Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 5 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Yuli Widiarti
"Perawat yang melanjutkan studi dapat mengalami tingkat kelelahan dan stress yang tinggi karena menghadapi tekanan akademik disertai beban pekerjaan. Stress akademik dan kelelahan kerja dapat memberikan dampak pada permasalahan fisik dan mental, serta kinerja yang buruk. Meskipun perawat sebagai mahasiswa keperawatan menerima pembelajaran mengenai stress dan kelelahan, namun sebagian besar mahasiswa tidak dapat mengenali gejala tersebut pada diri mereka sendiri. Tujuan penelitian ini untuk mengetahui gambaran stress akademik dan kelelahan kerja (burnout) berdasarkan karakteristik perawat yang melanjutkan studi. Penelitian ini merupakan penelitian deskriptif. Populasi target dalam penelitian ini adalah perawat yang masih aktif bekerja sambil melanjutkan studi di Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Muhammadiyah Jakarta (UMJ). Teknik pengambilan sampling yang digunakan teknik probability sampling, dengan jumlah sampel sebanyak 119 responden dari mahasiswa keperawatan S1 Ekstensi dan S2 tahun 2021-2022. Pengukuran tingkat stress akademik menggunakan kuesioner Student-Life Stress Inventory (SLSI) dan tingkat burnout kerja menggunakan kuesioner Maslach Burnout Inventory Human Service (MBI-HSS. Data dianalisis dengan uji analisa univariat, dan didapatkan bahwa 80 perawat mengalami stress akademik sedang (67.2%), diikuti kelelahan kerja (burnout) sebanyak 91 perawat mengalami burnout tingkat sedang (76.5%). Hasil ini menunjukkan bahwa tingkat stress akademik sedang, diikuti dengan tingkat burnout sedang sehingga perlu dianalisa setiap karakteristik dari setiap komponen. Diharapkan penelitian ini dapat dijadikan sebagai bahan masukan bagi institusi pendidikan untuk memperhatikan kebutuhan mahasiswa seperti konseling, dan pelayanan keperawatan memberikan layanan dukungan.

Nurses who continue their studies can experience high levels of fatique and strss due to facing academic pressure combined with workload. Academic stress and work fatique can have an impact on physical and mental problems, as well as poor performance. Even though nurses as nursing students receive learning about stress and fatique, most students cannot recognize these symptoms in themselves. The aim of this research is to determine the description of academic stress and work fatique (burnout) based on the characteristics of nurses who are continuing their studies. This research is a descriptive research. The target population in this research are nurses who are still actively working while continuing their studies at the Faculty of Nursing, Muhammadiyah University, Jakarta (UMJ). The sampling technique used was probability sampling, with atotal sample of 119 respondens from undergraduate and postgraduate extension nursing students in 2021-2022. Measurement of academic stress levels used the Student-Life Stress Inventory (SLSI) questionnaire and work burnout levels used the Maslach Burnout Inventory Human Service (MBI-HSS) questionnaire. Data were analyzed using univariate analysis tests, and it was found that 80 nurses experienced moderate academic stress (67.2%), followed by work fatique (burnout) as many as 91 nurses experienced moderate levels of burnout (76.5%). These results indicate that the level of academic stress is moderate, followed by a moderate level of burnout so it is necessary to analyze each characteristic of each component. It is hoped that this research can be used as input material for educational institutions to pay attention to student needs such as counseling, and nursing services providing support services."
Depok: Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia, 2023
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Inna Indah Sejati
"Pendahuluan: Covid-19 merupakan penyakit menular yang disebabkan oleh virus SARS Cov-2. Covid-19 menyebabkan pandemic yang sudah berlangsung sejak tahun 2020. Sejak pandemic banyak orang yang pernah terkonfirmasi dan ada banyak juga yang sudah sembuh yang dikatakan sebagai penyintas covid-19. Penyintas covid-19 masih dapat merasakan gejala seperti brain fog (kabut otak). Pada mahasiswa sebagai penyintas Covid-19 yang melakukan pembelajaran dapat merasakan stress, stress yang di dapat ini disebut stress akademik. Tujuan: Penelitian ini dilakukan untuk mencari suatu hubungan antara stress akademik dengan brain fog pada mahasiswa penyintas Covid-19. Metodologi: Penelitian ini menggunakan desain potong lintang dengan melibatkan 125 mahasiswa penyintas Covid-19. Hasil: Analisa data menunjukan sebanyak 49 mahasiswa (39.2%) tidak mengalami Brain Fog, sedangkan 76 mahasiswa (60.8%) diduga mengalami Brain fog. Uji korelasi Rank Spearman juga menunjukan adanya korelasi antara tingkat stres akademik dengan Brain Fog (p value= 0.000) pada mahasiswa penyintas Covid-19 dengan nilai r sebesar 0.409. Kesimpulan: Kejadian Brain Fog pada penyintas Covid-19 diduga dipengaruhi adanya stres akademik. Perlu adanya manajamen stres yang baik pada mahasiswa penyintas Covid-19 untuk menjaga kemampuan berpikir.

