Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 15 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Bayart, Jean-Francois
Cambridge, UK: Polity Press, 2007
320.9 BAY g
Buku Teks  Universitas Indonesia Library
cover
Abstrak :
Bidang ilmu dalam kelompok teknik sipil pada dekade dekade sebelumnya seringkali dikaitkan dengan pembangunan prasarana yang dibutuhkan oleh masyarakat umum. Dengan pengertian tersebut, pada awal perkembangannya keakhlian teknik sipil dapat dikaitkan dengan berbagai kegiatan keilmuan dan berbagai kegiatan pelaksanaan pembangunan. Karena sangat umum tersebut maka cakupan bidang bidang yang dikuasai menjadi sangat lebar. Bangunan dalam hal ini dapat diartikan harus jadi dengan berbagai atribut yang melekat kedalamnya, diantaranya akan termasuk instalasi listrik, mekanikal, dan jenis - jenis bangunan air pengairan yang sangat rumit. Namun, kemudian dengan perkembangan ilmu dan teknologi terutama dengan berbagai temuan dalam bidang telekamunikasi dan elektronik yang menghasilkan perangkat komputer yang demikian canggih, maka bidang - bidang yang bersifat sangat umum dapat lebih diarahkan menjadi lebih spesifik. Hal inipun kemudian berpengaruh kepada sistim pendidikan yang harus menghasilkan tenaga tenaga akhi yang akan bekerja pada bidang bidang tersebut. Kebutuhan akhli makin menjadi lebih khusus, namun pendalaman materi menjadi lebih banyak. Keputusan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan nomor 056/U/1994, mengenai Pedoman Penyusunan Kurikulum Pendidikan Tinggi dan Penilaian Hasil belajar Mahasiswa memberikan definisi bagi pendidikan tinggi, yaitu (Pasal 1) pendidikan ,tinggi adalah pendidikan pada jenjang yang lebih tinggi dari pada pendidikan menengah pada jalur pendidikan sekolah. Selanjutnya dijelaskan bahwa Perguruan Tinggi adalah satuan pendidikan yang menyelenggarakan pendidikan tinggi yang dapat berhentuk akademi, politeknik, sekolah tinggi, institut, atau universitas. Dalam panyelenggaraan pendidikan tinggi ini beban dan masa studi program pendidikan akademik ditetapkan dengan satuan kredit semester (SKS). Jumlab sks yang minimal harus dijalankan adalah sebesar 144 dan sebanyak - banyaknya 160 sks untuk jangka waktu 8 semester, yang dijalankan untuk program pendidikan sarjana setingkat S-1. Pendidikan tinggi untuk Teknik Sipil diselenggarakan mengikuti peraturan sebagaimana tersebut dalam keputusan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan tersebut. Dalam mendirikan bangunan tahap paling awal yang harus dilakukan adalah membuat atau merangcang jenis bangunan yang akan dibuat, dengan mengacu kepada kriteria teknis yang berlaku. Kemudian langkah yang dilakukan adalah rempertimbangkan bahwa bangunan tersebut secara teknis dan ekonomis dapat dipertanggung jawabkan serta memenuhi kriteria aman. Dan untuk mendapatkan alat yang dapat mempertimbangkan dan memperhitungkan konstruksi secara aman, umurnya dukungan ilmu dasar seperti ilmu matematika dan fisika menjadi masukan yang sangat penting. Dari rangkaian tersebut nampak bahwa konsep membuat bangunan harus dimulai dengan mengetahui rekayasa bangunan. Hal ini perlu dilakukan dengan mempelajari masukan masukan terhadap fungsi, untuk prakiraan terhadap konstruksi dan unsur masukan terhadap kriteria estetik serta nilai ekonomi. Langkah ini perlu pula diikuti dengan cara - cara penyajian yang baik sehingga tidak terjadi salah pengertian terhadap hasil - hasil yang disajikan. Penyajian ini umumnya disampaikan dalam bentuk gambar-gambar kerja, sebagai salah satu bagian akhir dari rangkaian kegiatan pembangunan teknik sipil.
