Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 9 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Dyah Poernomo Woelan
Abstrak :
ABSTRAK Fluorosis gigi merupakan kelainan yang terjadi pada permukaan enamel gigi yang ditandai dengan bercak putih, kuning sampai coklat kehitaman. Banyak faktor yang mempengaruhi fluorosis gigi di antaranya adalah kandungan fluor yang tinggi dalam teh. Berdasarkan kepustakaan fluorosis gigi dapat mempengaruhi estetik/penampilan dan mengakibatkan rasa rendah diri. Pada penelitian pendahuluan (1995) ditemukan 44,1 % (15) dad 34 pemetik teh mempunyai tanda-tanda fluorosis gigi. Kemudian dilakukan pengukuran kandungan flour pada 4 sumber air minum di daerah penelitian, hasilnya berkisar antara 0,1 - 0,3 ppm. Tujuan penelitian ini untuk mengetahui hubungan antara kebiasaan minum teh dengan fluorosis gigi pada karyawan Perkebunan Teh X pada tahun 1996. Jenis penelitian Cross Sectional dengan sampel 59 karyawan (total populasi) yang mempunyai kriteria lahir dan tinggal di daerah Perkebunan Teh X sampai penelitian dilakukan. Pengumpulan data dilakukan dengan Cara : wawancara, pemeriksaan gigi, pengukuran kandungan fluor dalam seduhan teh dan pengumpulan data sekunder. Setelah dilakukan pemeniksaan gigi, dari 59 responden didapatkan 55,9 % (33) menderita fluorosis gigi dengan berbagai tingkat keparahan menurut Indeks Dean. Selanjutnya dilakukan pengukuran kandungan fluor dalam seduhan teh yang dikonsumsi responden dengan menggunakan alat Spectronic 21. Seduhan teh dibuat dari 1,8-11, 80 gram/liter diseduh selarna 1-14 jam. Hasilnya berkisar antara 0,66 - 3,76 ppm. Hasil uji analisis membuktikan ada hubungan antara konsumsi minuman dan kepekatan seduhan teh dengan fluorosis gigi (p<0,05). Serta tidak ada hubungan antara karakteristik karyawan dan frekuensi minum teh dengan fluorosis gigi (p>0,05). Konsumsi minuman merupakan variabel paling berpengaruh terhadap fluorosis gigi diikuti dengan kepekatan seduhan teh. Saran dari penelitian ini adalah penyebaran informasi/penyuluhan tentang Kesehatan Gig dan Mulut untuk melindungi khususnya anak-anak Perkebunan dari fluorosis gigi di. masa yang akan datang, juga meningkatkan rasa percaya diri pada masyarakat Indonesia pada umumnya.
ABSTRACT The dental fluorosis is a disorder which occurs at the surface of the dental enamel which is characteristic by white, yellow to brown stanning and pitting. There are many factors which influence the dental fluorosis among others the high fluor content in the tea. In the preliminary research (1995) it was found that 44,1 % (15) of 34 tea pickers have shown dental fluorosis. From various sources it is evident that dental fluorosis will esthetical appearance and tend to increase the inferiority complex of the person. In measuring the fluor content in the four local drinking water sources it was found that fluor concentration was between 0,1 to 0,3 ppm. The purpose of this research is to study the relationship between the tea drinking habits with dental fluorosis of the staffs in Tea Plantation X in 1996. The research is a Cross Sectional one with sample of 59 respondents who were the staffs with the criteria of being born and resite in the Tea Plantation X areas up to the conduct of the research. Four data collection methods were caned out i.e : interview, dental screening, fluor concentration measurement and secondary data. Of the 59 respondents screened 55,9 % (33) have dental fluorosis with various level of intensity according to the Dean Index. To measure the fluor content in the consumed tea a specific process of measuring was applied using Spectronic 21. Fluor content in the tea consumed yielded a result ranging from 0,66 to 3,76 ppm with various concentration of day tea leaves of 1,9 - 11,8 gram in I liter of water. The research analysis proved that there is a relationship between the drinks consumed and the concentration of the tea consumed with dental fluorosis (p<0,05). And there is no relationship between characteristic of the staffs and the tea drinking frequency with dental fluorosis (p>0,05). The drinks consumed are the most influential factors toward dental fluorosis followed by the concentration of the tea consumed. The research further recommended that Dental Health Education be carried out if we would like to prevent future plantation children to be affected by dental fluorosis, in so doing increasing the personal confidence of the future Indonesia People.
