Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 3 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Annisa Fitriyah
Abstrak :
Metronidazol merupakan salah satu obat yang mempunyai efek anti-inflamasi yang dipergunakan untuk pengobatan penyakit rosacea. Saat ini, di Indonesia belum tersedia metronidazol dalam bentuk krim sehingga pada pelaksanaan pelayanan kefarmasian, tenaga kesehatan mengalami keterbatasan dalam mengobati rosacea secara topikal. Tujuan penelitian ini adalah mengembangkan formula krim metronidazol dengan karakterisasi fisik yang baik dan memperoleh data stabilitasnya. Formulasi krim menggunakan Glyceryl Stearate Citrate sebagai emulgator dengan variasi penggunaaan sebesar 2% (F1), 4% (F2), dan 6% (F3). Hasil formula krim dievaluasi berdasarkan pengamatan organoleptis, pengujian pH, pengujian viskositas dan sifat alir, pengujian daya sebar, uji hedonik, dan pegujian kadar menggunakan spektrofotometer UV-Vis. Sementara untuk uji stabilitas, dilakukan uji stabilitas mekanik (sentrifugasi); uji stabilitas penyimpanan pada suhu rendah (4±2°C), suhu kamar (25±2°C), dan suhu tinggi (40±2°C) selama 12 minggu; dan cycling test. Hasil penelitian menunjukkan bahwa semua formula memiliki organoleptis sediaan yang baik selama penyimpanan. Dari penelitian ini, disimpulkan bahwa penggunaan Glyceryl Stearate Citrate sebesar 4% sebagai emulgator pada formula krim metronidazol mempunyai kestabilan secara fisik dan kimia terbaik dengan organoleptis, nilai viskositas, dan sifat alir yang stabil, serta memiliki pH yang stabil. ......Metronidazole is a drug that has an anti-inflammatory properties and is used to treat rosacea. Currently, metronidazole cream is unavailable in Indonesia, thus in pharmaceutical practice, health workers get limitations in treating rosacea. This study aims to develop formula for metronidazole cream with good physical characteristics and obtain stability data. The cream formulation used Glyceryl Stearate Citrate as an emulsifier with variations in usage of 2% (F1), 4% (F2) and 6% (F3). The results of the cream formula were evaluated based on organoleptic observations, pH value, viscosity and flow property, spreadability, hedonic test, and drug level determination by spectrophotometer UV-Vis. Meanwhile, the stability test was done by mechanical stability test (centrifugation); storage stability test at low temperature (4±2°C), room temperature (25±2°C), and high temperature (40±2°C) for 12 weeks; and cycling test. that were stable The results showed that all formulas had good organoleptic properties during storage. This study concluded that using 4% Glyceryl Stearate Citrate as an emulsifier for metronidazole cream formula demonstrated the best physical and chemical stability and a stable organoleptic appearance, viscosity, flow properties, and pH.
Depok: Fakultas Farmasi Universitas Indonesia, 2023
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Ika Maruya Kusuma
Abstrak :
Aktivitas bakteri merupakan salah satu penyebab jerawat. Rimpang kencur (Kaempferia galanga L.) memiliki aktivitas antibakteri yang berasal dari senyawa etil p-metoksi sinamat (EPMS). Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui aktivitas antibakteri dari EPMS ekstrak rimpang kencur terhadap P.acne, S.aureus dan S.epidermidis serta stabilitas fisik krim dan keamanan krim anti jerawat. Kristal EPMS diperoleh melalui proses maserasi dengan pelarut heksan, lalu pemurnian dan identifikasi karakteristik kristal EPMS. Uji aktivitas antibakteri dan konsentrasi hambat minimum (KHM) pada konsentrasi EPMS 0,3; 0,6; 1,2 dan 2,4% dengan metode difusi cakram dan dilusi cair. Hasil menunjukkan semua konsentrasi EPMS memiliki aktivitas antibakteri secara signifikan (p<0,01) dengan zona jernih secara berturut-turut terhadap P.acne (9,00; 11,50; 14,50; 16,00 mm), S.aureus (9,00; 11,50; 16,50; 22,00 mm) dan S.epidermidis (10,50; 12,50; 20,50; 27,00 mm). Senyawa EPMS dengan konsentrasi 0,6; 1,2 dan 2,4 % terbukti memiliki konsentrasi hambat minimum (KHM) terhadap bakteri P.acne, sedangkan pada S.aureus dan S.epidermidis pada konsentrasi 1,2 dan 2,4%.Berdasarkan hasil evaluasi stabilitas fisik, krim EPMS 1,2% memiliki stabilitas fisik baik hingga akhir penelitian. Dari hasil uji keamanan (pacth test) pada 12 subjek tidak terjadi iritasi alergi, sehingga krim EPMS 1,2% aman digunakan dalam sediaan topikal. ...... An activity of certain bacterias is one of the causes of acne. Rimpang kencur (Kaempferiagalanga L.) has