Universitas Indonesia, 1997
Prosiding - Seminar  Universitas Indonesia Library
cover
Meifaliana Osman
Abstrak :
Penelitian ini membahas proses penyampaian dan penerimaan pesan dalam kegiatan belajar-mengajar, melihat bagaimana cara yang dilakukan guru ketika memberikan berbagai informasi kepada siswanya. Melalui penjelasan yang terarah, guru dapat memperkecil kesalahpahaman atau ketidakmengertian siswa dalam menerima/menguasai materi pelajaran yang dapat menghambat prestasi belajar. Penelitian ini dilakukan melalui metode Pengamatan dan Wawancara dengan tipe penelitian kualitatif deskriptif. Melalui komunikasi dua arah, Interaksi guru dan siswa dalam kegiatan belajar mengajar di kelas, dapat mengetahui sejauhmana materi pelajaran dapat diterima dan dimengerti siswa. Analisis data dilakukan terhadap cara penyampaian materi pelajaran oleh guru dan proses penerimaan materi yang diberikan kepada siswa. Berdasarkan hasil analisis tersebut, harapan yang ingin dicapai dalam penelitian ini yaitu dapat memperkecil kesalah pahaman antara pesan yang disampaikan dan interpretasi pesan yang diterima siswa. Proses Belajar Mengajar (PBM) sebagai media dalam proses penyampaian dan penerimaan pesan dimana guru bertindak sebagai sumber informasi/komunikator dan siswa sebagai penerima informasi/komunikan. Temuan yang diperoleh dalam penelitian ini, cara yang digunakan guru dalam menyampaikan materi pelajaran adalah sama (ceramah/instruksional) tetapi perbedaan sikap guru mempengaruhi proses penerimaan pesan bagi siswa. Hasil penelitian dari pengamatan dan wawancara dengan guru dan siswa, dapat disimpulkan sebagai berikut: Dari cara dan sikap guru dalam menyampaikan materi pelajaran, pada dasarnya cara yang dilakukan guru "lama" yaitu ceramah/ instruksional. Bila cara yang dilakukan guru lebih variatif dalam penyampaiannya serta sikap guru lebih menyenangkan dan memotivasi siswa untuk berpikir kreatif ( tidak textbook) maka siswa dapat lebih konsentrasi dalam proses penerimaan pesan/materi pelajaran. Pada tingkat pemahaman materi, penyampaian materi yang abstrak dijelaskan ke dalam hal yang lebih kongkrit. Penggunaan bahasa yang jelas dan mudah dimengerti (memperjelas kata-kata kiasan), membantu siswa untuk lebih memahami materi. Sehingga kesalahpahaman atau ketidak mengertian siswa dalam menjawab pertanyaan guru, bukan karena siswa mempunyai kemampuan menghafal. Dari hasil penelitian ini, dapat direkomendasikan untuk diadakan penelitian lanjutan mengenai kemampuan siswa dalam menyampaikan pendapat, ide atau gagasan yang lebih kreatif baik di tingkat Sekolah Dasar, Sekolah Lanjutan Tingkat Pertama maupun di Sekolah Menengah Atas/ umum untuk lebih mengembangkan diri dan mempunyai kemampuan berkomunikasi.
Depok: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2003
T12139
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Marbun, Johannes
Abstrak :
Judul penelitian ini adalah Pengaruh Inteligensi, Emotional Intelligence dan Spiritual Gift Terhadap Prestasi Akademik Mahasiswa Institut Theologia dan Keguruan Indonesia. Prestasi akademik mahasiswa Theologia sebagai variabel kriterium (tergantung), yang tergolong dalam Mata Kuliah Dasar Umum (MKDU), Mata Kuliah Dasar Khusus (MKDK), Mata Kuliah Bidang Studi (MKBS) dan Prestasi Akademik Total akan diteliti seberapa besar sumbangan yang yang diberikan oleh variabel prediktor (bebas) seperti inteligensi, emotional intelligence dan spiritual gift. Penelitian ini dikhususkan untuk mahasiswa theologia di Institut Theologia dan Keguruan Indonesia (ITKI) Jakarta. Pengkhususan ini diakibatkan adanya salah satu atau dua variabel dalam variabel prediktor dekat kaitannya dengan kegiatan belajar mengajar mereka yaitu, variabel spiritual gift dan emotional intelligence karena tuntutan dalam belajar mengajar mereka mengarah ke sana. 149 Mahasiswa ITKI dijadikan sebagai sampel dalam penelitian ini. Data yang diambil dari mahasiswa adalah data inteligensi, data emotional intelligence, data spiritual gift sebagai data primer dan data prestasi akademik sebagai data sekunder. Keseluruhan data ini akan diolah untuk mendapatkan hasil terhadap uji hipotesis yang diajukan. Dengan menggunakan analisis statistik seperti analisis deskriptif untuk melihat keseluruhan data dan analisis regresi linier berganda untuk mengadakan uji statistik atas hipotesis mayor maupun hipotesis minor, maka diperoleh hasil sebagai berikut:
1. Sumbangan Inteligensi, emotional intelligence dan spiritual gift terhadap prestasi akademik MKDU mahasiswa ITKI adalah 11.33 % (P .0000), sedangkan bila dilihat secara sendiri-sendiri sumbangannya adalah sebagai berikut inteligensi memberi sumbangan yang signifikan dengan kontribusi sebesar 16.053% (P .0000), sedangkan dua variabel lainnya tidak memberikan sumbangan yang signifikan sebab kontribusinya hanya 2.80% (P .0261) untuk emotional intelligensi dan 0.11 % (P .6535) untuk spiritual gift.
2. Sumbangan inteligensi, emotional intelligence dan spiritual gift terhadap prestasi akademik MKDK mahasiswa ITKI adalah 5.95 % (P .0007), sedangkan bila dilihat secara sendiri-sendiri sumbangannya adalah sebagai berikut inteligensi memberi sumbangan yang signifikan dengan kontribusi sebesar 10.152% (P .0000), sedangkan dua variabel lainnya tidak memberikan sumbangan yang signifikan sebab kontribusinya hanya 0.82% (P .2839) untuk emotional intelligensi dan 0.01 % (P .9676) untuk spiritual gift.
