Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 8 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Tony Sudjarwo
Abstrak :
[ABSTRAK
Penelitian telah dilakukan mengenai karakteristik Eichhornia crassipes (Mart.) Solms dan Pistia stratiotes L. pada air limbah domestik serta uji toksisitas hasil fitoremediasinya. Penelitian bertujuan untuk mengetahui aspek anatomi, fisiologi dan ekologi E. crassipes dan P. stratiotes serta toksisitas hasil fitoremediasinya terhadap Dahnia magna L. dan Cyprinus carpio L. Bahan ditempatkan di outlet kolam anaerob, fakultatif dan maturasi di Instalasi Pengolahan Air Limbah (IPAL) Bojongsoang Bandung selama 14 hari dan sebagai fitoremediator selama 10 hari dengan metode statik. Hasil fitoremediasi diuji toksisitas akut dan sub akut terhadap D. magna selama 2 hari dan C. carpio selama 4 hari. Hasil penelitian menunjukkan E. crassipes dan P. stratiotes sebagian besar menurun pada diameter akar 1,18-2,50 mm, stele 0,37-1,82 mm, korteks 0,30-0,65 mm, panjang akar 0,05-5,21 cm dan kadar klorofil 0,19-1250,33 mg/L, serta meningkat pada berat basah 93,39-99,49 g, panjang stolon 11,33-15,97 cm, panjang petiola 2,05-3,21 cm dan luas daun 1,12-8,56 cm2; kelimpahan bakteri nitrifikasi pengoksidasi amonia (AOB) dan bakteri pengoksidasi nitrat (NOB) meningkat pada rhizosfer E. crassipes. Efisiensi tertinggi E. crassipes 86,14% fosfat dan 98,41% nitrat dengan retensi terendah 0,3-0,4 hari, serta tertinggi P. stratiotes 96,34% TSS, 97,20% kekeruhan dan 96,70% BOD. Kadar nitrat di akar lebih tinggi dibanding pada daun. Hasil fitoremediasi menunjukkan toksik rendah, meningkatkan rata-rata telur 12,1-14,7, frekuensi bertelur 0,7 dan awal hari bertelur 3,5-3,6 hari, serta peningkatan laju konsumsi oksigen 150,8-239,1 mg/g bb/jam C. carpio pada hasil fitoremediasi E. crassipes. Hasil-hasil tertinggi sebagian besar diperoleh pada air limbah domestik dari kolam anaerob dan fakultatif. Eichhornia crassipes dan Pistia stratiotes adaptif pada air limbah domestik, berpotensi tinggi dalam menurunkan polutan air limbah domestik dengan hasil fitoremediasinya toksik rendah.;
ABSTRACT
Research has been done on the characteristics of Eichhornia crassipes (Mart.) Solms and Pistia stratiotes L. in domestic wastewater and phytoremediation results toxicity test. The study aims to determine anatomy, physiology and ecology aspect, and the toxicity test of phytoremediation results against Daphnia magna L. and Cyprinus carpio L. Materials placed on the outlet in anaerobic, facultative and maturation ponds on Wastewater Treatment Plant (WWTP) Bojongsoang Bandung for 14 days, and as phytoremediator for 10 days using static methods. Acute toxicity tests and sub acute phytoremediation results for D. magna reproduction for 2 days and the rate of oxygen consumption C. carpio for 4 days. The results showed in E. crassipes and P. stratiotes most of the decrease in root diameter 1.18-2.50 mm, stele 0.37-1.82 mm, cortex 0.30-0.65 mm, root length 0.05-5.21 cm and chlorophyll content 0.19-1250.33 mg/L, and the increase in wet weight 93.39-99.49 g, stolon length 11.33-15.97 cm, petiole length 2.05-3.21 cm and leaf area 1.12-8.56 cm2; abundance of nitrifying ammonia oxidizing bacteria (AOB) and nitrate oxidizing bacteria (NOB) is increased in the rhizosphere of E. crassipes. The highest efficiency of E. crassipes 86.14% phosphate and 98.41% nitrate, and P. stratiotes 96.34% TSS, 97.20% turbidity and 96.70% BOD, and the lowest retention of 0.3-0.4 days. Nitrate levels in roots was higher than in the leaves. Domestic wastewater toxicity test phytoremediation results to D. magna and C. carpio showed low toxic. Subacute toxicity tests on D. magna reproduction showed increase the average egg 2.1-14.7, the frequency spawn about 0.7 and earlier in the day spawn 3.5-3.6 days, and increase in the rate of oxygen consumption 150.8-239.1 mg/g w/h C. carpio on E. crassipes