Depok: Universitas Indonesia, 1996
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Sri Yulia
Abstrak :
Upaya membangun budaya keselamatan pasien memerlukan komitmen yang dipengaruhi pengetahuan perawat. Tujuan penelitian quasi experiment ini adalah untuk mengetahui pengaruh pelatihan keselamatan pasien terhadap pemahaman perawat pelaksana mengenai penerapan keselamatan pasien. Hasil penelitian pada 83 perawat pelaksana di RS XX (kelompok eksperimen) dan 83 perawat pelaksana di RS XY (kelompok kontrol) menunjukkan ada perbedaan yang bermakna pemahaman perawat pelaksana sebelum dan setelah mendapatkan pelatihan pada kelompok eksperimen (p= 0,000; α= 0,05) dan tidak ada perbedaan pada pemahaman perawat pelaksana sebelum dan setelah pada kelompok kontrol (p= 0,417; α= 0,05). Rumah sakit perlu melakukan program pelatihan keselamatan pasien secara berkelanjutan dan mengembangkan standar kinerja untuk memfasilitasi transfer pengetahuan perawat.

Efforts to build a culture of patient safety required commitment is influenced by knowledge of nurses. This quasi-experimental study aimed to describe the influence of patient safety training for nursing staff?s comprehension of the implementation of patient safety?s procedure. Results for 83 nursing staffs XX Hospital (experimental group) and 83 nursing staffs XY Hospital (control group) showed no significant differences in understanding nursing staffs before and after receiving training in the experimental group (p= 0.000; α= 0.05) and no difference in understanding nursing staffs before and after in the control group (p= 0.417; α= 0.05). Hospitals need to make patient safety training program on an ongoing basis and develop performance standards as a facilitation of transferred of nursing staff?s knowledge.
Palembang: STIKES Muhammadiyah Palembang, 2012
610 JKI 15:3 (2012)
Artikel Jurnal  Universitas Indonesia Library
cover
Ubbay Ujziana
Abstrak :
Dalam era globalisasi seperti sekarang pelayanan sangat menentukan suatu organisasi. Oleh karena itu pengeiolaan sumber daya manusia khususnya tenaga sanitasi puskesmas merupakan suatu hal yang utama dalam menunjang pelaksanaan pelayanan program penyehatan lingkungan secara keseluruhan, sehingga pelayanan program penyehatan lingkungan yang efektif dan baik akan dapat diberikan kepada masyarakat yang pada akhirnya dapat meningkatkan derajat kesehatan masyarakat. Permasalahan yang dihadapi adalah belum diketahuinya hubungan faktor kepuasan kerja dengan kinerja tenaga sanitasi puskesmas di Kabupaten Majalengka. Dengan demikian tujuan umum dari penelitian ini adalah untuk mendapatkan informasi tentang hubungan faktor kepuasan kerja dengan kinerja tenaga sanitasi puskesmas pada Dinas Kesehatan Kabupaten Majalengka. Variabel penelitian dibatasi pada faktor kepuasan kerja yang ditinjau dari faktor intrinsik (mencakup kesesuaian togas. prestasi, tanggung jawab, otonomi) dan faktor ekstrinsik (mencakup hubungan antar pribadi, tempat ketja, peralatan kerja, gaji dan upah, promosi, pengembangan karier) terhadap kinerja tenaga sanitasi puskesmas. Metode penelitian yang digunakan adalah rancangan survey atau studi penampang dengan pendekatan cross sectional Hal ini dilakukan untuk mengetahui tingkat kepuasan kerja dan tingkat kinerja tenaga sanitasi puskesmas. Sedangkan analisis data dilakukan melalui uji statistik nonparametric dengan menggunakan uji korelasi Spearman untuk melihat ada tidaknya hubungan antara kepuasan kerja dan kinerja tenaga sanitasi puskesmas. Penelitian ini dilakukan terhadap 35 orang tenaga sanitasi puskesmas sebagai unit sampel penelitian. Data diambil pada tanggal 15 Mei sampai dengan 25 Juni tahun 2001 di Kabupaten Majalengka. Hasil penelitian didapatkan bahwa tingkat kepuasan kerja tenaga sanitasi puskesmas adalah 65,65 % dari responden menyatakan puas, 20,9 % responden merasa cukup puas, dan 13,45 % dari responden merasa tidak puas dan tingkat kinerja tenaga sanitasi puskesmas adalah 71,6 % tenaga sanitasi puskesmas berkinerja baik, 21,4 % tenaga sanitasi puskesmas berkinerja cukup baik, dan 7,0 % tenaga sanitasi . puskesmas berkinerja buruk. Dari hasil analisis bivariat hubungan antara faktor kepuasan kerja dengan kinerja tenaga sanitasi puskesmas didapatkan hasil bahwa adanya hubungan antara faktor kepuasan kerja dengan kinerja tenaga sanitasi puskesmas di Kabupaten Majalengka (p < 0,05). Berdasarkan analisis multivariat dengan menggunakan uji t, maka subfaktor promosi dan otonomi yang mempunyai hubungan yang erat dengan kinerja tenaga sanitasi puskesmas di Kabupaten Majalengka. Dan subfaktor promosi dan otonomi mempunyai pengaruh yang besar dalam meningkatkan kinerja tenaga sanitasi puskesmas di Kabupaten Majalengka. Dengan hasil tersebut, dirasa perlu untuk dilakukan penelitian lebih lanjut untuk menggali lebih dalam faktor-faktor yang berhubungan dengan kinetja tenaga sanitasi puskesmas, dengan menggunakan sampel yang lebih besar dan variabel penelitian yang lebih lengkap. Daftar bacaan : 49 (1955 ? 2000)
