Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 3 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Fetrizal Bobby Heryunda
Abstrak :
Krisis ekonomi yang melanda Indonesia sejak tahun 1997 membawa pengaruh besar terhadap industri pesawat televisi di Indonesia. Perusahaan-perusahaan yang mengalami penurunan tingkat produksi karena tingginya production cost yang harus ditanggung. Namun demikian, persaingan antar merek televisi yang terjadi di pasar terus marak, baik merek-merek terkenal maupun merek-merek tidak terkenal terus meramalkan persaingan di pasar televisi berwarna Indonesia. Merek-merek yang sudah terkenal mengandalkan diferensiasi dalam teknologi yang sudah mereka kuasai sebagai senjata untuk merebut pangsa pasar yang lebih besar. Sedangkan pendatang-pendatang baru yang belum terkenal umumnya menerapkan strategi low cost dengan memasang harga murah bagi produknya untuk menarik konsumen agar berpindah ke produk mereka. Salah satu produk yang cukup terkenal dalam industri ini adalah pesawat TV merek Panasonic. Pesawat TV merek Panasonic ini diproduksi dan dipasarkan oleh PT. National Panasonic Gobel. Walaupun sampai saat ini penjuaiannya cukup baik namun perjalanan Panasonic untuk menjadi yang teratas dalam market share tidaklah mudah, karena banyaknya pesaing yang lebih kuat, seperti Sony, Toshiba dan Sharp. Tahun 1996 Panasonic tidak mampu masuk 3 besar brand awareness, walaupun berada diperingkat ke-6 untuk perceived quality. Sedangkan tahun 2001 Panasonic sama sekali tidak mampu masuk 6 besar untuk semua kategori, mulai dari top of mind brand, top of mind advertising, brand share, quality sampai satisfaction. Dengan kondisi persaingan yang sedemikian ketatnya saat ini, sangat penting bagi Paasonic untuk mengetahui dengan siapa la berkompetisi, bagaimana persepsi konsumen terhadap produknya jika dibandingkan dengan produk kompetitor dan strategi positioning apa yang pantas diterapkan saat ini. Sehubungan dengan itu, kemudian diadakan penelitian untuk melihat persepsi konsumen terhadap atribut-atribut yang dimiliki oleh masing-masing merek dan kinerja merek-merek tesebut dalam setiap atribut. Selanjutnya, diharapkan akan ditemukan strategi positioning yang tepat bagi Panasonic. Mengingat banyaknya merek yang ada di pasar industri pesawat TV saat ini, maka penelitian hanya dibatasi pada 3 merek yang menduduki peringkat 3 besar brand equity tahun 2001, yaitu Sharp, Sony dan Toshiba, ditambah merek Panasonic. Dan produk yang diteliti hanya pesawat televisi berwarna, tidak termasuk hitam putih. Tujuan diadakannya penelitian ini adalah: 1. Mengetahui perilaku konsumen pemakai pesawat televisi di Indonesia. 2. Mengetahui persepsi konsumen mengenai atribut-atnbut yang penting dan keempat merck TV yang menjadi objek penelitian. 3. Menetapkan strategi positioning yang tepat bagi Panasonic. Riset pemasaran yang dilakukan diawali dengan exploratory research (kualitatif) yang terdiri dari secondary data analysis dan Individual In-depth Interview, kemudian dilanjutkan dengan descriptive research (kuantitatif). Mengingat adanya keterbatasan waktu dan biaya, maka akses data primer dilakukan dengan cara self administered-drop off survey. Sedangkan akses data sekunder dIakukan meialui internet, perpustakaan dan kunjungan ke PT National Panasonic Gobel. Sampel ditetapkan sejumlah 120 orang dengan metode convenience sampling. Hasil survey ketnudian dianalisa dengan menggunakan metode frekuensi distribusi, cross lab analysis, analisjs aijbut, brand analysis untuk setiap atribut dan bi-plot analysis. Beberapa temuan yang didapat dari hasil penelitian antara lain: - Atribut kualitas gambar adalah atribut terpenting dimata responden - Kesembilan atribut yang ada dapat diwakili oleh 4 faktor/dimensi, yaitu dimensi produk, dimensi kualitas, dimensi service dan dimensi harga - Merek Sony adalah merek yang paling dominan. Tiga metode analisa yang dilakukan yaitu analisa kinerja merek dalam setiap atribut. analisa modd Fishbein dan analìsa biploe menunjukkan bahwa Sony memiliki kinerja terbaik disemua atribut kecuali atribut harga - Dengan melihat semua hasil analisa, maka dalam jangka pendek Panasonic sebaiknya memfokuskan strategi positioning-nya untuk membangun kedekatan asosiasi dengan atribut gambar. diikuti dengan atribut suara. Untuk itu, kualitasyang ditawarkan Panasonic harus berada diatas Sharp dan Toshiba. minimal mendekati kualitas yang ditawarkan Sony. Beberapa saran yang dapat diberikan adalah: 1. Pihak manajemen Panasonic sebaiknva merumuskan sebuah positioning statement yang khusus digunakan bagi produk televisi. 2. Sebaiknya Panasonic membentuk dan mengembangkan sebuab divisi atau unit khusus yang bertugas melakukan berbagai kegiatan riset di pasar. Dalam penelitian ini juga terdapat beberapa kelemahan yang pada umumnya ditimbulkan oleh adanya berbagai keterbatasan dari peneliti. Kelemahan-kelemahan tersebut antara lain adalah metode sampling yang digunakan tìdak memilìkì tingkat keacakan yang teruji dan jumlah merek yang diuji hanya sebanyak 4 merek Sehingga ada kemungkinan hasil yang diperoleh tidak bisa niewakili persepsi dan perilaku semua konsumen pesawat TV di indonesia.