phytoremediation results. The results mostly takes place in the wastewater from the anaerob and facultative ponds. Eichhornia crassipes and Pistia stratiotes adaptive in domestic wastewater, high potential in reducing, Research has been done on the characteristics of Eichhornia crassipes (Mart.) Solms and Pistia stratiotes L. in domestic wastewater and phytoremediation results toxicity test. The study aims to determine anatomy, physiology and ecology aspect, and the toxicity test of phytoremediation results against Daphnia magna L. and Cyprinus carpio L. Materials placed on the outlet in anaerobic, facultative and maturation ponds on Wastewater Treatment Plant (WWTP) Bojongsoang Bandung for 14 days, and as phytoremediator for 10 days using static methods. Acute toxicity tests and sub acute phytoremediation results for D. magna reproduction for 2 days and the rate of oxygen consumption C. carpio for 4 days. The results showed in E. crassipes and P. stratiotes most of the decrease in root diameter 1.18-2.50 mm, stele 0.37-1.82 mm, cortex 0.30-0.65 mm, root length 0.05-5.21 cm and chlorophyll content 0.19-1250.33 mg/L, and the increase in wet weight 93.39-99.49 g, stolon length 11.33-15.97 cm, petiole length 2.05-3.21 cm and leaf area 1.12-8.56 cm2; abundance of nitrifying ammonia oxidizing bacteria (AOB) and nitrate oxidizing bacteria (NOB) is increased in the rhizosphere of E. crassipes. The highest efficiency of E. crassipes 86.14% phosphate and 98.41% nitrate, and P. stratiotes 96.34% TSS, 97.20% turbidity and 96.70% BOD, and the lowest retention of 0.3-0.4 days. Nitrate levels in roots was higher than in the leaves. Domestic wastewater toxicity test phytoremediation results to D. magna and C. carpio showed low toxic. Subacute toxicity tests on D. magna reproduction showed increase the average egg 2.1-14.7, the frequency spawn about 0.7 and earlier in the day spawn 3.5-3.6 days, and increase in the rate of oxygen consumption 150.8-239.1 mg/g w/h C. carpio on E. crassipes phytoremediation results. The results mostly takes place in the wastewater from the anaerob and facultative ponds. Eichhornia crassipes and Pistia stratiotes adaptive in domestic wastewater, high potential in reducing]
2014
D1988
UI - Disertasi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Suci Salsabilla
Abstrak :
Penelitian mengenai pengaruh NP Ag terhadap tumbuhan telah dilakukan dengan beragam jenis tumbuhan serta konsentrasi NP Ag. Hasil penelitian yang dilakukan yaitu berupa efek positif dan negatif dari pemberian NP Ag pada tumbuhan yang dapat dilihat dari pertumbuhan dan fisiologisnya. Penelitian ini menggunakan tanaman sorgum sebagai tanaman ujinya, tanaman sorgum merupakan tanaman yang lebih tahan terhadap hama dan penyakit dibandingkan tanaman serealia lainnya. Penelitian ini menggunakan sistem hidroponik, selain NP Ag yang lebih mudah diserap tanaman, pemantauan tanaman dengan sistem hidroponik juga lebih mudah dilakukan. Penelitian ini dilakukan untuk mengetahui pengaruh pemberian NP Ag terhadap pertumbuhan dan kondisi fisiologis tanaman sorgum (Sorghum bicolor L.) pada sistem hidroponik. Terdapat 5 perlakuan dalam penelitian ini, yaitu kontrol; NP Ag absorbansi 2 a.u; dan campuran larutan AB Mix dengan NP Ag dengan absorbansi 1 a.u, 2 a.u, dan 3 a.u. Pemberian NP Ag dilakukan dengan sistem hidroponik teknik deep water culture (DWC) selama 21 hari. Pengaruh pemberian NP Ag terhadap tumbuhan diketahui dengan melakukan uji terhadap beberapa parameter. Parameter tersebut antara lain karakter visual tanaman; kemudian parameter pertumbuhan yang meliputi jumlah daun; warna daun; panjang tunas dan akar serta berat segar dan berat kering tunas dan akar; serta parameter fisiologisnya meliputi kadar hidrogen peroksida (H2O2) dan klorofil. Parameter lingkungan yang diukur, yaitu suhu lingkungan, kelembapan, dan intensitas cahaya. Hasil penelitian menunjukkan perlakuan NP Ag