Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 11 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Ivana Rahman
"Stigma yang diperoleh sebagai akibat dari sistem peradilan pidana, ternyata tidak hanya berdampak negatif terhadap narapidana sendiri tetapi juga memberikan dampak yang lebih luas yaitu terhadap keluarga narapidana. Perlu adanya suatu upaya untuk mengurangi bahkan menghilangkan stigma yang ada pada narapidana, sehingga tidak memberikan dampak negatif kepada keluarga maupun dirinya sendiri. Teori labeling digunakan sebagai dasar dari stigma, yaitu adanya suatu kelompok yang membuat peraturan kemudian terjadi penyimpangan, sehingga orang tersebut mendapat cap sebagai pelanggar. Adanya dampak yang lebih luas terhadap keluarga narapidana, maka muncul permasalahan dalam penelitian yaitu dampak apa yang diterima oleh keluarga dan bagaimana upaya untuk mengurangi dampak buruk stigma narapidana terhadap keluarganya. Penelitian ini berbentuk deskriptif analistis.
Metode yang digunakan ialah metode kepustakaan yang bersifat normatif yuridis. Peneliti menggunakan data sekunder dengan alat pengumpul data berupa studi kepustakaan dan data primer melalui wawancara menggunakan pedoman wawancara terhadap narapidana, keluarga narapidana dan masyarakat. Penelitian ini sampai pada kesimpulan bahwa pihak keluarga tidak hanya kehilangan seorang anggotanya yang menjadi narapidana, tetapi juga mereka merasakan dampak dari cap buruk yang diberikan kepada narapidana berupa tekanan secara psikologis seperti adanya rasa malu. Terlebih lagi ketika kejahatan yang dilakukan adalah perkosaan, karena tidak hanya dipandang sebagai perbuatan jahat dengan kekerasan, tetapi juga adanya unsur moral di dalamnya. Dengan adanya permasalahan yang lebih luas mengenai akibat pemidanaan, maka diperlukan suatu usaha untuk mengatasinya. Salah satu upaya yang dapat dilakukan adalah dengan menggunakan resosialisasi narapidana, seperti asimilasi, pembebasan bersyarat dan cuti menjelang bebas. Upaya resosialisasi tersebut diharapkan dapat membantu menunjukkan bahwa narapidana telah menjadi baik dan menyadari kesalahannya, dengan itu maka stigma buruk sebagai orang yang jahat dapat berkurang. Restorative justive sebagai suatu paradigma baru dalam penyelesain perkara pidana, diharapkan juga dapat membantu untuk mengurangi atau bahkan dapat menghilangkan stigma.

Stigma obtained as a result of the criminal justice system, was not only has negative impact in the inmates (prisoner) themselves but also result in broader impact on family of prisoner himself. it requires an attempt to reduce or even eliminate the stigma that exist in the prisoner, so that no negative impact to the family and himself. theory of labeling is used as the basis of the stigma that is the existence of a group of people that established rules and then there is a violation, so that the person is labeled as a violator. existence of wider impact on families of prisoner, then a problem arise in the research, namely what impact are received by the family and what effort to reduce the adverse impact of prisoner stigma to his family. This research is descriptive analytical.
The method used is a normative juridical literature. researcher uses secondary data with the data collection tools in the form of library research and primary data through interviews using interview guideline to prisoner, prisoner families and communities. this research come to a conclusion that the family does not only loss a family member who becomes a prisoner, but also the feel the effect of bad labeling given to prisoner in the form of psychological pressure such as a embarrassment. Moreover, when the crime committed was rape, because rape is not only viewed as act of evil with violence, but also there is a moral element in it. With the existence of a broader problem regarding the conviction consequence, it would required an effort to overcome them. One of efforts that can be done is to conduct resocialization of prisoner, such as assimilation, parole and taking leaves before the release. The resocialization effort is expected to help demonstrating that the prisoner has been better and realized his wrongdoing, with that then the bad stigma as an evil person can be reduced. Restorative justice as a new paradigm in the settlement of criminal cases, can also help to reduce or even eliminate the stigma.