Correlation Between Job Satisfaction and Performance of Sanitation Staffs of Public Primary Health Centers in Majalengka 2001In globalization era like today quality of service in an organization is very important matter, so it needs good administration of human resources, In public primary health center, sanitation staffs have moat important fole to de the enviroment sanitation program effectively for community to enhance public health degree. This research objective is do find out correlation between job satisfaction and performance of sanitation division staffs in public primary health centers in Majalengka regency, Province of West Java. Using variable related to job satisfaction faktor which divided in two, extrinsic (Le task aljiistmtent. achievement, responsibility, and autonomy) and extrinsic (i.e. persoiral relationship, work envirnnient, work instrumens, salary and wages, promotion, aid carrier development. Research methodology survey by cross sectional approach to determine ! ve I of satisfaction end learn of performance. Data analysis using non parametric chili :tical test wkir-ii is Spearman corelation test to find any correlation between level of ,etietiletiou with performance. Research sample unit is 35 staffs of sanitation, data collected between 15 May to 25 June 2001 in Majalengka regency, Province of West Java The results are 65,65 % of respondents were satisfied, 20,9 % respondents were satisfied enough, and 13,45 % respondents were not satisfied, and for the performance, 71,6.% have good performance, 21,4 % average, and 7,0 % have bad performance. From bivariat analysis results there is correlation between job satisfaction with performance (p 0,05). From multivariate analysis with t test, sub factor promotion and autonomy have close correlation to performance of sanitation stpirs in public primary health centers. Based on these findings advance research is reccesary to investigate each factors more detail and using mare sample and variabel for the better results. Bibliography : 48 (1955-2000)
Depok: Universitas Indonesia, 2001
T9565
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Hanifah
Abstrak :
Penelitian tentang budaya organisasi (organizational culture)umumnya dilakukan berdasarkan dua pendekatan. Perfama, pendekatan yang memperlakukan budaya secara tunggal sebagai konteks dimana budaya merupakap faktor yang sangat menentukan fungsi suatu organisasi, menentukan perilaku para anggota organisasi dan bertujuan agar organisasi berjalan dengan baik. Kedua, pendekatan yang memandang budaya secara sekaligus, baik sebagai konteks maupun sebagai proses. Tujuan dari studi ini ingin memahami bagaimana kejadian-kejadian dalam organisasi diciptakan, ditransmisikan, dimiliki dan dipahami bersama secara interaklif dan komunikatif dalam organisasi. Dengan pemikiran yang demikian budaya merupakan proses komunikasi itu sendiri. Telaah dalam pendekatan ini menekankan pada pemahaman atas realitas-realitas organisasi yang tercermin dalam kinerja komunikasi atau kinerja budaya organisasi yang dalam penelitian ini meliputi antara lain hal-hal yang bersifat ritual, simbol kewenangan dan hubungan sosial. Dengan status sebagai BUMN, PT. Garuda Indonesia berfungsi bagaikan pisau bermata dua. Disatu sisi ia meloyani kepentingan bangsa dan negara, disisi lain ia harus mencari keuntungan untuk menghidupi para karyawannya sehingga PT. Garuda Indonesia ini menempati posisi yang unik dibandingkan perusahaan penerbangan nasional lainnya. Dalam penelitian ini digunakan metode deskriptif dan kajian dilakukan terutama melalui wawancara mendalam (depth interview) terhadap informan - informan kunci (key informants) dalam struktur organisasi Garuda, yaitu dari unsur manajer 3 (tiga) orang, unsur kepala bagian 3 (tiga) orang. 4 (empat) orang tenaga fungsional serta 3 (satu) orang mantan pejabat yang sekarang menjabat staff ahli. Selain itu dalam pengumpulan data dilakukan pula melalui dokumentas, makalah-makalah, majalah serta buku Rencana Jangka Panjang (RJP) dan Perjalanan Sejarah Garuda Indonesia. Dari hasil penelitian ditemukan bahwa misi dan budaya organisasi Garuda beberapa kali mengalami perubahan yang disesuaikan dengan tuntutan dan kondisi dunia penerbangan yang selain berubah dengan cepat. Sehingga hal ini mempengaruhi persepsi dan pemahaman para karyawan terhadap budaya organisasinya. Disisi lain komunikasi dan koordinasi antar unit masih rendah. Sehingga kerjasama kurang terjalin dan ada kesenjangan diantara ground staff dan air staff. Dalam hal penerapan kebijakan perusahaan terhadap reward dan punishment dirasakan oleh para karyawan tidak adil dan tidak jelas peraturannya sehingga menimbulkan rasa ketidakpuasan dan kecemburuan sosial diantar para karyawan. Akibatnya berdampak terhadap menurunnya motivasi dan partisipasi para karyawan dalam mencapai tujuan organisasi.
