Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 3 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Sianturi, Kalam Henry
Abstrak :
Metode Ground Penetrating Radar (GPR) yang diaplikasikan untuk mendeteksi zona-zona endapan nikel laterit dan kedalamannya didasarkan pada perbedaan konstanta dielektrik pada batas lapisan. Data yang digunakan terdiri dari 4 line. Data ini diolah dengan menggunakan software radan. Dari hasil pengolahan data ini akan dilakukan interpretasi untuk menentukan zona-zona endapan nikel laterit. Zona tersebut adalah top soil, lapisan limonit, lapisan saprolit, dan bedrock. Data-data yang mendukung data GPR ini adalah data geologi regional dan data sumur bor. Data geologi regional menunjukkan bahwa daerah penelitian didominasi oleh batuan ultrabasa seperti basalt yang merupakan batuan dasar dari endapan nikel laterit. Data sumur bor digunakan sebagai pembanding data GPR untuk mengkorelasikan kedalaman lapisan-lapisan yang berhubungan dengan pembentukan endapan nikel laterit. Berdasarkan hasil interpretasi kedalaman masing-masing lapisan ini bervariasi pada tiap-tiap line.
The Ground Penetrating Radar (GPR) method has been applied to detect zones of laterite nickel deposit and it?s depth based on different of dielectric constant in reflector. The data that used consist of 4 line. The data was processed by using radan software. From the result of data processing, the interpretation has been done to define the zones of laterite nickel deposit. The zones are top soil, limonite layer, saprolite layer, and bedrock. The data that support GPR data are regional geology data and well log data. Regional geology data show that the research site is dominated by ultrabasa rock as basalt which is the bedrock of laterite nickel deposit. Well log data used as GPR data comparison to correlate the depth of layers related to forming laterite nickel deposit. Based on result of interpretation the depth of each layer is vary in each line.
Depok: Universitas Indonesia, 2008
S28983
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
cover
Aprilia Harera
Abstrak :
Kota Bekasi hanya melayani masyarakat yang menggunakan PDAM sebesar 26.8%, sehingga sebagian besar masyarakat masih menggunakan sumber air berasal dari air tanah. Air tanah tersebut digunakan sebagai sumber air minum melalui sistem self-supply. Saat ini keandalan self-supply masih menjadi isu di masyarakat walaupun sumber air ini merupakan salah satu sumber yang sangat terjangkau. Pemantauan yang dilakukan secara kontinu selama delapan bulan kepada responden dilakukan guna mengetahui perilaku sumber air minum mereka, termasuk rasa, warna, bau, ketersediaan, dan keamanannya melalui persepsi rumah tangga. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui penilaian keandalan sumber air minum self-supply, mengetahui perbandingan penilaian keandalan antara self-supply dan non self-supply, serta mengetahui faktor yang mempengaruhi dari keandalan self-supply. Metode penelitian yang digunakan adalah survei melalui telepon kepada responden dan analisis STATA 16 dengan uji Chi-Square, uji korelasi Phi, dan analisis Regresi Logistik. Berdasarkan pengolahan data yang dilakukan, maka penilaian keandalan sumber air minum menghasilkan nilai untuk skala rumah tangga sebesar rata-rata keandalan sumur bor adalah 92% dan 74% sumur gali. Sedangkan berdasarkan skala kota, diseluruh bulan selama pemantauan menghasilkan nilai keandalan ≥15 poin sehingga baik sumur bor dan sumur gali bernilai andal diseluruh bulan, meskipun sumur gali mendapatkan penilaian lebih rendah. Perbandingan analisis penilaian keandalan antara self-supply dan non self-supply menghasilkan P = 0,028 (P<0,05) berdasarkan uji Chi-Square sehingga terdapat perbedaan signifikan variabel penilaian keandalan antara self-supply dengan non self-supply yang bernilai signifikan. Persentase hasil penilaian sumber air minum self-supply sebesar 83 % andal sedangkan non self-supply sebesar 92%. Variabel yang memiliki hasil signifikan terhadap penilaian keandalan adalah jenis sumur, kejadian hujan 24 jam sebelum wawancara, dan kejadian banjir. Sumur bor memiliki peluang 4,11 kali dibandingkan sumur gali terhadap keandalan sumber air minum. Tidak terjadi hujan 24 jam sebelum wawancara berpeluang 3,11 kali lebih tinggi dibandingkan terjadinya hujan 24 jam sebelum wawancara terhadap keandalan sumber air minum. Kejadian tidak banjir 8,85 kali lebih tinggi dibandingkan kejadian banjir terhadap keandalan sumber air minum. Sehingga secara keseluruhan menilai bahwa sumber air sumur bor jauh lebih andal, namun jika dibandingkan dengan sumber non self-supply responden masih menilai lebih andal sumber non self-supply, oleh karena itu diperlukan rekomendasi lanjutan. ......Bekasi City only serves people using PDAM by 26.8%. This means that most people living there still take groundwater sources. Groundwater is chosen as a source of drinking water through a self-supply system. Currently, the reliability of self-supply remains an issue in the community despite being an incredibly affordable water source. Continuous monitoring of the respondents for eight months was carried out to determine the behavior of their drinking water sources through household perceptions, including the taste, color, smell, availability, and safety. This study aimed to determine the reliability assessment of self-supply drinking water sources, the comparison of reliability assessments between self-supply and non-self-supply, and the factors that influence the reliability of self-supply. The research methods applied were telephone survey to respondents and STATA 16 program for analyzing with Chi-Square test, Phi correlation test, and Logistic Regression analysis. Based on the data processing, the reliability assessment of drinking water sources resulted in average reliability values of 92% for boreholes and 74% for dug wells on the household scale. Meanwhile, on the city scale, a reliability value of ≥15 points was obtained from the entire monitoring. This indicated that both boreholes and dug wells were reliable throughout the months, although dug wells received lower assessment. Comparison of the reliability assessment analysis between self-supply and non-self-supply led to P = 0.028 (P<0.05), with the Chi-Square test. Therefore, there was a major difference in the reliability assessment of self-supply and non self-supply variables. The percentages of the reliability assessment for self-supply and non-self-supply drinking water sources were 83% and 92% respectively. Variables with significant results in the reliability assessment included the type of well, the occurrence of rain 24 hours before the interview, and the incidence of flooding. For the reliability of drinking water sources, boreholes had a chance of 4.11 times higher than dug wells; no rain 24 hours before the interview had a chance of 3.11 times higher than the occurrence of rain 24 hours before the interview; and non-flood events had a chance of 8.85 times higher than flood events. Hence, borehole water sources were much more reliable. However, if compared to non-self-supply sources, respondents still consider non-self-supply sources more reliable. Therefore, further recommendations are needed.
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2021
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Abdul Azis HN
Abstrak :
ABSTRAK
Pelayanan kepada masyarakat harus diperhatikan dengan baik oleh pemerintah daerah kabupalen Bekasi mengingat, seluruh Iapisan masyarakat sangat membutuhkan pelayananan dari pemerintah daerah. Sarana-sarana umum yang berada di bawah wewenang pemerintah daerah, seperti pasar, terminal bis, stasiun kereta dan sarana umum yang lainnya, menjadi prioritas yang harus diperhatikan dengan baik.

