Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 13 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Kacera, Walter Shantree
Abstrak :
The highly valued diagnostic technique that has been used for centuries by cultures around the world. A reliable diagnostic tool for monitoring the overall state of health. Easy to learn, effective and accurate. Determines a person's unique constitution. Detects imbalances and potential disease in the early stages. Reveals the underlying cause, stage and progression of a disease. Reflects the quality of Prana, blood, bodily fluids, and essence. Examines the expression of the Five Elements in each organ. Determines the state of physical, mental and emotional health. Mirrors the function of the organs, strength and depth of pathogenic factors. Provides immediate access to the body's pH balance, energy levels and health of the digestive system. [back cover
New York: Lotus Press, 2000
616.31 KAC a
Buku Teks  Universitas Indonesia Library
cover
Rizki Nugraha Agung
Abstrak :
Analisis praktik residensi keperawatan medikal bedah merupakan karya ilmiah akhir Ners Spesialis. Bertujuan untuk memberikan gambaran secara umum proses pelaksanaan praktik residensi keperawatan medikal bedah yang dilaksanakan dalam dua semester. Analisis ini terdiri dari kasus kelolaan utama pada gangguan sistem neurologi dengan kasus astrositoma dan 30 kasus resum menggunakan pendekatan model adaptasi Roy, penerapan evidence based nursing (EBN) dan proyek inovasi. pada kasus kelolaan masalah masalah ketidakefektifan perfusi cerebral teratasi dan pada 30 kasus resum diagnosa terbanyak yaitu risiko jatuh dan ketidakefektifan perfusi cerebral. untuk peneraan evidence based nursing tentang Tongue stretching exercises (TSE) pada pasien stroke dengan gangguan menelan dan terbukti dapat meningkatan gerakan lidah dalam proses menelan. Untuk proyek inovasi melakukan tatalaksana perawatan pasca stroke terkini. Banyak manfaat yang didapatkan selama proses praktik residensi diantaranya melatihan berpikir kritis dalam mengelola kasus sulit, melatih keterampilan praktik, dan menerapkan intervensi berdasarkan bukti ilmiah. Diharapkan bagi bagi perawat untuk memberikan intervensi keperawatan berdasarkan bukti ilmiah dan selalu berlatih dalam berpikir kritis agar memiliki tingkat sensitifitas dalam melihat fenomena masalah pada pasien.
Analysis of practice medical surgical nursing residency is the final scientific work of Specialist Nursing. The aim is to provide an overview of the process of implementing medical surgical nursing residency practices that got in two semesters. This analysis consists of cases of major management in neurological system disorders with astrocytoma cases and 30 cases of rums using Roy's adaptation model approach, application of evidence based nursing (EBN) and innovation projects. The case of managed cerebral perfusion problems the problem is managed and in 30 cases the most common diagnoses are the risk of falls and the ineffectiveness of cerebral perfusion. For evidence based nursing information about Tongue stretching exercises (TSE) in stroke patients with swallowing disorders and is proven to increase tongue movement in the swallowing process. Innovation projects carry out the latest post-stroke care management. Many benefits got during the residency practice process include training critical thinking in managing difficult cases, practicing practical skills, and implementing interventions based on scientific evidence. Hope is expected for nurses to provide nursing interventions based on scientific evidence and always practice critical thinking in order to have a sensitivity level in seeing the phenomenon of problems in patients.
Depok: Fakultas Ilmu Keperawatan Universiats Indonesia, 2020
SP-pdf
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
Maria Elisabeth
Abstrak :
Penelitian ini fokus pada fissure tongue, geographic tongue, median rhomboid glossitis dan hairy tongue. Tujuan penelitian ini adalah untuk menentukan prevalensi dan distribusi dari lesi tersebut berdasarkan usia dan jenis kelamin pada 312 pasien yang datang ke Rumah Sakit Gigi dan Mulut Pendidikan Fakultas Kedokteran Gigi Universitas Indonesia. Studi ini merupakan survei epidemiologi deskriptif dengan pendekatan potong lintang (cross-sectional). Data diperoleh melalui pemeriksaan klinis dan wawancara. Fissure tongue merupakan lesi yang paling sering ditemukan (46,5%) diikuti geographic tongue (3,2%), median rhomboid glossitis (1,3%) dan hairy tongue (1,3%). Semua lesi tersebut ditemukan lebih sering pada pasien pria. Fissure tongue, geographic tongue, median rhomboid glossitis dan hairy tongue memiliki prevalensi paling tinggi pada kelompok usia 61-68 tahun, 5-12 tahun, 53-60 tahun dan 13-20 tahun, secara berurutan.
This study is focused on fissure tongue, geographic tongue, median rhomboid glossitis and hairy tongue. The purpose of this study is to determine the prevalence and distribution of these lesions according to age and gender in 312 patients who visited University of Indonesia dental hospital. This study has been done by cross sectional descriptive epidemiological survey. The data were collected by clinical examination and interview. Fissure tongue was observed most frequently (46.5%) followed by geographic tongue (3.2%), median rhomboid glossitis (1.3%) and hairy tongue (1.3%). All of these lesions are more common in male patients. Fissure tongue, geographic tongue, median rhomboid glossitis, and hairy tongue had the highest prevalence in 61-68 years old, 5-12 years old, 53-60 years old, 13-20 years old, respectively.
Depok: Universitas Indonesia, 2008
S-Pdf
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
cover
Afi Savitri Sarsito
Abstrak :
Pemilihan topik "fissured tongue" untuk penelitian adalah karena pada dasarnya masyarakat masih awam tentang kelainan ini sehingga sering mereka datang dengan keluhan ada celah-celah pada lidahnya yen disertai rasa pedih dan panas, bahkan juga suatu 'cancer phobi'. Oleh karena itu kami tergerak untuk meneliti tersebut dan membatasi pada anak Panti asuhan se Jakarta Pusat.

