Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 18 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Fitra Mukti Nanggoro
"ABSTRAK
Latar belakang: Rumah Sakit Umum Hasanah Graha Afiah HGA merupakan RumahSakit rujukan di Kota Depok yang memiliki tugas dan fungsi sebagai tempat pelayanankesehatan, yang memiliki potensi terjadinya penyakit akibat kerja dan kecelakaan akibatkerja yang dialami oleh petugas kesehatan, pasien maupun pengunjung Rumah Sakit.RSU HGA telah mendapatkan Akreditasi Utama akan tetapi masih ditemukannya temuandalam penilaian akreditasi pada Manajemen Fasilitas dan Keselamatan MFK sepertibelum optimalnya program K3RS yang efektif untuk mencegah cedera bagi pasien,keluarga, staf dan pengunjung serta belum sepenuhnya program deteksi dini kebakarandan asap. Tujuan: Tujuan penelitian ini untuk mengetahui faktor-faktor penentu perilakutidak aman oleh pelaku pelayanan kesehatan di Rumah Sakit Umum Hasanah GrahaAfiah berdasarkan Permenkes No. 66 Tahun 2016. Metode: Penelitian ini menggunakanpendekatan kuantitatif. Desain penelitian yang digunakan adalah bersifat observasionalcross sectional. Pengumpulan data primer melalui kuesioner sedangkan pengumpulandata sekunder dilakukan dengan penelusuran dokumen. Hasil: Penelitian dilakukan padabulan April-Mei 2018 di Rumah Sakit Umum Hasanah Graha Afiah, Depok, ProvinsiJawa Barat. Sampel 127 responden yang memiliki profesi sebagai perawat, bidan, petugaslaboratorium dan petugas radiologi. Analisis chi square dan regresi logistik. Variabelyang dominan adalah pelatihan p value=0,000; OR= 4,250 dan pengetahuan pvalue=0,01; OR=3,986 . Saran: Dengan adanya penelitian ini setelah melihat hasilpenelitian diharapkan untuk dapat dipertimbangkan bagi pihak Rumah Sakit untukmengeluarkan peraturan turunan dari Permenkes No. 66 Tahun 2016 dalam bentukperaturan Rumah Sakit.

ABSTRACT
Background RSU Hasanah Graha Afiah HGA is a referral hospital in Depok City thathas duties and functions as a place of health services, which has the potential for workrelatedillnessesandaccidentsduetoworkexperiencedbyhealthworkers,patientsandvisitorsSick. RSU HGA has received Major Accreditation but still finds findings inaccreditation assessment on Facility and Safety Management such as not yet optimaleffective K3RS program to prevent injury to patient, family, staff and visitors and not yetfully fire and smoke early detection program. Objective The purpose of this study wasto decide the determinants of unsafe behavior by health service actors at RSU HasanahGraha Afiah based on Permenkes No. 66 Tahun 2016. Method This research usesquantitative approach. The research design used was observational cross sectional.Primary data collection through questionnaires while secondary data collection is doneby tracking documents. Results The study was conducted in April May 2018 at RSUHasanah Graha Afiah, Depok, West Java Province. Sample 127 respondents who haveprofession as nurse, midwife, laboratory officer and radiology officer. Chi square analysisand logistic regression. The dominant variable is training p value 0,000 OR 4,250 and knowledge p value 0.01 OR 3,986 . Suggestion Given this research afterlooking at the results of the research is expected to be considered for the Hospital to issuederivative regulations from Permenkes No. 66 Tahun 2016 in the form of Hospitalregulations."
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2018
T53647
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Susan Heyka Maharani B.
"Skripsi ini membahas analisis faktor internal perilaku tidak aman operator dump truck. Penelitian ini dilakukan di PT Pamapersada Nusantara Distrik ARIA pada bulan April 2013. Populasi penelitian adalah seluruh operator dump truck (±100 orang) dan sampel yang diambil sebanyak 81 orang. Penelitian ini bersifat deskriptif analitik dengan metode pendekatan cross sectional. Instrumen yang digunakan untuk pengambilan data adalah kuesioner. Selain itu peneliti juga melakukan observasi lapangan untuk pengambilan data.