Depok: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 2001
T2890
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Abdul Rachman Rofel Ashadi
Abstrak :
Seiring dengan dilakukannya ujicoba terhadap TV digital free to air, dilakukan pula uji coba terhadap layanan Mobile TV berbasis DVB-H. Terdapat dua konsorsium yakni konsorsium Tren Mobile TV dan kosorsium Telkom yang diberikan kesempatan uji coba. Jika uji coba berhasil maka kedua konsorsium tersebut diberikan lisensi oleh pemerintah untuk menyelenggarakan layanan Mobile TV berbasis DVB-H di Indonesia. Sebagai calon pemain bani dalam layanan Mobile TV dengan teknologi yang juga baru yakni DVB-H, tentunya bukanlah hal yang mudah bagi kedua konsorsium tersebut untuk ikut bermain dalam layanan Mobile TV. Perlu dilakukan analisis khususnya mengenai tekanan kompetitif dan keunggulan kompetitif layanan Mobile TV berbasis DVB-H di Indonesia untuk melihat tingkat ketertarikan dan profitabilitasnya. Tesis ini menganalisis potensi tekanan kompetitif serta menentukan strategi positioning yang tepat bagi layanan Mobile TV berbasis DVB-H supaya memiliki kineija diatas rata-rata dan tingkat profitabilitas yang tinggi. Dari hasil analisis didapatkan tekanan kompetitif dari layanan Mobile TV saat ini adalah Medium to High. Dengan strategi positioning yang berupa keunggulan biaya, diferensiasi, dan fokus didapatkan penurunan tingkat tekanan kompetitif menjadi Low to Medium. ......During the free to air digital TV trial in Indonesia, it is also executed the Mobile TV Service based on DVB-H trial. There are two consortiums, Tren Mobile TV and Telkom consortium, that are given the trial occasion. If the result of this trial is successful, then both of consortium will be given a lisence by the govemment to implement Mobile TV based on DVB-H Service in Indonesia. As new entrant in Mobile TV Service with new technology called DVB-H, certainly is not easy mentioned for both of consortium to make a role in the Service. It is absolutely needed to analyze the competitive pressure and competitive advantage of Mobile TV based on DVB-H Service in Indonesia in order to know the level of industry attractiveness and its profitability. This thesis analyzes the level of competitive pressure of Mobile TV DVB-H Service and also determines appropriate positioning strategy in order to have best perfonnance and high profitability level. It can be found from this analysis that the competitive pressure of Mobile TV DVB-H service is Medium to High. By implementing positioning strategy such as cost leadership, differentiation, and focus, it is obtained descending of competitive pressure level into Low to Medium.
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2009
T26914
UI - Tesis Open  Universitas Indonesia Library
cover
Abdul Rachman Rofel Ashadi
Abstrak :
Seiring dengan dilakukannya ujicoba terhadap TV digital free to air, dilakukan pula uji coba terhadap layanan Mobile TV berbasis DVB-H. Terdapat dua konsorsium yakni konsorsium Tren Mobile TV dan kosorsium Telkom yang diberikan kesempatan uji coba. Jika uji coba berhasil maka kedua konsorsium tersebut diberikan lisensi oleh pemerintah untuk menyelenggarakan layanan Mobile TV berbasis DVB-H di Indonesia. Sebagai calon pemain baru dalam layanan Mobile TV dengan teknologi yang juga baru yakni DVB-H, tentunya bukanlah hal yang mudah bagi kedua konsorsium tersebut untuk ikut bermain dalam layanan Mobile TV. Perlu dilakukan analisis khususnya mengenai tekanan kompetitif dan keunggulan kompetitif layanan Mobile TV berbasis DVB-H di Indonesia untuk melihat tingkat ketertarikan dan profitabilitasnya. Tesis ini menganalisis potensi tekanan kompetitif serta menentukan strategi positioning yang tepat bagi layanan Mobile TV berbasis DVB-H supaya memiliki kinerja diatas rata-rata dan tingkat profitabilitas yang tinggi. Dari hasil analisis didapatkan tekanan kompetitif dari layanan Mobile TV saat ini adalah Medium to High. Dengan strategi positioning yang berupa keunggulan biaya, diferensiasi, dan fokus didapatkan penurunan tingkat tekanan kompetitif menjadi Low to Medium.
During the free to air digital TV trial in Indonesia, it is also executed the Mobile TV service based on DVB-H trial. There are two consortiums, Tren Mobile TV and Telkom consortium, that are given the trial occasion. If the result of this trial is successful, then both of consortium will be given a lisence by the government to implement Mobile TV service based on DVB-H in Indonesia. As new entrant in Mobile TV service with new technology called DVB-H, certainly is not easy mentioned for both of consortium to make a role in the service. It is absolutely needed to analyze the competitive pressure and competitive advantage of Mobile TV srvice based on DVB-H in Indonesia in order to know the level of industry attractiveness and its profitability. This thesis analyzes the level of competitive pressure of Mobile TV DVB-H service and also determines appropriate positioning strategy in order to have best performance and high profitability level. It can be found from this analysis that the competitive pressure of Mobile TV DVB-H service is Medium to High. By implementing positioning strategy such as cost leadership, differentiation, and focus, it is obtained descending of competitive pressure level into Low to Medium.
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2009
T40951
UI - Tesis Open  Universitas Indonesia Library