Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 12 dokumen yang sesuai dengan query
cover
R. Adhi Teguh Perma Iskandar
Abstrak :
Latar Belakang : Tingkat konsumsi susu formula bubuk di kalangan bayi masih tinggi sementara sosialisasi   petunjuk WHO terkait penyiapan, penyajian dan penyimpanan susu formula bubuk  formula masih sangat kurang. Susu formula bubuk walau diproduksi dengan teknologi termutakhir sekalipun,  masih belum terbebas dari kontaminasi bakteri E. Sakazakii. Kedua hal tersebut membuat morbiditas bayi terkait konsumsi susu formula bubuk akibat kontaminasi intrinsik maupun ekstrinsik seperti sepsis, enterokolitis dan meningitis tetap tidak bisa berkurang.  Tujuan : Mengetahui derajat pengetahuan dan perilaku ibu dalam menyiapkan, menyajikan dan menyimpan susu formula bubuk dan faktor-faktor yang mempengaruhinya di  Kelurahan Pisangan Timur Kecamatan Pulogadung Jakarta Timur. Metode : Penelitian bersifat deskriptif potong lintang dengan pengumpulan data dilakukan secara survei dan observasi pada bulan Juli hingga Oktober 2012. Subyek penelitian adalah ibu yang memiliki anak berusia 0-12 bulan, tinggal di Kelurahan Pisangan Timur Kecamatan Pulogadung yang dipilih berdasarkan teknik purposive sampling. Data kemudian ditabulasi untuk mendapatkan derajat pengetahuan dan perilaku ibu tekait penyiapan, penyajian dan penyimpanan susu formula. Analisis statistik dilakukan untuk mencari faktor-faktor yang berhubungan dangan pengetahuan dan perilaku ibu terkait penyiapan, penyajian dan penyimpanan susu formula dengan cara uji kai kuardat (analisis bivariat) dan uji regresi logistik (analisis multivariat). Hasil : Dari 248 ibu yang mengikuti penelitian, pengetahuan kurang dalam menyiapkan, menyajikan dan menyimpan susu formula masing-masing didapati pada 68,1%, 26,2%, 87,5% ibu.  Perilaku buruk dalam menyiapkan, menyajikan dan menyimpan susu formula masing-masing didapati pada  69%, 60,9%, 84,3% ibu. Faktor yang mempengaruhi pengetahuan ibu dalam menyiapkan, menyajikan dan menyimpan susu formula adalah usia ibu, tingkat pendidikan, status ekonomi, status pekerjaan ibu.Faktor-faktor yang mempengaruhi perilaku ibu terkait perilaku menyiapkan, menyajikan dan menyimpan susu formula adalah usia ibu, status pendidikan, status ekonomi dan sumber air minum.  Hubungan pengetahuan dengan perilaku ibu dalam menyiapkan, menyajikan dan menyimpan susu formula  berturut-turut adalah kuat (r= 0,68), sedang (r= 0,52) dan kuat (r= 0,73 ) Simpulan : Masih rendahnya derajat pengetahuan dan perilaku ibu dalam penyiapan, penyajian dan penyimpanan susu formula di Kelurahan Pisangan Timur membutuhkan intervensi penyuluhan dan sosialisasi lebih gencar mengenai anjuran WHO terkait penyiapan, penyajian dan penyimpanan susu formula terutama pada ibu-ibu dari golongan berusia kurang dari 25 tahun, pendidikan rendah, ekonomi kurang, tidak bekerja dan mengkonsumsi bukan air mineral kemasan. Produsen susu formula harus memperbaiki lembar informasi terkait penyiapan penyajian dan penyimpanan susu formula yang tertera pada kemasann susu formula agar lebih jelas, lengkap dan mudah dimengerti oleh ibu. ......Background: Until to day, the consumption rate of powdered infant formula is still high, neverthenless socialization of WHO’s guidance related to the preparation, serving and storage of powdered infant formula are very limited. Eventhought manufacturend by the latest technology, powder infant formula, cannot be free from E. Sakazakii contamination, hence the potential risk for infant morbidity caused by intrinsic or extrinsic contamination such as sepsis, enterocolitis and meningitis never been low . Objective: To know the degree of mother’s knowledge and behavior in preparing, serving and storing powdered infant formula and their related factors