"
Depok: Fakultas Hukum Universitas Indonesia, 2011
T30841
UI - Tesis Open  Universitas Indonesia Library
cover
Teddy Janitra Anggraito
"ABSTRAK
Penulisan ini dibuat untuk mengetahui bentuk-bentuk serta proses stigmatisasi terhadap keluarga inti pelaku pengedar narkotika jenis ganja dapat terjadi. Bermula pada proses interaksi di masyarakat nilai-nilai menyimpang mulai dibentuk. Proses selanjutnya adalah tindakan diskriminatif yang dirasakan oleh keluarga inti pengedar narkotika jenis ganja yang diantaranya adalah isolasi, pengucilan, pemisahan, sulitnya mendapatkan bantuan, dan lainnya. Penulisan ini menggunakan metode kajian kepustakaan melalui penelusuran data sekunder yang berkaitan dengan tema penulisan ini.
Hasil dari penulisan ini menyimpulkan bahwa keluarga inti pengedar narkotika jenis ganja mendapatkan stigmatisasi dari masyarakat sekitar (seperti tetangga), teman, bahkan saudara jauh (bukan bagian dari keluarga inti). Stigmatisasi yang dirasakan berupa tindakan-tindakan diskriminatif yang menjauhkan keluarga inti dari masyarakat yang dianggap normal.

ABSTRACT
This writing is made to know the forms and the process stigmatization against the family of marijuana dealer. Began with the process of interaction in the community values deviating established. The next process is discrimination felt by the family of marjuana dealer which type isolation, separation, helpless, etc. These writing methodology uses secondary data which means the writer search data trough literature pertaining to the theme.
The conclusion is the nuclear family dealers get stigmatization from the neighbors, friends, even from the distant family. Stigmatization creates discrimination which estranges nuclear family of people who regarded as normal.
"
2016
TA-pdf
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
Azwar
"Menyadari tingginya tingkat kejahatan, secara langsung maupun tidak langsung mendorong pula perkembangan dan pemberian reaksi terhadap para tersangka pelaku kejahatan. Reaksi akan dapat melahirkan stigmatisasi yang menyebabkan seseorang yang secara yuridis formal belum dikatakan bersalah, telah dicap sebagai penjahat atau telah melakukan suatu perbuatan jahat. Teori labeling, dimana stigmatisasi menekankan pada suatu proses interaksi manusia yang mengasilkan adanya pemberian peranan, setelah peranan didefinisikan, maka disimpulkan adanya pemberian suatu cap terhadap seseorang yang melakukan kejahatan atau penyimpangan. Reaksi dalam penelitian ini, berujung pada pendapat James Garofalo dan analisa situasi William I Thomas serta diperkuat oleh penekanan teori labeling menurut Michalowsky dan outsider oleh Howard. S. Becker.
Metode penelitian, menggunakan pendekatan kualitatif dan bersifat eksplanatoris, melakukan wawancara mendalam (depth interview) dan observasi partisipasi.lnforman penelitian, informan utama para tersangka pelaku kejahatan kekerasan sebanyak 7 (tujuh) orang dan informan pendukung sebanyak 25 (dua puluh lima) orang yang terdiri dari keluarga, teman dekat dan tenaga kesehatan di rumah sakit X. Untuk melindungi nama baik informan dan rumah sakit, semuanya menggunakan nama samaran.
Hasil penelitian dan kesimpulan, adanya perlakuan yang berbeda dalam pelayanan kesehatan terhadap tersangka pelaku kejahatan kekerasan dengan tersangka pelaku kejahatan tindak pidana korupsi serta terhadap pasien biasa. Bentuk perlakuan yang lain adalah; Sering mendapatkan penolakan, dipermalukan, terpojokan, dicela, dihina dan mendapatkan perlakuan kasar. Pelayanan, fasilitas, tindakan medis dan obat-obatan yang diberikan ala kadarnya. Adapun pandangan tenaga kesehatan terhadap para tersangka pelaku kejahatan kekerasan, adalah; Mereka telah dicap (dilabel) sebagai penjahat, mereka bukanlah orang yang berkelakuan balk, Mereka sebagai tahanan dan bukan pasien. Sakit, luka tembak, penderitaan atau tekanan psikologis yang dialami oleh mereka akibat ulah perbuatannya sendiri dan haruslah dapat dipertanggungjawabkan, perbuatannya keji dan menyengsarakan masyarakat. Adanya pembedaan perlakuan, pandangan dan pelayanan kesehatan, maupun dalam bentuk fasilitas dan pengobatan terhadap para tersangka pelaku kejahatan kekerasan, merupakan salah satu bentuk pengingkaran terhadap hak asasi manusia yang masuk dalam kategori diskriminasi."