Dari hasil analisis, didapatkan bahwa hampir semua responden berperilaku tidak aman saat bekerja yaitu sebesar 66.7%, rata-rata responden berada pada kelompok umur antara 20- 25 tahun yaitu sebesar 50.6% dengan masa kerja antara 1-3 tahun sebesar 65.4%, lebih dari 79.0% telah mendapat pelatihan dengan baik, dengan tingkat pengetahuan yang baik sebesar 74.1%, memiliki motivasi keselamatan yang baik sebesar 61.7%.
Hasil penelitian ini menyarankan agar Departemen Produksi dan SHE memastikan semua operator dump truck telah mengikuti semua pelatihan, melakukan refresh pelatihan.;This thesis discusses the internal factors analysis of the unsafe behavior of dump truck operators.

This research was conducted at PT Pamapersada Nusantara ARIA District in April 2013. The research population was all dump truck operators (± 100) and samples taken were 81 people. This research is a descriptive analytic using cross sectional method. The instrument used for data collection is a questionnaire. Besides the questionnaire, the researcher also makes a field observation for data collection.
The analysis indicates that most of the respondents have the unsafe behavior while working, namely amount to 66.7%. As much as 50.6% respondents are in the age group between 20-25 years, with length of employment between 1-3 years at 65.4%. More than 79.0% of the respondents have been trained well with high level of knowledge at 74.1%, having good safety motivation at 61.7%
The results of this research suggested that Department of Production and SHE will ensure all operators of dump trucks have been following all the training, conducting the refresh training.
"
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2013
S46363
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Mutiara Sintesana Prasetyo
"Banyak penelitian yang menguji hubungan kemelekatan tidak aman dan depresi, namun belum ada yang menguji peran dukungan sosial yang dipersepsikan secara umum sebagai kemungkinan mediator dari hubungan tersebut. Peneliti menguji peran dukungan sosial sebagai mediator hubungan kemelekatan tidak aman dan depresi. Mahasiswa dari berbagai universitas di Indonesia (N=416) diuji menggunakan versi bahasa Indonesia dari Experiences in Close Relationships-Revised (ECR-R), Multidimensional Scale of Perceived Social Support (MSPSS), dan Hopkins Symptom Checklist 25 (HSCL-25) untuk melihat nilai tingkat depresi, pola kemelekatan, dan dukungan sosial yang dipersepsikan secara berurutan. Analisis mediasi sederhana menunjukkan bahwa dukungan sosial memediasi hubungan kemelekatan menghindar dan depresi, namun tidak untuk hubungan antara kemelekatan cemas dan depresi. Ada kemungkinan kedua tipe kemelekatan mempersepsi dukungan sosial secara berbeda, sehingga menyebabkan adanya perbedaan hasil mediasi. Berangkat dari hasil penelitian ini, mahasiswa dapat meningkatkan kesadaran atas dukungan sosial yang dipersepsikan sebagai usaha untuk menghindari depresi.

Many studies have examined the relationship between insecure attachment and depression, but no one has examined the role of perceived social support in general as a mediator of the relationship. Current study examined the role of perceived social support as the mediator of the relationship between insecure and depression. Students from various universities in Indonesia (N = 416) were tested using the Indonesian version of Experiences in Close Relationships-Revised (ECR-R), Multidimensional Scale of Perceived Social Support (MSPSS), and Hopkins Symptom Checklist 25 (HSCL-25) to see depression levels, attachment, and perceived social support, respectively. Simple mediation analysis shows that social support mediates the relationship between avoidant attachment and depression, but not the relationship between anxious attachment and depression. It is possible that the two types of attachment perceive social support differently, leading to different mediation results. Departing from the results of this study, college students can increase awareness of perceived social support as an effort to avoid depression."