diduga memiliki efek toksik bagi tanaman sorgum berupa visual tanaman yang tidak sebaik kontrol, penurunan panjang tunas dan akar; berat segar dan berat kering tunas serta akar; dan jumlah daun jika dibandingkan dengan kontrol. Seluruh tanaman yang diberikan perlakuan NP Ag memiliki kandungan klorofil yang lebih rendah jika dibandingkan kontrol, sedangkan kandungan H2O2 yang dimiliki tanaman lebih tinggi jika dibandingkan kontrol, hal tersebut menunjukkan bahwa tanaman sorgum dengan perlakuan NP Ag memberi respons stres oksidatif, akan tetapi perlakuan NP Ag dengan komposisi NP Ag 1 a.u dengan Ab Mix cenderung memiliki hasil yang sama dengan kontrol. ......Research on the effect of Ag NPs on plants has been carried out with various types of plants and Ag NP concentrations. The results of the research conducted were in the form of positive and negative effects of giving Ag NPs to plants which can be seen from their growth and physiology. This study used sorghum as a test crop. Sorghum is a plant that is more resistant to pests and diseases than other cereal crops. This study used a hydroponic system, apart from Ag NP which is more easily absorbed by plants, monitoring plants with a hydroponic system is also easier to do. This research was conducted to determine the effect of Ag NPs on the growth and physiological conditions of sorghum (Sorghum bicolor L.) plants in a hydroponic system. There are 5 treatments in this study, namely control; NP Ag absorbance 2 a.u; and a mixture of AB Mix solution with NP Ag with an absorbance of 1 a.u, 2 a.u, and 3 a.u. Administration of Ag NPs was carried out using a deep water culture (DWC) hydroponic system for 21 days. The effect of giving Ag NPs to plants is known by testing several parameters. These parameters include the visual character of plants; then the growth parameters which include the number of leaves; leaf color; shoot and root length and fresh and dry weight of shoots and roots; as well as physiological parameters including levels of hydrogen peroxide (H2O2) and chlorophyll. The environmental parameters measured were ambient temperature, humidity, and light intensity. The results showed that the Ag NP treatment tended to have a toxic effect on sorghum plants in the form of plant visuals that were not as good as controls, decreased shoot and root length; fresh weight and dry weight of shoots and roots; and the number of leaves when compared to the control. All plants treated with NP Ag had lower chlorophyll content when compared to the control, while the H2O2 content of the plants was higher than the control. This indicated that sorghum plants treated with NP Ag gave an oxidative stress response, but the NP Ag treatment with the composition of NP Ag 1 a.u with Ab Mix tends to have the same results as the control.
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2023
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Nur Samsiyah
Abstrak :
Akrilamida diketahui terdapat pada makanan tertentu, khususnya makanan dengan karbohidrat tinggi yang dalam proses dan pembuatannya menggunakan suhu lebih dari 120oC. Telah dilaporkan juga bahwa terjadi penurunan kualitas fisik dan kimia, bahkan terbentuknya senyawa toksik bila minyak goreng dipanaskan terus-menerus. Penelitian ini bertujuan untuk mengidentifikasi dan menetapkan kadar akrilamida dalam minyak jelantah yang berasal dari pedagang makanan kaki lima dan warung makan. Analisis dilakukan dengan Kromatografi Cair Kinerja Tinggi, menggunakan kolom Kromasil®-100 5C18 RP 5 μm, 250 x 4,6 mm; fase gerak 3,5 mM asam fosfat 85% dalam asetonitril-air (5:95) pH = 2,50; laju alir 0,5 mL/menit; dan dideteksi pada panjang gelombang 210 nm dengan detektor ultraviolet. Hasil penelitian menunjukkan bahwa akrilamida terdapat pada kedua sampel minyak jelantah yang dianalisis, yaitu dengan kadar rata-rata 2,64 ± 0,11 μg/g untuk Sampel I dan 19,32 ± 0,31μg/g untuk Sampel II.
