Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 14 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Ana Afiqotul Azqiyah
Abstrak :
Tesis ini membahas status gizi anak bolita usia 6-59 bulan di Pulau Kalimantan dan faktor-faktor yang mempengaruhinya. Analisis regresi logistik dengan efek random digunakan untuk mempelajari determinan status gizi secara hirarki. Sebanyak 23,4% anak balita usia 6-59 bulan di Pulau Kalimantan mengalami gizi buruk dan gizi kurang. Hasil analisis menunjukkan bahwa provinsi, tingkat pendidikan ibu dan pengeluaran rumah tangga per kapita merupakan determinan sosial ekonomi (distal factors) yang signifikan mempengaruhi status gizi anak usia balita. Faktor lingkungan dan matemal (intermediate factors) yang mempengaruhi status gizi anak usia balita adalah jumlah anggota rumah tangga, jenis kakus, umur ibu dan IMT (lndeks Massa Tubuh) ibu. Umur dan jenis kelamin anak merupakan faktor individual (proximal factors) yang signifikan mempengarubi status gizi anak usia balita. Hasil analisis juga menunjukkan terdapat interdependensi keluanm (outcome) status gizi antaranak balita usia 6-59 bulan dari ibu yang sama. ......The focus of this study is to asses the nutritional status and to determine potential risk factors of malnutrition in children 6-59 months of age in Kalimanlan. The hierarchical logistic regression analysis was used to study relationship between potential determinants of malnutrition, 23,4% of children (6-59 months) in Kalimantan were underweight. The results of analysis show that province, mother's education and per capita family expenditure were the socioeconomic determinants (distal factors) of nutritional status. The environment and maternal factors (intermediate factors} that was associated with children's nutritional status were household size, kind of latrine, mother's age and mother's BMl (Body Mass Index). Children's age and sex were the individual factors (proximal factors) that was significantly related to underweight. There was also outcome interdependency of nutritional status runong children 6M59 months of age with the same mother.
Depok: Program Pascasarjana Universitas Indonesia, 2010
T33555
UI - Tesis Open  Universitas Indonesia Library
cover
Chyntia Aryanti Mayadewi
Abstrak :
Perkembangan kognitif anak pra-sekolah merupakan faktor penting yang dapat menentukan kemampuan kognitifnya di kemudian hari. Namun berbagai penelitian sebelumnya menemukan bahwa terdapat anak yang mengalami keterlambatan perkembangan kognitif. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui gambaran perkembangan kognitif serta hubungannya terhadap status gizi (TB/U & IMT/U), riwayat berat badan lahir dan stimulasi psikososial pada anak pra-sekolah (usia 5-6) tahun di Kecamatan Duren Sawit & Kramat Jati, Jakarta Timur. Pada penelitian ini digunakan analisis kuantitatif dengan desain potong lintang dan metode analisis korelasi. Hasil analisis univariat menunjukkan bahwa rata-rata perkembangan kognitif anak dinilai baik (n = 71). Terdapat  korelasi yang bermakna antara hubungan perkembangan kognitif dan TB/U & berat badan lahir (p = 0,001; 0,02). Tingkat pendapatan ditemukan bermakna pada kelompok responden berpendapatan menengah-tinggi dalam hubungan antara perkembangan kognitif dan status gizi TB/U & berat badan lahir. Hasil analisis lebih lanjut dengan regresi linear multivariat menunjukkan bahwa status gizi TB/U merupakan faktor dominan yang berkontribusi terhadap tingkat perkembangan kognitif sebesar 68% (R2 = 0,68; sig = 0,001). ......Cognitive development in pre-school children is known to be important factor that contributes to later cognitive function in school-age. Previous studies found that there were numbers of children not fulfilling their cognitive development. This research focus on the cognitive development and its correlation to nutritional status (HAZ & BAZ), birth weight and psychosocial stimulation on 71 pre-school children (5-6 y.o) in Duren Sawit & Kramat Jati districts, Jakarta Timur. We implemented quantitative analysis with crosssectional design study and correlation analysis method. Univariate analysis showed that the cognitive development is mostly good (n = 71). We investigated that there was significant correlation between cognitive development and on BAZ & birth weight (p = 0,001; 0,02). Level of income is shown to be significant among averagehigh income group in the correlation of cognitive development and BAZ & birth weight. Further analysis used multivariate linear regression showed that BAZ was the dominant factors that contributes cognitive development level for 68% (R2 = 0,68; sig = 0,001).
