Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 4 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Jaime Theophania
"Tingkat literasi gizi menggambarkan derajat seseorang memiliki kapasitas untuk memperoleh, memproses, dan memahami informasi dasar. Literasi gizi terdiri dari 3 bentuk, yaitu fungsional, interaktif, dan kritikal. Tingkat literasi gizi yang rendah pada ibu balita dapat berdampak pada praktik pemberian makan yang keliru kepada anaknya. Penelitian ini bertujuan untuk melakukan pengukuran literasi gizi pada ibu balita, dan mengetahui perbedaan proporsi faktor-faktor yang mempengaruhinya. Pentingnya dilakukan pengukuran literasi gizi pada ibu balita agar dapat diketahui tipe intervensi terkait gizi apa yang cocok dilakukan untuk sasaran di lokasi penelitian. Penelitian ini dilakukan dengan pendekatan kuantitatif dan desain cross-sectional. Penelitian dilakukan dengan cara door-to-door membagikan kuesioner ke rumah-rumah ibu balita yang dibantu oleh ibu kader. Jumlah responden yang didapatkan adalah 100 responden, yang tersebar di 3 kelurahan yang berbeda. Hasil penelitian menunjukkan tingkat literasi gizi responden secara umum masih kurang. Hasil penelitian menunjukkan terdapat perbedaan literasi gizi kritikal bermakna berdasarkan tingkat pendapatan keluarga, dengan nilai p=0,004 dan nilai OR=3,42.

Nutritional literacy level describes the degree of capacity to acquire, process, and understand basic nutrition information. Nutrition literacy consists of 3 forms, namely functional, interactive, and critical. Low nutritional literacy rates in underfive mothers can have an impact on the erroneous feeding practices. This study aims to measure nutritional literacy in pre school children mothers, and to know the difference in the proportion of factors that influence it. The importance of measuring nutritional literacy in underfive mothers is to know what type of nutrition related intervention is appropriate for the target in the study sites. This research is done with quantitative approach and cross sectional design. The research was done by door to door distributing questionnaires to the homes of mother to mother assisted by mothers cadres. The number of respondents obtained is 100 respondents, spread over 3 different urban villages. The result of the research shows that the level of nutritional literacy of respondents in general is still less. The results showed that there was significant critical nutritional literacy difference based on family income level, with p value 0,004 and OR 3,42. "
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2018
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Satrio Oktavian Fadhilah
"Mahasiswa sering duduk dengan posisi kurang baik, salah satu faktor tersebut terjadi karena ketidaktahuan mahasiswa akan posisi yang benar. Pengetahuan akan posisi dan gaya hidup termasuk kedalam literasi kesehatan, walaupun literasi kesehatan tidak hanya mencakup mengenai informasi akan tetapi pengaplikasian dari informasi tersebut. Penelitian ini dilakukan dengan tujuan mengidentifikasi hubungan antara tingkat literasi kesehatan dengan perilaku pencegahan nyeri punggung bawah pada mahasiswa, karena disaat mahasiswa mengalami nyeri punggung bawah akan mempengaruhi produktivitasnya. Metode yang digunakan pada penelitian ini adalah kuantitatif deskriptif korelatif dengan pendekatan cross-sectional kepada 143 mahasiswa rumpun ilmu kesehatan dengan rentang usia 19-23 tahun. Instrumen yang digunakan pada penelitian ini adalah perilaku pencegahan nyeri punggung bawah dan health literacy questionnaire. Hasil yang diperoleh dari analisis bivariat menggunakan chi-square adalah nilai p = 0,001 (𝛼 = 0,05). Hasil tersebut membuktikan bahwa adanya hubungan yang signifikan antara tingkat literasi kesehatan dengan perilaku pencegahan nyeri punggung bawah.

Students often sit in an unfavorable position, and one of the factors contributing to this is their lack of knowledge about proper posture. Knowledge about posture and lifestyle falls under health literacy, which not only involves information but also the application of that information. This research aims to identify the relationship between health literacy levels and lower back pain prevention behaviors among students, as lower back pain can affect their productivity. The research utilized a quantitative descriptive correlational method with a cross-sectional approach involving 143 students in health-related disciplines aged 19-23 years. The instruments used in this study were the lower back pain prevention behavior questionnaire and the health literacy questionnaire. The results obtained from the bivariate analysis using chi-square yielded a p-value of 0.001 (α = 0.05). These results indicate a significant relationship between health literacy levels and lower back pain prevention behaviors."
Depok: Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia, 2023
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Noor Annisa
"Mahasiswa tingkat akhir mengalami gejala depresi paling banyak. Stigma negatif di lingkungan kampus menyebabkan mahasiswa mengisolasikan diri dari bantuan psikologis. Media sosial menjadi alternatif pencarian informasi kesehatan mental. Namun, maraknya informasi kesehatan mental dengan gejala-gejala yang detail dapat memunculkan perilaku self-diagnosis. Penelitian ini bertujuan 1) untuk mengidentifikasi tingkat literasi informasi dalam antisipasi self-diagnosis kesehatan mental pada mahasiswa tingkat akhir sebagai pengguna Instagram; 2) untuk mengidentifikasi perilaku self-diagnosis kesehatan mental pada mahasiswa tingkat akhir sebagai pengguna Instagram; 3) untuk mengukur hipotesis dengan korelasi antara tingkat literasi informasi dengan perilaku self-diagnosis; dan 4) untuk mengukur koefisien determinasi tingkat literasi informasi dan antisipasi perilaku self-diagnosis. Penelitian menggunakan pendekatan kuantitatif dengan desain cross-sectional dan bersifat deskriptif. Pengambilan data dilakukan melalui kuesioner yang disebarkan secara daring melalui WhatsApp, Line, dan Instagram. Responden dalam penelitian ini sebanyak 289 responden. Hasil penelitian menunjukkan bahwa tingkat literasi informasi mahasiswa tingkat akhir Universitas Indonesia tahun 2019 dalam kategori “Baik” dan perilaku selfdiagnosis mahasiswa tingkat akhir Universitas Indonesia berada pada tingkat “Kuat”. Selain itu, terdapat hubungan korelasi positif antara tingkat literasi informasi dalam antisipasi self-diagnosis kesehatan mental. Oleh karena itu, tingginya tingkat literasi informasi pada mahasiswa tingkat akhir akan mempengaruhi perilaku self-diagnosis.