Depok: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2003
T472
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Muhammad Arsyad Subu
"ABSTRAK
Salah satu efek stigmatisasi gangguan jiwa adalah perilaku kekerasan yang dilakukan oleh penderita terhadap orang orang di sekitarnya termasuk keluarga, perawat dan masyarakat. Sebaliknya, penderitamengalamikekerasan dari keluarga, masyarakat dan profesional keperawatan. Penelitian ini bertujuan memahami dampak stigmatisasi dalam hubungannya dengan perilaku kekerasan terhadap penderita; serta untuk mengetahui perilaku kekerasan yang dilakukan oleh penderita terhadap orang lain. Penelitian ini menggunakan Constructivist Grounded Theory. Metode pengumpulan data termasuk wawancara semi-terstruktur, dokumen reviw, catatan lapangan, dan memo. Analisis data menggunakan metode Paillé. Perilaku kekerasan adalah efek stigmatisasi termasuk kekerasan diri sendiri dan kekerasan terhadap keluarga, masyarakat dan tenaga kesehatan.Kekerasan fisik juga dialami penderita dari orang lain. Dampak stigmatisasi dimanifestasikan dengan perilaku kekerasan yang dilakukan oleh penderita, keluarga, staf rumah sakit, masyarakat, dan aparat.Hasil temuan ini relevan untuk para perawat jiwa yang memberikan asuhan keperawatan terhadap pasien perilaku kekerasan.Penelitian lanjut diperlukan untuk melihat perspektif keluarga, masyarakat dan staf pemerintah terkait stigma dengan perilaku kekerasan.
"
Depok: Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia, 2016
610 JKI 19:3 (2016)
Artikel Jurnal  Universitas Indonesia Library
cover
Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 1994
S6237
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Dian Saraswati
"Kajian literatur ini menganalisis promosi kesehatan jiwa sebagai upaya mengurangi stigma terhadap orang dengan gangguan jiwa (ODGJ). Latar belakang dibuatnya penelitian ini yaitu tingginya stigma negatif masyarakat terhadap orang dengan gangguan jiwa (ODGJ) di Indonesia yang berpengaruh terhadap perlakuan diskriminatif terhadap ODGJ seperti pemasungan, pengucilan, dan perlakuan diskriminatif lainnya. Dalam mengkaji topik penelitian ini, peneliti melakukan penelaahan terhadap penelitian-penelitian terdahulu yang relevan dengan topik kajian literatur ini. peneliti memilih 15 (lima belas) penelitian terdahulu yang paling relevan dari rentang waktu 2016–2022. Dari 15 penelitian tersebut, peneliti kembali memilih 10 (sepuluh) penelitian yang relevan dengan setiap konsep yaitu stigma terhadap orang dengan gangguan jiwa, promosi kesehatan jiwa, dan upaya mengurangi stigma. Terdapat 3 (tiga) jurnal acuan dalam menganalisis stigma terhadap orang dengan gangguan jiwa (ODGJ), 5 (lima) jurnal acuan mengenai promosi kesehatan jiwa, dan 2 (dua) jurnal acuan mengenai upaya mengurangi stigma. Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini yaitu kajian literatur jenis integrative review dengan menganalisis kelebihan, kekurangan, serta substansi dari jurnal-jurnal acuan yang ditelaah. Berdasarkan hasil analisis, diketahui bahwa stigma negatif masyarakat terhadap orang dengan gangguan jiwa (ODGJ) disebabkan oleh minimnya pengetahuan masyarakat mengenai kesehatan jiwa dan gangguan kejiwaan sehingga promosi kesehatan jiwa diperlukan dalam meningkatkan pengetahuan serta menumbuhkan empati masyarakat. Penelitian ini menyimpulkan bahwa promosi kesehatan jiwa dapat menjadi upaya mengurangi kesehatan jiwa dan dilakukan dengan berbagai metode seperti penyuluhan, sosialisasi, bahkan praktik seperti roleplay atau direct contact dengan orang dengan gangguan jiwa (ODGJ). Metode promosi kesehatan jiwa melalui praktik menunjukkan hasil berkurangnya stigma dan munculnya empati masyarakat terhadap orang dengan gangguan jiwa (ODGJ). Promosi kesehatan jiwa pun perlu dilakukan kepada tenaga kesehatan dalam rangka meningkatkan kapasitas dan kepercayaan diri mereka untuk melakukan penyuluhan dan sosialisasi kepada masyarakat terkait kesehatan jiwa dan gangguan jiwa. Selain itu, promosi kesehatan jiwa pun dapat melibatkan peran pekerja sosial sebagai educator, group facilitator, dan activist dengan menerapkan cultural competence dengan memperhatikan aspek kebudayaan seperti kepercayaan, seni, nilai-nilai moral, hukum, adat, serta kebiasaan dan kemampuan lainnya yang menjadi pedoman hidup masyarakat. Promosi kesehatan jiwa pun perlu memperhatikan penggunaan bahasa yang mudah dipahami dan sesuai dengan budaya masyarakat sehingga materi yang disampaikan dapat diterima dengan baik.