3. Sumbangan Inteligensi, emotional intelligence dan spiritual gift terhadap prestasi akademik MKBS mahasiswa ITKI adalah 21.31 % (P .0000), sedangkan bila dilihat secara sendiri-sendiri sumbangannya sebagai berikut, inteligensi tidak memberi sumbangan yang signifikan sebab kontribusi hanya sebesar 0.12% (P .8018), sedangkan dua variabel Lainnya memberikan sumbangan yang signifikan karena kontribusinya sebesar 21.71 % (P .0000) untuk emotional intelligensi dan 8.88 % (P .0000) untuk spiritual gift.
4. Sumbangan Inteligensi, emotional intelligence dan spiritual gift terhadap prestasi akademik Total mahasiswa ITKI adalah 8.73 % (P .0000), sedangkan bila dilihat secara sendiri-sendiri sumbangannya adalah sebagai berikut inteligensi memberi sumbangan yang signifikan dengan kontribusi sebesar 13.59% (P .0000), sedangkan dua variabel Iainnya tidak memberikan sumbangan yang signifikan sebab kontribusinya hanya 0.50% (P .6986) untuk emotional intelligensi dan 1.22 % (P .1512) untuk spiritual gift. Dengan demikian tidak semua hipotesis yang ada terbukti kebenarannya karena tidak signifikan dan memberi sumbangan secara positif. Inteligensi memberikan sumbangan yang signifikan terhadap prestasi akademik baik prestasi belajar MKDU, MKDK, Prestasi Total, sedangkan emotional intelligence dan spiritual gift hanya memberikan sumbangan yang signifikan pada prestasi MKBS, dan tidak memberikan sumbangan yang signifikan pada MKDU, MKDK ataupun prestasi Total. Dengan demikian untuk penelitian lebih lanjut, disarankan untuk dapat melakukan penelitian pada (1) sampel yang lebih banyak dan bervariasi (2) ditujukan kepada orang yang sudah bekerja, khusus untuk melihat hubungan variabel emotional intelligence dan spiritual gift terhadap prestasi kerja, (3) institusi pendidikan yang menyelenggarakan pendidikan theologia dapat membuat program peningkatannya.
Depok: Fakultas Psikologi Universitas Indonesia, 1997
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Rr. Dyah Purnamasari Sulistianingsih
Abstrak :
Latar Belakang. Terdapat dua hipotesis mengenai terjadinya diabetes melitus tipe 2 yaitu kegagalan sel beta pankreas dan resistensi insulin. Mengingat pengaruh faktor genetik pada kejadian DM tipe 2 maka diperkirakan resistensi insulin juga dipengaruhi faktor genetik. Sejauh ini data prevalensi resistensi insulin dan gambaran metabolik pads saudara kandung subyek DM tipe 2 di Indonesia belum ada. Tujuan. Mendapatkan angka prevalensi resistensi insulin pada saudara kandung subyek dengan DM tipe 2 dan mendapatkan data profil metabolik (profil lipid, IMT, lingkar perut, konsentrasi asam urat darah), tekanan darah dan distribusinya pads seluruh saudara kandung subyek dengan DM tipe 2 Metodologi. Studi pendahuluan dan potong lintang dilakukan pada 30 saudara kandung subyek DM tipe 2 yang datang berobat di Poliklinik Metabolik dan Endokrinologi RSUPN Dr Cipto Mangunkusumo, untuk dilakukan wawancara, pemeriksaan fisik, konsentrasi insulin darah puasa, glukosa puasa, trigliserida, kolesterol HDL dan asam urat. Resistensi insulin ditentukan dari persentil 75 dari HOMA-IR. Hasil. Nilai cut-off HOMA-IR pada penelitian ini sebesar 2,04. Frekuensi resistensi insulin pads saudara kandung subyek DM sebesar 26,67% dengan proporsi di tiap keluarga bervariasi dari 0-75%. Semua subyek dengan resistensi insulin memiliki obesitas sentral dan sebanyak 75% memiliki IMT > 25. Komponen metabolik yang paling banyak ditemukan adalah obesitas sentral (56,7%), menyusul hipertensi (46,7%), hipokolesterol HDL dan hipertrigliseridemia masing-masing 26,6%, dan hiperglikemia (20%). Simpulan. Frekuensi resistensi insulin pada saudara kandung subyek DM tipe 2 sebesar 26,67% dengan proporsi yang bervariasi di setiap keluarga antara 0-75%. Komponen metabolik paling banyak ditemukan adalah obesitas sentral.
Backgrounds. There are two hypothesis in the pathogenesis of type 2 DM, beta cell failure and insulin resistance. As genetic background has significant role in type 2 DM cases, insulin resistance is also suspected to be influenced by genetic factor. Thus far, there are no insulin resistance prevalence data and metabolic abnormalities among siblings of subjects with type 2 DM available in Indonesia. Objectives. To obtain prevalence figure of insulin resistance among siblings of subjects with type 2 DM and to obtain their metabolic abnormality profiles as measured by their BMI, waist circumference (WC), blood pressure, glucose intolerance, concentration of triglyceride, HDL cholesterol and uric acid. Methods. Cross-sectional study is conducted to 30 siblings of subjects with type 2 DM who are still alive and agree to participate in this study. The subjects are interviewed, physically examined and go through laboratory examination (fasting plasma insulin, plasma glucose, serum triglyceride, HDL cholesterol and uric acid concentration). Insulin resistance is derived from 75 percentile of HOMA-IR. Results. The HOMA-IR cut-off value found in this study is 2,04. The frequency of insulin resistance is 26,67% among siblings of subjects with type 2 DM within variation range of 0-75%. All of subjects with insulin resistance have central obesity. About 75% subjects with insulin resistance have BMI ? 25. The metabolic components which are frequently found in this study can be ranked as follows; central obesity (56,7%), hypertension (46,7%), hypocholesterol HDL (26,6%), hypertriglyceridemia (26,6%) and hyperglycemia (20%). Conclusion. The frequency of insulin resistance is 26,67% among siblings of subjects with type 2 DM within variation range of 0-75%. Among the metabolic components found in this study, central obesity is the most frequent.
