Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 2 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Emy Handayani Hartiningsih
Abstrak :
ABSTRAK
Penelitian mengenai pelaksanaan penyelesaian keberatan dan pengurangan PBB (peradilan semu dalam PBB) Inspeksi PBB Jakarta Utara Timur dan Kantor Inspeksi PBB Jakarta Selatan . Tujuannya adalah untuk mengetahui gambaran serta memperbandingkan efektivikarta Selatan. pelaksanaan penyelesaian, tas pelaksanaan penyelesaian pada kedua instansi tersebut. Pengumpulan data dilakukan melalui pengamatan, wawancara dengan beberapa informan (fiskus dan wajib pajak), dan. studi kepustakaan. Di Kantor Inspeksi PBB Jakarta Utara Timur dan Kantor Inspeksi PBB Jakarta Selatan terdapat kesamaan dalam proses pelaksanaan penyelesaian keberatan dan pengurangan PBB, yang meliputi tiga hal pokok, yakni pemeriksaan ketetapan dan persyaratan administrasi, pembuktian dan pembuatan keputusan. Sehubungan dengan kesamaan tersebut, maka dalam melihat efektivitas pelaksanaan penyelesaian bandingan waktu penyelesaian mengajukan banding. Perbandingan terhadap pelaksanaan penyelesaian keberatan dan pengurangan PBB pada kedua tuk mengetahui mana yang lebih efektif. Efektivitas menurut penelitian ini adalah pelaksanaan penyelesaian keberatan dan pengurangan PBB dilakukan dalam waktu yang singkat, dengan hasil keputusan yang adil. dalam arti tidak banyak wajib pajak yang mengajukan banding, Untuk meneliti efektivitas tersebut dipergunakan beberapa variabel yang mempengaruhi, yakni fiskus, jumlah beban tugas, administrasi penyelesaian, fasilitas dan pengawasan. Hasil penelitian menunjukkan bahwa umumnya penyelesaian keberalan relatif letih efektif dibanding dengan penyelesaian .pengurangan. Penyelesaian keberatan di Kantor inspeksi PBB Jakarta Selatan relatif lebih efektif daripada di Kantor Inspeksi PBB Jakarta Utara Timur. penyelesaian pengurangan di Kantor Inspeksi PBB Jakarta Utara Timur relauxf lebih efektif daripada di Kantor Inspeksi PBB Jakarta Selatan. Efektivitas tersebut lebih dipengaruhi oleh fiskus, jumlah beban tugas, administrasi penyelesaian, pengawasan, dan kurang dipengaruhi oleh fasilitas.
1990
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Diva Adinda Rafilia
Abstrak :
Eiger Adventure gagal dalam mempertahankan citra baik perusahaan karena kesalahan dalam mengirim surat keberatan kepada pelanggannya melalui media sosial. Kekuatan media sosial membuat isu ini berubah menjadi krisis hanya dalam waktu singkat. Kegagalan ini menunjukkan hubungan masyarakat perusahaan yang buruk sehingga Eiger membutuhkan suatu manajemen krisis. Dalam menangani krisis, praktisi humas Eiger dapat memanfaatkan beberapa instrumen kehumasan. Makalah ini bertujuan untuk menganalisis penggunaan instrumen kehumasan dalam manajemen krisis kasus surat keberatan oleh Eiger Adventure. Hasil analisis makalah ini menunjukkan strategi dan alasan pemilihan instrumen kehumasan yang dilakukan Eiger dalam tiga tahap manajemen krisis. Pada tahap pre-crisis, Eiger membangun hubungan dengan media. Dalam tahap crisis response, Eiger memberikan immediate response dalam bentuk press release, video release, dan konten media sosial. Serta pada tahap post-crisis, strategi marketing public relations dilakukan oleh Eiger sebagai upaya pemulihan citra. ......Eiger Adventure failed to maintain its positive image as they sent an objection letter to their customer on social media. The power of social media made this issue rapidly become a crisis and affects the company’s image. This failure indicates bad public relations of the company and therefore, crisis management is needed. In handling the crisis, Eiger’s public relations practitioner could utilize some of the public relations tools. This paper aims to analyze the use of public relations tools in crisis management in the case of Eiger Adventure’s objection letter. The analysis results illustrate the strategy and argument for selecting such tools in three phases of crisis management. In the pre-crisis phase, Eiger maintained a media relationship. In the crisis response phase, Eiger implemented an immediate response in the form of press releases, video releases, and social media content. In the post-crisis phase, Eiger demonstrated a marketing public relations strategy as an effort to restore a positive image.
Depok: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2021
MK-pdf
UI - Makalah dan Kertas Kerja  Universitas Indonesia Library