Tujuan umum penelitian ini adalah untuk mengetahui prevalensi 'fissured tongue' didalam masyarakat Indonesia serta faktor-faktor yang mempengaruhi terjadinya kelainan ini. Tujuan khusus adalah untuk mengetahui prosentasi 'fissured tongue' pada anak Panti Asuhan se Jakarta Pusat, perbedaan prosentasinya pada anak laki-laki dan perempuan serta distribusi 'fissured tongue' berdasarkan lokasi dan dalamnya fissura.
Jakarta: Fakultas Kedokteran Gigi Universitas Indonesia, 1985
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Iqbal Fachrizal
Abstrak :
ABSTRAK
Secara visual, sulit untuk membedakan antara perokok dan bukan perokok bahkan untuk dokter atau dokter gigi yang berpengalaman. Salah satu cara yang paling obyektif untuk mengenali lidah perokok adalah dengan menggunakan alat seperti kamera. Penelitian yang relevan menemukan bahwa kelainan pada permukaan lidah dapat ditangkap oleh kamera HS pada rentang spektrum 650 - 900 nm. Sistem yang diusulkan terdiri dari dua bagian, perangkat keras dan perangkat lunak. Perangkat keras terdiri dari rangka aluminium, slider, sebuah sumber cahaya halogen dan kamera HS dengan rentang spektral antara 400-1000 nm yang terhubung ke komputer. Sistem dilengkapi oleh perangkat lunak pengolah citra hiperspektral yang dirancang untuk mendeteksi lidah perokok. Nilai reflektansi permukaan lidah diekstraksi dari citra lidah responden yang sebelumnya dikoreksi dengan menggunakan referensi citra hiperspektral gelap dan terang. Merata-ratakan data reflektansi spektral disetiap region lidah dilakukan untuk mengubah fitur yang ada menjadi ruang dimensi yang lebih kecil. Principal Component Analysis PCA digunakan untuk menghitung dan memilih subset fitur yang akan digunakan sebagai input oleh pengklasifikasi. Support vector machine SVM digunakan sebagai model klasifikasi citra karena kinerjanya sangat baik untuk memilih separator hyperplane terbaik di antara dua kelas yang berbeda. Sejumlah sampel citra lidah diakuisisi, diolah dan diklasifikasikan sebagai lidah perokok dan bukan perokok oleh sebuah sistem pengukuran hiperspektral. Evaluasi hasil sistem diperiksa menggunkan confusion matriks dengan menjadikan false positive rate FPR , false negative rate FNR , sensitivity dan specificity sebagai parameter kehandalan sistem. Validasi terhadap hasil pengukuran dilakukan menggunakan metode k-fold cross validation dengan rata-rata error klasifikasi SVM sebagai parameter akurasi sistem prediksi. Sistem deteksi perokok untuk mengidentifikasi smoker rsquo;s melanosis ini berhasil mengklasifikasi lidah perokok dan bukan perokok dengan akurasi yang baik.Kata kunci: Hiperspektral, SVM, Fingerprint, Lidah, Perokok.
ABSTRACT
Visually, it is difficult to diffrentiate between smoker and non smoker tongue even for an experienced doctor or dentist. One of the most objective way to acknowledge the smoker tongue is by using tools such as camera. The relevant research found that lession on tongue surface possible to be captured by hiperspektral camera in spectral range 650 ndash 900 nm. The proposed system contains of two parts, hardware and software. The hardware consists of workbench, slider, a halogen light source and hyperspectral camera with spectral range between 400 1000 nm connected to personal computer. The system complemented with hiperspektral image processing software built up especially to analyse the smoker tongue. The reflectance values of tongue surface was extracted from respondent tongue image that previously corrected using white and dark hiperspektral image references. Averaging all of spectral data have been done to transform the existing features into a lower dimensional space. The principal component analysis PCA was used to compute and select the features subset which will be used as an input by the classifier. The support vector machine SVM classifier is used as image classification model since it perform excellent to choose the best hyperplane separator between two difference classes. A number of samples of the tongue image were acquired, processed and classified as smokers and non smokers tongue by a hyperspectral measurement system. The evaluation of system result is checked using confusion matrix by making false positive rate FPR , false negative rate FNR , sensitivity and specificity as system reliability parameters. Validation of the measurement results was done using k fold cross validation method with average error classification SVM as parameter of system prediction accuration. Smoker detection system to identify smoker rsquo s melanosis is successfully classify the tongue of smokers and non smokers with good accuracy.Keywords Hiperspektral, Reflectance, Smoker, Tongue, Diagnosis, SVM, PCA
2017
T49745
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Lidia Kristri Afrilita
Abstrak :
