Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 309 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Jakarta: Sagung Seto, 2018
616.849 8 PAN
Buku Teks SO  Universitas Indonesia Library
cover
Dwi Jayanti
"ABSTRAK
Tidur memiliki fungsi restoratif yang penting untuk proses pemulihan penyakit klien. Salah satu faktor dominan penentu kualitas tidur klien adalah praktik ritual tidur. Penelitian ini merupakan penelitian deskriptif korelasi dengan desain potong lintang yang bertujuan untuk mengidentifikasi hubungan antara perubahan praktik ritual tidur dengan kualitas tidur pada klien hospitalisasi. Penelitian ini dilakukan di RSUD Pasar Rebo Jakarta Timur terhadap 85 klien rawat inap kelas III yang dipilih secara random sampling. Praktik ritual tidur klien diukur menggunakan kuesioner Bedtime Routine Questionnaire yang dimodifikasi sedangkan kualitas tidur diukur dengan kuesioner Pittsburgh Sleep Quality Index. Hasil penelitian menunjukkan sebesar 83,5% klien memiliki kualitas tidur yang buruk. Penelitian ini juga menunjukan bahwa ada perbedaan praktik ritual tidur klien selama di rumah dan di rumah sakit. Hasil analisis uji T independent menunjukkan secara statistik ada hubungan yang signifikan antara praktik ritual tidur dengan kualitas tidur (p=0,019). Penelitian ekspresimen terkait intervensi peningkatan kualitas tidur klien dengan mendukung ritual tidur diperlukan pada penelitian selanjutnya.

ABSTRACT
Sleep has a restorative function that is important to recovery process of patients disease. One of the dominant factors determine patient?s sleep quality is sleep ritual practices. This is a descriptive correlative study using cross-sectional approach which aims to identify the relationship between sleep ritual practice's change with the sleep quality of hospitalized adult patient. This research was conducted in RSUD Pasar Rebo towards 85 patients in Class III room recruited using random sampling method. Patient?s sleep ritual practice were measured by Bedtime Routine Questionnaire (BRQ) that was modified,while the sleep quality was measured by Pittsburgh Sleep Quality Index (PSQI). The result shows 83,5% of patients have poor sleep quality. This research also shows that there are differences between patient?s sleep ritual practice at home and at the hospital. Statistical analyses using Independent T test shows there was significant relationship between sleep ritual practice and sleep quality (p = 0,019). Any future experimental research about the sleep intervention by supporting patient?s sleep ritual practice is needed"
2016
S64075
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
cover
Tuti Nuraini
"Pada pasien pasca operasi, masalah sulit tidur merupakan masalah yang sering terjadi. Umumnya hal ini disebabkan karena nyeri (Kozier et all, 1995). Di Indonesia data tentang gangguan tidur pasca operasi belum ada, sehingga gambaran pasti tentang hal tersebut tidak diketahui. Hal ini mungkin disebabkan gangguan tidur tidak menjadi perhatian utama, sedangkan fungsi dari tidur adalah untuk sintesis pemulihan dan perilaku, waktu perbaikan tubuh dan otak (Kozier, et all, 1995).
Penelitian ini dilakukan untuk menggambarkan gangguan pola tidur pada pasien 2-11 hari pasca operasi dan tindakan yang sudah dilakukan pasien agar dapat memenuhi kebutuhan tidur. Penelitian ini menggunakan desain eksploratif yang dilakukan pada 50 orang pasien 2-11 hari pasca operasi di Instalasi Rawat Inap lantai 3,4,5 dan ruang rawat E-RIA RSUPN Dr. Cipto Mangunkusumo. Selain itu, penelitian ini mengacu pada "The SMH Sleep Questionnaire" dengan skala 1-5, 1 untuk nilai terburuk dan 5 untuk nilai terbaik.
Dari penelitian ini didapatkan hasil pada pasien dewasa awal (18-30 tahun): kesulitan untuk memulai tidur ("initial insomnia") dengan nilai 3,6, standar deviasi 1,4 dan untuk memulai tidur pasien perlu waktu rata-rata 1 jam 36 menit. Pada saat tidur pasien terbangun sekitar 2,7 kali; pasien yang terbangun dan sulit tidur kembali sebanyak 44 %; kualitas tidur rata-rata 3,35, standar deviasi 0,82. Jumlah jam tidur pads malam hari 6 jam 9 menit dan siang hari 1 jam 21 menit. Penyebab gangguan tidur umumnya berasal dari nyeri 34,5%, takut penyakit berulang 17,24%, cemas tidak kembali normal 10,34%, tindakan perawat 10,34%, demam 2% dan lain-lain (batuk, cemas pada keluarga di rumah, hujan, sulit ubah posisi dan sulit buang air) 27,58%.