Depok: Fakultas Psikologi Universitas Indonesia, 2020
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Setio Adi Saputro
"Aktifitas praktikum radiologi di Poltekkes Kemenkes Jakarta 2 yang dilakukan calon radiografer memiliki risiko bahaya radiasi. Perilaku tidak aman merupakan salah satu penyebab yang memperbesar risiko kecelakaan radiasi. Perilaku tidak aman dipengaruhi oleh banyak faktor, baik faktor dari dalam diri (internal) maupun dari luar diri (eksternal). Upaya-upaya yang sudah dikembangkan oleh Poltekkes Kemenkes Jakarta 2 sudah mengarah pada pencegahan perilaku tidak aman, namun masih tetap ditemukan perilaku tidak aman pada saat aktivitas praktikum radiologi, sehingga masih diperlukan kajian untuk mengetahui faktor-faktor perilaku tidak aman pada calon radiografer dalam aktifitas tersebut. Penelitian ini bertujuan untuk menjelaskan faktor yang mempengaruhi perilaku tidak aman calon radiografer pada aktivitas tersebut, hubungannya dengan faktor-faktor perilaku tidak aman dan mengetahui faktor apa yang paling dominan mempengaruhi perilkau tidak aman calon radiografer. Desain penelitian cross-sectional, menggunakan kuisoner, analisis data memakai uji chi square dan regresi logistik berganda, dengan jumlah reponden 172 orang. Hasil penelitian ini didapatkan 57,6% calon radiografer berperilaku tidak aman pada saat aktivitas praktikum radiologi dan masing-masing variabel seperti pengetahuan, persepsi, motivasi dan dukungan rekan berhubungan signifikan terhadap perilaku tidak aman calon radiografer, sedangkan dukungan sarana prasarana tidak berhubungan signifikan terhadap perilaku tidak aman calon radiografer. Berdasarkan analisa regresi logistik berganda, variabel pengetahuan mempunyai nilai OR paling besar yaitu 3,039 sehingga pengetahuan merupakan faktor yang paling dominan mempengaruhi terjadinya perilaku tidak aman. Saran bagi Poltekkes Kemenkes Jakarta 2 perlunya dilakukan review kurikulum praktikum yang mengedepankan aspek keselamatan radiasi praktis, mengintegralkan keselamatan dalam kurikulum pendidikannya dan mendorong kolaborasi dan komunikasi aktif antara calon radiografer selama praktikum.

Radiology practicum activities at Poltekkes Kemenkes Jakarta 2 carried out by prospective radiographers have a risk of radiation hazards. Unsafe behavior is one of the causes that increase the risk of radiation accidents. Unsafe behavior is influenced by many factors, both internal and external. Efforts that have been developed by the Poltekkes Kemenkes Jakarta 2 have led to the prevention of unsafe behavior, but unsafe behavior is still found during radiology practicum activities, so studies are still needed to determine the factors of unsafe behavior in prospective radiographers in these activities. This study aims to explain the factors that influence the unsafe behavior of radiographer candidates in these activities, their relationship with the factors of unsafe behavior and find out what factors are most dominant in influencing the unsafe behavior of radiographer candidates. Cross-sectional research design, using questionnaires, data analysis using chi square test and multiple logistic regression, with 172 respondents. The results of this study found that 57.6% of radiographer candidates behaved unsafely during radiology practicum activities and each variable such as knowledge, perception, motivation and peer support were significantly related to the unsafe behavior of radiographer candidates, while infrastructure support was not significantly related to the unsafe behavior of radiographer candidates. Based on multiple logistic regression analysis, the knowledge variable has the largest OR value of 3.039 so that knowledge is the most dominant factor influencing the occurrence of unsafe behavior. It is recommended that the Poltekkes Kemenkes Jakarta 2 is the need to review the practicum curriculum that prioritizes practical radiation safety aspects, integrates safety in its educational curriculum, and encourages collaboration and active communication between radiographer candidates during practicum."