Depok: Departemen Farmasi Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2009
S-Pdf
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
cover
Dian Nirmalasari
Abstrak :
Pertukaran ion merupakan salah satu metode yang dapat digunakan daiam pengolahan llmbah dan pengolahan air. Penukar ion {resin atau serat) yang memiliki gugus fungsi asam fosfat (-PO4H2) telah diketahui memiliki selektifitas yang balk dan kemampuan untuk mengadsorpsi logamlogam Lantanida dan Aktinida, Pb, Ba, Zn, serta terhadap logam yang diklasifikasikan ke daiam asam Lewis seperti Fe (ill), Zr (IV), Mo (IV), dan U (IV). Penelitian ini bertujuan untuk memanfaatkan serat FPA {Fibrous Phosphoric Adsorbent, yang dibuat dengan mencangkok 2-hidroksietil metakrilat asam fosfat (HMPA, 2-hydroxyethyl methacrylate phosphoric acids) pada kain non-woven yang tersusun dari serat polietilen (PE) yang dilapisi polipropilen (PP) secara radiasi) sebagai adsorban untuk mengikat Fe (III) (Fe-FPA) dan melakukan karakterisasinya melalui penentuan kapasitas penukaran kation terhadap Na^ dan Fe (III), serta kestabilan ikatan Fe-FPA. Metode yang digunakan untuk penentuan kapasitas adalah metode batch dan pengujian kestabilan ikatan Fe-FPA digunakan metode kolom yaitu I dengan mengelusinya dengan larutan FICI pada berbagai konsentrasi. Selanjutnya serat Fe-FPA yang dihasilkan dipelajari aplikasinya sebagai penukar anion ASO2" pada berbagai pH. Kapasitas serat FPA dengan 87,11% grafting yang ditukar dengan A kation Na^ sebesar 1,0983 mek/g FPA dan untuk serat FPA dengan 153,76% grafting sebesar 1,5138 mek/g FPA. Penyerapan Fe (III) optimum pada FPA * terjadi pada pFI 2,0 dan pada konsentrasi larutan Fe(N03)3 0,025 M. Jumlah Fe (III) yang teradsorpsi oleh FPA pada kondlsi optimum tersebut sebanyak 0,9755 mek/g FPA. Dari harga kemiringan kurva Log Kd pada berbagai pH, diketahui bahwa mekanisme adsorpsi Fe (III) pada serat merupakan I mekanisme koordinasi. Fe (III) yang terdesorpsi dari serat oleh FICI 0,01 M (pH 2,0) sebesar 0,22% dari jumlah Fe.(lll) yang teradsorpsi. Anion ASO2" dapat diadsorpsi optimum pada pFI 8,0 oleh serat Fe-FPA yaitu sebanyak 1,052 mek/g Fe-FPA.
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2005
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Arrahmatika
Abstrak :
Salah satu metode yang dipakai dalam pengolahan limbah adalah metode pertukaran ion. Penukar ion yang mempunyai gugus asam fosfat diketahui memiliki selektifitas yang baik dan kemampuan untuk mengadsorpsi logam-logam lantanida dan aktinida, Pb, Ba, Zn, serta terhadap logam yang diklasifikasikan ke dalam asam lewis kuat seperti Fe (III), Zr (IV), Mo (IV), dan U (IV). Penelitian ini bertujuan untuk mengkarakterisasi serat FPA (Fibrous Phosphoric Adsorbent), yang dibuat dengan mencangkok 2-hidroksietil metakrilat asam fosfat (HMPA, 2-hidroxyethyl methacrylate phosphoric acids) yang merupakan monomer dengan gugus asam fosfat, pada kain non-woven yang tersusun dari serat polietilen yang dilapisi polipropilen (PPPE) secara induksi radiasi dengan menentukan kapasitas penukar ion, uji regenerasi ion, selektifitas, adsorpsi kompetitif dan kecepatan penyerapan ion dengan menggunakan metode batch. Kapasitas serat FPA dengan 153,76% grafting yang ditukar dengan kation Na+ adalah sebesar 1,05 mek/g. Regenarasi ion yang dilakukan terhadap serat FPA dengan kondisi konsentrasi asam yang cukup tinggi dan waktu perendaman yang cukup lama didapatkan bahwa Na+ yang terdesorpsi hanya sebesar 3% dibandingkan dengan banyaknya Na+ yang teradsorpsi. Dari harga kemiringan Log Kd pada berbagai pH, diketahui bahwa mekanisme yang dominan terjadi adalah mekanisme koordinasi dan kemungkinan terjadi pula mekanisme pertukaran ion. Serat FPA bagus digunakan untuk penyerapan keenam jenis logam pada rentang pH 4,0-7,0 disebabkan nilai Log Kd logam-logam tersebut >1,5. Percobaan adsorpsi kompetitif menunjukkan nilai ? antara logam kobalt dan Nikel adalah 0,98. Berdasarkan nilai tersebut maka dapat disimpulkan kedua ion logam tersebut terekstrak bersama-sama.