Depok: Universitas Indonesia, 2006
T21416
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Stefanus Agung Budianto
Abstrak :
ABSTRAK
Laserpunktur merupakan salah satu tindakan akupunktur untuk penanganan kasus nyeri. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh laserpunktur pada titik LI4 Hegu terhadap kadar β-endorfin plasma darah subjek sehat. Uji acak tersamar ganda dengan kontrol plasebo dilakukan pada 29 subjek sehat yang dialokasikan ke dalam kelompok laserpunktur (n=15) dan kelompok laserpunktur plasebo (n=14). Kadar β-endorfin plasma darah digunakan untuk mengukur keluaran penelitian yang dinilai sebelum perlakuan, dan pasca perlakuan. Terdapat perbedaan bermakna secara statistik pada rerata kadar β-endorfin plasma darah sebelum dan sesudah perlakuan dalam kelompok laserpunktur, perubahan nilai rerata dari 0,22±0,06 ng/ml menjadi 0,29±0,07 ng/ml dengan nilai p=0,005 (p<0,05). Tidak terdapat perbedaan bermakna secara statistik pada rerata kadar β- endorfin plasma darah sebelum dan sesudah perlakuan pada kelompok laserpunktur plasebo, perubahan nilai rerata dari 0,22±0,06 ng/ml menjadi 0,26±0,09 ng/ml dengan nilai p=0,195 (p>0,05). Pada rerata selisih kadar β- endorfin plasma darah antara kelompok laserpunktur dengan kelompok laserpunktur plasebo juga tidak terdapat perbedaan bermakna secara statistik (p=0,183, p>0,05). Kesimpulan penelitian ini laserpunktur dapat mempengaruhi kadar β-endorfin plasma darah subjek sehat, namun tidak berbeda bermakna secara statistik pada rerata selisih kadar β-endorfin plasma darah antar kelompok perlakuan.
ABSTRACT
Laserpuncture is one of acupuncture method for pain management. This study aims to determine the effect laserpuncture at LI4 Hegu point on plasma levels of β-endorphin in healthy subjects. A randomized double-blind controlled trials with placebo controls carried out on 29 healthy subjects, they were allocated into laserpuncture group (n=15) and laserpuncture placebo group (n=14). Plasma levels of β-endorphin is used to measure the output of the study assessed both before treatment and post-treatment. There are statistically significant in the mean plasma levels of β-endorphin before and after treatment in the laserpuncture group, changes in mean value from 0.22±0,06 ng/ml to 0.29±0,07 ng/ml with a p value=0,005 (p<0,05). There are no statistically significant in the mean plasma levels of β-endorphin before and after treatment in the laserpuncture placebo group, changes in mean value from 0,22±0,06 ng/ml to 0,26±0,09 ng/ml with p values=0,195 (p>0,05). Between groups, there were no statistically significant in the mean difference of plasma levels of β-endorphin (p=0,183, p>0,05). The conclusion of this study laserpuncture can affect the plasma levels of β-endorphin in healthy subjects, but no statistically significant in the mean difference of plasma levels of β-endorphin between groups
2016
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Firyal Arva Orvala
Abstrak :
Skripsi ini mengkaji pengaturan informed consent di Indonesia terhadap manusia yang menjadi subjek eksperimen medis, perlindungan hukum atas risiko dan dampak yang ditimbulkan pada manusia sebagai subjek eksperimen medis, dan aturan pelaksanaan eksperimen medis pada Indonesian Medical Education and Research Institute (IMERI) Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia. Menggunakan metode yuridis-normatif, dengan tipe penelitian deskriptif, data penelitian dikumpulkan melalui data sekunder yang terdiri dari bahan hukum, dan data primer melalui wawancara mendalam dengan IMERI FK UI. Simpulan penelitian ini adalah: pengaturan informed consent di Indonesia terhadap manusia yang menjadi subjek eksperimen medis terdapat pada Undang-Undang Nomor 36 Tahun 2009 tentang Kesehatan, Peraturan Pemerijntah Nomor 39 Tahun 1995 tentang Penelitian dan Pengembangan Kesehatan, Keputusan Menteri Kesehatan Nomor 1333/Menkes/SK/X/2002 tentang Persetujuan Penelitian Kesehatan terhadap Manusia, dan Peraturan Menteri Kesehatan No 657 tahun 2009 tentang Pengiriman dan Penggunaan Spesimen Klinik, Materi Biologik dan Muatan Informasi. Bentuk perlindungan hukum atas risiko dan dampak yang ditimbulkan pada manusia yang menjadi subjek eksperimen medis adalah bentuk perlindungan hukum perdata, pidana, dan administrasi. Adapun aturan pelaksanaan eksperimen pada IMERI FK UI merujuk pada konvensi internasional, peraturan perundang-undangan nasional, etika penelitian kesehatan, prosedur good clinical practice, serta Joint Commission International, dan Human Research Subject Program. Penelitian ini menyarankan, gagasan general informed consent dapat ditindaklanjuti oleh para pihak terkait ......This thesis examines the regulation of informed consent in Indonesia for humans who are subject to medical experiments, legal protection of risks and impacts caused to humans as subjects of medical experiments, and the rules of conducting medical experiments at the Indonesian Medical Education and Research