Depok: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 1998
T-pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Ririek Andri Christianto
Abstrak :
Dengan makin meningkatnya kesadaran masyarakat serta kemudahan mengakses dan mendapatkan informasi ditunjang dengan meningkatnya tingkat pendidikan , maka saat ini masyarakat menuntut pelayanan yang diterimanya harus bermutu diantaranya pelayanan yang diberikan oleh rumah sakit, sebagai pelayanan yang bersifat jasa maka mutu diterjemahkan menjadi kepuasan akan pelayanan yang diberikan. Instalasi rawat jalan merupakan gerbang dan rumah sakit, jadi menggambarkan citra rumah sakit, karena dalam segi jumlah pasien bagian ini yang umumnya paling banyak dalam melayani pasien. Instalasi rawat jalan RSUD Majenang relatif masih muda usianya yakni 2 tahun dan sebagaian besar merupakan warisan dari bentuk puskesmas sebelumnya. Pada tahun 2000 terjadi penurunan jumlah pasien yang berkunjung ke instalasi rawat jalan yang berimbas pada penurunan pendapatan instalasi ini. Oleh pimpinan rumah sakit diperkirakan karena pasien tidak puas akan pelayanan yang diberikan apalagi telah beredar rumor di masyarakat bahwa karyawan rumah sakit kurang ramah dalam melayani pasien. Hal yang menjadi inti penelitian ini yakni ingin menganalisa kepuasan pasien dengan pasien dan karyawan instalasi rawat jalan sebagai obyek penelitian. Dasar teori yang dipergunakan ada dua yakmi dari servequal dan ultimate patient satisfaction yang digabungkan menjadi satu. Servequal mewakili sudut pandang pelanggan dalam hal ini pasien sedangkan UPS mewakili sudut pandang karyawan rurnah sakit. Alasan penggabungan ini karena dalam pelayanan terdapat dua sisi yang saling berkaitan, yakni karyawan sebagai pihak yang memberikan pelayanan dan disisi lain pasien sebagai yang menerima pelayanan yang diberikan. Maka dalam penelitian ini saya mencoba melihat dua sisi tersebut dalam menganalisa kepuasan pasien. Instrumen penelitian digunakan kuesioner yakni kuesioner A dan B diambil clan UPS sedangkan C 1 dan C 2 diambil dari servequal yang disebarkan ke pasien dan karyawan di tiga poliklinik yakni poli umum, poli kebidanan dan kandungan, serta poli anak. Hasil penelitian adalah bahwa pasien kurang puas akan pelayanan yang diberikan di instalasi rawat jalan RSUD Majenang ( 49%) dan karyawan kurang memahami pentingnya sikap/perilaku dalam melayani pasien sehingga pasien kurang puas akan pelayanan yang diberikan. Usulan dari penelitian ini adalah perbaikan sikap/perilaku karyawan dalam melayani pasien dan pembentukan team gugus kendali mutu. Semoga saran ini dapat membantu RS UD Majenang mengembalikan citra rumah sakitnya sehingga jumlah kunjungan pasien diharapkan dapat meningkat. ...... The Analysis of Patient Satisfaction in Policlinic Installation of District Hospital Majenang, 2000.With the growth up of society consciousness, openness accessibility, information and supported by education level of Society, now the society demand high quality of services, including health services provided by hospital. Then, as services product, hospital services are defined as satisfaction on services, provided by hospital. The Policlinic is a gateway of hospital, and describing the hospital image, because in quantity of patients, this part gives much more services than another parts. The Policlinic of District hospital of Majenang, relatively new at age, 2 years. And most parts of it are heritage of last Puskesmas. On the years of 2000, the decreasing quantity of patients visited this policlinic, gives impact to the revenue of this installation. The Director of the hospital assumed its all because the patients dissatisfaction with services provided by hospital, and the rumors of policlinic employee inhospitality in servicing patients. This research focusing on analysis to patients satisfaction and patients and employee as the object of this research. There are two basic theory used for this which are servequal and ultimate patient satisfaction combine to unite. Servequal represent patient, on other hand ultimate patient satisfaction represent hospital staffs. The reason for this is because in the service area, there are two parts interrelated, employee as a party provides services and patients as a part who accept the services. So, in this research I tried to look this both parts on analysis of patients satisfaction. The research instrument used questioner A and B taken from ultimate patient satisfaction, while C 1 and C 2 taken from servequal gives to patient and hospital staffs in three installation which are general policlinic, pediatric policlinic and abstetric and gynecologic policlinic. The result of this research shows, the patients are not satisfied with the policlinic services of district hospital Majenang (49 %) and the employee less understand with the importance of attitude in servicing patients. so it makes dissatisfaction of services that had given. This research proposed recovery of employee attitude in order of servicing the patients and the establishing of quality control committee. I hope my suggestion may support the district hospital Majenang recover its image and then may increasing the quantity of patients visiting this hospital.