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia;, 2005
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Ismail Kusuma Wiarta
Abstrak :
Perilaku toksik di dalam video game kompetitif memang sangat meresahkan komunitas game tersebut. Banyak sekali pemain video game yang melampaui batas aturan yang ada, sehingga merusak komunitas game tersebut. Tujuan dari penelitian ini adalah melihat apa saja tipe-tipe dari perilaku toksik di dalam video game kompetitif, faktor dari perilaku tersebut, dan apa pengaruhnya bagi para korbannya. Perilaku toksik muncul karena adanya rasa emosi karena permainan tidak berjalan sesuai ekspektasi kita, sehingga para pelaku toksik akan menggunakan segala cara untuk melampiaskan emosinya. Perilaku toksik dalam video game memiliki banyak kategorinya, yaitu: melecehkan, pengeluaran kata-kata kasar, perilaku negatif, peretasan, kecurangan dan penipuan. Pengaruh dari perilaku toksik terhadap korbannya memiliki respon yang berbeda-beda tergantung kategori dari perilaku toksik tersebut, perilaku negatif cenderung memiliki efek yang minim terhadap korbanya, dan pengaruh yang paling merugikan adalah perilaku kecurangan,pemerasan dan penipuan, yang mana akan mempengaruhi dan merusak komunitas game tersebut. ......The toxic behavior in competitive video games is very unsettling to the gaming community. Many video game players exceed the existing regulatory limits, thus damaging the gaming community. The purpose of this study is to see what types of behavior are in competitive video games, the factors of these behaviors, and how they affect the victims. Toxic behavior arises because of emotions from the players who think that the game does not go well according to their expectations, so the toxic actors will use all means to vent their emotions. Toxic behavior in video games with many categories, namely: harassment, verbal abuse, negative behavior, hacking, cheating and fraud. The effect of toxic behavior on the victim has a different response depending on the category of the toxic behavior, negative behavior tends to have a minimal effect on the victim, and the most detrimental effects are cheating, extortion and deception, which affect and damage the gaming community.
Depok: Fakultas Ilmu Sosial Dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2021
MK-pdf
UI - Makalah dan Kertas Kerja  Universitas Indonesia Library
cover
Dionanda Dafito
Abstrak :
Penelitian terhadap komunitas mikroalga epiplastik pada substrat plastik polyethylene terephthalate (PET) dilakukan di perairan Pulau Pramuka, Kepulauan seribu. Sampel plastik kemasan minuman diambil dari tiga stasiun di bagian Barat, Utara, dan Timur Pulau Pramuka. Sampel yang diisolasi kemudian diamati di bawah mikroskop cahaya dan kelimpahan, serta keanekaragaman mikroalga pada setiap stasiun dihitung. Mikroalga tersebut diidentifikasi, sehingga struktur komunitas dan adanya mikroalga berpotensi toksik diketahui. Mikroalga yang diidentifikasi berasal dari tiga divisi, yaitu Bacillariophyta, Dinophyta, dan Cyanobacteria. Bacillariophyta merupakan divisi yang paling melimpah dan ditemukan 11 genus yang berasal dari divisi tersebut, antara lain Coscinodiscus, Diploneis, Pleurosigma, Gyrosigma, Nitzschia, Cymbella, Thalassiosira, Synedra, Navicula, Fragilaria, dan Thalassionema. Dinophyta yang ditemukan berasal dari genus Prorocentrum dan Cyanobacteria yang ditemukan berasal dari genus Chroococcus. Nitzschia merupakan mikroalga yang paling melimpah dengan total kelimpahan 395,9 sel/ml, sedangkan kelimpahan terendah dimiliki oleh Chroococcus dengan nilai 1,18 sel/ml. Mikroalga berpotensi toksik ditemukan pada beberapa stasiun, yaitu Nitzschia dan Prorocentrum. Indeks keanekaragaman dan kemerataan tertinggi terdapat pada stasiun 1 (1,62 dan 0,78) karena tidak ada genus yang mendominasi, sedangkan indeks dominansi tertinggi terdapat pada stasiun 3 (0,52). ......Research on epiplastic microalgal communities on polyethylene terephthalate (PET) plastic