Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 2 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Nadya Alifa Rosyidah Resalia
Abstrak :
ABSTRAK
Penelitian ini membahas tentang kalimat imperatif bahasa Korea dan kalimat imperatif bahasa Indonesia dalam novel Singeulbil dan novel terjemahan bahasa Indonesianya. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui karakteristik, persamaan dan perbedaan kalimat imperatif dalam bahasa Korea dan bahasa Indonesia ditinjau dari segi sintaksis dan pragmatiknya. Penelitian ini menggunakan metode kualitatif studi pustaka dan analisis kontrastif. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa terdapat beberapa persamaan dan perbedaan kalimat imperatif dalam bahasa Korea dan bahasa Indonesia dilihat dari segi sintaksis dan pragmatiknya. Persamaan dari segi sintaksisnya adalah dalam kedua bahasa, kalimat imperatif memiliki penanda verba dalam bentuk kata, pelaku tindakan yang tidak selalu terungkap, dapat diakhiri dengan tanda titik atau tanda seru, dan tidak dapat berbentuk kala lampau atau kala akan datang. Persamaan dari segi pragmatiknya adalah dapat menghasilkan makna perintah, permintaan, ajakan, dan larangan, serta memiliki bentuk sopan sesuai dengan mitra tuturnya. Perbedaan dari segi sintaksisnya adalah dalam kalimat imperatif bahasa Indonesia terdapat afiksasi, penggunaan partikel lsquo;-lah rsquo;, dan kata penanda, sedangkan dalam bahasa Korea penanda kalimat imperatif fokus pada eomi yang digunakan. Perbedaan lainnya adalah dalam kalimat imperatif Bahasa Indonesia dapat bentuk pasif dan kata penanda makna dapat berdiri sendiri. Sementara hal-hal tersebut tidak ditemukan dalam kalimat imperatif bahasa Korea. Dalam penyampaiannya, penanda kalimat imperatif eomi harus digunakan secara tepat, sedangkan penanda kalimat imperatif dalam bahasa Indonesia digunakan tidak terikat pada usia atau status sosial mitra tutur.
ABSTRACT
This research describes Korean and Indonesian imperative sentences in a novel entitled Singeulbil and its Indonesian translated version. This research aims to explain the characteristics, similarities and differences of Korean and Indonesian imperative sentence from syntax and pragmatic rsquo s view. This research used a qualitative method of literature study and contrastive analysis. The results of this study show that there are some similarities and differences between Korean and Indonesian imperative sentences refer to it rsquo s syntax and pragmatic. The syntactic similarities are the imperative sentence in both languages has verb marker in a form of words, the subject is not always revealed, it can be completed with a period or exclamation mark, and it can rsquo t be used in past tense or future tense form. The pragmatic similarities in both languages are the imperative sentence possible to significance command, demand, invitation, and prohibition, also it has formal form depends on the listener. The syntactic differences are imperative marker in Indonesian has exertion of ldquo lah rdquo particle and a marker in a form of words, meanwhile Korean imperative form focus on the use of eomi. The other differences can be found in the Indonesian imperative are the affixation of verbs, the passive form, and the word signifier of meaning can stand on its own. It can rsquo t be found in Korean imperative. The usage of Korean imperative eomi has certain rules on age and social status of the listener, but Indonesian imperative is more flexible.
2018
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Annisa Dhea Nurbaity
Abstrak :
Penelitian ini merupakan kajian pragmatik, yaitu tindak tutur memerintah pada cerita pendek. Tujuan dari penelitian ini adalah menjelaskan tentang tindak tutur memerintah yang terdapat pada dialog cerpen berjudul Vreemde Juffrouw Bok karya Annie M.G. Schmidt. Penelitian ini menggunakan metode deskriptif kualitatif dengan teori kesantunan yang disampaikan oleh Brown dan Levinson (1987). Hasil penelitian menunjukkan adanya tindak tutur memerintah langsung dan tidak langsung pada cerpen itu. Selain itu, dari tindak tutur langsung, terdapat bentuk kesantunan positif dan kesantunan negatif. Strategi kesantunan yang ditemukan pada cerpen itu adalah strategi tuturan yang melibatkan penutur dan mitra tutur dalam suatu kegiatan, strategi yang menyatakan alasan tertentu, strategi dengan menggunakan kalimat langsung, strategi pesimistik, strategi yang memperhalus ucapan, dan strategi dengan menggunakan petunjuk asosiasi.
This research is pragmatic study, namely speech act of commands in a short story titled Vreemde juffrouw Bok by Annie M.G. Schmidt. The aim of this study is to explain the speech act of commands in the short story dialogues. This study uses a descriptive qualitative method with politeness theory by Brown and Levinson (1987). The result shows that there are direct and indirect speech acts of commands in this short story. Furthermore, the direct speech acts consist of positive politeness and negative politenessThe politeness strategies found in the dialogues are the srategy that involves speaker and hearer in the activity, giving reasons, direct strategy, pessimistic strategy, euphemism, and giving associations.
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan dan Budaya Universitas Indonesia, 2020
MK-Pdf
UI - Makalah dan Kertas Kerja  Universitas Indonesia Library