Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 2 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Artika Isnanda Sarah
"ABSTRAK
Penekanan terhadap representasi visual, seperti tampilan fisik, kostum dan
koreografi tari membuat girlband dan boyband K-pop menjadi terseksualisasi,
menjadikan mereka hanya sebagai gambaran objek seksual. Pada musik video,
yang merupakan media paling utama bagi girlband dan boyband K-pop generasi
kedua dalam mempromosikan lagu serta menghimpun penggemar dari global,
seksualisasi ini ditunjukkan dengan gambaran tubuh perempuan dan posisinya
dari laki-laki. Pada tahun 2015, kecenderungan berbeda ditunjukkan oleh Brown
Eyed Girls dan Stellar yang memunculkan tanda-tanda (sign) merujuk pada
genital perempuan. Bahkan Big Bang, kelompok boyband juga ikut menampilkan
hal serupa. Menggunakan pemikiran Julia Kristeva tentang abjeksi terhadap tubuh
perempuan, tiga video tersebut dianalisa menggunakan metode semiotika
pragmatis Pierce untuk menemukan makna di balik simbol-simbol yang menjadi
tanda bagi subjektifitas. Dari hasil penelitian, ditemukan bahwa musik BigBang
dengan lagu Bae Bae menunjukkan subjektifitas perempuan yang pasif dan aktif
bagi laki-laki seperti pada ajaran Konfusius, lagu Brown Eyed Girls,
menunjukkan subjektifitas perempuan pada era 1960-an yang menjadikan
tubuhnya sebagai ekspresi diri dan identitas feminin, sementara musik video
Stellar Vibrato menunjukkan komersialisasi tubuh dalam industri K-pop.

ABSTRACT
K-pop girlband and boyband has been emphasized visual representations on their
physical appearance, costume, and dance choreography which make their own
been sexualized as sexual imagery. This sexualization can also been found on On
the music video, the main media for second wave K-pop to promote song and
gather global fans, potrays women body and their position from man. In 2015, the
sexualization coming with new trends which the sexual innuendos that refer to
female genitalia is significantly appear. There are three music videos which the
girlbands, Brown Eyed Girls, Stellar and Big Bang boyband showed this kind of
sexual innuendos in their new single. Using the Kristeva thought and Peirce
pragmatics semiotics, this research found that on Big Bang Bae Bae music video,
the genitalia signs is potrayed woman and man subjectivity based on
Confusianism. Meanwhile, on Brown Eyed Girls music video, the subjectivity
representation is related to Korean women who in 1990?s transformed their body
as expression and feminine identity. The transformation on woman thought about
their mind and body is comersialized on K-pop industry which can be observed on
Stellar music video."
2016
S64926
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Ismi Halida
"Skripsi ini membahas peran perempuan dalam politik nasional Jepang kontemporer yang dianalisa menurut 'tatanan simbolik' Jacques Lacan. Menurut Lacan, masyarakat diatur oleh rangkaian tanda, peran dan ritual, yang disebut sebagai 'tatanan simbolik'. 'Tatanan simbolik' menciptakan aturan sosial dalam ranah ketidaksadaran manusia ---dalam alam pikiran manusia--- Dalam kebudayaan patriarki ---khususnya di Jepang---, 'tatanan simbolik' memperkuat dominasi laki-laki dalam masyarakat, sehingga peran perempuan semakin tersisih ke wilayah domestik. Politik, menjadi bidang yang diidentikkan dengan kekuasaan laki-laki, dan perempuan dianggap tidak pantas untuk turut berkontribusi di dalamnya. 'Tatanan simbolik' mengkonstruksi pola pikir masyarakat Jepang, sehingga mempengaruhi peran serta perempuan dalam kegiatan politik nasional Jepang.

This paper will deeply discuss the role of women in contemporary Japanese national politics using Lacan's 'symbolic order' as an analytical tool. According to Lacan, society is govern by a disconnected series of signs, roles, and rituals, which called the 'symbolic order'. This 'symbolic order' creates social construction in the human's unconscious state of mind. In patriarchal culture ---especially Japan---, 'symbolic order' strengthen the rule of man in society. Therefore, women's rule are gradually pushed into domestic side. Politics, is highly associated with men's authority, and women is considered not fit to contribute in politics. The 'symbolic order' reconstruct the Japanese society state of mind. Thus, it's greatly influence the role of women in contemporary Japanese national politics."
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan dan Budaya Universitas Indonesia, 2009
S13655
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library