Tesis ini mengkaji pengalaman Tip of the Tongue (ToT) pada penutur bahasa Indonesia dan pengaruh kompleksitas fonotaktik terhadap kejadian ToT, serta implikasinya terhadap model akses leksikal. Penelitian ini menggunakan desain penelitian eksperimental dengan menciptakan situasi yang memicu kemunculan ToT pada responden. Sumber data penelitian ini adalah kelompok kata berfonotaktik sederhana dan berfonotaktik kompleks yang diseleksi dari kata berfrekuensi rendah (F=5) pada korpus IndonesianWaC. Data penelitian ini adalah semua fitur generic recall yang muncul selama kejadian ToT dan urutan kemunculan tiap-tiap informasi tersebut. Data dianalisis dengan menggunakan prosedur analisis statistik, yaitu perhitungan frekuensi kemunculan, uji t satu sampel, dan uji korelasi Pearson. Hasil analisis menjelaskan bahwa (1) fitur-fitur generic recall yang muncul pada ToT bahasa Indonesia adalah fitur relasi makna, definisi, dan memori episodik pada level konseptual; dan fitur segmen awal, segmen tengah, segmen akhir, jumlah suku kata, dan kemiripan fonologis pada level leksem; (2) variabel kompleksitas fonotaktik menjadi salah satu faktor yang mempengaruhi probabilitas kejadian ToT; (3) model akses leksikal yang paling banyak muncul pada proses akses leksikal bahasa Indonesia adalah model serial; dan (4) kecenderungan kemunculan model serial terjadi pada kedua kelompok pola fonotaktik. ......This research investigates Tip of the Tongue (ToT) experience amongst Indonesian speakers and the influence of phonotactics complexity towards ToT probability, and its implication towards lexical access model. This study applied experimental research design by creating a condition to trigger the occurence of ToT amongst the respondents. The source of data was a group of simple-phonotactics words and a group of complex-phonotactics words selected from low frequency words (F=5) found in IndonesianWaC corpus. The data of this research was all generic recall features and the order of information as mentioned by the respondents during lexical access process. The data was analyzed by applying statistical analysis procedures including frequency of occurence, t test one sample, dan Pearson correlation test. The findings of this research indicated that (1) generic recall features found in Indonesian ToT include sense relation, definition, and episodic memory features on conceptual level; dan initial segment, middle segment, final segment, number of syllable, and phonological similarity features on lexeme level; (2) phonotactics complexity is one of the factors influencing the probability of ToT; (3) the most frequently occured lexical access model in Indonesian is serial model; and (4) the tendency towards serial model occurs in both phonotactics groups.
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan dan Budaya Universitas Indonesia, 2015
T43482
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Magdalena Lesmana
Abstrak :
Tujuan penelitian ini untuk mengetahui prevalensi dan distribusi ATTS pada malokIusi regio anterior. Hasilnya dapat digunakan sebagai informasi dasar dari penelitian lanjutan mengenai hubungan ?ATTS? dengan Maloklusi secara rinci yang diperlukan untuk penanganan yang efektif. Penelitian dilakukan pada 522 anak 90K III Jakarta berusia 7-13 tahun, yang belum pernah dilakukan perawatan orto. Diagnosa ada/tidaknya ?TTS? dilakukan dengan alat LINGOMETER FINK. Malrelasi/malposisi gigi-gigi-gigi anterior pada subjek dengan TTS (Lingometer respons positif) dilihat secara visual. Hasil penelitian menunjukkan prevalensi TTS yang tinggi (73,2) dengan frekwensi tertinggi pada usia 12?13 tahun (85,5Y.) Pola malokiusi yang dijumpai pada subjek dengan TTS adalah protrusi gigi tetap anterior atas(38,7%) ,rotasi aigi anterior atas(2S,9,flaring(9,4 Y.), protrusi anterior bawah (6,0%), kombinasi protrusi dan rotasi (2,97.), protritsi gigi anterior atas dan bawah(2%), openbite dan rotasi(1,3), open bite (1,3%) dan kombinasi openbite dan protrusi(0,7%).
Depok: Fakultas Kedokteran Gigi Universitas Indonesia, 1990
T-pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Nisyia Ferlia Khairiyah
Abstrak :