Sedangkan pada pasien dewasa menengah (31-60 tahun) didapatkan hasil: kesulitan untuk memulai tidur ("initial insomnia") dengan nilai 3,41, standar deviasi 1,2 dan untuk memulai tidur pasien perlu waktu rata-rata 1 jam 7 menit. Pada saat tidur pasien terbangun sekitar 2,5 kali; pasien yang terbangun dan sulit tidur kembali sebanyak 40.62 %; kualitas tidur rata-rata 3, standar deviasi 0,92. Jumlah jam tidur pada malam hari 5 jam dan siang hari 50 menit. Penyebab gangguan tidur umumnya berasal dari nyeri 32,8%, takut penyakit berulang 15,52%, cemas tidak kembali normal 15,5%, tindakan perawat 3,5%, pusing 5,2%, demam 5,2%, dan lain-lain (sesak nafa.s, berkeringat, buang air kecil, perut kembung, pasien lain teriak/ngamuk, gatal di vagina, batuk, udara panas dan dingin, magh, tidak nyaman) 22,36%.
Manajernen pola tidur yang mereka lakukan antara lain: membentuk lingkungan yang nyaman 34,4%; medikasi 13,2%; melakukan kebiasaan sebelum tidur 11,8%; melakukan latihan 2 jam sebelum tidur 10,6%; makan tinggi protein dan menghindari kopi 7,2%; Massase atau pijat 5,2%; membersihkan dan mengeringkan kulit 9,9%; tidak melakukan apa-apa 4,6%; dikompres dan dikipas-kipas 2,6%; terapi sentuhan 2%; komunikasi yang baik 2%. Setelah dianalisa, ternyata manajemen pola tidur yang mereka lakukan masih kurang baik. Tentunya akan lebih baik bila perawat membantu pasien memenuhi kebutuhan tidurnya, seperti mengajarkan teknik relaksasi, guided imagery, batuk efektif, pengaturan jadwal tindakan perawat, dan lain-lain."
Depok: Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia, 2000
LP-Pdf
UI - Laporan Penelitian  Universitas Indonesia Library
cover
Joni Haryanto
"Disertasi ini membahas efektivitas model keperawatan sugesti pola tidur sehat Lansia yang mengalami insomnia dan hipertensi di Kota Surabaya. Hal ini dilakukan karena Surabaya mempunyai jumlah Lansia tertinggi se Jawa Timur, dan secara Nasional Jawa Timur mempunyai persentase Lansia terbanyak ke dua setelah DIY. Lansia sering diikuti penyakit degeneratif, seperti hipertensi. Lansia sering mengalami gangguan tidur jenis insomnia, maka perlu ada model yang memperbaiki kualitas dan kuantitas tidur Lansia agar status kesehatan dan tekanan darah dapat terjadi normotensi. Hasil penelitian tahap I, mengahasilkan pola tidur sehat Lansia, yaitu suatu bentuk pola atau rutinitas tidur Lansia yang dapat menyehatkan Lansia dalam suatu waktu tertentu. Hasil penelitian tahap II, berupa Model keperawatan Sugesti Pola Tidur Sehat Lansia, ini menggunakan pendekatan integrative concept and theory; self care, comfort care, transcendental meditation, aromatherapy, dan hypnosis, yang ditambahkan dengan hasil dari penelitian tahap I yaitu variabel suhu dan dukungan sosial. Penelitian tahap III, didapatkan hasil bahwa model keperawatan sugesti pola tidur sehat Lansia dapat efektif meningkatkan kualitas tidur, status kesehatan dan mampu menurunkan tekanan darah Lansia yang mengalami hipertensi, namun untuk berefek kepada peningkatan kuantitas tidur Lansia tidak secara bermakna.