Introduction: Covid-19 is an infectious disease caused by the SARS Cov-2 virus. Covid-19 caused a pandemic that has been going on since 2020. Since the pandemic many people have been confirmed and many have recovered who are said to be survivors of covid-19. Covid-19 survivors can still experience symptoms such as brain fog. Students as survivors of Covid-19 who do learning can feel stress, the stress they get is called academic stress. Purpose: This research was conducted to find a relationship between academic stress and brain fog in students who survived Covid-19. Methodology: This study used a cross-sectional design involving 125 student survivors of Covid-19. Results: Data analysis showed that 49 students (39.2%) did not experience Brain Fog, while 76 students (60.8%) were suspected of experiencing Brain Fog. Spearman's Rank correlation test also showed a correlation between academic stress levels and Brain Fog (p value = 0.000) in students who survived Covid-19 with an r value of 0.409. Conclusion: The incidence of Brain Fog in Covid-19 survivors is deemed to be influenced by academic stress. There needs to be good stress management for students who are survivors of Covid-19 to maintain their thinking skills"
Depok: Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia, 2022
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Karlin Ratna Mustika
"Pandemi covid-19 menyebabkan perubahan kegiatan perkuliahan menjadi semakin padat. Hal tersebut dapat membuat mahasiswa akhirnya mengalami stress akademik. Penelitian bertujuan untuk mengetahui hubungan aktivitas rekreasi oleh mahasiswa dengan tingkat stress akademik pada masa pandemik covid-19. Desain penelitian adalah cross-sectional, teknik pengambilan sampel menggunakan Convenience sampling yang melibatkan 422 mahasiswa dengan pengambilan data secara online. Analisis data menggunakan analisis univariat dan bivariat (uji chi-square). Hasil penelitian didapatkan terdapat hubungan antara aktivitas rekreasi oleh mahasiswa dengan tingkat stress akademik pada masa pandemik covid-19 (p value = 0,000; α = 0,05). Hasil penelitian menunjukan bahwa mahasiswa dengan tingkat aktivitas rekreasi rendah lebih berpeluang mengalami stress 11,496 kali dibanding dengan mahasiswa yang aktivitas rekreasinya tinggi (OR = 11,496). Promosi kesehatan mengenai manajemen stress, seperti memanfaatkan waktu luang untuk memenuhi kebutuhan rekreasi pada mahasiswa dapat dilakukan untuk mengatasi stress akademik yang dialami.

The Covid-19 pandemic has caused changes in lecture activities to become increasingly crowded. This can make students have a academic stress. This research aims to determine the relationship between recreational activities by college students and academic stress level during the Covid-19 pandemic. The research design was cross-sectional, the sampling technique used convenience sampling involving 422 college students with online data collection.. Data analysis used univariate and bivariate analysis (chi-square test). The results showed that there was a relationship between recreational activities by students and academic stress level during the covid-19 pandemic (p value = 0,000; = 0,05). The result of showed that students with low level of recreational activity are more chance to have a stress 11,496 times compared to students with high recreational activities (OR = 11,496). Health promotion regarding stress management, such as using free time to meet recreational needs for students can be done to overcome academic stress."
Depok: Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia , 2021
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Azka Aulia Syafitri
"Fenomena perfeksionisme semakin berkembang di kalangan mahasiswa dan menimbulkan berbagai dampak negatif terhadap kondisi psikologis salah satunya stress akademik. Mahasiswa kesehatan diketahui menghadapi stres akademik lebih tinggi dibandingkan dengan mahasiswa program studi lainnya akibat beban akademik yang lebih besar dan ekspektasi akademik yang tinggi. Penelitian ini bertujuan untuk melihat hubungan antara perfeksionisme dengan stres akademik pada mahasiswa kesehatan. Pengukuran perfeksionisme menggunakan instrumen Multidimensional Perfectionism Scale (MPS). Sementara pengukuran stres akademik dilakukan dengan instrumen Perceived Academic Stress Scale (PASS). Penelitian ini dilakukan pada 191 mahasiswa kesehatan dengan teknik pengambilan sampel convenience sampling. Analisis hubungan antara perfeksionisme dan stress akademik dilakukan menggunakan uji korelasi pearson untuk mengetahui derajat dan arah hubungan. Hasil penelitian dengan CI 90% didapatkan hubungan yang signifikan antara perfeksionisme dengan stress akademik pada mahasiswa kesehatan (p=0.001). Hasil uji korelasi Pearson menunjukkan hubungan negatif yang sangat lemah (r=-0.247). Maka dalam penelitian ini dapat disimpulkan bahwa semakin besar nilai perfeksionisme akan semakin rendah nilai stress akademik pada individu mahasiswa. Hasil penelitian ini dapat menjadi referensi dalam meningkatkan kesadaran mahasiswa kesehatan dalam mengelola perfeksionisme dan stres akademik secara adekuat. Lebih lanjut, hasil studi ini dapat menjadi data dasar untuk penelitian lebih lanjut yang berfokus pada perfeksionisme stres akademik.

