Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 2 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Shan Savero
"Konsep in-between space sendiri terbentuk karena adanya margin di antara dua bangunan atau lebih. Karena adanya jarak di antara ruang tersebut in-between space terbentuk sebagai ruang ambang. Karena posisinya yang berada di antara, in-between space digunakan sebagai ruang transisional yang menghubungkan ruang yang mengapitnya. Sejauh ini ruang hanya digunakan sebagai akses untuk menuju titik pergi ke titik tujuan. Potensi ruang yang dapat digunakan sebagai sebuah ruang publik untuk berkegiatan pun tidak termaksimalkan. Karena kondisinya sebagai ambang, in-between space tidak terikat pada sebuah set kegiatan sehingga kegiatan yang dapat dilakukan menjadi bebas dan spontan. Pendekatan tactical urbanism menjadi sebuah cara untuk mengaktifkan dan membawa program baru ke dalam in-between space. Intervensi tactical urbanism berskala kecil dan bersifat temporer. Bentuk intervensi tersebut digunakan environmental graphic design sebagai mekanisme dalam membentuk program. Grafis menempati ruang secara dua dimensi, sehingga ruang fisik dari konteks tidak terubah. Fungsi in-between space sebagai ruang transisional tetap terjaga dan memiliki program baru melalu elemen grafis yang mengaktifkan ruang.

In-between space formed because of a margin between two or more buildings. Due to the distance between spaces, the in-between space is formed as a threshold space. In-between space serves as a transitional space connecting spaces. So far, space is only used as access from point to point. The space potential as a public space is not maximized. By being a threshold, in-between space is not tied to a set of activities, giving more possibilities to free and spontaneous activities. The tactical urbanism approach is one of the ways to activate and bring new programs into space. Tactical urbanism interventions are small-scale and temporary. Environmental graphic design could be used as a form of those interventions. The site program is shaped using the graphic mechanism. Graphics occupy space in two dimensions, so it does not alter the physical space of the context. The function of in-between space as a transitional space is maintained while a new program activates through graphics. "
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2021
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Salsabila Andara Siskania Alyani
"Sense of place rsquo; merupakan sebuah konsep mendasar dalam disiplin urban design. Pada tatanan praktis/professional, sense of place lebih banyak ditekankan pada aspek fisik sebuah ldquo;tempat rdquo;, yang merupakan atribut utama mereka. Akan tetapi, kajian akademis menyatakan bahwa sense of place merupakan konsep multidimensi yang melampaui hanya atribut fisik sebuah lokasi. Di sisi lain, inisiatif tactical urbanism yang sedang berkembang populer, merupakan sebuah gerakan dan alternatif yang muncul dari komunitas sebagai respon terhadap metode formal spasial perencanaan yang kaku dan cenderung mono-dimensi ke arah sistem perencanaan yang lebih responsif terhadap kebutuhan dan keseharian pengguna. Dalam tactical urbanism, semua berfokus pada satu hal, yaitu: tindak an atau action. Di Indonesia, sense of place selain sebagai tujuan akhir perancangan formal, ia sebetulnya sangat erat dengan keseharian masyarakat Indonesia. Ruang kota dalam skala mikro pada keseharian masyarakat Indonesia, seperti street corner/pojokan jalan, hawkers spaces maupun negosisasi pemanfaatan ruang trotoar, yang dapat dikatakan sebagai aksi tactical urbanism, berperan besar dalam menciptakan sense of place suatu tempat. Skripsi ini berfokus kepada bagaimana secara khusus sebuah kawasan publik yang didesain dengan prinsip mono-dimensi fisik dalam penggunaan atau implementasinya berinteraksi dengan tindakan lsquo;tactical urbanism rsquo; para penggunanya, sehingga dapat tercipta sense of place yang berbeda.

Sense of place is a mandatory concept and aim within urban design. In the realm of formal city planning, sense of place is likely correlated with physical feature of a city. However, academic studies shows that sense of place is multidimensional, which involves factors that is beyond mere physical attributes. In the other hand, tactical urbanism as an emerging concept which describes intervention that is implemented in a city, is conceived as public's opportunistic response to formal spatial planning. Being associated as interventions throughout the city, one of tactical urbanism's main character is its bottom up nature which responds certain issues that lie behind the movement. Moreover, tactical urbanism focuses on action. In Indonesia, negotiation of micro scale spaces such as pedestrian, street corners, and hawker spaces can be considered as tactical urbanism action, as it defines the character of an area which eventually generates certain sense of place. The focus of this study is to investigate the creation of sense of place within a public realm that undergoes tactical urbanism initiation by interrogating whether the factors of tactical urbanism contribute to enhancement of a certain area's sense of place."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2018
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library