an antibacterial agent from compound ethyl pmethoxy cinnamate (EPMC). The purpose of this research is to find out the activities of antibacterias using EPMC rimpang kencur extracts against P.acne, S.aureus and S.epidermidis with the physical stability of the cream and its safety use as an anti acne cream. The EPMC crystals are obtained through the process of maceration using hexane solvent, purification and identification of the characteristic of EPMC crystals. The activity test of the antibacterial and the minimum inhibitory concentration (MIC) of EPMC are 0,3; 0,6; 1,2 and 2,4% was done using disk diffusion method and broth dilution test. The result shows that all EPMC concentration has significant antibanterial activity (p<0,01) respectively gaining clear zone against P.acne (9,00; 11,50; 14,50; 16,00 mm), S.aureus (9,00; 11,50; 16,50; 22,00 mm) and S.epidermidis (10,50; 12,50; 20,50; 27,00 mm). EPMC compound with the 0,6; 1,2 dan 2,4 % concentration is proven to have minimum inhibitory concentration (MIC) against P.acne bacterias, while on the S.aureus dan S.epidermidis reaches up to 1,2 dan 2,4% concentration. Based on the results of the evaluation on the physical stability, EPMC 1,2% cream has a good physical stability until the final research. From the results of safety use (pacth test) on 12 subjects there were no evidence of allergic irritation, therefore cream EPMC 1,2% is safe to be used in topical preparation.
Depok: Fakultas Farmasi Universitas Indonesia, 2014
T41554
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Erni
Abstrak :
Pewarna rambut alami menjadi pilihan untuk memperbaiki penampilan rambut karena tidak berbahaya dan tidak menimbulkan alergi. Salah satu pewarna alami yang digunakan adalah pacar kuku. Penggunaan pacar kuku sering dicampur dengan air seduhan teh hitam untuk meningkatkan intensitas warna yang dihasilkannya. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui stabilitas fisik dan efektivitas pewarnaan dari krim yang mengandung ekstrak pacar kuku dan ekstrak teh hitam. Dalam penelitian ini dibuat lima formulasi krim pewarna rambut yang masing-masing mengandung ekstrak pacar kuku 4%, ekstrak teh hitam 2% dan campuran kedua ekstrak yaitu pacar kuku 4% dengan teh hitam dengan variasi konsentrasi 0,5%, 1%, dan 2%. Uji stabilitas krim dilakukan dengan pengamatan hasil cycling test, uji mekanik, dan penyimpanan pada suhu rendah (5°C±2°C), suhu kamar (27°C±2°C) dan suhu tinggi (40°C±2°C). Uji efektivitas pewarnaan antara lain intensitas warna dengan alat chromameter Minolta CR-300 dan ketahanan warna dengan penyimpanan di ruangan, penyinaran di bawah sinar matahari dan pencucian dengan sampo. Setiap formula menunjukkan kestabilan fisik selama 8 minggu, namun terjadi perubahan warna krim karena krim teroksidasi pada penyimpanan suhu kamar dan suhu tinggi. Formula campuran ekstrak pacar kuku 4% dan teh hitam dengan variasi konsentrasi 0,5%,1% dan 1% menghasilkan intensitas warna yang lebih kuat daripada formula ekstrak pacar kuku 4% . Setiap formula menghasilkan ketahanan warna selama 30 hari. ......Natural hair colorants become the choice to improve hair performance because it is not harmful and non allergic. One of them is henna. Based on experience, the use of henna often mix with black tea for increasing the colour intensity from henna. The aim of this experiment is to know physical stability and coloring effectivity of combination of henna and black tea extract cream. In this experiment, five formulation were made: cream with 4% henna extract; cream with 2% black tea extract, cream with 4% henna extract combined with 0,5%, 1% and 2% of black tea extract. The stability of cream formulations were tested by cycling test, centrifugal tested, and stored in low (4°C±2°C), room, and high (4°C±2°C) temperatures. The coloring effectivity in case of colour intensity was measured by chromameter Minolta CR-300 and in case of colour tenacity, the coloured hair was tested with three treatments : stored in room, sunlight exposed and shampoo washing. Each formulation shows the physical stability in 8 weeks, but changes in colour because of oxidation when stored in room and high temperatures. The combination of 4% henna extract with 0,5%, 1% and 1% black tea extract give the stronger colour intensity than 4% henna. Each formulation gives the colour tenacity in 30 days.
Depok: Fakultas Farmasi Universitas Indonesia, 2011
S1077
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library