This literature review analyzes mental health promotion as a strategy to reduce stigma towards people with severe mental illness (ODGJ). The background of this research is the existing stigmatization towards people with severe mental illness (ODGJ) in Indonesia that influences discriminative action towards them such as shackling, exclusion, and the other discriminatory behaviour in our society. In reviewing this topic, study towards previous relevant research has been done in this literature review. There are 15 (fifteen) previous studies that are relevant with the concepts of stigma towards people with severe mental illness (ODGJ), mental health promotion, and strategy in reducing stigma. There are 3 (three) reference articles in analyzing stigma towards people with severe mental illness (ODGJ), 5 (five) reference articles about mental health promotion, and 2 (two) reference articles about strategy in reducing stigma. The method used in this literature review is integrative review by analyzing the strengths, limitations, and substances of the studied reference articles. Based on the analysis, the negative public stigma towards people with severe mental illness is existing due to the lack of information people’s knowledge about mental health and mental illness in our society. Therefore, mental health promotion could be considered as a strategy to reduce stigma and increase empathy towards people with mental illness (ODGJ). This literature review concludes that a mental health promotion is potential as a strategy to reduce stigma through various methods such as socialization, counseling, and even practical activities such as roleplay and direct contact with people with severe mental illness (ODGJ). Mental health promotion through practical activities shows the decreasing of public stigma towards people with severe mental illness and the increasing of empathy towards them. Also, mental health promotion is required to strengthen the capacity and self-efficacy of health practitioners to deliver mental health socialization or counseling to the society. In addition, mental health promotion could involve social worker roles as educator, group facilitator, and activist by involving cultural competence and paying attention to cultural aspects such as beliefs, arts, moral values, laws, customs, habits, and other capabilities that have already become the guidance of society. Mental health promotion needs to be conducted by using languages that can be understood and relevant to the culture in the society in order to ensure that the information is well-delivered and accepted."
Depok: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2023
TA-pdf
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
Paska Lia
"Penelitian ini bertujuan untuk mengungkap representasi sosial yang dominan dan perubahan dari tahun ke tahun tentang disabilitas dalam pemberitaan di media Kompas.com dan Detik.com. Paradigma dalam penelitian ini adalah kritis dengan melihat tatanan bahasa dapat membangun ketidakseimbangan dan perbedaan kekuatan sosial. Penelitian ini menerapkan pendekatan kuantitatif dan kualitatif dengan metode penelitian corpus-assisted discourse study (CADS). Metode ini merupakan gabungan dari corpus linguistic dan analisis wacana kritis yang memanfaatkan data digital sebagai bagian dari jurnalisme data dengan analisis menggunakan perangkat lunak, serta mengelaborasikannya dengan analisis wacana kritis. Objek penelitian ini yaitu pemberitaan di Kompas.com dan Detik.com sejak 2004 hingga awal 2023 dengan kata kunci pencarian utama "disabilitas", "difabel", "cacat", dan "tuna". Hasil penelitian mengungkap terdapat empat representasi sosial yang dominan dalam pemberitaan tentang disabilitas. Pertama, disabilitas dipandang sebagai kelompok yang membebankan masyarakat dan pemerintah, sehingga layak memperoleh bantuan. Kedua, perempuan disabilitas sebagai kelompok yang terdiskriminasi (menjadi korban). Ketiga, representasi disabilitas supercrip dalam konteks paling dominan pada pemberitaan bertema olahraga, pendidikan, dan seni. Keempat, representasi sosial anak-anak dengan disabilitas sebagai kelompok lemah. Dari aspek diakronik, belum ada perubahan dalam representasi sosial disabilitas. Namun stigmatisasi dan stereotip disabilitas secara repetitif diberitakan oleh media dari tahun ke tahun.

