Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 4 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Moch Arrol Iswahyudi
"ABSTRAK
Latar belakang. Diseksi aorta Stanford A adalah penyakit dengan tingkat mortalitas yang tinggi. Penelitian ini bertujuan mencari ketahanan hidup satu tahun pasien diseksi aorta Stanford A dengan lesi hingga arkus aorta yang dibedah serta untuk mengetahui karakteristik pasien, tindakan dan faktor- faktor yang berhubungan.
Metode. Studi kohort retrospektif dengan data diambil melalui rekam medis pada pasien diseksi aorta Stanford A yang dilakukan operasi dari periode 1 Januari 2014 sampai dengan 31 Oktober 2017. Tingkat ketahanan hidup satu tahun dinilai menggunakan metode Kaplan Meier dan faktor faktor yang berhubungan dengan ketahanan hidup akan dianalisis dengan regresi Cox

ABSTRACT
Background: Stanford type A Aortic Dissection is a disease with high mortality rate. This study not only to find a one-year survival of patients with Stanford type A Aortic Dissection with lesion to the aortic arch that is dissected but also to determine patient characteristics and its related factors.
Methods: A retrospective cohort study with datas taken from medical records in Stanford type A Aortic Dissection patients who were operated from 1st January 2014 to 31st October 2017. One-year survival rate was assessed using the Kaplan-Meier method and its survival-related factors will be analyzed by Cox regression"
Depok: Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, 2018
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Abhimata Ar Rasyiid
"Menurut UU no 18 tahun 2012 tentang pangan dan PP no 17 tahun 2015 tentang ketahanan pangan dan gizi, salah satu lingkup penyelenggaraan pangan adalah Sistem Informasi Pangan dan Gizi (SIPG). Untuk menjalankan amanat peraturan tersebut Pusat Data dan Informasi Badan Pangan Nasional, membangun SIPG. Berdasarkan dokumen laporan kinerja pusdatin, belum semua data dapat diakusisi kedalam SIPG. Belum adanya acuan yang detail dalam pengelolaan data SIPG menjadi permasalahan utama. Untuk menyelesaikan permasalahan tersebut penelitian ini merancang tata kelola data SIPG. Untuk menghasilkan rancangan tersebut penelitian ini melakukan tiga aktivitas sesuai dengan panduan DMBOK. Antara lain penilaian kesiapan, pengembangan strategi, dan pengembangan tujuan, prinsip dan kebijakan tata kelola data. Penilaian kesiapan menggunakan standford data governance maturity model. Berdasarkan hasil penilaian, tingkat kematangan tata kelola data SIPG saat ini adalah 2,16 atau level 2. Harapannya pada level 4. Untuk meningkatkan tingkat kematangan sesuai dengan harapan diberikan 48 rekomendasi sesuai dengan standford data governance maturity model. Struktur tata kelola data yang dihasilkan menyesuaikan dengan struktur organisasi Badan Pangan Nasional dan pemangku kebijakan di SIPG.

According to Law no. 18 of 2012 concerning food and Government Regulation no. 17 of 2015 concerning food security and nutrition, one of the scopes of food management is the Sistem Informasi Pangan dan Gizi (SIPG). To carry out the mandate of the regulation, Pusat Data dan Informasi Badan Pangan Nasional has built SIPG. Based on the Pusdatin performance report document, not all data can be acquired into SIPG. The lack of detailed references in managing SIPG data is the main problem. To solve this problem, this study designs data governance for SIPG. To produce this design, this study conducted three activities in accordance with the DMBOK guidelines. Among others, readiness assessment, strategy development, and development of data governance objectives, principles and policies. The readiness assessment uses the Standford Data Governance Maturity Model. Based on the assessment results, the current maturity level of SIPG data governance is 2.16 or level 2. The hope is at level 4. To increase the maturity level in accordance with expectations, 48 recommendations are given in accordance with the Standford Data Governance Maturity Model. The resulting data governance structure is adjusted to the organizational structure of the National Food Agency and policy makers in SIPG."
Jakarta: Fakultas Ilmu Komputer Universitas Indonesia, 2024
TA-pdf
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
Abhimata Ar Rasyiid
"Menurut UU no 18 tahun 2012 tentang pangan dan PP no 17 tahun 2015 tentang ketahanan pangan dan gizi, salah satu lingkup penyelenggaraan pangan adalah Sistem Informasi Pangan dan Gizi (SIPG). Untuk menjalankan amanat peraturan tersebut Pusat Data dan Informasi Badan Pangan Nasional, membangun SIPG. Berdasarkan dokumen laporan kinerja pusdatin, belum semua data dapat diakusisi kedalam SIPG. Belum adanya acuan yang detail dalam pengelolaan data SIPG menjadi permasalahan utama. Untuk menyelesaikan permasalahan tersebut penelitian ini merancang tata kelola data SIPG. Untuk menghasilkan rancangan tersebut penelitian ini melakukan tiga aktivitas sesuai dengan panduan DMBOK. Antara lain penilaian kesiapan, pengembangan strategi, dan pengembangan tujuan, prinsip dan kebijakan tata kelola data. Penilaian kesiapan menggunakan standford data governance maturity model. Berdasarkan hasil penilaian, tingkat kematangan tata kelola data SIPG saat ini adalah 2,16 atau level 2. Harapannya pada level 4. Untuk meningkatkan tingkat kematangan sesuai dengan harapan diberikan 48 rekomendasi sesuai dengan standford data governance maturity model. Struktur tata kelola data yang dihasilkan menyesuaikan dengan struktur organisasi Badan Pangan Nasional dan pemangku kebijakan di SIPG.