Nursing models of Suggestion Elderly Healthy Sleeping Patterns (SPTSL) was developed for elderly with hypertension in meeting the sleeping needs. Elderly with hypertension often experience sleeping disturbances - types of insomnia, that was need to be intervened. Therefore, nursing intervention that can improve the quality and quantity of sleep was necessary to maintain elderly health status and blood pressure. This study applied operational research design. The first phase aimed to identify elderly healthy sleep patterns, phase II produced SPTSL nursing model, and phase III, to test the effectiveness of the model SPTSL in improving sleep quality and health status of the elderly as well as lowering blood pressure in elderly with hypertension. Nursing model SPTSL effectively improve the elderly quality of sleep, which was experience insomnia and hypertension. However, the effect of the model on increasing the elderly quantity of sleep was not statistically significant because physiologically elderly need for sleep decreased up to 5-6 hours per day than when younger. This model is recommended into nursing intervention on elderly who experience sleep disturbances."
Depok: Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia, 2015
D2080
UI - Disertasi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Vilna Octiariningsih
"ABSTRAK
Games online merupakan permainan dalam berbagai genre yang dapat diakses kapan saja dan dimana saja dengan menggunakan sarana gadget dan fasilitas internet. Seiring dengan perkembangan teknologi yang meningkat, games online dapat diakses oleh seluruh kelompok usia salah satunya adalah remaja. Kecenderungan bermain games online yang berlebihan diperkirakan dapat mengganggu kebutuhan dasar salah satunya tidur. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan kualitas tidur pada remaja dengan kebiasaan bermain games online. Metode penelitian yang digunakan adalah deskriptif korelatif dengan teknik consecutive sampling. Data penelitian diuji menggunakan uji Chi-square. Penelitian ini dilakukan di beberapa warung internet (warnet) di Kecamatan Matraman dengan jumlah sampel 106 orang. Hasil penelitian menunjukkan bahwa 62,3% remaja memiliki kebiasaan bermain normal. Namun, kualitas tidur remaja 50% tergolong buruk. Hasil penelitian ini menunjukkan terdapat hubungan antara kualitas tidur dengan kebiasaan bermain games online pada remaja. Hasil ini dapat menjadi dasar bagi pelayanan kesehatan, terutama perawat untuk memberikan edukasi serta promosi kesehatan bagi remaja dengan kebiasaan bermain games online, baik melalui institusi pendidikan maupun melalui orang tua.

ABSTRACT
Online games are games with various genres that can be accessed anytime and anywhereby gadgets and internet facilities. With the increasing development of technology, online games can be accessed by all age groups one of which was teenagers. The tendency of excessive play games online could disturb the basic needs of life, one of it is sleep. The purpose of this research is to determine the relationship of the quality of sleep in teenagers with playing games online habit. The method of this research is a descriptive correlative with consecutive sampling technique. The research data was tested by using Chi-square test. The research was conducted in several internet cafes in Matraman Sub-district with total sampleof 106 teenagers. The results showed taht 62,3% of teenagers had normal habit of playing online games. However, the quality of sleep 50% teenagers classified as poor. These results indicate there is a relationship between sleep quality with playing games online habit in teenagers. These results can be the basis for health care provider, especially nurses, to provide education and health promotion for teenagers with playing games online habit, either through educational institutions and/or through the parents."
2016
S63457
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Dinda Dwi Kartika
"Kualitas tidur yang buruk merupakan salah satu masalah utama pasien kanker dan dampaknya akan mempengaruhi kualitas hidup. Tujuan dari telaah literatur ini ialah untuk mengidentifikasi hubungan antara kualitas tidur dan kualitas hidup pada pasien kanker. Telaah review  dilakukan dengan menggunakan studi yang dicari di  7 database (Proquest, Ebscohost, SpringerLink, Sciencedirect, Wiley, Google Scholar, dan Pubmed). PRISMA checklist digunakan dalam penyeleksian literatur. Sintesis data disajikan dalam tabel dan narasi. Sebanyak 14 artikel yang terpilih memenuhi kriteria inklusi. Studi terpilih memiliki sampel mulai dari  35-515. Kualitas tidur memiliki hubungan yang negatif signifikan pada kualitas hidup di setiap domainnya dan memiliki hubungan positif dengan gejala . Hal ini menunjukkan, masalah tidur pada pasien kanker memiliki pengaruh negatif terhadap kualitas hidup. Masalah in perlu mendapatkan perhatian dengan tujuan meminimalkan pengaruh terhadap penurunan kualitas hidup.