Pasar baru Cikarang merupakan pasar kabupaten Bekasi yang memberikan konstribusi keuangan bagi pendapatan asli daerah. Pada peristiwa kerusuhan Mei 1998, pasar tersebut dibakar dan semua fasilitas yang ada hancur total termasuk sumur untnk mensuplai air bagi pedagang dan pengunjung, hal ini tennmya sangat merugikan bagi seluruh mmyarakat yang membutuhkan.

Pada renovasi pasar baru Cikarang, pembuatan sumur bor artesis menjadi salah satu yang diprioritaskan. Dan untuk itu diperlukan pompa sumur dalam (deep well ), maka diperlukan suatu survei data dan perhitungan perancangan kapasitas air yang dibutuhkan. Untuk kebutuhan para pedagang ikan, sayur-mayur, warung makan, kamar mandi umum, tempat ibadah dan lain-lain. Pemilihan pompa yang sesuai dengan kapasitas debit air yang diperlukan 62,5 m/jam, kedalaman sumur bor artesis 120 meter.

Pengeboran sumur bor artesis di pasar baru Cikarang dilakukan pemasangan pompa submersible pada kedalaman 65 meter, dan dari hasil perhitungan pada perancangan ini., diharapkan dapat mencukupi kebutuhan air bagi para pedagang dan pengunjung pasar tersebut. Dan diharapkan bahwa keberadaan sumur bor artesis ini tidak mengganggu sumur-sumur air tanah masyarakat yang berada di sekitar pasar baru Cikarang.
2000
S37649
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library