Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 5 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Citra Paramita
Abstrak :
PT X adalah perusahaan kemasan dengan sistem job order yang sedang dalam proses sertifikasi ISO 9002. Produk yang dihasilkan sesuai dengan desain pemnntaan palanggan sehingga setiap produk memiliki karakteristik tertentu dan memerlukan proses produksi dan jenis material yang berbeda-beda pula. Kesalahan dalam identifikasi produk dapat menyebabkan kesalahan proses sehingga menimbulkan cacat pada produk. Rendahnya kemampuan sistem identitikasi produk dan sistem dokumentasi aktivitas pada setiap tahap proses berhubungan langsung dengan mampu telusur produk (traceability) sehingga pelacakan mundur proses produk tersebut memerlukan waktu yang relatif lama karena banyaknya dokumen yang terlibat atau adanya alur informasi yang terputus sehingga data yang diperlukan tidak dapat diperoleh. Sistem identifikasi dan mampu telusur (traceability) produk sebagai bagian dari klausul 4,8 ISO 9001;1994 merupakan suatu sistem untuk mengidentifikasi produk sejak penerimaan, selama proses produksi hingga penyerahan produk kepada konsumen. Melalui rekaman mutu sebagai dasar identifikasi produk, pihak manajemen perusahaan akan dapat menelusuri penyebab masalah mulu produk yang berkaitan dengan asal material, petugas pelaksana, mesin-masin, dan Iokasi 1 tempat penyimpanan. Pada penelitian ini, penulis menganalisa implementasi elemen 4.8 ISO 90011994 mengenai identifikasi dan mampu telusur (traceability) produk pada alur informasi PT X. Rancangan penyempumaan sistem identitikasi dan mampu telusur produk dibuat berdasarkan sudut pandang klausul 4.3 ISO 9001;1994 dengan pembuatan identitas fisik produk serta perancangan database sejarah produk dan kartu rute sebagai alat pendukung peningkatan performa traceability untuk mengurangi waktu penelusuran sejarah aplikasi produk.
2001
S49939
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Kirana Listiandiani
Abstrak :
ABSTRAK
Traceability, dalam perspektif industri daging Halal, digunakan untuk memastikan status Halal di setiap link dalam supply chain. Keberhasilan operasional supply chain daging Halal tergantung pada bagaimana integritas Halal dapat dipertahankan sejak awal supply chain hingga mencapai konsumen akhir. Oleh karena itu, traceability Halal merupakan area penelitian yang sangat dinamis di mana teknologi dan standar baru terus-menerus diperkenalkan dan diaplikasikan. Dewasa ini, dalam ruang lingkup traceability, teknologi seperti RFID, WSN, dan IoT secara intensif terus memberikan kontribusi. Tesis ini menyajikan desain konseptual dari sistem traceability daging Halal berdasarkan EPCglobal Network, termasuk di dalamnya metode untuk memperoleh dan transmisi informasi; skema pengkodean EPC untuk daging Halal; pemetaan antara proses kunci dengan event EPCIS; dan aplikasi untuk pengguna akhir. Hasil dari desain konseptual disajikan dalam tesis ini akan diuji di masa depan dengan melakukan studi percontohan di lingkungan dunia nyata dari rantai pasok daging Halal
ABSTRACT
Traceability, in the perspective of the Halal meat industry, is used to ensure the Halal status at every link of the supply chain. The success of the Halal meat supply chain operations depends on how the Halal integrity can be protected from the beginning of the supply chain until it reaches the final customers. Therefore, Halal traceability and tracking comprise a very dynamic area in which new technologies and standards are being examined and introduced. In today's traceability, technology such as RFID, WSN, and IoT is making an intensifying contribution. This thesis presents a conceptual design of Halal meat traceability system based on EPCglobal Network, including the method for information acquisition and transmission; EPC coding scheme for Halal Meat; mapping between key processes to the EPCIS event; and end user application. The result of the conceptual design presented in this thesis would be tested in future by conducting pilot studies in real world environment of Halal meat supply chain
2016
T45952
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Feisal Rizky Dhika Hidayat
Abstrak :