Poor sleep quality is one of the main symptoms in cancer patients and it may cause reducing the quality of life. The aim of this literature review is to identify the correlation between sleep quality and quality of life in cancer patients. This literature review using the articles in journals by searched from 7 journal databases (Proquest, Ebscohost, SpringerLink, Sciencedirect, Wiley, google scholar, and  Pubmed.  The PRISMA checklist used for assessing the eligibility of the studies. The result of the study showed in tabular and narrative. There are 14 that met the inclusion and used on this study. The samples are about 35 to 515 respondents. The result of this study shows that sleep quality has a negative significant correlation with quality of life in cancer patients. It signifies that sleep problem has negative influences to quality of life. It is needed to be more concern to assess sleep problem to minimize the impact of decreasing quality of life.
"
Depok: Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia, 2020
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Kharisma Muffti Pratama
"Beberapa kecelakaan besar di anjungan lepas pantai disebabkan oleh adanya kurangnya kewaspadaan dan kejadian kelelahan yang dialami oleh pekerja. Kelelahan dan kekurangwaspadaan dalam beberapa literatur disebabkan oleh kurangnya kualitas dan kuantitas tidur yang baik. Kualitas dan kuantitas tidur dipengaruhi oleh sleep hygiene yang dilakukan oleh pekerja, dan juga dipengaruhi oleh kondisi akomodasi dan shift kerja yang dilakukan. Penelitian ini bertujuan untuk melihat gambaran kuantitas dan kualitas tidur, hubungan sleep hygiene dengan kualitas dan kuantitas tidur, serta untuk melihat hubungan antara kualitas tidur dengan aspek kewaspadaan dan kelalahan yang dialami pekerja. Penelitian dilakukan di anjungan lepas pantai PT. X, dengan responden kuesioner sebanyak 24 pekerja, dan pemakai alat aktigrafi sebanyak 22 pekerja. Pengambilan data aktigrafi dilakukan selama 14 hari kerja dan dibedakan menjadi tiga kelompok shift yang berbeda. Dari PSQI didapatkan 63,1% responden memiliki kualitas tidur yang buruk dan 36,9% responden miliki kualitas tidur yang baik. Durasi tidur rata-rata terendah berdasarkan pengambilan data dengan perangkat aktigrafi diperoleh pada shift malam (300 menit), sedangkan durasi tidur tertinggi diperoleh pekerja non shift (358 menit). Data aktigrafi menunjukkan bahwa durasi tidur rata-rata pekerja PT. X menggunakan HVAC A lebih panjang daripada menggunakan HVAC B. Terdapat 59,5% responden mengalami normal fatigue dan 40,5% responden mengalami mild fatigue. Hampir seluruh responden memiliki sleep hygiene yang baik (95,2%) dan tidak ada hubungan antara sleep hygiene dengan PSQI/Kualitas Tidur. Tidak ada perbedaan yang signifikan kewaspadaan saat bekerja antara pekerja dengan kualitas tidur baik dan pekerja dengan kualitas tidur buruk (p-value : 0,466). Dan tidak terdapat hubungan antara Kualitas Tidur dengan kondisi kelelahan pekerja (p-value : 0,062).

Some major accidents on offshore platforms are caused by a lack of awareness and fatigue experienced by workers. Fatigue and lack of awareness in some literature is caused by a lack of good quality and quantity of sleep. The quality and quantity of sleep is affected by the sleep hygiene practiced by workers, the conditions of accommodation and work shifts performed. This study aims to observe of the quantity and quality of sleep, the relationship between sleep hygiene and the quality and quantity of sleep, and to observe the relationship between sleep quality and the aspects of alertness and fatigue experienced by workers. The research was conducted at the offshore platform of PT. X, with 24 workers responding to the questionnaire, and 22 workers using actigraphy tools. Actigraphic data collection was carried out for 14 working days and divided into three different shift groups. From the PSQI 63.1% of respondents had poor sleep quality and 36.9% of respondents had good sleep quality. The lowest average sleep duration based on data collection with actigraphic devices was obtained during the night shift (300 minutes), while the highest sleep duration was obtained by non-shift workers (358 minutes). Actigraphy data shows that the average sleep duration with HVAC A longer than using HVAC B. There were 59.5% of respondents experiencing normal fatigue and 40.5% of respondents experiencing mild fatigue. Almost all respondents had good sleep hygiene (95.2%) and there was no relationship between sleep hygiene and sleep quality. There was no relationship between sleep quality and worker alertness (p-value:0,466). And there is no relationship between sleep quality and worker fatigue (p-value: 0.062)."