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2023
T-pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Sepriyanto
"Implementasi teknologi pada kegiatan operasional perusahaan adalah sebuah keniscayaan, jika perusahaan ingin tetap exist dan bergerak maju seiring dengan kebutuhan zaman. Termasuk dalam kegiatan operasional penambangan batubara yang ada di PT. ABC, saat ini berusaha untuk mengimplementasikan teknologi sebagai tools untuk kendali bahaya yang muncul. Salah satunya adalah penggunaan DMS (Driving Monitoring System) yang bertujuan untuk melakukan pengawasan langsung terhadap prilaku pengopersian unit/kendaraan (aktifitas operator di dalam kabin dan kondisi di luar kabin) untuk mencegah kecelakaan yang disebabkan oleh un safe act dari operator saat mengoperasikan unit. Dalam tahap awal, implementasi DMS diterapkan batu hanya pada kegiatan hauling coal, karena selain tingkat incident pada kegiatan pengoperasian unit di lokasi ini cukup tinggi, lokasi ini juga dari segi infrastruktur lebih menudukung, yaitu berupa keberadaan jaringan cellular sebagai salah satu elemn untuk dapat menjalankan DMS secara ideal dan maksimal. Fokus kendali DMS pada tiga Tindakan Tidak Aman yang diketahui sebagai penyebab terbesar kecelakaan pada kegiatan pengoperasian unit di jalan hauling, yaitu: 1. Prilaku berkendara operator (distraction, smoking, phoning, coalision), 2. Fatigue (yawning, head down, closed eyes), 3. Kecepatan Berkendara.Berdasarkan penelitian yang dilakukan didapatkan beberapa variable yang berpengaruh terhadap tindakan tidak aman oprator saat saat berkendara dalam hubungan dengan implementasi system DMS, yaitu: Intervensi Speeding dengan nilai α sebesar 0.047dan Intervensi Collision dengan nilai α sebesar 0.036. sedangkan intervensi fatigue, intervensi distraction tidak berpengaruh terhadap TTA operator, Untuk Laporan post event tidak ada satupun variable yang berpengaruh terhadap munculnya TTA operator saat mengoperasikan unit coal hauler di jalan hauling PT. ABC

The implementation of technology in the company's operational activities is a necessity, if the company wants to continue to exist and move forward in line with the needs of the times. Included in the operational activities of coal mining at PT Beraucoal, currently trying to implement technology as a tool to control emerging hazards. One of them is the use of DMS (Driving Monitoring System) which aims to carry out direct supervision of the operating behavior of the unit/vehicle (operator activities inside the cabin and conditions outside the cabin) to prevent accidents caused by unsafe acts from the operator when operating the unit. In the early stages, the implementation of DMS was applied only to hauling coal activities, because in addition to the high incident rate in unit operating activities at this location, this location is also more supportive in terms of infrastructure, namely the presence of a cellular network as one of the elements to be able to run DMS. ideally and optimally. DMS control focuses on three Unsafe Actions which are known to be the biggest causes of accidents in unit operating activities on hauling roads, namely: 1. Operator's driving behavior (distraction, smoking, phoning, collision), 2. Fatigue (yawning, head down, closed eyes) ), 3. Driving Speed."
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2022
T-pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Farina Chairunnisa
"Needlestick and Sharps Injury (NSSI) atau Cedera Tertusuk dan Tersayat adalah luka yang disebabkan oleh benda tajam secara tidak sengaja menusuk atau menyayat kulit seseorang yang bekerja. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis prevalensi dan faktor apa saja yang berhubungan dengan kejadian NSSI pada perawat di RSUD Cibinong. Penelitian ini dilakukan dengan menggunakan metode analitik dengan desain studi cross sectional. Pengambilan data dilakukan dengan pengisian kuesioner kepada sampel penelitian, yaitu perawat RSUD Cibinong. Analisis data kemudian dilakukan dengan analisis deskriptif dan inferensial menggunakan uji chi square. Hasil penelitian menunjukkan bahwa sebanyak 16,2% perawat mengalami NSSI dan terdapat hubungan yang signifikan antara tindakan tidak aman, persepsi pelatihan, dan kelelahan dengan kejadian NSSI pada perawat RSUD Cibinong. Untuk mencegah terjadinya NSSI diperlukan peningkatan pengetahuan serta kesadaran mengenai tindakan yang aman, pelaporan kejadian NSSI, dan promosi pencegahan NSSI.