substrates was conducted in the waters of Pramuka Island, Kepulauan Seribu. Beverage packaging plastic samples were taken from three stations in the western, northern, and eastern parts of Pramuka Island. The isolated samples were then observed under a light microscope and the abundance and diversity of microalgae at each station were calculated. The microalgae were identified so that community structure and the presence of potentially toxic microalgae were known. The microalgae identified came from three classes, namely Bacillariophyta, Dinophyta, and Cyanobacteria. Bacillariophyta is the most abundant class and 11 genera were found from the class, including Coscinodiscus, Diploneis, Pleurosigma, Gyrosigma, Nitzschia, Cymbella, Thalassiosira, Synedra, Navicula, Fragilaria, and Thalassionema. Dinophyta found came from the genus Prorocentrum and Cyanobacteria found came from the genus Chroococcus. Nitzschia is the most abundant microalgae with a total abundance of 395.9 cells/ml, while the lowest abundance is owned by Chroococcus with a value of 1.18 cells/ml. Potentially toxic microalgae were found at several stations, namely Nitzschia and Prorocentrum. The highest diversity and evenness indices were found at station 1 (1.62 and 0.78) because there was no genus dominating the station, while the highest dominance index was found at station 3 (0.52).
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2024
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Ariva
Abstrak :
Penelitian ini berfokus pada optimasi tata letak Power Plant Area pada Pembangkit Listrik Tenaga Panas Bumi dengan mempertimbangkan salah satu aspek keselamatan yaitu dispersi gas toksik, khususnya H2S. Model matematika diformulasikan sebagai Mixed Integer Non Linear Programming dan diimplementasikan pada Excel Solver menggunakan algoritma GRG Non Linear. Tata letak dua jenis PLTP sebagai contoh kasus dan dua skenario riset, tanpa dan dengan mengikuti rekomendasi jarak dari standar keselamatan, dioptimalisasikan dalam rangka minimisasi total biaya pada PLTP Plant Layout Cost namun tetap memperhatikan aspek dispersi gas toksik melalui simulasi Computational Fluid Dynamic, lalu dibandingkan dengan PLTP yang sudah ada existing. Hasil penelitian menunjukkan susunan tata letak PLTP optimasi sesuai dengan susunan tata letak PLTP existing pada unit fasilitas proses utama. Dibandingkan PLTP existing, hasil optimasi tata letak PLTP dengan rekomendasi jarak dari standar keselamatan proses sudah cukup aman dari segi aspek dispersi H2S pada skenario terburuk. Terakhir, optimasi tata letak PLTP dengan metode riset operasi ini terbukti mampu menurunkan total biaya terhadap PLTP existing, pada penelitian ini sebesar 14,97 - 35,89. ......This research is focused on Power Plant Area of Geothermal Power Plant layout optimization considering one of process safety aspect, toxic gas dispersion particularly H2S. This problem is formulated as a Mixed Integer Non Linear Programming and implemented in Excel Solver using GRG Non Linear algorithm. Layout of two Geothermal Power Plants as example and two research mode, with and without following process safety standard spacing requirements, have been optimized to mimimize total Plant Layout Cost yet still concern toxic gas dispersion through Computational Fluid Dynamic simulation, and to compare with layout from existing plant. The result shows that main process equipments arrangement of optimized Geothermal Power Plant layout have conform with existing layout. Optimized Geothermal Power Plant layout which following recommended bulding equipment spacing standard is already safe from H2S exposure in worst case scenario. Finally, Geothermal Power Plant layout optimization using operation research is capable to reduce total plant layout cost from existing layout, in amount of 14,97 35,89 in this research.
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2017
T48207
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library