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2001
T409
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Nurmansyah
Abstrak :
Dinas Kesehatan Kabupaten Bengkayang berdiri kurang lebih satu tahun terhitung sejak April 2000, sampai saat sekarang belum memperlihatkan kinerja yang optimal. Selama April-Juli 2000 permasalahan yang dihadapi adalah keterlambatan dalam hal pengolahan laporan dari puskesmas dan pengiriman ke propinsi. Untuk mengetahui gambaran kinerja perlu dilakukan suatu analisa pada sumber daya manusia dalam rangka pengembangan produktifitas kerja menuju era desentralisasi pada tahun 2001. Analisa ini dilakukan melalui penelitian kualitatif terbadap 19 orang pejabat struktural. Kinerja lima orang kepala seksi ditelaah melalui wawancara mendalam. Kepada 14 orang kepala sub seksi dilakukan fokus grup diskusi. Self assesment tentang penilaian prestasi kerja dan penilaian kehadiran dilakukan terhadap 19 orang pejabat struktural. Secara faktual kepemimpinan kepala seksi sudah cukup baik, tapi belum diikuti dengan ketegasan khususnya kedisiplinan. Kemampuan dan keterampilan kepala seksi dan kepala sub seksi masih kurang. Seluruh kepala seksi dan kepala sub seksi baru satu tahun bekerja di jabatan yang diembannya sekarang. Sarana dan prasarana yang sangat diperlukan untuk mendukung kelancaran tugas masih sangat kurang. Sedangkan motivasi kerja baik kepala seksi maupun kepala sub seksi masih cukup tinggi. Selanjutnya pengawasan dalam bentuk absensi kehadiran masih sangat lemah. Kesimpulan dari penelitian ini memberikan gambaran rendahnya kinerja karena kurangnya kemampuan dan pengalaman kerja kepala seksi dan kepala sub seksi, serta kurangnya fasilitas sarana prasarana ditambah lagi lemahnya pengawasan pengendalian pimpinan. Keadaan ini sangat berpengaruh terhadap kesiapan Dinas Kesehatan Kabupaten Bengkayang dalam menyongsong otonomi daerah pada tahun 2001. Karena itu disarankan untuk meningkatkan kemampuan dan keterampilan baik melalui on the job training, pelatihan, kursus dan tugas belajar. Jabatan rangkap sebaiknya dihilangkan dengan mengisi formasi struktural yang kosong. Pengadaan sarana seperti komputer, mesin ketik, kendaraan roda dua, ruangan yang cukup baik dan representatif untuk jangka panjang penyediaan perumahan untuk pegawai. ......Staffs Performance Analysis of Bengkayang Health District Office in the Year 2000 Bengkayang Health District office was founded in April 2000, and has not carried out its optimal performance. As a new founded health service, during April - July 2000, Bengkayang Health District Office faced unpunctuality in the report processing from the Community Health Center and the delivery of the report to provincial level. Identification of the performance portrayal required the analysis of human resources in relation with the work productivity development towards the decentralization period in 2001. The analysis was conducted by qualitative research to 19 structural officials; where five section heads were analyzed by in-depth interview, and 14 sub-section heads were analyzed by focused urn up discussion. Self-assessment was also performed to the 19 structural officials. The leadership of the section heads was good enough, but it hadn't accompanied by showing their determination and discipline. The ability and skill of the section heads and sub section heads were still not favorable. They had held their duties for only a year. Although all the officials were high motivated enough, the facilities were still inadequate to support their tasks. In other side, the absence was also not controlled well enough, The result of this research illustrated low performances, which had been produced by the lack of ability and work experiences of the section heads and sub section heads, inadequate facilities, and inadequate control of the principal. This condition would have great impact to the readiness of Bengkayang Health District Office to encounter the district autonomy in the year 2001. I would like to suggest the 13engkayang Health District Office to enhance the ability and skill of its staffs by providing job training, courses, and study opportunity. Double job responsibility should be eliminated by fulfilling the other vacant position in the organization structure. There are also requirements to provide facilities such as computers, typewriters, motorcycles, representative and comfortable rooms, and for long term, to provide housing facilities for the staffs.