Latar Belakang: Early Childhood Caries (ECC) merupakan penyakit kronis yang umum pada masa anak anak. Penyakit ini didefinisikan sebagai adanya kerusakan pada permukaan gigi, kehilangan gigi, atau restorasi pada gigi sulung anak berusia 71 bulan atau dibawahnya. Terdapat empat faktor utama yang memegang peranan penting untuk terjadinya karies pada anak usia dini, yaitu faktor host atau tuan rumah, agen atau mikroorganisme, substrat atau diet, serta waktu. Kelompok bakteri Streptococcus mutans menjadi yang utama di antara spesies bakteri tersebut. Streptococcus mutans dibagi menjadi beberapa serotype yang terdiri dari serotype c, e dan f. Serotype c menjadi yang paling banyak ditemukan pada kasus ECC. Namun, tidak hanya bakteri yang menjadi peran dalam pembentukan karies, terdapat pula Candida Albicans yang merupakan jamur yang biasa menjadi penyebab infeksi pada rongga mulut. Tujuan: Evaluasi terhadap kuantitas antigen Streptococcus mutans serotype C dan Candida albicans pada dorsal lidah anak usia dini dan kaitannya dengan tingkat dmft. Metode: Metode yang digunakan pada kuantifikasi antigen yang disebutkan adalah metode ELISA (enzyme-linked immunosorbent assay). Nilai absorbansi dibaca pada panjang gelombang 450 nm, nilai tersebut dijadikan sebagai nilai kuantitas dari masing masing antigen. Hasil: Perbedaan jumlah kuantitas antigen Streptococcus Mutans serotype C pada indeks dmft rendah sebesar 2,87, pada indeks dmft sedang 3,004 serta pada indeks dmft tinggi sebesar 3,174. Selanjutnya pada antigen Candida Albicans, terdapat perbedaan jumlah kuantitas, yaitu pada indeks dmft rendah sebesar 1,728, pada indeks dmft sedang 1,738, serta pada indeks dmft tinggi sebesar 1,71. Kesimpulan: Tidak terdapat perbedaan signifikan antara kuantitas antigen Streptococcus mutans serotype c dan Candida albicans pada derajat dmft. Selain itu, peneliti juga mendapatkan bahwa kuantitas antigen Streptococcus mutans serotype c dan Candida albicans pada anak bebas karies dan ECC memiliki korelasi negatif. ......Background: Early Childhood Caries (ECC) is a common chronic disease in childhood. This disease is defined as damage on the tooth surface, tooth loss, or restoration in the deciduous teeth of children aged 71 months or below. There are four main factors that play important roles for caries in early childhood, which are host, agent or microorganism, substrate or diet, and time. The Streptococcus Mutans group of bacteria is the main of these bacterial species. Streptococcus Mutans are divided into several serotypes consisting of serotypes C, E and F. Serotype C is the most commonly found in ECC cases. However, it is not only bacteria that play a role in caries formation, there are also Candida Albicans which are fungi that commonly cause infections in the oral cavity. Objective: evaluation of the quantity of Streptococcus Mutans serotype C and Candida Albicans antigens on the dorsal tongue of early childhood and its relation to dmft levels. Method: The method used in the quantification of the antigen mentioned is the ELISA (enzyme-linked immunosorbent assay) method.The absorbance value is read at a wavelength of 450 nm, the value is used as the quantity value of each antigen. Result: The difference in the quantity of Streptococcus Mutans serotype C antigens on the low dmft, the quantity is 2.87, on the medium dmft, the quantity is 3.004 and on the high dmft, the quantity is 3.174. Candida Albicans antigens, there are differences in the quantity, on the low dmft, the quantity is 1.728, on the medium dmft, the quantity is 1.738, and on the high dmft, the quantity is 1.71. Conclusion: There is no significant difference between the quantity of Streptococcus mutans serotype c antigens and Candida albicans at dmft degrees. In addition, researcher also found that the quantity of Streptococcus mutans serotype c antigens and Candida albicans in caries-free children and ECC have a negative correlation.
Depok: Fakultas Kedokteran Gigi Universitas Indonesia, 2019
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Elizabeth Geophine
Abstrak :
The purpose of this study was to investigate the pattern, mean and differences of measurements between men and women on vertical dentocraniofacial cephalometric values of open bite subjects with anterior tongue thrust. There were 27 subjects between ages of 12-28 years, 6 men and 21 women of which thirteen vertical dentocraniofacial variables were obtained from measurements taken from lateral cephalometrics; ANS-Me, N-Me, S-Go, CC-Go, SN-MP, N-ANS, PP-MP, Y-axis, UPDH, LPDH, ANS-UI, LI-MP and overbite. The means of values of ANS-Me, N-Me, S-Go and CC-Go were compared with the norms based on Deouteromalay population and SN-MP, PP-MP, Y-axis, UPDH, LPDH, ANS-UI, LI-MP with the norms based on Caucasian population. The obstacle of this study was the unavailable norms of vertical dentocraniofacial cephalometric for Deuteromalay population. Generally the pattern of vertical dentocraniofacial of open bite subjects with anterior tongue thrust shows the long face syndrome.
Jakarta: Fakultas Kedokteran Gigi Universitas Indonesia, 2005
AJ-Pdf
Artikel Jurnal  Universitas Indonesia Library
cover
Herry Helmy Rasjid
Abstrak :
PENDAHULUAN Karsinoma lidah termasuk keganasan yang tersering didapat dibandingkan dengan keganasan pada organ lain yang terdapat dalam rongga mulut, walaupun dibandingkan dengan keganasan pada organ lain seperti payudara, mulut rahim dan nasofarink, keganasan pada lidah ini termasuk yang jarang adanya.