Final year students experience the most depressive symptoms. The negative stigma on campus causes students to isolate themselves from psychological assistance. Social media is an alternative to seeking mental health information. The rapid spread of information about mental health with symptoms that are more detailed can lead to self-diagnosis behavior. This study aims 1) to identify the level of information literacy in anticipating mental health self-diagnosis in final year college students as Instagram users; 2) to identify mental health self-diagnosis behavior in final year students as Instagram users; 3) to measure the hypothesis with a correlation between the level of information literacy and self- diagnosis behavior; and 4) to measure the coefficient of determination of information literacy levels and anticipation of self-diagnosis behavior. This research uses a quantitative approach with a cross-sectional design and a descriptive method. The data collection is carried out through questionnaires which are distributed online via WhatsApp, Line and Instagram. Respondents in this study are 289 respondents. The results show that the information literacy level of 2019 University of Indonesia final year students are in the "Good" category and the self-diagnosis behavior is at the "Strong" level. In addition, there is a positive correlation between the level of information literacy in anticipating mental health self-diagnosis. Therefore, the high level of information literacy in final year students will affect self-diagnosis behavior."
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya Universitas Indonesia, 2022
TA-pdf
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
Salimah Syamilah Rahman
"Penelitian ini bertujuan untuk menjelaskan pengaruh intensitas interaksi peer group terhadap tingkat literasi digital pada remaja. Studi-studi terdahulu yang membahas interaksi teman sebaya menemukan pengaruh yang signifikan, tetapi studi ini hanya berfokus pada intensitas lama penggunaan internet ataupun pengelolaan privasi. Berangkat dari hal tersebut, penelitian ini ingin mengembangkan studi sebelumnya dengan menggunakan tingkat literasi digital sebagai variabel yang mencakup informasi dan literasi data, komunikasi dan kolaborasi, dan pembuatan konten digital. Selain itu, variabel intensitas interaksi peer group juga dianalisis untuk melihat hubungannya dengan tingkat literasi digital apabila dilihat berdasarkan jenis kelamin. Penelitian terdahulu menemukan bahwa perempuan memiliki tingkat literasi yang lebih tinggi dibandingkan laki-laki. Di sisi lain, terdapat juga penelitian yang menemukan laki-laki memiliki tingkat literasi yang lebih tinggi dibandingkan perempuan. Namun, apabila dikaitkan dengan interaksi peer group yang dimiliki individu, perempuan cenderung memiliki tingkat literasi digital yang lebih tinggi dibandingkan perempuan. Penelitian ini menggunakan metode kuantitatif dengan menyebarkan kuesioner di lokasi studi kasus, yaitu SMPIT Ummu’l Quro Depok secara langsung. Selain itu, dilakukan juga wawancara terhadap 2 responden yang dipilih berdasarkan tinggi-rendahnya intensitas interaksi peer group dan tingkat literasi digital. Hasil penelitian yang dilakukan menunjukkan bahwa terdapat pengaruh hubungan yang signifikan antara intensitas interaksi peer group dengan tingkat literasi digital dengan arah hubungan yang positif dan kekutan hubungan sedang. Namun, ketika dikaitkan dengan jenis kelamin, terdapat hubungan yang signifikan pada kedua jenis kelamin di mana laki-laki dan perempuan sama-sama signifikan dengan arah hubungan yang positif.

This study aims to explain the influence of peer group interaction intensity on adolescents' digital literacy level. Previous studies examining peer interaction have found significant effects, but these studies have only focused on the intensity of internet use or privacy management. Based on this, this study aims to develop previous studies by using digital literacy level as a variable that includes information and data literacy, communication and collaboration, and digital content creation. In addition, the variable of peer group interaction intensity is also analyzed to see its relationship with digital literacy level when viewed based on gender. Previous studies have found that women have higher literacy levels than men. On the other hand, there are also studies that find that men have higher literacy levels than women. However, when associated with the peer group interaction that individuals have, women tend to have higher digital literacy levels than men.This study uses a quantitative method by distributing questionnaires directly at the case study location, namely SMPIT Ummu'l Quro Depok. In addition, interviews were also conducted with 2 respondents selected based on the high and low intensity of peer group interaction and digital literacy level. The results of the study showed that there was a significant relationship between peer group interaction intensity and digital literacy level with a positive and moderate relationship strength. However, when linked to gender, there was a significant relationship in both genders where both males and females were significant with a positive direction of relationship."
Depok: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2024
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library