This research aims to unveil the dominant social representations and their evolution over the years regarding disabilities in the reporting of Kompas.com and Detik.com. The paradigm employed in this research is critical, as it investigates how language structures can foster social imbalances and power disparities. The study utilizes both quantitative and qualitative approaches, employing the corpus-assisted discourse study (CADS) research method. CADS is an amalgamation of corpus linguistics and critical discourse analysis, leveraging digital data as part of data journalism and analyzed through software, while also subjecting it to critical discourse analysis. The research focuses on the reporting on Kompas.com and Detik.com from 2004 to early 2023, using keywords like "disabilities," "differently-abled," "disabled," and "handicap." The research findings reveal four dominant social representations in the reporting on disabilities. First, disabilities are perceived as a burden on both society and the government, thereby justifying the need for assistance. Second, women with disabilities are portrayed as a discriminated group (victims). Third, the supercrip representation of disabilities prevails in reports related to sports, education, and arts. Fourth, there is a social representation of disabled children as a vulnerable group. From a diachronic perspective, there have been no changes in the social representation of disabilities. However, media consistently reports stigmatization and perpetuates stereotypes of disabilities year after year."
Depok: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2023
T-pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Meylani Yo
"Artikel ini menggambarkan kemampuan kelompok rentan perempuan Sumba dalam bertahan dan beradaptasi menghadapi pandemi Covid-19. Pengendalian pandemi menimbulkan masalah karena adanya berbagai perubahan seperti yang terjadi pada pola akses pelayanan kesehatan, cara berinteraksi dan berelasi sosial, pola kerja dan status hubungan kerja, penghayatan iman, serta sistem pendidikan sekolah. Untuk mengatasi dampak pengendalian pandemi mereka mengubah perilaku dan pola hidup seperti memanfaatkan mitra strategis dalam sosialisasi covid-19, berpartisipasi sebagai relawan sosialisasi, beralih profesi, dan membangun dukungan sosial antar sesama anggota komunitas. Penelitian ini menggunakan metode pendekatan kualitatif dengan teknik pengumpulan data melalui wawancara mendalam, diskusi kelompok terfokus secara daring, serta survei daring."
Jakarta: Yayasan Jurnal Perempuan, 2020
305 JP 25:4 (2020)
Artikel Jurnal  Universitas Indonesia Library
cover
Nasrah Halim
"Dukungan keluarga dan stigmatisasi menjadi dua isu penting dalam usaha pemulihan Orang Dengan Gangguan Jiwa (ODGJ). Dukungan keluarga menjadi penentu utama keberhasilan proses pemulihan, sedangkan stigmatisasi menjadi penghambat. Psikoedukasi dapat meningkatkan dukungan keluarga. Penelitian ini bertujuan mengetahui pengaruh terapi psikoedukasi keluarga terhadap dukungan dan stigmatisasi dalam upaya pemulihan ODGJ. Metode riset kuantitatif dengan desain quasi experimental pre-post test with control group digunakan dalam penelitian ini. Kelompok kontrol dan kelompok intervensi masing-masing terdiri dari 31 pelaku rawat (caregiver) yang mewakili keluarga dengan total 72 pelaku rawat dipilih secara purposive karena memenuhi kriteria sebagai ODGJ yang tercatat di RSJD Abepura, klien termasuk dalam rentang usia 12-60 tahun, klien tinggal di rumah dan memiliki pelaku rawat. Sedangkan kriteria pelaku rawat sebagai responden adalah anggota keluarga inti dan tinggal satu rumah dengan anggota keluarga ODGJ. Analisis data menggunakan independent t-test untuk mengetahui kesetaraan karakteristik keluarga pada kelompok kontrol dan intervensi. Hasil menunjukkan terdapat pengaruh psikoedukasi terhadap peningkatan dukungan dan penurunan stigmatisasi keluarga terhadap ODGJ (value 0.000) dalam upaya pemulihan mereka. Rekomendasi bagi perawat, psikoedukasi keluarga terdapat sesi pelaksanaan manajemen stress, manajemen pelaksanaan dapat dilakukan oleh perawat umum yang mendapat sertifikat; pelaku rawat harus berpartisipasi mencari informasi dan konsultasi kepada petugas kesehatan untuk mengikuti terapi psikoedukasi.