in Pisangan Timur Village, Pulogadung District, East Jakarta. Methods: The study was a crossectional-observation data survey which conducted fom July until October 2012. Subjects were mothers of children aged 0-12 months, living in Pisangan Timur Village, Pulogadung District which selected by purposive sampling technique. The data was then tabulated and calculated to meassure the degree of knowledge and maternal behavior about preparation, serving and storage of infant formul., Chi Square (bivariat) and logistic regression (multivariates) analysis was performed to elaborate factors that related to mother’s knowledge and behaviour in preparation, serving and storage of infant formula. Results: The study was conducted on 248 mothers. Lack of knowledge in preparing, serving and storing infant formula, was found in 68.1%, 26.2%, 87.5% mothers respectively. Unappropriate behavior regarding to WHO guidance in preparing, serving and storing infant formula was found in 69%, 60.9%, 84.3% mothers respectively. Factors related to maternal knowledge in preparing, serving and storing infant formula were the mother's age, education level, economic status, employment status. Factors related to maternal behavior in preparing, serving and storing infant formula were educational level, economic status and source of drinking water. The relationship between mothers’s knowledge to mother’s behavior in preparing, serving and storing infant formula respectively were strong (r= 0,68 ), moderate (r= 0,52 ) and strong (r= 0,73 ). Conclusion The lack of mother’s knowledge and inapproriate mother’s behavior in the preparation, serving and storage of infant formula in the Pisangan Timur Village requires intervention, counseling and socialization of WHO’s recommendation about preparation, serving and storage of infant formula more intensively, especially to the mothers that less than 25 years, low education level, low economic’s status , jobless and not consume bottled mineral water whoose giving their baby infant formula. Manufactures should changed and standardized their instruction so it can be easily understand by mother.
Jakarta: Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, 2013
SP-pdf
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
Tien Ihsani
Abstrak :
Tujuan dilakukannya penelitian ini adalah untuk mengetahui hubungan promosi susu formula dan faktor lainnya dengan pemberian ASI eksklusif di Kota Solok Propinsi Sumatera Barat pada tahun 2011. Penelitian ini dilakukan dengan desain cross sectional pada 102 orang ibu dari bayi usia 7-12 bulan. Data dikumpulkan melalui wawancara langsung pada ibu dengan menggunakan kuesioner. Ditemukan 26,5% ibu yang memberikan ASI eksklusif. Pengetahuan ibu, immediate breastfeeding dan promosi susu formula berhubungan dengan pemberian ASI eksklusif. Disarankan kepada Pemerintah Kota Solok untuk dapat mengeluarkan kebijakan mengenai upaya peningkatan ASI eksklusif dan pengaturan larangan promosi susu formula di tempat persalinan. ......The purpose of this study was to determine the relationship of infant formula milk promotion and other factors with exclusive breastfeeding in the town of Solok West Sumatra Province in 2011. This research was conducted with a cross-sectional design of the 102 mothers of infants aged 7-12 months. Data were collected through direct interviews with the mothers using a questionnaire. Found 26.5% of mothers who exclusively breastfedding. Infant formula milk promotion, immediate breastfeeding and maternal knowledge, associated with exclusive breastfeeding. It is recommended to the Government of Solok City to be able to issue a policy regarding efforts to increase exclusive breastfeeding and setting restrictions on the promotion of infant formula in the place of birth.