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2018
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Rufiah Aulia Rasyidah
Abstrak :
Latar belakang: Anak berusia 2-6 tahun berada pada fase terbaik untuk pertumbuhan dan perkembangan fisik dan otak mereka, sehingga penting untuk memastikan kebutuhan gizi anak tercukupi. Anak dengan perilaku picky eating cenderung menolak makanan baru atau asing dan selektif terhadap makanan, menyebabkan terbatasnya jumlah dan variasi asupan makan anak. Hal ini memunculkan kemungkinan tidak tercukupinya kebutuhan nutrisi anak, yang dapat menyebabkan gangguan pada pertumbuhan dan perkembangan anak. Tujuan: Mengetahui hubungan antara perilaku picky eating dengan status gizi pada anak. Metode: Penelitian ini menggunakan desain potong lintang. 64 subjek merupakan anak berusia 2-6 tahun di wilayah Jakarta yang memenuhi kriteria inklusi. Penggolongan anak sebagai picky eating atau tidak picky eating didapatkan melalui kuesioner Child Eating Behaviour. Status gizi diukur berdasarkan z-skor berat badan per tinggi badan. Data dianalisis menggunakan Uji Fisher (p<0,05). Hasil: Persentase anak picky eating pada populasi anak di wilayah Jakarta adalah 46,9%. Rata-rata skor food fussiness yang digunakan sebagai cut-off adalah 2,75. Prevalensi perilaku picky eating tertinggi di usia 3 tahun sampai usia 4 tahun dengan 4 tahun sebagai puncak (58%). Sebagian besar status gizi subjek populasi adalah normal (90,6%). Terdapat perbedaan proporsi status gizi antara picky eating dan tidak, anak dengan status gizi kurang lebih banyak ditemukan pada anak yang pilih-pilih makanan (6,7% pada kelompok picky eating dan 2,9% pada yang tidak), namun tidak bermakna secara statistik (p>0,05). Simpulan: Tidak ada hubungan perilaku picky eating dengan status gizi pada anak berusia 2-6 tahun. ......Background: Children aged 2-6 years are in the best phase for growth and development of their physical and brain, so it is important to ensure that children's nutritional needs are fulfilled. Children with picky eating tend to refuse new or unfamiliar foods and are selective about food, causing limitation of the quantity and variety of children's food intake. This raises possibility that the child's nutritional needs are not fulfilled, which can cause disruption to the child's growth and development. Aim: To determine the relationship between picky eating behavior and nutritional status in children aged 2-6 Years Old in Jakarta in 2020. Methods: This study used a cross sectional design. 64 subjects were children aged 2-6 years in the Jakarta area who met the inclusion criteria. The classification of children as picky eating or not picky eating is obtained through the Child Eating Behavior Questionnaire. Nutritional status was measured based on weight per height z-score. Data were analyzed using Fisher's Test (p<0,05). Results: The percentage of picky eatings in the child population in DKI Jakarta is 46.9%. The mean food fussiness score which were used as the cut-off was 2.75. The highest prevalence of picky eating behavior occurs at the age of 3 to 4 years with the peak at 4 years (58%). Most of the population has normal nutritional status (90.6%). There is a difference in the proportion of nutritional status between childrens who were picky and those who do not. Children with poor nutritional status are more often found in children who are picky eatings. However, statistics showed that there is no relationship between picky eating behavior and nutritional status (p>0,05). Conclusion: There is no relationship between picky eating behavior and nutritional status in children aged 2-6 years.