Family support and stigmatization are two opposites in relation to the recovery of ODGJ. Family support become the main determinant of the success of the recovery process, while stigmatization is a barrier. Knowledge and skills about healing ODGJ can be obtained one of them through family psychoeducation. This study aims to determine the effect of family psychoeducation therapy on support and stigmatization in ODGJ recovery efforts. The method used was a quasi experimental pre-post test with control group, 31 people for the intervention group and 31 people for the control group. The client criterion is ODGJ recorded in Abepura General Hospital, clients are in the age range of 12-60 years, the client lives at home and has a caregiver, while the respondent criteria are nuclear family members, living in one house with ODGJ family members. Data analysis used independent t-test to determine the equality of family characteristics in the control and intervention groups. The results showed that there was an effect of psychoeducation on increased support and decreased family stigmatization of ODGJ (p value 0.000) in their recovery efforts. Recommendations for nurses, family psychoeducation there are stress management implementation sessions, implementation management can be carried out by general nurses who are certified; caregivers must participate in seeking information and consulting health workers to participate in psycho-educational therapy."
Depok: Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia, 2020
T-pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Syifa Amelia
"Pada masa Perang Dunia II, Prancis menjadi salah satu negara yang diduduki oleh Jerman. Saat itu, Nazi mengharuskan keberadaan seluruh Yahudi di Prancis dihapuskan. Dari pengalaman ini, sinema Prancis pasca Perang Dunia II banyak dihiasi oleh kisah-kisah perang dunia dengan sentuhan bentuk dokumenter, ataupun dalam bentuk lain yang banyak mengangkat Yahudi di dalamnya. Salah satunya adalah film Au Revoir Les Enfants (1987) karya Louis Malle, yang di dalamnya banyak memasukkan kisah pengalaman hidupnya. Film semi-otobiografi ini menggambarkan kehidupan anak Yahudi bernama Jean Bonnet yang harus menyamar sebagai siswa Katolik Prancis di sebuah sekolah asrama pada masa pendudukan Jerman. Hal ini diakibatkan adanya sentimen terhadap Yahudi yang terus berkembang di lingkungan masyarakat Prancis. Penelitian ini bertujuan untuk memperlihatkan bagaimana stigmatisasi yang dimunculkan pada masyarakat Prancis terhadap Yahudi di masa Perang Dunia II. Dengan metode kualitatif, akan digunakan pembedahan unsur dramatik dan sinematografis film, teori stigmatisasi menurut Erving Goffman (2009), dan konsep diskriminasi menurut Larry Willmore (2001). Hasil analisis menunjukkan bahwa masyarakat Prancis kerap melakukan stigmatisasi kesukuan terhadap suku bangsa Yahudi secara keseluruhan, yang juga melahirkan adanya tindakan diskriminasi. Tindakan ini dilakukan dalam lingkup institusi sekolah dan gereja Katolik. Dominasi kelompok yang menolak keberadaan Yahudi tanpa adanya tekanan dari penguasa menunjukkan bagaimana posisi Yahudi dan bagaimana penggambaran individu masyarakat Prancis kala itu.

During World War II, France became one of the countries that were occupied by Germany. At that time, the Nazis required the existence of Jews in France to be abolished. This affects the French cinema industry where they offer many world war stories, including documentary films or others about Jews. One of them is Au Revoir Les Enfants (1987) by Louis Malle, which tells the story of his life experiences. This semi-autobiographical film shows the life of a Jewish boy named Jean Bonnet who had to disguise his identity as a French Catholic student at a boarding school due to the growing sentiment against Jews in French society during the German occupation. This research aims to show the stigmatization of Jews in French society during World War II using a qualitative method. Moreover, this research dissected the dramatic and cinematographic elements and also used two theories: the stigmatization theory from Erving Goffman (2009), and the concept of discrimination from Larry Willmore (2001). As a result, the analysis shows that French society often stigmatized the Jews tribally which also caused acts of discrimination. Furthermore, the discrimination happened in the Catholic church and educational institution environment. The dominance of groups that reject the existence of Jews without any pressure from the authorities shows the position of Jews and how individual image of French society at that time."
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan dan Budaya Universitas Indonesia, 2022
TA-pdf
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
<<   1 2   >>