Di negeri Belanda terdapat 3 - 4 kasus keganasan pada rongga mulut dari tiap 100.000 penduduk, yang duapertiga daripadanya adalah penderita keganasan pada lidah.

Keganasan ini, biasanya menyerang usia pertengahan sampai usia lanjut. Beberapa pendapat mengatakan bahwa 80% kasusnya berusia antara 60 - 80 tahun dengan perbandingan kekerapan antara pria dan wanita 4 : 1.

Pada penelitian yang dilakukan di Asia, didapatkan bahwa di India kekerapan kasus ini tidak banyak berbeda antara pria - dan wanita, hal ini kemungkinan disebabkan karena kaum wanitanya mempunyai kebiasaan mengunyah sirih atau tembakau.

Beberapa faktor disebutkan sebagai pencetus terjadinya keganasan pada lidah yaitu

- faktor lokal : higiene mulut yang buruk, karies dentis serta protesa gigi dengan kedudukan kurang baik.

- faktor luar : tembakau dengan berbagai cara penggunaannya

alkohol serta rempah dan bumbu-bumbuan.

- faktor dalam : deFisiensi makanan,vitamin dan anemia.

Pada makalah ini akan dibicarakan mengenai tinjauan kepustakaan karsinoma lidah, terutama mengenai terapi radiasi karsi noma lidah, pengamatan terhadap kasus yang datang ke Pav. Johannes Sub Sag Radioterapi. FKUI - RSCM periode Januari 1964-Jesember 1986, yaitu meliputi distribusi kelamin, umur, jenis patologi anatomi, lokasi tumor, penderajatan, hasil pengobatan serta timbulnya komplikasi akut radiasi berupa mukositis, dengan tujuan untuk mengetahui lebih lanjut mengenai ke ganasan lidah serta penangan dan
1988
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2   >>