Needlestick and Sharps Injury (NSSI) is a wound caused by a sharp object accidentally piercing or slicing the skin of a worker. This study aims to analyze the prevalence and what factors are associated with the incidence of NSSI in nurses at Cibinong Hospital. This research was conducted using analytic methods with a cross-sectional study design. Data collection was carried out by filling out questionnaires to the research sample, namely nurses at Cibinong Hospital. Data analysis was then performed with descriptive and inferential analysis using the chi square test. The results showed that as many as 16,2% of nurses experienced NSSI and there was a significant relationship between unsafe acts, perceptions of training, and fatigue with the incidence of NSSI in nurses at Cibinong Hospital. To prevent the occurrence of NSSI, it is necessary to increase knowledge and awareness regarding safe actions, reporting of NSSI events, and promotion of NSSI prevention."
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2023
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Puji Sulistyarini
"ABSTRAK
Aborsi di Indonesia masih merupakan masalah kesehatan. Di tahun 2002
di Indonesia telah terestimasi adanya 2.000.000 insiden aborsi yang tidak aman.
Penelitian ini bertujuan untuk melihat gambaran epidemiologi wanita menikah
yang mengalami kehamilan tidak diinginkan (KTD) dan melakukan upaya aborsi
di Indonesia dalam kurun waktu 5 tahun (2005-2010). Penelitian ini menggunakan
desain studi deskriptif case series dengan melihat data sekunder Riskesdas 2010.
Penelitian dilakukan pada wanita menikah yang mengalami KTD dan melakukan
upaya aborsi untuk mengakhiri kehamilannya yang berjumlah 29 orang. Dari
penelitian diketahui bahwa wanita yang melakukan upaya aborsi berusia di atas 30
tahun (79,3%), tingkat pendidikan menengah (48,3%), bekerja (55%), memiliki
lebih dari 2 anak (51,7%), status ekonomi tertinggi (37,9%) menggunakan metode
kontrasepsi (69%), dan tinggal perkotaan (69%). Metode yang banyak digunakan
adalah minum jamu dan aborsi dilakukan sendiri (41,4%). Paling banyak alasan
responden melakukan upaya aborsi adalah jarak kelahiran yang terlalu dekat
(20,7%). Dari penelitian ini diharapkan pemberian informasi kesehatan mengenai
aborsi lebih ditekankan mengenai aborsi yang tidak aman.

Abortion is still health problem in Indonesia. In 2002, Indonesia has
estimated there are 2.000.000 incidents of unsafe abortion. The aim of this
research is to describe epidemiology of married woman who have an unwanted
pregnancy and perform abortion in Indonesia within 5 years period (2005-2010).
This study used a descriptive case series design by looking at secondary data of
Riskesdas 2010. This study was conducted in married woman who have an
unwanted pregnancy and perform abortion to terminate that pregnancy, with
number of sample is 29 respondents. This study found that woman who perform
abortion are over 30 year old (79,3%), secondary education level (48,3%), work
(55%), having more than 2 children (51.7%), on highest economic status (37.9%),
use contraceptive methods (69%), and urban residence (69%). The most method
used to terminate pregnancy is drink traditional medicine and performed abortion
alone/ by herself (41.4%). Most reason for terminate the pregnancy because is too
close from previous pregnancy (20,7%). From this study, the health provider
should give more information about abortion especially unsafe abortion to woman."