Institute (IMERI) Faculty of Medicine, University of Indonesia (FK UI). Using juridical-normative methods, with descriptive research type, research data was collected through secondary data consisting of legal material, and primary data through in-depth interviews with IMERI FK UI. The conclusions of this study are: the regulation of informed consent in Indonesia for humans who are subjected to medical experiments is contained in Law Number 36 of 2009 concerning Health, Government Regulation Number 39 of 1995 concerning Health Research and Development, Minister of Health Decree Number 1333 / Menkes / SK / X / 2002 concerning the Approval of Health Research on Humans, and Minister of Health Regulation No. 657 of 2009 concerning the Delivery and Use of Clinical Specimens, Biological Materials and Information Contents. The form of legal protection for risks and impacts caused by humans who are the subject of medical experiments is a form of legal protection for civil, criminal and administrative matters. The rules of conducting experiments on the IMERI FK UI refer to international conventions, national legislation, health research ethics, good clinical practice procedures, as well as the International Joint Commission, and the Human Research Subject Program. This research suggests, the idea of general informed consent can be followed up by related parties
Depok: Fakultas Hukum Universitas Indonesia , 2020
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Sulistyoweni Widanarko
Abstrak :
Penelitian ini merupakan hasil penelitian tahap ketiga atau tahap akhir dari serangkaian penelitian yang berjudul "Model Pembelajaran Bidang Ilmu Teknik Mesin dalam Upaya Meningkatkan Efektifitas dan Efisiensi Pendidikan Tinggi". Rangkaian penelitian ini terdiri dari tiga tahap. Tahap pertarna : Analisis Kebutuhan Kompetensi Ahli Teknik Mesin, tahap kedua Rancangan Pembelajaran yang Mendukung Pemenuhan Kebutuhan Kompetensi (5'SB') Yang Perlu Ditingkatkan di Perguruan Tinggi, tahap ketiga : Model Pembelajaran 5 'SB'. Penelitian ini bertujuan untuk merumuskan model pembelajaran yang memenuhi kebutuhan kompetensi yang perlu ditingkatkan di perguruan tinggi bidang ilmu teknik mesin, yaitu yang mampu meningkatkan mahasiswa dalam (1) berkomunikasi (KB), (2) merencanakan dan atau merancang rekayasa di bidang permesinon (KMM), (3) menerapkan prinsip manajemen (KPM), (4) menerapkan prinsip penelitian dan pengembangan dengan memperhatikan kelayakan jual, (KPP) (5) menunjukkan contoh perilaku sesuai kode etik profesi (KKE). Pendekatan yang dilakukan untuk menyelesaikan pekerjaan ini melibatkan dosen dan asisten matakuliah Elemen Mesin, Ekonomi Teknik dan Statika Struktur untuk ujicoba eksperimen ini. Metoda eksperimen adalah pretes - postest yang dilakukan selama satu semester. Instrumen yang digunakan dalam penelitian ini adalah tes materi berupa tes awal dan tes akhir, kuesioner, pedoman penga ratan dan wowancara. Eksperimen dilakukan di Fakultas Teknik Universitas Indonesia bulan Agustus sampai dengan besernber 1999. Temuan dalam penelitian ini menunjukkan bahwa: Kemampuan berkomunikasi dapat ditingkatkan melalui pemberian tugas individu dan tugas kelompok sejak awal perkuliahan, disertai jadwal penyerahan tugas dan kriteria penilaian. Penilaian tugas individu ditujukan pada aspek ketepatan jawaban, struktur laporan, kelengkapan isi laporan dan kerapihan serta ketepatan waktu penyerahan. Penilaian tugas kelompok ditujukan pada dua hal yaitu laporan tugas secara tertulis dan presentasi hasil tugas. Penilaian laporan tertulis kriterianya sama dengan penilaian pada laporan individu, sedangkan presentasi tugas dinilai terhadap aspek kejelasan mengemukakan hasil dan pendapat secara lisan, ketepatan memanfaatkan waktu yang tersedia. Kemampuan menggunakan konsep dan prinsip manajemen dapat ditingkatkan melalui pemberian tugas kelompok di mana penilaian tugas kelompok ditujukan pada hasil laporan tertulis dan presentasi lisan. Penilaian laporan tertulis penilaiannya adalah sama dengan laporan tugas individu. Penilaian laporan lisan ditujukan pada kejelasan dalam mengungkapkan hasil laporan, ketepatan waktu sajian dan menjawab pertanyaan. Kemampuan merencanakan dan merancang rekayasa di bidang permesinan dapat ditingkatkan melalui pemberian rancangan pembelajaran, modul pembelajaran, materi tugas individu dan tugas kelompok dan jadwal pemasukan tugas yang diberikan pada awal kuliah dimulai, khusus untuk matakuliah yang terkait. Kemampuan menggunakan prinsip penelitian dan pengembangan yang memperhatikan kelayakan jual dapat ditingkatkan melalui pemberian rancangan pembelajaran, modul pembelajaran, materi tugas individu, tugas kelompok dan jadwal pemasukan tugas yang diberikan pada saat awal kuliah, khusus untuk matakuliah yang memerlukan penerapan kaidah penelitian dan pengetahuan ekonomi teknik dalam bidang permesinan. Kemampuan menunjukkan contoh perilaku sesuai kode etik profesi dapat ditingkatkan melalui penjelasan tentang kode etik yang