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2001
T5246
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Teuku Zulnarlis
Abstrak :
Provinsi Nanggroe Aceh Darussalam telah menjalankan Otonomi Khusus di mana otonomi yang diberlakukan berada pada tingkat provinsi, sehingga pengaturan kebijakan dan penyusunan program kesehatan dilakukan oleh Dinas Kesehatan Provinsi Nanggroe Aceh Darussalam. Selain itu dengan belum kondusifnya daerah, mengakibatkan banyaknya program-program kesehatan yang akan diterapkan baik oleh pemerintah pusat maupun bantuan dari luar negeri yang menuntut kinerja yang tinggi dari pegawai Dinas Kesehatan dalam mengaplikasinya di lapangan. Untuk itu dirasa perlu dilakukannya suatu studi yang dapat memberikan gambaran tentang kinerja pegawai non struktural dan faktor-faktor apa raja yang berhubungan. Rancangan penelitian yang digunakan adalah cross sectional dengan jumlah sampel 166 orang. Variabel yang diteliti adalah faktor internal pegawai yang meliputi umur, jenis kelamin, status perkawinan dan tingkat pendidikan, Faktor eksternal pegawai yang mencakup pendapatan, lingkungan kerja, penghargaan, peningkatan karir, kebijaksanaan pimpinan, komunikasi dan fasilitas. Analisis data dilakukan secara univariat dan bivariat dengan mengunakan uji chi - square pada derajat kepercayaan 95 %. Di dalam menentukan variabel yang paling dominan berhubungan dengan kinerja dilakukan dengan uji regresi logistik ganda. Hasil penelitian menunjukkan bahwa kinerja pegawai Dinas Kesehatan Provinsi Nanggroe Aceh Darussalam 59,6 % berada pada kategori kurang. Berdasarkan analisis bivariat dengan mengunakan uji chi square diketahui bahwa faktor internal tidak ada hubungau secara statistik dengan kinerja pada derajat kepercayaan 95 %, sedangkan untuk faktor eksternal yang berhubungan secara statistik pada derajat kepercayaan 95 % dengan kinerja adalah variabel lingkungan kerja dan variabel kebijaksanaan pimpinan. Dengan mengontrol variabel kebijaksanaan pimpinan, pegawai yang memiliki lingkungan kerja kurang mempunyai risiko 2,265 kali untuk mengalami kinerja dengan kategori kurang, bila dibandingkan dengan pegawai yang memiliki lingkungan kerja baik, sedangkan pengaruh kategori kebijaksanaan pimpinan terhadap kinerja dapat dijelaskan bahwa dengan mengontrol variabel lingkungan kerja pegawai yang merasakan kebijaksanaan pimpinan kurang mempunyai risiko 4,323 kali untuk mengalami kinerja dengan kategori kurang, bila dibandingkan dengan pegawai yang merasakan kebijaksanaan pimpinan baik. Adapun faktor yang paling dominan dalam menentukan kinerja adalah variabel kebijaksanaan pimpinan. Berdasarkan hasil penelitian disarankan agar pimpinan Dinas Kesehatan Provinsi Nanggroe Aceh Darussalarn sebaiknya memperhatikan faktor kebijaksanaan pimpinan dalam menetapkan para pegawai yang akan menduduki jahatan, karena hal inilah yang paling berpengaruh dalam menentukan kinerja dan melalui pertemuan berkaia pihak pimpinan perlu menekankan penciptaan lingkungan kerja dan melatih para pejabat struktural untuk memahami pentingnya pengaruh kebijaksanaan pimpinan di dalam memacu kinerja pegawai. Perlu dilakukan penelitian lanjutan dengan rancangan yang berbeda (kasus kontrol) dan meliputi variabel yang lebih lengkap serta mengunakan instrumen pengukuran kinerja yang lebih spesifik dan akurat, sehingga dapat diketahui dengan pasti hubungan sebab akibat dan kinerja pegawai Dinas Kesehatan Provinsi Nanggroe Aceh Darussalam.