Jakarta: Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, 2020
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Uswatul Khasanah
Abstrak :
Kelompok anak usia sekolah beresiko dalam siklus pertumbuhan dan perkembangan, memerlukan unsur gizi dengan jumlah yang lebih besar dari kelompok umur yang lain. salah satu masalah kesehatan pada anak usia sekolah adalah masalah gizi. Adanya pengaruh pola asuh dan karakteristik keluarga meliputi pendidikan orang tua, status pekerjaan orang tua, pendapatan keluarga, tipe keluarga, dan pengasuh anak dapat meningkatkan risiko status gizi. Tujuan penelitian ini mengidentifikasikasi hubungan pola asuh dan karakteristik keluarga terhadap status gizi anak usia sekolah di SD Negeri Kelurahan Tugu Kota Depok. Penelitian ini merupakan penelitian kuantitatif dengan pendekatan cross sectional, dan jumlah sampel 157 responden sesuai kriteria inklusi. Hasil penelitian menunjukkan ada hubungan bermakna antara: Pendidikan ibu; status pekerjaan ibu; pendapatan keluarga; tipe keluarga; pengasuh anak, dan pola asuh terhadap status gizi anak usia sekolah (p<0.05). Faktor dominan yang mempengaruhi status gizi adalah pola asuh, tingkat pendapatan keluarga, pendidikan ibu, tipe keluarga, status pekerjaan ibu, dan pengasuh anak. Pola asuh merupakan variabel paling dominan yang berhubungan dengan status gizi anak usia sekolah. Berdasarkan hasil penelitian tersebut, dapat disimpulkan bahwa pola asuh dan beberapa dari karakteristik keluarga mempengaruhi status gizi pada anak usia sekolah. Hal ini diperlukan intervensi pemerintah melalui Departemen Kesehatan, Departemen Pendidikan untuk pemberdayaan masyarakat terutama orang tua anak usia sekolah untuk meningkatkan status gizi yang baik bagi anggota keluarganya. ......Groups of school-age children at risk in a cycle of growth and development, require nutrients in greater numbers than other age groups.. The influence of parenting and family characteristics including parental education, parental employment status, family income, family type, and child caregivers can increase the risk of nutritional status. The purpose of this study identificated parenting relationship and family characteristics on the nutritional status of school-age children in the Elementary School. This research is cross sectional, at the 157 respondents. The results showed significant relationship between: mother education; mother employment status; family income; family type; caregivers of children, and parenting on the nutritional status of school age (p <0.05). Dominant factor affecting the nutritional status of parenting, family income, maternal education, family type, employment status of family. Parenting is the most dominant variables associated with nutritional status of school-age children. This required the intervention of government through the Ministry of Health, Ministry of Education to empower people, especially parents of school-age children to improve nutritional status is good for family members.
Depok: Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia, 2012
T30626
UI - Tesis Open  Universitas Indonesia Library
cover
Susilowati
Abstrak :
Tesis ini menganalisis hubungan antara durasi pemberian ASI dan variabel lainnya terhadap status gizi anak umur 12-24 bulan di Kelurahan Cigugur Tengah, Kecamatan Cimahi Tengah, Kota Cimahi. Penelitian ini menggunakan disain cross sectional. Pengambilan sampel dilakukan dengan metode proporsional random sampling. Pengumpulan data menggunakan Seca® digital weight scale, wooden length board, formulir food recall 24 jam, dan kuesioner pengetahuan ibu. Rata-rata durasi pemberian ASI didapati 15 bulan. Prevalensi gizi kurang tergolong rendah (< l0%), tetapi prevalensi anak pendek (20.7%) dan kurus (10.6%) cukup tinggi. Anak pendek kemungkinan mengindikasikan kckurangan gizi kronis. Durasi pemberian ASI berkorelasi signifikan dengan status gizi anak (indeks PB/U dan BB/PB). Nilai korelasi (r) paling tinggi pada indeks PB/U (r= 0.403. Analisis tabulasi silang menguatkan adanya hubungan positif antara durasi pemberian ASI dan ASI eksklusif dengan pertumbuhan linier pada anak. Model regresi menjelaskan sekitar 23.1% variabilitas variabel dependen status gizi anak terhadap ketujuh variabel independen. Model regresi cocok dengan data yang ada (nilai p = 0.000). Status Gizi Anak (PB/U) = 0.706 + 0.790 durasi ASI + 0.685 ASI eksklusif - 0.086 diare - 0.209 ibu bekelja - 0.186 pengetahuan ibu - 0.260 asupan energi - 0.083 asupan protein.
This thesis analyzed the association between breastfeeding duration and other variables to children nutritional status of age l2-24 months in Cigugur Tengah Village, Cimahi Tengah District, Cimahi Municipality. This study used cross sectional design. Sampling method was proportional random. Data collected using Seca® digital weight scale, wooden length board, 24-hours food recall form, and mother knowledge questionnaire. Breastfeeding duration average was found 15 months. The prevalence of malnutrition was classified low (< 10%), but the prevalence of stunted (20.7%) and wasted (10.6%) were moderately high. Stunted children might indicate chronic malnutrition. Breastfeeding duration was found significantly correlated to children nutritional status (height-for-age index, and weight-for-height index). The highest correlation value was lbund on the index of height-for-age (r = 0.043).Cross-tab analysis strengthened positive association between breastfeeding duration and exclusive breastfeeding to children linear growth. Regression model explained about 23.1% variability of children nutritional status dependent variable for seven independent variables. Regression model fitted on the available data (p value = 0.000). Children nutritional status (height-for-age index) = 0.706 + 0.790 breastfeeding duration + 0.685 exclusive breastfeeding-0.086 diarrhea - 0.209 working mother - 0.186 mother?s knowledge - 0.260 energy intake - 0.083 protein intake.