dikaitkan dalam pengerjaan tugas yang berhubungan dengan profesi. Model pembelajaran yang dimaksud adalah sebagai berikut: Sintaksis : Pada awal kuliah mahasiswa diberi materi dan penjelasan tentang rancangan pembelajaran (GBPP), modul pembelajaran, materi tugas dilengkapi dengan kriteria penilaian dan jadwal penyerahan tugas serta cara penyeleaian (individu dan grup). Pada penyelenggaraan kuliah, dosen melaksanakan sesuai dengan apa yang tertera di rancangan pembelajaran, dosen memberikan kuis, urutan penyajian mengikuti format pendahuluan, uraian dan penutup. Pada akhir kuliah dosen menyelenggarakan presentasi tugas, memberikan UT5 don UAS. Sistem Sosial: Dosen berfungsi sebagai fasilitator don motivator, hubungan dosen - mahasiswa moderat. Prinsip Reaksi: Sikap dosen lugas dan bebas, dan aktif bertanya. Sistem Pendukung : Mahasiswa diberi GBPP, modul pembelajaran, kriteria penilaian, materi tugas akademik secara utuh untuk selama satu semester. Beberapa persyaratan pokok yaitu Garis Besar Program Pengajaran dirancang dengan menerapkan analisis instruksional., buku acuan tersedia, modul pembelajaran merupakan buku pedoman pembelajaran dan dosen mempunyai kemampuan dalam menyampaikan materi dan kemampuan berkomunikasi dengan mahasiswa sehingga terjadi interaksi. Perlu ada penelitian lebih rinci tentang pengembangan media pembelajaran dan pengelolaan tugas yang efektif and efisien. ...... This research was the last stages from a series of research about " Instructional Model in Mechanical Engineering Subjects for Improving Higher Education -Effectiveness and Efficiency'. The series of research consists of three stages. First stage: Need Analysis in Professional Mechanical Engineer Competencies, second stage: Instructional Design. and Materials for Improving `The Need Competencies' in Mechanical Engineering Department , third stage: Instructional Model in Mechanical Engineering Subjects for Improving 'The Need Competencies' in Mechanical Engineering Department. The objectives of this research is to find out the instructional model in mechanical engineering subjects for improving communication skill, implementation of sciences in designing mechanical objects, implementation the management principles in doing a job, implementation principles of research, development and commercialization, and understanding knowledge in professional ethics. Lecturers in Element of Mechanical, Engineering Economic and Static Structure with his assistance involved in this research especially conducting with the experiments. The research methodology was pre test - posttest, by using subject test, questionnaire, guidance for observation, and interview. The experiment was held in Faculty of Engineering in University of Indonesia, Department of Mechanical Engineering. The research founds out that: (1) Communication skill can be improved by giving academic task & the schedule and criteria for assessment clearly. The accuracy, report structure, responsibility of report writing, and clearly in verbal communication, is the criteria of assessment. The academic tasks have to be done individually and in a group. (2) Capability in using management principles can be improved by giving academic task that have to be done in a group, where criteria for assessment merely in the result and the processing. (3) The capability in planning and designing in machinery can be improved by giving The Instructional Programs, Instructional module, Academic Task and The Schedule, especially in subject matter about Machinery Design (4) The capability in implementing research and development concept , considering market demand, can be improved by giving the Instructional Programs, Instructional module, Academic Task and The Schedule earlier, especially in subject matter that has relation with subject in Engineering Economic, (5) The capability to understand the professional ethics code comprehensively can be improved by giving this subject matter parallel with the academic task. (6) The instructional model are as follows: Syntaxis: In the first session, the student will get information about Instructional Programs , Instructional Module, and Academic Assignment (Task) during this semester completely. The lecturer will implement the instructional design consistently. At the end of session, there will be student presentation, pre test, posttest, quiz, Social systems.- The role of the lectures as facilitator and motivator, with moderate the relation between the students. , Principle reaction: The lecturers have moderate leadership and active in asking and discussion. Supporting Systems; Instructional Programs and Instructional Material (Module), The lectures has capability in delivering the subjects content and have good communication with the students. (4) Instructional Programs has to be designed by using instructional analysis, references are available in library, the lectures has capability in delivering the subjects contents, and interaction with The students.