Nanggroe Aceh Darussalam Province, Special Autonomy has been the subject of the provincial affairs. Policy making and program arrangement are held by the Provincial Health Office of Nanggroe Aceh Darussalam. Besides, due to unconduciveness of the region, many health programs that will be implemented either from the central government or foreign aids demand satisfactory performance in work implementation from non-structural staffs of Provincial Health Office of Nanggroe Aceh Darussalam in the field. The result of this study is expected to provide a description of non-structural staffs' performance and factors related to it in the Provincial Health Office of Nanggroe Aceh Darussalam. The study applied a cross sectional design with 166 samples. Variables observed were internal factors which involved age, sex, marriage status, and education level and external factors which covered work environment, affection, carrier development, leader's policy, communication and facilities, Data were analyzed univariately and bivariately by using chi-square test with the level of confidence 95 %. Multiple logistic regression test was used to determine the most significant variable related to the staffs' performance. The result of the study showed that 59.6 % of the staffs' performance was unsatisfactory. Based on bivariat analysis, it was known that all internal factors were not related statistically to the staffs' performance in the level of confidence 95 %. On the other hand, external factors which were statistically related to the staffs' performance in the same level of confidence were work environment variable and leaders' policy. By controlling leader's policy variable, staffs with unsatisfactory work environment had risk 2.265 times of unsatisfactory performance, if compared with staffs with satisfactory work environment. On the other hand, the influence of leader's policy category to the staffs' performance could be explained by controlling work environment variable, staffs that felt their leader's policy was unsatisfactory had risk 4.323 times of having unsatisfactory performance, if compared with staffs that felt their leader's policy was satisfactory. The most significant factor related to staffs' performance was leader's policy. Based on result of the study, it is suggested to the Head Office of Provincial Health Authority of Nanggroe Aceh Darussalam to consider leader's policy factor in deciding any staffs that will post any function, to emphasize a creation of work environment through periodically meeting, to train structural officials on the importance of leader's policy influence in pushing staffs' performance. The necessary to conduct another further study with different design (case control), which covers more complete variables and uses more specific and accurate performance estimation, in order to know exactly "cause-effect" relation of staffs' performance of Provincial Health Office of Nanggroe Aceh Darussalam.
Depok: Universitas Indonesia, 2003
T12965
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Muthiah Rahimah
Abstrak :

Produktivitas publikasi riset dosen menjadi salah satu kriteria utama yang digunakan untuk menunjukkan prestasi suatu perguruan tinggi. Penelitian ini membahas faktor-faktor yang dapat memengaruhi produktivitas publikasi riset dosen di Indonesia. Riset terdahulu (Hedjazi & Behravan, 2011) menggambarkan bahwa faktor individu dan dukungan institusi berperan penting dalam pertumbuhan riset. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk menguji pengaruh pencapaian individu, karakteristik individu, dan karakteristik institusi terhadap produktivitas publikasi riset. Produktivitas publikasi riset diukur berdasarkan jumlah dan bobot publikasi dosen pada tahun 2015, 2016, 2017, dan 2018. Penelitian ini menggunakan pendekatan kuantitatif dengan metode survei, dengan penyebaran kuesioner kepada 250 dosen tetap yang memiliki jabatan Lektor, Lektor Kepala, dan Guru Besar pada Perguruan Tinggi Negeri (PTN) UNIVERSE. PTN UNIVERSE merupakan PTN ternama di Indonesia yang memiliki tujuan menjadi universitas berbasis riset. Hasil pada penelitian ini adalah pencapaian individu dan karakteristik institusi merupakan faktor yang memiliki pengaruh positif dan signifikan terhadap produktivitas publikasi riset dosen.


The productivity of academic staff publications is one of the main criteria used to show the achievements of a university. This research discuss about factors influencing academic staffs publication productivity in Indonesia. Previous research (Hedjazi & Behravan, 2011) shows that individual factors and institutional support had an important role in research growth. The objective of this research is to examine the influence of individual achievements, individual characteristics, and institutional characteristics towards research publication productivity. The research publication productivity is measured by amount and weight of academic staffs publication in the year of 2015, 2016, 2017, and 2018. This research is using a quantitative approach with survey method, the questionaires are distributed to 250 permanent academic staffs which having the position of Lector, Associate Professor, and Professor in the Public University (PTN) UNIVERSE. The PTN UNIVERSE is a leading university in Indonesia which is to become a research-based university. The result of this research which is an individual achievements and institutional characteristics are having a positive and significance influence towards academic staffs publication productivity.