Depok: Universitas Indonesia, 2009
T32329
UI - Tesis Open  Universitas Indonesia Library
cover
Vahira Waladhiyaputri
Abstrak :
Latar belakang: Dampak malnutrisi seperti stunting, wasting, dan underweight pada 1000 hari pertama kehidupan irreversible, namun dapat dicegah dengan makanan pendamping ASI yang berkualitas. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan ketercapaian minimum dietary diversity (MDD) dengan status gizi anak usia 6-23 bulan di Jakarta Timur pada pandemi COVID-19 tahun 2020. Metode: Studi cross-sectional ini menggunakan data sekunder penelitian di Jakarta Timur, dengan jumlah sampel 102 subjek berusia 6-23 bulan. Data terkait MDD diperoleh melalui food recall 24 jam yang kemudian dimasukkan ke dalam kuesioner MDD. Data terkait usia, jenis kelamin, tingkat pendidikan ibu, dan pendapatan rumah tangga juga dianalisis dalam penelitian ini. Analisis data dilakukan melalui uji chi square dan regresi logistik menggunakan aplikasi SPSS Statistics versi 25. Hasil: Mayoritas subjek penelitian berusia 12-17 bulan (39,2%) dengan proporsi yang sama antara laki-laki dan perempuan. Sebanyak 52% subjek mencapai MDD pada asupan hari sebelumnya. Stunting merupakan status gizi terbanyak (20,6%) dibandingkan dengan wasting (15,7%) dan underweight (12,7%). Tidak ditemukan hubungan signifikan antara ketercapaian MDD dan status gizi subjek, tetapi jenis kelamin dianggap berhubungan dengan stunting (p=0,003; 95% CI=1,81-19,03) dan underweight (p=0,012; 95% CI =1,54-36,73). Kesimpulan: Dalam menganalisis hubungan kualitas asupan dengan status gizi, aspek lain seperti jumlah asupan juga perlu diperhatikan. ......the 1000 first days of life are irreversible, but could be prevented by giving high quality complementary feeding practice. This study aims to examine the relationship between achievement of minimum dietary diversity (MDD) with nutritional status among children aged 6-23 months in East Jakarta during the 2020 COVID-19 pandemic. Method: This cross-sectional study used secondary data from a research in Kampung Melayu Village, East Jakarta, with a total sampling of 102 subjects aged 6-23 months. Data related to MDD was obtained through a 24-hour food recall, which was then entered into the MDD achievement questionnaire. Data related to age, gender, mother's education level, and household income were also analyzed in this study. Data analysis was carried out through the chi square test and logistic regression using SPSS Statistics application version 25. Result: Majority of subjects in the study were 12-17 months (39.2%) and with an equal proportion between male and female. A total of 52% of subjects achieved MDD on the previous day's food intake. Stunting is the most prevalent nutritional status (20.6%) compared to wasting (15.7%) and underweight (12.7%). No significant relationship was found between the achievement of MDD and the nutritional status of the subjects, but gender was considered to be related to stunting (p=0.003; 95% CI=1.81-19.03) and underweight (p=0.012; 95% CI=1.54-36.73). Conclusion: In analyzing the relationship between the quality of intake and nutritional status, other aspects such as the amount of intake also need to be taken into account.