Fast Moving Consumer Goods FMCG merupakan industri ritel yang membutuhkan rantai suplai dengan kemampuan traceability untuk memudahkan konsumennya mengetahui informasi dan menjaga sekuritas dengan menambahkan sistem identifikasi. Sistem identifikasi lokasi objek secara aktual dapat dilakukan oleh beberapa teknologi diantaranya yaitu RFID. Saat ini pendeteksian banyak dilakukan oleh RFID karena cocok untuk dipakai pada sistem yang berjalan secara otomatis. Namun RFID memiliki beberapa kekurangan seperti kebutuhan khusus untuk pembacaan jarak jauh, efektifitas yang rendah pada beberapa orang yang tidak paham, dan kebutuhan perbaikan yang sulit. Dibutuhkan sebuah metode yang dapat dijadikan sebagai alternatif RFID. Salah satu diantaranya yaitu sensor GPS pada smartphone. GPS pada smartphone dapat dimanfaatkan dengan membuat aplikasi untuk smartphone berbasis android. Aplikasi dikembangkan dengan menggunakan bahasa pemrogramman Java. Aplikasi juga dilengkapi dengan metode geofencing untuk menambah fitur dalam memberikan notifikasi dan data lokasi. Geofence yang digunakan dapat dijadikan sebagai sistem untuk mengaktivasi program agar dapat mengirim data berupa koordinat latitude dan longitude serta waktu ke database. Sebelum diimplementasi, sensor GPS perlu dilakukan pengujian. Pengujian dilakukan dengan menggunakan berbagai varian GPS pada perangkat smartphone. Pengujian yang dilakukan berupa akurasi pembacaan lokasi disuatu tempat secara terus menerus pada kondisi yang sama antar alat uji. Selain itu dilakukan pengujian waktu jeda yang dibutuhkan untuk mengirim data setelah masuk area yang dibubuhkan geofencing. ......Fast Moving Consumer goods FMCG are retail industri which needs suplay chain with the necessity of traceability to make consumer know the information and protect security by implemented identification system. Identification of objects location in real time is used within Objects realtime location. Real time Locating system is one of system which could be done by RFID. Recently, RFID is used as real time locating system because it rsquo s very realible for automation system. RFID have several disadvantages such as a special treatment to do a long range detection, low effectiveness for people who have lack of knowledge, and the difficulty of maintenance. It need an alternative method as a replacement of RFID. It could be a GPS sensor in smartphone. GPS within smartphone could be used as the application is created in Android operating system. The app is reinforced with geofencing to limit the identification process so it only works within the area which is settled. Geofence can be used as a trigger to send the data in database. GPS sensor in smartphone should be tested before the implementation. The test used several GPS in smartphone device. with different specification to observe the clear difference between maximum and minimum value. One of the test is to observe the accuracy of detection on a location repetitively. The other one is to observe the delay time needed
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2018
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Siregar, Dinda Halimah
Abstrak :
Salah satu penyumbang pencemaran lingkungan di negara berkembang adalah usaha mikro kecil dan menengah yang disebabkan oleh proses rantai pasok yang tidak ramah lingkungan. Penelitian ini membahas mengenai praktik green supply chain management (GSCM) terhadap kinerja lingkungan dan biaya operasional pada usaha mikro kecil dan menengah (UMKM) industri makanan dan minuman di Indonesia. Terutama untuk meneliti dengan adanya ecocentricity dan traceability rantai pasok yang memoderasi antara praktik GSCM dengan kinerja lingkungan dan biaya operasional. Metode judgement sampling digunakan dalam penelitian ini dan terdapat 93 responden yang berkontribusi. Kuesioner penelitian disebarkan secara daring dan data dianalisis dengan menggunakan pemodelan Partial Least Square-Structured Equation Modeling (PLS-SEM). Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa praktik green supply chain management memiliki hubungan yang signifikan terhadap kinerja lingkungan maupun biaya operasional UMKM industri makanan dan minuman di Indonesia. Ecocentricity rantai pasok memoderasi dalam hubungan praktik GSCM dengan kinerja lingkungan maupun biaya operasional. Namun, traceability rantai pasok tidak memoderasi dalam hubungan praktik GSCM dengan kinerja lingkungan maupun biaya operasional. ......One of the contributors to environmental pollution in developing countries is micro, small, and medium enterprises caused by supply chain processes that are not environmentally friendly. This study discusses green supply chain management (GSCM) practices on environmental performance and operational costs in micro, small and medium enterprises (MSMEs) in Indonesia's food and beverage industry. Especially to examine the existence of supply chain ecocentricity and traceability that moderates GSCM practices with environmental performance and operational costs. The judgment sampling method was used in this study, and 93 respondents contributed. Research questionnaires were distributed online, and data were analyzed using Partial Least Square-Structured Equation Modeling (PLS-SEM). The results of this study indicate that green supply chain management practices have a significant relationship to environmental performance and operational costs of MSMEs in the food and beverage industry in Indonesia. Supply chain ecocentricity moderates the relationship between GSCM practices, environmental performance, and operating costs. However, supply chain traceability does not moderate the relationship between GSCM practices, environmental performance, and operational costs.
Depok: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 2022
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Ana Uswatun Hasanah
Abstrak :
Industri farmasi harus mematuhi CPOB untuk memastikan bahwa konsumen menerima obat yang aman dan bermutu tinggi. Mutu obat tergantung pada bahan awal, bahan pengemas, proses produksi dan pengendalian mutu, bangunan, peralatan yang dipakai dan personil yang terlibat. Setiap industri farmasi memiliki rencana strategis atas kualifikasi terhadap pemasok. Evaluasi prosedur kualifikasi terhadap pemasok bahan baku dan ketertelusuran rantai pasokan yang dilakukan di PT Darya-Varia Laboratoria (DVL) dilakukan untuk menilai prosedur kualifikasi pemasok dan ketertelusuran rantai pasokan. Evaluasi dilakukan dengan observasi terkait pelaksanaan kualifikasi pemasok di PT DVL Tbk Citeureup plant. Kualifikasi pemasok di PT DVL Tbk Citeureup Plant meliputi seleksi pemasok, assessment (melalui kuesioner atau audit), approved (memasukan ke ASL), dan peninjauan periodik. Proses kualifikasi pemasok telah dilakukan sesuai persyaratan CPOB 2018. Untuk memastikan ketertelusuran rantai pasokan, semua bahan baku harus berasal dari pemasok yang telah terkualifikasi/disetujui sesuai persyaratan CPOB 2018. Selain itu, periksa dokumen pendukung pada saat penerimaan seperti surat jalan, PO, nomor batch dan lainnya untuk memastikan kebenaran bahan baku yang dikirim. ......The pharmaceutical industry must comply with GMP to ensure that consumers receive safe and high-quality medicine. The quality of drugs depends on the starting materials, packaging materials, production and quality control processes, premises, equipment used, and personnel involved. Every pharmaceutical industry has a strategic plan for the qualification of suppliers. Evaluation of the qualification procedures for raw material suppliers and supply chain traceability carried out at PT Darya-Varia Laboratoria (DVL) was conducted to assess supplier qualification procedures and supply chain traceability. The evaluation was carried out by observations regarding the implementation of supplier qualifications at the PT DVL Tbk Citeureup plant. Supplier qualification at DVL includes supplier selection, assessment (through questionnaires or audits), approval (submission to ASL), and periodic reviews. The supplier qualification process has been carried out according to the 2018 CPOB requirements. To ensure supply chain traceability, all raw materials must come from suppliers who have been qualified/approved according to the 2018 CPOB requirements. In addition, check the supporting documents at the time of receipt such as travel documents, POs, batch numbers and others to ensure the correctness of the raw materials sent.
Depok: 2023
PR-pdf
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library