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2000
LP 2000 23
UI - Laporan Penelitian  Universitas Indonesia Library
cover
Pauline Endang Praptini
Abstrak :
Tujuan: Mengurangi risiko PKV di Indonesia dengan menurunkan kadar kolesterol dan apolipoprotein B melalui pemberian serat larut β-glukan Tempat: P.T. National Gobel, Bogor. Bahan dan Cara: Penelitian eksperimental dengan disain pre dan post test, dengan subyek penelitian pria, usia > 40 tahun, kadar kolesterol total 220-300 mg/dL, tidak menderita hipotiroid, gangguan hati, sindroma nefrotik, diabetes melitus dan tidak mengkonsumsi obat penurun kolesterol. Subyek penelitian diberikan 75 g oatmeal yang mengandung 3,5 g serat larut β-glukan setiap hari selama 42 hari. Data yang dikumpulkan meliputi data sosiodemografi, pemeriksaan antropometri, data asupan makan sebelum dan selama penelitian, pola makan dan pemeriksaan kadar kolesterol total, kolesterol LDL dan apolipoprotein B plasma sebelum dan sesudah penelitian. Hasil : Data sosiodemografi menunjukkan sebagian besar subyek mempunyai aktivitas ringan, berpendidikan sedang dan mempunyai penghasilan di atas garis kemiskinan. Data antropometri menunjukkan IMT dan rasio Lpe/Lpa sebelum dan sesudah penelitian tidak berbeda bermakna (p>0,05), sedangkan pada Lpe terjadi penurunan yang bermakna (p<0,05). Penilaian pola makan subyek penelitian menunjukkan sebagian besar subyek mempunyai pola makan yang cukup. Asupan energi dan zat gizi sebelum dan selama penelitian tidak berbeda bermakna (p>0,05), kecuali asupan serat yang meningkat bermakna (p<0,05) selama penelitian. Persentase asupan energi dan zat gizi bila dibandingkan dengan yang dianjurkan, antara lain didapatkan persentase asupan lemak jenuh lebih dari yang dianjurkan sedangkan asupan serat kurang dari yang dianjurkan. Hasil pemeriksaan kadar kolesterol total, kolesterol LDL dan apolipoprotein B sesudah penelitian menunjukkan penurunan yang bermakna (p<0,01). Kesimpulan: Kadar kolesterol yang tinggi pada subyek penelitian kemungkinan disebabkan asupan lemak jenuh yang tinggi dan asupan serat yang rendah. Pemberian 75 g oatmeal selama 42 hari terbukti dapat menurunkan kadar kolesterol total, kolesterol LDL dan apolipoprotein B. ......SubjectsObjectives: To reduce CVD risks in Indonesia by reducing the elevated plasma cholesterol and apolipoprotien B level with β-glucan soluble fiber. Location: P.T. National Gabel, Bogor. Material and Method: Experimental study with pre and post test design bad been carried out on male subjects age > 40 years, with total cholesterol concentration 220 to 300 mg/dl, not suffer from hypothyroid, liver disorder, nephritic syndrome, diabetes mellitus, and did not take any cholesterol reducing agents. Subjects were given 75 g of oatmeal (contain 3.5 g β-glucan soluble fiber) daily for 42 days. The data collected before and during the study were sociodemographic data, anthropometric and food intake. Eating pattern, total cholesterol, LDL cholesterol, and apolipoprotein B plasma level were also recorded before and after the study. Result: Socio-demographic data showed that most of the subjects have light activities, moderate education and have monthly income per capita above the poverty line. Anthropometric data showed that BMI and WHR did not differ significantly before and after the study. Eating pattern assessment showed that most of the subjects had moderate eating pattern. Energy and nutrient intake before and after the study did not significantly different (p>0,05) except for fiber intake which increased significantly (p<0,05) during the study. Percentage of nutrient and energy intake compared with recommended showed that saturated fat intake is higher while fiber intake is lower. The study showed a significant decrease in the concentration of plasma total cholesterol, LDL-cholesterol and apolipoprotein B. Conclusion: High cholesterol level in the subjects was likely brought about by high saturated fat and low fiber intakes consumption of 75 g oatmeal daily for 42 days showed to lower the concentration of the plasma total cholesterol, LDL cholesterol and apolipoprotein B.