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2011
S-Pdf
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
cover
Dian Permatasari
Abstrak :
ASI merupakan nutrisi terbaik bagi bayi. Kandungan lemak, karbohidrat, zat gizi lain, terutama zat antibodi dalam ASI tidak akan diperoleh dalam susu formula mana pun. Oleh karena itu penting diberikannya ASI eksklusif selama 6 bulan untuk mendukung tumbuh kembang anak. Hasil penelitian menunjukkan, gangguan pertumbuhan pada awal masa kehidupan anak usia di bawah lima tahun (balita) antara lain akibat kekurangan gizi sejak dalam kandungan (pertumbuhan janin yang terhambat), pemberian makanan pendamping ASI terlalu dini atau terlambat serta tidak cukup mengandung energi dan zat gizi terutama mineral, dan tidak berhasil memberikan ASI eksklusif . Berdasarkan data WHO sejak tahun 1989, kurang dari 15% bayi di seluruh dunia mendapatkan ASI eksklusif selama 4 bulan dan mendapatkan makanan pendamping ASI yang tidak sesuai dan aman. Atas dasar fakta tersebut, maka Unicef selaku badan dunia yang menangani masalah gizi bagi anak-anak memiliki tanggung jawab untuk meningkatkan status gizi anak-anak di Indonesia. Hal itu ditunjukkan dengan memiliki program ASI, di antaranya inisiasi menyusu dini, konseling, dan ASI eksklusif. Salah satu program ASI eksklusif adalah dengan membuat media-media yang dapat meningkatkan pengetahuan, sikap dan perilaku ibu-ibu di Indonesia untuk mau memberikan ASI secara eksklusif minimal 6 bulan pertama setelah kelahiran. Ruang lingkup penelitian ini hanya menganalisis isi pesan dan simbol-simbol yang terkandung di dalam iklan televisi yang berkaitan dengan pesan dalam tayangan audio visual yang berjudul Iklan TV ASI Versi Ibu Hj. Ani Bambang Yudhoyono (durasi 30 detik dan 15 detik) dan Iklan TV ASI Versi Dot Ikat (durasi 30 detik dan 15 detik). Iklan layanan masyarakat ini diproduksi oleh Unicef tahun 2006 yang bekerjasama dengan Departemen Kesehatan Republik Indonesia. Penelitian ini menggunakan metode deskriptif, kualitatif, dan kuantitatif dengan teknik analisis kualitatif isi (content analysis) dan analisis kualitatif semiotic (semiotic analysis). Analisis kuantitatif hanya digunakan untuk menghitung frekuensi dan durasi pada analisis isi. Analisis isi mencakup jenis pesan, isi pesan, frekuensi kata-kata yang terucap, pengulangan pesan dan durasi pesan. Analisis semiotic mencakup simbol berupa warna, visualisasi, mimik, gestures, grafik, simbol benda, simbol manusia, teknik televisi, medan wacana, pelibat wacana, dan sarana wacana. Berdasarkan analisis yang dilakukan, maka diperoleh hasil bahwa kedua versi iklan yang diteliti isi pesannya sudah cukup tersampaikan. Namun masih ada beberapa kekurangan, sehingga untuk iklan-iklan selanjutnya baik dalam program ASI Eksklusif maupun program lainnya dapat diperbaiki. Maka, atas hasil yang sudah didapat tersebut dapat disimpulkan bahwa iklan ini masih memerlukan perbaikan secara konsep. Untuk itu, pada iklan berikutnya harus lebih diperhatikan konsep-konsep utama yang harus ada pada iklan juga sasaran yang ingin dicapai pada pembuatan iklan tersebut.
