract from fermentation medium of 42 mM urea has the same Rf value with lovastatin standard Rf 0.42 which indicated that the extract contained lovastatin. Least Significant Difference (LSD) test showed that there were significant differences in the urea concentration variation in the ability of Aspergillus flavus UICC 360 to produce lovastatin. It shows that variation of urea concentrations affect the ability of Aspergillus flavus UICC 360 to produce lovastatin.]
Universitas Indonesia, 2015
S62186
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Rini Astuti
Abstrak :
Aspergillus flavus UICC 360 has been reported to produce lovastatin. This research was carried out to determine the effect of concentration variation of glucose technical grade on the ability of A. flavus UICC 360 to produce lovastatin. The fermentation process was carried out using inoculum 2% (v/v) modified Czapek's Dox Broth (CDB). Variation of glucose technical grade concentration used were 0 g/L, 5 g/L, 10 g/L, 15 g/L, 20 g/L, 25 g/L, 30 g/L and 35 g/L. Fermentation was carried out for 6 days at room temperature (27--30ºC) with agitation speed of 90 rpm. Extraction of lovastatin was done with ethyl acetate solvent. The extract was assayed by disk diffusion method against Candida albicans UICC Y-29. The results revealed that the fermentation extract on glucose technical grade at 15 g/L showed the highest inhibition index of 0.77 ± 0.09. Analysis using Least Significant Difference (LSD) (P < 0.05) showed there was significant difference on the ability of A. flavus UICC 360 to produce lovastatin at different glucose technical grade concentration. High Performance of Liquid Chromatography (HPLC) showed that concentration of 15 g/L glucose technical grade had the same retention time with standard lovastatin at 4.52 minutes and 54.2 mg/L concentration.
2016
S64268
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Esti Riani
Abstrak :
ABSTRAK
Telah dilakukan penelitian untuk mengetahui pengaruh variasi konsentrasi molase terhadap kemampuan Aspergillus flavus UICC 360 dalam menghasilkan lovastatin. Proses fermentasi dilakukan dalam medium Czapek?s Dox Broth (CDB) modifikasi dengan perlakuan variasi konsentrasi molase (0 g/L, 55 g/L, 60 g/L, 65 g/L, 70 g/L, 75 g/L, 80 g/L, dan 85 g/L) selama 7 hari pada suhu ruang (27--30˚C) dengan kecepatan agitasi 90 rpm. Ekstraksi senyawa lovastatin dilakukan dengan pelarut etil asetat. Pengujian ekstrak lovastatin dilakukan dengan metode difusi agar cara cakram terhadap Candida albicans UICC Y-29. Hasil penelitian menunjukkan bahwa nilai rata-rata indeks penghambatan tertinggi sebesar 0,49 ± 0,07 diperoleh dari ekstrak lovastatin dengan perlakuan molase 70 g/L. Analisis uji Least Significant Difference (LSD) (P < 0,05) menunjukkan bahwa terdapat pengaruh nyata perlakuan konsentrasi molase terhadap kemampuan A. flavus UICC 360 dalam menghasilkan lovastatin. Analisis kualitatif dan kuantitatif lovastatin dengan Kromatografi Cair Kinerja Tinggi (KCKT) menunjukkan keberadaan senyawa lovastatin pada perlakuan molase 70 g/L dengan waktu retensi sama dengan lovastatin standar, yaitu 4,5 menit dengan kadar 1,1 mg/L.
ABSTRACT
This research was carried out to determine the effect of concentration variation of molasses on the ability of Aspergillus flavus UICC 360 to produce lovastatin. The fermentation process was carried out using Czapek's Dox Broth (CDB) containing variation of molasses concentrations (0 g /L, 55 g /L, 60 g/L, 65 g/L, 70 g/L, 75 g/L, 80 g/L, and 85 g/L) for 7 days at room temperature (27--30˚C) with agitation speed of 90 rpm. Extraction of lovastatin was done with ethyl acetate solvent. Lovastatin extracts were tested using agar disc diffusion method against Candida albicans UICC Y-29. The result revealed that the highest inhibition index of 0.49 ± 0.07 was obtained from lovastatin extracts-treated molasses 70 g/L. Analysis using Least Significant Difference (LSD) (P < 0.05) indicated that there was significant difference on the ability of A. flavus UICC 360 to produce lovastatin at different molasses concentration. Qualitative and quantitative analysis of lovastatin using High Performance Liquid Chromatography (HPLC) proved that lovastatin was present at 70 g/L molasses with the same retention time to lovastatin standard, which was 4.5 minutes, at concentration of 1.1 mg/L.
2016
S65359
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3   >>