Jakarta: Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, 2001
T5772
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Rumahorbo, Hotma
Abstrak :
ABSTRAK Berbagai keluhan di masyarakat yang mengisyaratkan rendahnya mutu lulusan pendidikan keperawatan sekarang antara lain kurangnya ketrampilan para lulusan, sikap yang judas dan kurang perhatian terhadap pasien. Performansi lulusan pendidikan keperawatan menjadi satu indikator dari keberhasilan lembaga pendidikan keperawatan dalam mengantarkan para lulusannya memasuki dunia profesi keperawatan. Akademi Keperawatan sebagai salah satu lembaga pendidikan keperawatan memiliki peran strategis dalam mengantarkan mahasiswa Akper menjadi perawat profesional pemula melalui proses belajar mengajar.Keberhasilan belajar mahasiswa dalam mata kuliah keahlian keperawatan (MKK) yang dinyatakan dalam Indeks Prestasi (IP) akan menggambarkan kemampuan profesional mereka kelak sebagai perawat. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui berbagai faktor yang berhubungan dengan keberhasilan belajar mahasiswa Akper dalam mata kuliah keahlian di Kotamadya Bandung tahun 1999. Disain Penelitian berupa Cross Sectional, dengan besar sampel 124 orang. Populasi penelitian adalah mahasiswa Akper tingkat III yang telah menyelesaikan MKK. Seluruh populasi berjumlah 389 orang tersebar di tujuh Akper Negeri maupun Swasta. Data kuantitatif diperoleh melalui kuestioner terstruktur dan tak terstruktur. Data kualitatif diperoleh melalui diskusi kelompok terfokus. Pengolahan dan analisa data baik univariat, bivariat maupun multivariat menggunakan perangkat lunak mikro komputer dengan program Epi Info versi 6.04 dan Stata versi 4.0. Hasil penelitian menunjukkan bahwa : Indeks prestasi mahasiswa Akper dalam mata kuliah keahlian dengan rerata 2,56 , simpangan baku 0.31 dan rentang nilai antara 2,00 - 3,25. Mahasiswa yang tinggal di asrama memiliki indeks prestasi MKK yang lebih tinggi dari mahasiswa yang tinggal di luar sarama ( p = 0,000 ). Mahasiswa yang memiliki sikap yang positif terhadap MKK memiliki indeks prestasi MKK yang lebih tinggi dari mahasiswa yang memiliki sikap negatif terhadap MKK ( p = 0,007 ). Mahasiswa yang memiliki minat yang tinggi menjadi perawat memiliki indeks prestasi MKK yang lebih tinggi dari mahasiswa yang memiliki minat yang kurang menjadi perawat ( p = 0,04 ). Mahasiswa dengan keberadaan dosen yang memadai memiliki indeks prestasi MKK yang lebih tinggi dari mahasiswa dengan keberadaan dosen yang tidak memadai (p = 0,07). Direkomendasikan perlunya studi sejenis yang meminimalkan keterbatasan penelitian seperti menggunakan disain yang dapat mengungkap hubungan faktor determinan seperti kasus kontrol atau kohort dan perlunya mempertimbangkan faktor inteligensi mahasiswa sebagai konfonder. Agar semua lembaga pendidikan Akper menyediakan asrama bagi mahasiswanya. Disarankan agar Pusdiknakes mempertegas peraturan penyediaan asrama bagi mahasiswa Akper. Sagi para instruktur klinik kiranya dapat meningkatkan kualitas dan kuantitas mahasiswa di lapangan.Seleksi diperlukan bagi calon dosen di lingkungan pendidikan keperawatan menyangkut aspek kognitif, sikap dan ketrampilan. Perlu dipertimbangkan "faktor minat mahasiswa menjadi perawat" dalam proses seleksi mahasiswa baru maupun dalam proses belajar mengajar .
ABSTRACT People have been unsatisfied with the performance of nursing staff due to lack of professional skills and attitudes. People will always value this situation as lack of caring behavior. Theoretically, the performance level of nursing staff will be an indicator for nursing institution to bring up their students to be a professional nurse. Academy of nursing as one of the nursing institution has strategic roles to prepare students to be first professional level of nurses by providing them a process of teaching learning in a period time. Nursing Subjects (here means Mata Kuliah Keahlian = MKK) is a core subject in the curriculum of nursing education. The subjects have certain competencies that have to be met. The academic achievement of the students on MICK will expectedly be demonstrated through their professional capability as nurse in the future. The purpose of this research was to assess factors related to academic achievement of third grade nursing academy students on MKK in Bandung in 1999. The study design wasca cross sectional, and 124 samples participated in the study. The inclusive criteria was third grade academy of nursing students who have completed their nursing subjects. The population was 389 students from seven nursing academy institution. Quantitative data were collected by utilizing structured and non structured questionnaires. Quantitative data were gathered through a focused group discussion. Data analyses was done through uni variat, bi-variat, and multi variety, using an Epi Info Program 6.04 version and Stata 4.0 version. The result showed that IP Nursing Academy Student in MKK : mean 2,56 standard deviation 0,31, grade range between 2,00 - 3,25. Relation of succeeding in MKK with staying location is significant (p = 0,000 ), attitude to MILK is significant (p = 0,007 ), interested to be a nurse is significant ( p = 0,04 ), existing of lecturer is significant ( p = 0,07 ).Relation between succeeded learning in MILK to the way of learning, facility of learning and method of teaching is not significant. IP mean of student in MKK is far more than IP passing grade which is standardized by Pusdiknakes (I997)_Factors which is related to student IP in MKK with staying of location, attitude to MKK, interested to be a nurse and existing of lecturer. Students who are staying in Dormitory, their attitudes to MKK are positive, have high interested to be a nurse, appropriate existing of lecturer. They are going to have bigger IP M CK than students who are not in Dormitory, their attitudes to MKK are negative, less in interest to be a nurse and in appropriate of existing of lecturer. The study recommended that studies need to be done further to minimize encountered limitation, and to eliminate errors found in the present study. The findings also recommended that Pusdiknakes will consistently apply the rule and regulation for all nursing institution to provide dormitories to students. Hopefully instructor and lecturer in Nursing Institution area should be increase their quantity and quality of teaching learning process in field. Let the interested of nursing candidate student as a consideration on determination of admission test process.
1999
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2   >>