Depok: Universitas Indonesia, 2008
S-Pdf
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
cover
Putri Apriyanti
Abstrak :
ABSTRAK
Skripsi ini membahas mengenai analisis yuridis pemberian dan promosi susu formula pada bayi baru lahir di rumah sakit. Permasalahan dalam skripsi ini adalah bagaimana pelaksanaan informed consent dalam hal pemberian susu formula pada bayi baru lahir oleh dokter dan perawat di rumah sakit dan bagaimana tanggung jawab dokter dan perawat dalam promosi susu formula dilihat dari segi etik dan hukum. Dalam penelitian ini penulis menggunakan metode penelitian kepustakaan yang bersifat yuridis-normatif dan tipe penelitian bersifat deskriptif. Kesimpulan atas permasalahan tersebut adalah bahwa setiap tindakan medis khususnya pemberian susu formula harus menggunakan informed consent dan adanya tanggung jawab dokter dan perawat dari segi etik dan hukum atas promosi susu formula pada bayi baru lahir di rumah sakit. Sehingga perlunya penegakan oleh pemerintah khususnya kementerian kesehatan untuk memberikan sanksi pada dokter dan perawat yang terbukti melakukan promosi susu formula pada bayi baru lahir di rumah sakit. Kementerian kesehatan perlu menegakan dan mengefisienkan waktu dalam proses pemberian sanksi terhadap dokter dan perawat dari teguran lisan hingga pencabutan izin praktik perawat.
ABSTRACT
This article discusses the juridical analysis of the provision and promotion of infant formula on new born baby in hospital. The problem examined in this article is about how the informed consent, in the case of formula feeding in new born by doctor and nurse in the hospital, is implemented, and how the doctor?s and nurse?s responsibility in promoting infant formula is conducted in terms of ethics and law. In this study, the author uses juridical-normative library research methods and descriptive type of research. The conclusion on the matter is that every medical act, particularly formula feeding, must use informed consent, and the presence of doctor?s and nurse?s responsibility in terms of ethics and law on infant formula promotion on new born in the hospital. Thus, there is the need for law enforcement by government, especially the Ministry of Health, to give sanction on doctors and nurses who are convicted in doing infant formula promotion on new born in hospital. The Ministry of Health needs to enforce and optimize the time in the process of giving sanction towards doctors and nurses from verbal warning to practice license revocation.
2017
S65952
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Muhammad Royhan Faqihuddin
Abstrak :
Laporan magang ini menganalisis pengendalian internal pada siklus pengeluaran perusahaan PT ZXC yang bergerak di bidang penjualan susu formula bayi. Penjualan susu formula bayi tidak dapat diperjualbelikan secara bebas karena terdapat peraturan-peraturan dari para pemangku kepentingan. Aktivitas bisnis yang tidak taat peraturan akan membebani pengeluaran perusahaan. Cakupan analisis berfokus pada siklus pembayaran jasa medis dan reimbursement pegawai menggunakan COSO Framework 2013, berikut solusi perbaikan kekurangan yang ada sesuai dengan cakupan kerja penulis saat melakukan program magang. Hasil analisis menunjukkan hampir semua komponen COSO Framework 2013 terpenuhi kecuali beberapa prinsip dari komponen COSO Framework 2013 yang kurang teraplikasikan.
This internship report analyzes internal controls in company namely PT ZXC rsquo s payment cycle company engaged in the sale of infant formula product. The sales can not be traded freely as there are regulations of the stakeholders. Non compliance business activities will burden corporate spending. Analysis focus on the payment cycle of medical services and reimbursement of employees using the COSO Framework 2013, following solutions of existing deficiencies in accordance with the author 39 s scope of work while doing the internship program. The analysis results show that almost all COSO Framework 2013 components are met except for some of principles that are less implemented.