Depok: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 2019
T51767
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Ridwan
Abstrak :
Dalam upaya melaksanakan program/kegiatan Dinas Kesehatan Kabupaten Indragiri Hilir memiliki tanggung jawab sebagai penyelenggara pembangunan sektor kesehatan baik secara teknis maupun non teknis yang bekerja sama dengan perangkat pemerintahan Kabupaten dan masyarakat, namun kinerja staf Dinas Kesehatan Kabupaten Indragiri Hilir sejalan dengan permasalahan yang dihadapi dalam pengelolaan program/kegiatan serta disiplin kerja itu pada tahun 2002 menunjukan penurunan produktifitas kerja. Secara faktual program/kegiatan dan pelaksanaan disiplin oleh pejabat struktural eselon IV sudah berjalan, akan tetapi belum optimal karena kemampuaniketerampilan dan komponen yang diperlukan belum memadai. Kinerja pejabat eselon IV Dinas Kesehatan Kabupaten Indragiri Hilir berkait dengan kinerja pejabat eselon III. Untuk mengetahui gambaran kinerja staf Dinas Kesehatan Kabupaten Indragiri Hilir dilakukan analisis terhadap sumber daya manusia dan perangkat yang mendukung program/kegiatan yang terkait dengan disiplin kerja dalam pencapaian kinerja tersebut. Analisis ini dilakukan dengan penelitian kualitatif terdiri dari 6 orang pejabat struktural eselon III melalui wawaneara mendalam, 16 orang pejabat struktural eselon IV melalui diskusi kelompok terarah, dan 6 orang staf yang tidak menduduki jabatan struktural melalui wawancara mendalam dan self assesment tentang penilaian produktivitas serta ketepatan waktu dalam mengikuti apel pagi di Dinas Kesehatan Kabupaten Indragiri Hilir. Dari penelitian ini didapat gambaran tentang kinerja pejabat eselon IV disarnping itu tentang tersedianya sumber daya dan kurang tepatnya penempatan, fasilitas kurang memadai, pelaksanaan koordinasi, dan lemahnya penerapan sanksi oleh atasan. Semua ini berpengaruh terhadap pencapaian kinerja staf Dinas Kesehatan Kabupaten Indragiri Hilir pada tahun 2002. Disarankan penempatan karyawan dilakukan sesuai dengan keterampilannya, pemenuhan kebutuhan fasilitas kerja, perhatian terhadap insentif dan kesejahteraan, penerapan ketaatan sistem kerja, peningkatan koordinasi dan kesadaran tanggung serta peningkatan kemampuan diri yang tarus menerus untuk pekeraaan yang menjadi tanggung jawabnya. ......An Analysis of Staffs' Work Performance of Indragiri Hilir District Health Office The Province of Riau in 2002 District Health Office of Indragiri Hilir is in charge as the organizer of health sector development, technically and non-technically the office works together with the district government and community in carrying out every programs/activities. However in 2002 the staffs performance of District Health Office of Indragiri Hilir showed decline of work productivity although the programs/activities and application of work discipline by structural officials of echelon IV was done it was not optimal due to lack of ability and as well as inadequate skills and necessary components. The work performance of echelon IV officials in Indragiri Hilir District is strongly related to the work performance of echelon III officials. To know the picture of their work performance, a research was done to analyze factors of human resources and every unit that support the operation of the program/activities and the discipline applied. The analysis was conducted using qualitative method an informant including 6 persons from the structural officials of the echelon III through in-depth interview, 16 structural officials of echelon IV through focused group discussion, and 6 officials of non-structural position, through conducted an in-depth interview and self assessment about productivity assessment and punctuality of presence in the morning name roll call. From this research, it is known that the low work performance of echelon 1V officials is due to the misplacement, inadequate facilities, unsatisfactory work arrangement in application and weakness of sanction from the superior, As a result, these factors affected the achievement of work performance of District Health Office staffs of Indragiri Hilir Regency in 2002. This Thesis suggested that the placement of staffs is done based on their skills, with the fulfilment of adequate working facilities with proper, incentive and prosperity, also the work system should be obeyed, coordination and together with the responsibility awareness should be increased and continuously increased self competence of works and their responsibilities.
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2003
T11253
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library