Jakarta: Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, 2023
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Abdullah
Abstrak :
Berat badan kurang didefinisikan sebagai berat badan yang rendah akibat konsumsi zat gizi yang tidak mencukupi kebutuhan dalam waktu tertentu. Tujuan penelitian mengetahui faktor-faktor yang berhubungan dengan status gizi anak. Penelitian ini merupakan penelitian kuantitatif dengan menggunakan desain penelitian cross sectional, dengan jumlah sampel sebesar 356 sampel. Analisis yang digunakan univariat dan bivariat. Variabel bebas yang diteliti dalam penelitian ini adalah penyakit infeksi, kebersihan lingkungan, pemberian ASI eksklusif, umur ibu, pemantauan pertumbuhan, penggunaan pelayanan kesehatan, jumlah anggota keluarga dan kebiasaan merokok dalam keluarga. Variabel terikat yang diteliti adalah berat badan kurang. Berdasarkan hasil analisis status gizi pada anak diperoleh anak yang memiliki status gizi berat badan kurang yaitu 25,5 persen (93 orang). Hasil uji statistik dengan uji chi-square diperoleh analisis variabel penyakit infeksi (p-value= 1,000), sanitasi lingkungan (p-value = 0,157), pemberian ASI eksklusif (p-value = 0,491), umur ibu (p-value= 1,000), jumlah balita di dalam satu keluarga (p-value= 0,396), jumlah anggota keluarga (p-value= 0,330), pemantauan pertumbuhan (p-value= 0,815), pemanfaatan fasilitas kesehatan (p-value= 0,723) dan kebiasaan merokok dalam keluarga diperoleh (p- value= 0,491) kesimpulan bahwa tidak terdapat hubungan yang bermakna dengan berat badan kurang. Disarankan untuk meningkatkan kesadaran dalam upaya pencegahan masalah gizi anak, untuk memantau pertumbuhan anak secara teratur serta meningkatkan program penyuluhan dan edukasi perilaku hidup bersih dan sehat dan pentingnya makanan yang beragam dan bergizi seimbang. ......Underweight can be defined as low body weight due to consumption of nutrients that are not sufficient for a certain time. The purpose of the study was to determine the factors related to the nutritional status of children. This research is a quantitative research using a cross sectional research design, with a total sample of 356 samples. The analysis used univariate and bivariate. The independent variables studied in this study were infectious diseases, environmental hygiene, exclusive breastfeeding, maternal age, growth monitoring, use of health services, number of family members and smoking habits in the family. The dependent variable studied was underweight. Based on the results of the analysis of the nutritional status of children, it was found that children who had nutritional status were underweight, namely 25.5 percent (93 people). The results of statistical tests with chi-square test obtained analysis of infectious disease variables (p-value = 1,000), environmental sanitation (p-value = 0,157), exclusive breastfeeding (p-value = 0.491), maternal age (p-value = 1,000 ), number of children under five in one family (p-value = 0,396), number of family members (p-value = 0,330), growth monitoring (p-value = 0,815), utilization of health facilities (p-value = 0,723) and smoking habits in the family obtained (p-value = 0,491) the conclusion that there is no significant relationship with underweight. It is recommended to increase awareness in efforts to prevent child nutrition problems, to monitor children's growth regularly through weighing and the use of health services and to increase counseling and education programs on clean and healthy living behavior and the importance of a diverse and balanced diet.
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2022
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Panggabean, Dely Maria
Abstrak :
Nutrisi yang baik berkontribusi pada tumbuh kembang anak usia sekolah. Tujuan penelitian ini mengetahui hubungan karakteristik keluarga dan tugas kesehatan kel uarga dalam pemenuhan nutrisi dengan status gizi anak usia sekolah. Desain penel itian cross sectional, menggunakan metode proportional random sampling, respo nden sebesar 276. Sampel penelitian siswa kelas 4-5 beserta orangtua siswa di SD wilayah kelurahan Pondokranggon. Uji statistik menggunakan chi-square dan regr esi logistik. Hasil penelitian menunjukkan ada hubungan signifikan jumlah anak d alam keluarga, kemampuan keluarga merawat dengan status gizi anak usia sekola h. status gizi anak usia sekolah tidak terlepas dari kemampuan keluarga melakuka n tugas kesehatan keluarga khususnya kemampuan keluarga merawat. ...... One of the support systems in school age children's growth and development is nutrition. The goal research is correlation family characteristic and family health task in nutrition status. This experiment using design with cross sectional. 276 samples were taken with proportional random sampling method. The samples are students grade 4-5 in one of the elementary schools in kelurahan pondokranggon. Statistic test with chi-square and logistic. This experiment give result that there are correlation between child member in a family and family capability in full fill school age children's nutrition. Sschool age children's nutrition dependent with the family capability in nurture.