Depok: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 2017
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Stephanie
Abstrak :
Asam dokosaheksaenoat (DHA) sangat penting bagi pertumbuhan sistem saraf dan penglihatan bayi karena merupakan asam lemak utama dalam fosfolipid otak dan retina. Namun, manfaat penambahan DHA dalam susu formula bayi masih kontroversial. Pemberian DHA yang berlebihan pada bayi perlu diwaspadai mengingat kemungkinan terjadinya efek samping yang ditimbulkannya. Penelitian ini bertujuan memperoleh metode analisis DHA secara kromatografi gas (KG) yang valid yang akan diterapkan untuk menetapkan kadar DHA dalam susu formula. Sebelum disuntikkan ke alat KG, lemak susu diekstraksi dengan kloroform-metanol (1:2) dan kemudian dimetilasi dalam metanol-toluen (4:1) dengan asetil klorida. Kondisi KG yang digunakan yaitu: suhu injektor 230ºC, suhu detektor 250ºC, suhu oven terprogram dengan suhu awal 130ºC dinaikkan 2ºC/menit sampai 230ºC kemudian suhu ditahan selama 20 menit, laju alir helium 2,00 ml/menit, split 1:3. Metode ini telah memenuhi syarat uji presisi dan uji perolehan kembali. Hasil penetapan kadar DHA dari 5 sampel susu formula bayi dan anak yaitu (27,49 ± 0,62) mg/100 g, (31,14 ± 0,43) mg/100 g, (11,83 ± 0,38) mg/100 g, (19,34 ± 0,58) mg/ 100 g, dan (45,87 ± 0,42) mg/100 g.
Docosahexaenoic acid (DHA) is important for development of infant's nervous and visual system because it is a major fatty acid in brain and retina phospholipids. However, the benefit of DHA addition in infant formula is still controversial. The over intake of DHA should be an awareness because of its side effect. The aim of this study was to get a valid analysis method of DHA using gas chromatography (GC) which will be used to determine the concentration of DHA in infant formula. Before being injected to GC, the milk fat was extracted with chloroform-methanol (1:2) and then methylated in methanol-toluene (4:1) with acetyl chloride. The GC conditions were: injector temperature was 230ºC, detector temperature was 250ºC, oven temperature was programmed to increase from 130ºC to 230ºC by 2ºC/minute and held for 20 minutes, helium flow rate was 2.00 ml/minute, and split ratio was 1:3. This method had passed the precision and recovery evaluation. The results of DHA determination in 5 infant formula samples were (27.49 ± 0.62) mg/100 g, (31.14 ± 0.43) mg/100 g, (11.83 ± 0.38) mg/100 g, (19.34 ± 0.58) mg/ 100 g, and (45.87 ± 0.42) mg/100 g.
Depok: Universitas Indonesia, 2008
S32475
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
cover
Ajeng Cahyaning Ilham
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2010
S33183
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
cover
Jihan Mujtahidah
Abstrak :
ABSTRAK
Latar Belakang: Tingkat konsumsi susu masyarakat Indonesia cukup tinggi. Susu yang banyak dikonsumsi anak-anak dan remaja adalah susu formula dan susu UHT. Kalsium yang dikonsumsi dari susu akan diserap melalui mekanisme sistemik kemudian diserap dan disekresikan oleh kelenjar saliva menjadi kalsium bebas dalam saliva. Kalsium saliva merupakan komponen saliva yang dibutuhkan untuk proses mineralisasi plak bakteri menjadi kalkulus. Kalkulus merupakan kondisi lokal penyebab timbulnya penyakit periodontal. Tujuan: Untuk menganalisis apakah terdapat perbedaan kadar kalsium saliva anak berkalkulus pengonsumsi susu formula dan UHT. Metode: Penelitian ini dilakukan secara analitik observasional laboratorik dengan pendekatan cross sectional pada 24 anak berkalkulus pengonsumsi susu formula, dan 24 anak pengonsumsi susu UHT usia 5-7 tahun yang memenuhi kriteria. Pemilihan subjek melalui seleksi kuisioner dan pemeriksaan. Sampel penelitian diambil dari saliva anak. Pengukuran kadar kalsium saliva dengan spektrofotometri serapan atom. Hasil penelitian diolah secara statistik dengan menggunakan t-Test tidak berpasangan dengan nilai p<0,05. Hasil: Rerata kadar kalsium saliva anak berkalkulus pengonsumsi susu formula lebih rendah (4,079±1,193 mg/dL) dari anak berkalkulus pengonsumsi susu UHT (4,271±1,315 mg/dL). Analisis t-Test tidak berpasangan menunjukkan bahwa terdapat perbedaan yang bermakna (p<0,05) antara rerata kadar kalsium saliva anak berkalkulus pengonsumsi susu formula dan susu UHT, dan secara statistik bermakna (p=0,001). Kesimpulan: Terdapat perbedaan yang bermakna antara kadar kalsium saliva anak berkalkulus pengonsumsi susu formula dan susu UHT. Kadar kalsium saliva anak berkalkulus pengonsumsi susu formula lebih rendah nilainya dari anak berkalkulus pengonsumsi susu UHT.