2011
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Puti Hellyanti
"Perilaku Tidak Aman, yaitu tindakan atau perbuatan dari seseorang atau beberapa orang karyawan yang memperbesar kemungkinan terjadinya kecelakaan terhadap karyawan. Jenis perilaku tidak aman yang terjadi di Bogasari, yaitu akibat kelalaian dalam penggunaan APD, kelalaian dalam bekerja akibat kurangnya konsentrasi, kelalaian dalam melakukan pengamanan, dan ada beberapa yang melakukan pekerjaan pembersihan saat mesin masih sedang beroperasi. Skripsi ini membahas faktor-faktor yang berhubungan dengan perilaku tidak aman di departemen utility and operation, di Bogasari pada tahun 2009. Penelitian ini adalah penelitian kualitatif dengan desain cross sectional (potong lintang) dengan pengambilan data menggunakan kuesioner.
Penelitian ini menggunakan variabel dari teori James E. Reason sebagai analisis perilaku tidak aman. Variabel yang diteliti yaitu faktor pekerja (usia, lama kerja, pengetahuan dan sikap), dan faktor manajemen (reward and punishment, pengawasan, safety promotion, standard operating procedure, dan pelatihan K3). Hasil penelitian yaitu terdapat hubungan yang bermakna antara pengetahuan pekerja mengenai K3 dengan perilaku tidak aman, dan terdapat hubungan yang bermakna antara pelatihan K3 dengan perilaku tidak aman.

Unsafe behavior is the act or the act of someone or some people that employees increase the likelihood of employee accident. Type of unsafe behavior that occur at Bogasari, which is due to negligence in the use of APD, negligence in work due to a lack of concentration, neglecting to do security, and some who work at cleaning machines are still operating. This essay discusses the factors related to unsafe behavior in the Department of Utilities and Operation, in Bogasari on 2009. This research is a qualitative research design with a cross-sectional (transversal cut) with the data using the questionnaire.
This research uses variables from the theory of James E. Reason analysis of unsafe behavior. Variables examined the factors that workers (age, employment duration, knowledge and attitudes), and management factors (reward and punishment, supervision, safety promotion, standard operating procedure, training K3). Results of research that there is a meaningful relationship between knowledge workers with the unsafe behavior of K3, and there is a meaningful relationship between the training K3 with unsafe behavior."
Depok: Universitas Indonesia, 2009
S5747
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
cover
cover
Oktaria Penny
"Tinginya angka prevalensi perilaku tidak aman berisiko menimbulkan sebuah kecelakaan ataupun insiden yang pada akhirnya dapat menimbulkan kerugian secara finansial bagi perusahaan. Penelitian ini bertujuan untuk mempelajari faktor-faktor yang berhubungan dengan perilaku tidak aman pada pekerja Preparation dan Assembling di PT X Tahun 2016. Faktor yang di teliti merupakan faktor personal (Pengetahuan, Masa Kerja, dan Tingkat Pendidikan) dan daktor pekerjaan (Ketersediaan Informasi K3 dan Pengawasan). Berdasarkan hasil penelitian diketahui bahwa 77,92% pekerja mempunyai perilaku tidak aman, dengan 61,7% diantaranya mempunyai risiko rendah dan 38,3% lainnya berisiko tinggi. Selain itu juga terdapat hubungan yang signifikan antara pengetahuan, tingkat penddikan, dan ketersediaan informasi terhadap perilaku tidak aman pekerja preparation dan assembling dimana tingkat pendidikan merupakan faktor paling dominan terhadap perilaku tidak aman setelah dikontrol dengan faktor lainnya. Oleh karena itu diperlukan perbaikan terhadap perilaku pekerja.

The high number of unsafe act prevalence could yield incidents which cause lose financially to company. The aim of this study is to analyse factors that correlated to unsafe act of workers in preparation and assembling department. This research was conducted in PT X on April to July 2016. These factors divided into two categories, personal factors (knowledge, work experience, and education level) and job factors (OHS Information and Supervision). The result shows that 72,92% of workers have performed unsafe act in which 61,7% of it is high risk and 38,3% low risk. Moreover, there are siginificant correlations between education level, knowledge, and availibity of OHS information with unsafe act whereas education level predominantly contributes to unsafe act after has been controlled with other factors. Therefore, company should commit several attempts to reduce unsafe act on its workers."
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2016
T45833
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2   >>