Depok: Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia, 2014
T42499
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Pindobilowo
Abstrak :
Latar belakang : Salah satu tindakan pencegahan Early Childhood Caries (ECC) adalah perbaikan status gizi anak karena dengan perbaikan status gizi anak maka gigi tahan terhadap karies serta didukung oleh pola konsumsi kariogenik dan peran ibu dalam mencukupi gizi selama masa kehamilan. Tujuan : Untuk menganalisis hubungan status gizi anak terhadap terjadinya ECC. Metode : Cross-sectional pada 287 anak usia 6-48 bulan, wawancara, dan pemeriksaan intraoral. Hasil : Status gizi anak adalah variabel yang sesuai dalam pencegehan ECC karena merupakan salah satu variabel prediktor yang baik terhadap terjadinya ECC. Kesimpulan : Terdapat hubungan status gizi anak terhadap terjadinya ECC. ......Background : One prevention ECC is improving thr nutritional status of children from the womb due to the improvement of the nutritional status of the children's teeth are resistant to caries and is supported by the pattern of consumption of cariogenic and role of adequate nutrition in the mother during pregnancy. Purpose : To see the relationship to the nutritional status of children Early Childhood Caries (ECC). Methods : Cross-sectional study on 287 children aged 6-48 months, interview, and examination intraoral. Results : Nutritional status of children is appropriate variables in the prevention of ECC because it is one of the predictor variables were either against the ECC. Summary : There is a relationship to the nutritional status of ECC
Jakarta: Fakultas Kedokteran Gigi Universitas Indonesia, 2014
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Oky Setiarso
Abstrak :
Penelitian ini mempelajari hubungan antara Pemberian Makanan Tambahan (PMT) untuk meningkatkan status gizi pada anak usia 10-12 tahun di Kelas Belajar Oky. Variabel yang diteliti adalah jenis kelamin, umur, pekerjaan orang tua, tingkat pendidikan, kontribusi energi dan protein sebelum dan sesudah intervensi terhadap BB/U, TB/U, IMT/U, status gizi, pengaruh PMT dalam peningkatan status gizi sebelum dan sesudah diberikan intervensi. Analisis menggunakan data primer. Desain penelitian menggunakan quasi eksperiment dan rancangan control time series design. Responden yang digunakan adalah sebanyak 42 orang, terdiri dari 22 orang yang mendapat perlakuan dan 20 orang kelompok control. Kelompok perlakuan mendapatkan PMT selama 90 hari berupa susu 200 ml, telor 1 butir dan buah 1 potong. Hasil penelitian menunjukkan bahwa hasil kontribusi sebelum dan sesudah PMT terhadap analisa berat badan sebelum dan sesudah diberikan PMT terdapat perbedaan nyata dengan nilai p=0.000 (p value <0.005) dan 1.37 point lebih tinggi yang mendapat daripada yang tidak mendapat PMT. Untuk analisa tinggi badan sebelum dan sesudah diberikan PMT terdapat perbedaan nyata dengan nilai p=0.000 (p value <0.005) dan 2.3 point lebih tinggi yang mendapat daripada yang tidak mendapat PMT. Untuk BB/U sebelum dan sesudah PMT terdapat perbedaan nyata dengan nilai p=0.000 (p value <0.005) dan TB/U PMT terdapat perbedaan nyata dengan nilai p=0.001 (p value <0.005) serta untuk IMT/U terdapat perbedaan nyata dengan nilai p=0.000 (p value <0.005). Dari hasil penelitian dapat disimpulkan bahwa terjadi peningkatan status gizi secara nyata sebelum dan sesudah diberikan PMT. Penelitian ini menyarankan perlu dilakukan penelitian lebih lanjut dengan waktu penelitian lebih dalam serta dapat berkorelasi dengan hal-hal yang berkaitan tidak hanya dengan gizi tetapi juga dengan hal-hal sosial, sosiologi, budaya, ekonomi dan pemberdayaan masyaraka dan dengan menggunakan kemampuan dan sumberdaya lokal. ...... Nutrition status children 10-12 years old in Kelas Belajar Oky. Variable examined are gender, age, parents work, education, contribution energy and protein before and after Suplementary Feeding against weight per age, height per age, BMI per age, nutrition status, impact supplementary feeding in an increase nutrition status before and after supplementary feeding. Analyses using primary data. Research design using quasi eksperiment and control time series design. Respondents who used is as 42 children, consist of 22 children is treatment group and 20 children control group. Groups of experiment get supplementary feeding 90 days is milk 200 ml, egg 1 pcs and fruit 1 pcs. The results showed that the result of the contribution before and after supplementary feeding for analyses weight before and after significant p value = 0.000 (p value <0.005). Analyses height before and after supplementary feeding are significant with p value = 0.000 (p value <0.005). Weight per age before and after SF are significant with p value =0.000 (p value <0.005) and height per age significant with p value =0.001 (p value <0.005) and also significant for BMI/Age with p value =0.000 (p value <0.005). From the results of this study concluded that an increase in nutrition status before and after supplementary feeding. This study suggests further research needs to be done with more research time and can be correlated not only nutrition but also social science, sociology, culture, economy, and community development with ability local source.
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2014
T41504
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2   >>