ABSTRACT
Background: The level of milk consumption Indonesian is high. Milk the most mostly consumed children and teenager is formula milk and ultra high temperature (UHT) milk. Calcium of milk will be absorbed by the mechanisms of bodys syistemic and then will be absorbed and secreted by salivary glands to be calcium free in saliva (calcium ions). Salivary calcium are saliva component on promoting mineralization bacterial plak in dental calculus formation. Dental calculus is local condition to contribute in periodontal disease. Purpose: to analyze the difference of salivary calcium level between children who has dental calculus whom consumption formula milk and UHT milk. Method: The research is Analitic of obeservasional laboratoric with cross sectional approach, Subjec has been take from cuesioner and examination. Saliva samples were collected from 24 children aged 5-7 years who has supra gingival calculus whom consumpted formula milk and 24 children who has supra gingival calculus whom consumted UHT milk. Salivary calcium level was assesed by atomic absorption spectrofotometry. The data were procesed by using not paired t-Test statistics. Results: salivary calcium level mean of formula milk group (4,079±1,193 mg/dL) is lower than UHT milk group (4,271±1,315 mg/dL). There is a significant difference salivary calcium level between children who has dental calculus whom consumed formula and UHT milk (p=0,001). Conclusion: There is a significant difference salivary calcium level between children who has dental calculus whom Consumed Formula and UHT Milk.
2016
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Firsty Amanah Prasetyaningsih
Abstrak :
ABSTRAK
Jenis asupan nutrisi pada neonatus merupakan determinan yang paling signifikan dari mikrobiota usus pada awal kehidupan. Faktor postnatal yang paling relevan mendukung kolonisasi mikrobiota adalah menyusui. Tujuan penelitian ini adalah untuk mendapatkan profil mikrobiota mekonium neonatus dan membandingkan profil mikrobiota mekonium sebagai perwakilan mikrobiota usus neonatus yang diberi ASI dengan yang diberi susu formula di Indonesia. Studi observasional dengan pendekatan cross sectional dilakukan dengan memilih tiga sampel neonatus yang diberi ASI dan tiga sampel neonatus yang diberi susu formula di Rumah Sakit Cipto Mangunkusumo, Jakarta. Mekonium neonatus dikultur secara mikrobiologi dan metode biologi molekuler dilakukan menggunakan Polymerase Chain Reaction-Sequencing. Hasil profil mikrobiota yang diperoleh adalah populasi mikrobiota yang dapat dikultur. Profil mikrobiota mekonium neonatus yang disusui meliputi kelimpahan relatif besar Filum Firmicutes dan kelimpahan relatif rendah Filum Actinobacteria. Dalam profil mikrobiota mekonium dari neonatus yang diberi susu formula, terdapat kelimpahan yang relatif tinggi dari Filum Firmicutes, kelimpahan yang relatif rendah dari Filum Proteobacteria, dan kelimpahan relatif yang sangat rendah dari Filum Actinobacteria. Perbedaan profil mikrobiota mekonium adalah adanya bakteri patogen dari filum Proteobacteria yaitu Pseudomonas Stutzeri dan Acinetobacter baumannii dengan kelimpahan yang relatif rendah yang hanya terdapat pada profil mikrobiota neonatus yang diberi susu formula. Hal ini menunjukkan bahwa menyusui, yang mengandung molekul bioaktif dan prebiotik yang dapat meningkatkan probiotik pada neonatus, diduga membantu melawan patogen umum di saluran pencernaan neonatus.