The phenomenon of perfectionism is growing among students and has a negative impact on psychological conditions, including academic stress. This study aims to see the relationship between perfectionism and academic stress in health students. Measurement of perfectionism uses the Multidimensional Perfectionism Scale (MPS) instrument. While measuring academic stress was carried out using the Perceived Academic Stress Scale (PASS) instrument. This research was conducted on the subject of health students (n =191) with a convenience sampling technique. Pearson correlation test was used to analyze the relationship between perfectionism and academic stress. The results of the study with a 90% CI found a significant relationship between perfectionism and academic stress in health students (p=0.001). The results of the Pearson correlation test showed a very weak negative relationship (r=-0.247). This study concluded that the greater the value of perfectionism, the lower the value of academic stress in individual students. The results of this study can be used as a reference in increasing awareness of health students in managing perfectionism and academic stress adequately. Furthermore, the results of this study can become basic data for further research focusing on academic stress perfectionism."
Depok: Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia, 2023
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Faradiba Jamal
"Tuntutan akademik yang tinggi dan kesulitan integrasi pembelajaran teori dengan praktik membuat mahasiswa keperawatan rentan mengalami stress akademik. Stress akademik mengganggu kondisi fisik, emosi, perilaku, dan kognitif, seperti menurunnya kinerja akademik, depresi, dan keinginan menyakiti diri. Mahasiswa membutuhkan dukungan sosial melalui hubungan pertemanan yang berkualitas sebagai sumber daya koping dalam penanggulan stress yang efektif. Tujuan penelitian ini untuk mengetahui hubungan kualitas pertemanan dengan tingkat stress akademik pada mahasiswa keperawatan. Penelitian dengan pendekatan cross-sectional pada 242 mahasiswa keperawatan Universitas Indonesia ini menggunakan teknik simple random sampling. Pengumpulan data menggunakan MFQ dan SLSI dengan uji korelasi Pearson. Penelitian ini telah lolos uji etik fakultas dengan nomor registrasi SK-16/UN2.F12.D1.2.1/ETIK 2021. Hasil penelitian menunjukkan tidak ada hubungan signifikan antara kualitas pertemanan dengan stress akademik mahasiswa keperawatan reguler Universitas Indonesia (p value= 0,702 r= 0,025). Kesimpulan penelitian ini adalah ketidakefektifan kualitas pertemanan sebagai pemberi keamanan emosional dalam penanggulangan stress akademik disebabkan karena penurunan interaksi dan media komunikasi online yang berpotensi pada ketidakpuasan dan kesepian dalam pertemanan. Peneliti selanjutnya diharapkan dapat meninjau faktor kepuasan dalam pertemanan terhadap stress akademik pada populasi lainnya.

High academic pressure and challenges in integrating theoretical and practical learning lead nursing students vulnerable to academic-related stress. Academic stress interferes with physical, emotional, behavioral, and cognitive conditions, such as decreased academic performance, depression, and self-harm. Nursing students require good quality friendships as a coping resource to have effective stress management. The study’s purpose determined the correlation between friendship quality and academic stress levels in nursing student at Universitas Indonesia. The cross- sectional study of 242 participants used simple random sampling techniques using MFQ and SLSI as data collectors with Pearson correlation test. This study has passed the faculty ethics test with registration number SK-16/UN2.F12.D1.2.1/ETIK 2021. The results showed no significant corellation between the quality of friendship and academic stress of undergraduate nursing students of Universitas Indonesia (p value= 0,702 r= 0,025). This study concludes that the ineffectiveness of the quality of friendship as a provider of emotional security in dealing with academic stress is due to a decrease in online interactions and communication media which have the potential to cause dissatisfaction and loneliness in friendships. Further research could find the satisfaction factor in friendships to academic stress in other populations."
Depok: Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia, 2021
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library