According to Law no. 18 of 2012 concerning food and Government Regulation no. 17 of 2015 concerning food security and nutrition, one of the scopes of food management is the Sistem Informasi Pangan dan Gizi (SIPG). To carry out the mandate of the regulation, Pusat Data dan Informasi Badan Pangan Nasional has built SIPG. Based on the Pusdatin performance report document, not all data can be acquired into SIPG. The lack of detailed references in managing SIPG data is the main problem. To solve this problem, this study designs data governance for SIPG. To produce this design, this study conducted three activities in accordance with the DMBOK guidelines. Among others, readiness assessment, strategy development, and development of data governance objectives, principles and policies. The readiness assessment uses the Standford Data Governance Maturity Model. Based on the assessment results, the current maturity level of SIPG data governance is 2.16 or level 2. The hope is at level 4. To increase the maturity level in accordance with expectations, 48 ​​recommendations are given in accordance with the Standford Data Governance Maturity Model. The resulting data governance structure is adjusted to the organizational structure of the National Food Agency and policy makers in SIPG.
"
Depok: Fakultas Ilmu Komputer Universitas Indonesia, 2024
TA-pdf
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
Linda
"Latar belakang: Bekerja saat dalam kondisi sakit atau yang disebut juga dengan presenteeism merupakan faktor risiko yang dapat bedampak negatif pada kesehatan pekerja dan produktivitas kerja. Presenteeism pada tenaga kesehatan juga akan meningkatkan risiko keselamatan pasien. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui proporsi presenteeism dan faktor-faktor yang berhubungan dengan presenteeism pada tenaga kesehatan di Samarinda.
Metode: Penelitian ini menggunakan desain penelitian potong lintang. Data primer yang digunakan dikumpulkan secara daring selama periode Oktober-November 2022. Sampel yang digunakan adalah convenience sampling dengan minimal 130 sampel. Analisis bivariat menggunakan uji perbandingan proporsi dan analisis multivariat menggunakan regresi logistik biner.
Hasil: Diperoleh total 136 responden, dengan proporsi presenteeism 31,6%. Faktor yang dominan berhubungan dengan presenteeism pada tenaga kesehatan di Samarinda adalah faktor stres (p=0,001; aOR=17,998; CI 95%=3,247-99,762) dan kelompok masa kerja < 2 tahun (p=0,048; aOR= 2,760; CI 95%=1,011-7,534). Nilai pseudo-R square yang diperoleh adalah 33,2%.
Kesimpulan: Proporsi presenteeism pada penelitian ini lebih rendah dibandingkan dengan prevalensi presenteeism pada penelitian lain. Fakor yang dominan berhubungan dengan presenteeism pada tenaga kesehatan adalah faktor stres dan masa kerja < 2 tahun. Disarankan bagi manajemen fasilitas kesehatan agar mengimplementasikan upaya untuk mengurangi stresor di tempat kerja, screening rutin untuk mendeteksi stres, dan meningkatkan sumber daya kerja. Demikian pula bagi tenaga kesehatan, disarankan untuk dapat meningkatkan kapasitas diri, memelihara hubungan baik dengan rekan kerja dan bersikap positif, serta melakukan upaya manajemen stres. Diperlukan penelitian lebih lanjut untuk mengeksplorasi faktor-faktor lainnya yang berhubungan dengan presenteeism.

Background: Working while sick or also known as presenteeism is a risk factor than can have negative impact on workers health and productivity. Presenteeism among healthcare workers will also increase the risk of patient safety. This study aims to determine the proportion of presenteeism, and factors related to presenteeism among healthcare workers in Samarinda.
Methods: This study used a cross-sectional study design, using primary data collected online during period October-November 2022. The sample used was convenience sampling with minimum of 130 samples. Bivariate analysis used the proportion comparison test and multivariate analysis used binary logistic regression.
Result: A total of 136 respondents were obtained, with prevalence of presenteeism 31.6%. The dominant factor related to presenteeism among healthcare workers in Samarindawere stress factor (p=0.001; aOR=17.998; CI 95%=3.247-99.762) and work experience < 2 years (p=0.048; aOR= 2.760; CI 95%=1.011-7.534).Pseudo-R square value was 0.332.
Conclusion: The proportion of presenteeism obtained in this study was lower compared to other studies. The dominant factor related to presenteeism among healthcare workers is stress factor and work experience < 2 years. It is advisable for healthcare managers to implement strategies to reduces stressors at workplace, routine screening to detect stress and increasing job resources. For healthcare workers, it is advisable to increasing self resources, nurture relations with co-workers and positive attitude, and manage stress. Further study needed to explore other factors related to presenteeism.
"
Jakarta: Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, 2023
T-pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library