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2022
T-pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Walker, Matthew
"Tidur adalah salah satu aspek terpenting dalam hidup, kesehatan, dan rentang usia kita. Tapi, masyarakat abad ke-21 sering kali mengabaikannya. Konsekuensinya menghancurkan: setiap penyakit utama di negara maju—Alzheimer, kanker, obesitas, diabetes—memiliki hubungan sebab akibat yang sangat kuat dengan kurangnya tidur. Sampai baru-baru ini, sains tidak memiliki jawaban untuk pertanyaan mengapa kita tidur, atau apa manfaatnya, atau mengapa ketidakhadirannya sangat merusak kesehatan kita.
Dibandingkan dengan dorongan dasar lain dalam kehidupan—makan, minum, dan bereproduksi—tujuan tidur tetap sulit dipahami. Dalam buku yang ditulisnya, Profesor Matthew Walker mengeksplorasi dua puluh tahun penelitian mutakhirnya untuk memecahkan misteri mengapa tidur penting. Dengan mengamati semua makhluk dari berbagai penjuru dunia serta melakukan penelitian besar pada manusia, Why We Sleep menyelidiki segala sesuatu mulai dari apa yang sebenarnya terjadi selama tidur REM hingga bagaimana kafein dan alkohol memengaruhi tidur dan mengapa pola tidur kita berubah sepanjang masa, mengubah apresiasi kita terhadap fenomena luar biasa yang melindungi keberadaan kita.
“Mengejutkan, penting... —Guardian “Seorang ilmuwan tidur terkemuka berpendapat bahwa tidur lebih penting bagi kesehatan kita daripada diet atau olahraga.” —The Times"
Jakarta: PT. Gramdeia, 2021
610 WAL m
Buku Teks SO  Universitas Indonesia Library
cover
Elisa
"HCU merupakan unit pelayanan rumah sakit bagi pasien kritis tetapi masih dalam kondisi yang stabil. Pada kondisi tersebut pasien membutuhkan pelayanan, pengobatan dan monitoring ketat. Pasien di ruang HCU dipasang bedside monitoring untuk memantau hemodinamik. Pasien di ruang HCU sering mengalami gangguan tidur karena adanya faktor eksternal seperti suara bising dari berbagai sumber, suhu ruangan yang panas, dan lampu yang terlalu terang. Tujuan dari penulisan laporan kasus ini yaitu untuk memberikan gambaran implementasi penggunaan sleeping kit dan edukasi sleep hygiene untuk meningkatkan kualitas tidur pada pasien post stroke hemoragik di ruang HCU. Metode yang digunakan yaitu studi kasus pada pasien dengan diagnosis medis Cerebrovaskular Disease – Stroke Hemorrhagic (CVD-SH) dan Hipertensi Emergency yang dilakukan intervensi dengan modifikasi lingkungan yaitu penggunaan sleeping kit dan edukasi sleep hygiene selama 3 hari. Setelah dilakukan intervensi terjadi peningkatan kualitas tidur pada klien yang dibuktikan dengan penurunan skor PSQI sebanyak 7 poin. Berdasarkan penerapan penggunaan sleeping kit dan edukasi sleep hygiene diharapkan intervensi ini dapat diterapkan dan terdapat SOP terkait pentingnya istirahat dan tidur di ruang HCU sehingga kualitas tidur pasien di ruang HCU dapat meningkat.

HCU is a hospital service unit for critical patients but still in stable condition. In these conditions the patient requires care, treatment and close monitoring. Patients in the HCU room are installed bedside monitoring to monitor hemodynamics. Patients in the HCU room often experience sleep disturbances due to external factors such as noise from various sources, hot room temperatures, and lights that are too bright. The purpose of writing this case report is to provide an overview of the implementation of the use of sleeping kits and sleep hygiene education to improve sleep quality in post hemorrhagic stroke patients in the HCU room. The method used was a case study in patients with a medical diagnosis of Cerebrovascular Disease – Hemorrhagic Stroke (CVD-SH) and Hypertension Emergency which was intervened with environmental modifications, namely the use of sleeping kits and sleep hygiene education for 3 days. After the intervention, there was an increase in the quality of sleep for the client as evidenced by a decrease in the PSQI score by 7 points. Based on the application of the use of sleeping kits and sleep hygiene education, it is hoped that this intervention can be implemented and there are SOPs related to the importance of rest and sleep in the HCU room so that the quality of sleep of patients in the HCU room can be improved."
Depok: Fakultas Ilu Keperawatan Universitas Indonesia, 2023
PR-pdf
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>