ABSTRACT
The type of nutritional intake in neonates is the most significant determinant of the gut microbiota in early life. The most relevant postnatal factor supporting microbiota colonization is breastfeeding. The purpose of this study was to obtain a profile of the meconium microbiota of neonates and to compare the microbiota profile of meconium as a representative of the gut microbiota of breast-fed neonates with formula-fed infants in Indonesia. An observational study with a cross sectional approach was conducted by selecting three samples of neonates who were breastfed and three samples of neonates who were fed formula milk at Cipto Mangunkusumo Hospital, Jakarta. Neonatal meconium was cultured microbiologically and molecular biology methods were performed using Polymerase Chain Reaction-Sequencing. The results of the microbiota profile obtained are microbiota populations that can be cultured. The microbiota profile of the meconium-fed neonates includes a relatively large abundance of Phylum Firmicutes and relatively low abundance of Phylum Actinobacteria. In the meconium microbiota profile of the formula-fed neonates, there was a relatively high abundance of Phylum Firmicutes, relatively low abundance of Phylum Proteobacteria, and very low relative abundance of Phylum Actinobacteria. The difference in the microbiota profile of meconium is the presence of pathogenic bacteria from the phylum Proteobacteria, namely Pseudomonas Stutzeri and Acinetobacter baumannii with relatively low abundance which is only found in the microbiota profile of neonates fed formula milk. This suggests that breastfeeding, which contains bioactive molecules and prebiotics that can increase probiotics in neonates, is thought to help fight common pathogens in the neonatal gastrointestinal tract.
Depok: Fakultas Farmasi Universitas Indonesia , 2019
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Bimmo Dwi Baskoro
Abstrak :
Metode sensitif dan tervalidasi untuk penentuan melamin dan asam sianurat dalam susu formula dikembangkan menggunakan kromatografi cair kinerja tinggideteksi diode array (HPLC-PDA) dengan ekstraksi fasa-padat (solid-phase extractor). Kondisi ekstraksi, SPE, dan KCKT diteliti dan dioptimisasi. Linearitas dalam konsentrasi 0,25-5,00 μg/mL memiliki koefisien korelasi 0,9951 untuk asam sianurat standar dan 0,9987 untuk melamin standar. Pada kondisi optimal, batas deteksi (limit of detection/LOD) dan batas kuantifikasi (limit of quantification/LOQ) untuk asam sianurat adalah 0,668 ppm dan 2,227 ppm; dan untuk melamin adalah 0,280 ppm dan 0,934 ppm. Temu balik melamin pada sampel susu yang ditambahkan dengan 24,7-100,2 mg/L diketahui sebesar 96,73- 99,46% dengan SBR (n = 3) 6,458-8,745%. Suatu optimisasi dan metode validasi untuk penentuan melamin dan asam sianurat dalam sampel susu formula didapatkan dan telah diterapkan dengan baik.
A sensitive and validated method for the determination of melamin and cyanuric acid in formula milk is developed using high-performance liquid chromatographydiode array detection (HPLC-DAD) with solid-phase extraction (SPE). The conditions of the extraction, SPE, and HPLC were investigated and optimized. The linearity of satisfactory in the range of 0,25-5,00 μg/mL with a correlation coefficient of 0,9951 for cyanuric acid standard and 0,9987 for melamine. Under the optimal condition, the method limit of detection (LOD) and method limit of quantification (LOQ) for cyanuric acid were 0,668 ppm and 2,227 ppm; and for melamine were 0,280 ppm and 0,934 ppm, respectively. The recovery of melamine for milk samples spiked with 24,7-100,2 mg/L was in the range of 96,73-99,46% with the RSDs (n = 3) of 6,458-8,745%. An optimization and validation method for determination of melamine and cyanuric acid in formula milk samples was achieved and has been applied successfully.
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2012
S1396
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
<<   1 2   >>