Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 64 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Edwin Halim Adiputro
Abstrak :
Jakarta yang semakin padat baik dikarenakan pertumbuhan penduduk yang tinggi dan dengan keterbatasan lahan yang ada memaksa warga Jakarta untuk mencari daerah baru untuk dijadikan tempat tinggal. Warga Jakarta mulai keluar dari daerah-daerah yang sejak lama dianggap ideal sebagai kawasan hunian seperti Bintaro, Pondok Indah dan sebagainya. Namun petumbuhan penduduk Jakarta telah memicu pengembang untuk membangun di daerah-daerah yang semula dihindari. Seperti daerah yang sejak dulu dianggap sebagai daerah terbuang atau daerah dengan potensi terbatas sehingga dianggap daerah kelas bawah. Salah satu contohnya adalah Kelapa Gading sebuah kota baru yang berumur 30 tahun. Dalam 30 tahun, daerah Kelapa Gading berubah dari daerah rawa-rawa menjadi sebuah kota baru yang sangat padat. Bagaimanapun padatnya, kelapa gading tetap perlu menyediakan ruang publik sebgai sebuah tempat bersosialisasi antar warga. Apakah Kelapa Gading sudah menyediakan ruang publik yang cukup bagi warga yang tinggal disana. Terlebih lagi, warga kelapa gading terdiri dari berbagai macam kelas. Dari kelas menengah sampai kelas atas. Terdapat cluster-cluster tersendiri yang memperjelas kelas-kelas tersebut. Begitu juga dari segi usia, apakah tersedia tempat-tempat "e;hang out"e; yang ideal bagi anak-anak, remaja, dewasa dan manula. Bagaimana pengembang bisa membuat ruang publik yang bersifat menjual. Sehingga penghuni yang terdiri dari berbagai kelas tersebut dapat mengikuti rancangan dari pengembang. Dan apakah ruang-ruang tersebut dapat digunakan dengan baik atau hanya sebagai pemanis belaka. ......Jakarta is getting crowded which means that there are more people needs home. It became the trigger for many developers to develop new area in Jakarta to be the new housing area. One of the most successful areas is Kelapa Gading Permai which located in north Jakarta. Former Kelapa Gading was swamp area but today Kelapa Gading is an urban neighborhood which lived by people from all around Indonesia. Kelapa Gading's development was started in 1976 by Summarecon Agung who has transformed Kelapa Gading into a luxurious housing area. Just like the others, it is necessary for Kelapa Gading to have a public space as an outdoor social activities area. But the matter is whether the area has been used properly or it just a symbol of wealthy people and decorative element. An ideal public space must have the sense of public ness for whole people who live nearby. Is the area provided in Kelapa Gading already enough for the inhabitants? Moreover, it comes from different class of citizens, from middle to upper (high) class, from children, teenager, adult and elderly. How the developer make that place commercially so that the inhabitants which came from different class can follow the design.
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2006
S48564
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Koosis, Paul
Cambridge, UK: Cambridge University Press , 1980
515.73 KOO i
Buku Teks  Universitas Indonesia Library
cover
Copson, E.T.
London: Cambridge University Press, 1968
516.37 COP m
Buku Teks  Universitas Indonesia Library
cover
Choquet, Gustave
New York: Academic Press, 1966
514 CHO t
Buku Teks SO  Universitas Indonesia Library
cover
Choquet, Gustave
New York: Academic Press, 1966
514 CHO t
Buku Teks SO  Universitas Indonesia Library
cover
Abstrak :
The notion of abgeles is known in a vector space equipped with an inner product,but not well estabilished in a vector space equipped only with a norm.....
ITJOSCI
Artikel Jurnal  Universitas Indonesia Library
cover
Lipschutz, Seymour, 1915-2003
New York: McGraw-Hill, 2012
514 LIP g
Buku Teks SO  Universitas Indonesia Library
cover
Maya Sita
Abstrak :
Pada ruang-ruang publik, banyak sekali terlihat contoh-contoh pemakaian ruang oleh orang yang tidak berhak. Aksi pemakaian tanpa hak yang legal ini merupakan suatu klaim terhadap ruang. Contoh paling nyata dari klaim ruang pada ruang publik adalah munculnya PKL. Keberadaan PKL selalu menjadi masalah kota karena sangat sulit untuk benar-benar ?membersihkan? suatu ruang publik dari PKL. PKL adalah pengguna ruang; ia memiliki keterikatan yang tinggi terhadap ruang yang diklaimnya; ia bergantung pada ruang itu. Karena itu, jikalaupun ia diusir, besar kemungkinan ia akan kembali lagi. Sulitnya pemberantasan klaim ruang oleh PKL menunjukkan pentingnya pembelajaran mengenai bagaimana mekanisme terjadinya klaim. Pertanyaan yang harus dijawab melalui penelitian ini adalah bagaimana terjadinya mekanisme klaim ruang yang didasari oleh ketidak sesuaian hak dengan penggunaan. Karena itu, penelitian dilakukan terhadap ruang dengan kekerapan akses yang tinggi yang dapat mengakibatkan ambigu pemahaman hak, yaitu pada kawasan rumah tinggal. Dalam penelitian ini, ruang studi adalah rusun Sukaramai Medan. Penelitian dilakukan dengan menggunakan metode kualitatif, yang meliputi tahapan participant observation, wawancara mendalam, dan analisis data. Observasi, wawancara, dan analisis dilakukan untuk memperoleh gambaran yang jelas mengenai mekanisme klaim berdasarkan informasi langsung dari pelaku klaim sendiri. Hasil dari observasi dan wawancara akan dianalisis untuk memperoleh temuan. Temuan-temuan ini kemudian akan dianalisis lagi untuk mencari kesesuaian dengan teori yang dapat menjelaskan fenomenon klaim ruang tersebut.
In public spaces, there are examples of spatial use without any consideration of appropriate right. This illegal using of space is a claim on space. The most obvious example of claim on space is the emergence of street vendors in public spaces. Street vendors are always a problem in a city because it is very difficult to control them, let alone to fight them. Street vendors are space user; they have great attachment to the space they use; they depend on the space. Therefore, even if they are driven away, there is great possibility that they would come back. The difficulty in fighting street vendors confirms the importance of researching mechanism of claim. The main question in this research is how a claim on space that is based on inappropriateness of spatial use happens. Therefore, this research examines space with high frequency of access that might cause ambiguity in understanding spatial rights. The kind of space that is most potential for that is residence area. In this research, the researched space is Rusun Sukaramai Medan. Research is carried out by using qualitative research, including participant observation, in-depth interview and data analysis. Observation, interview, and analysis are carried out in order to get clear description about claim mechanism based on information that comes from the people who do claim. The result from observation and from interview would be analyzed to find findings. These findings would be analyzed further by comparing it with the appropriate theories to explain this phenomenon of claim.
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2010
T26624
UI - Tesis Open  Universitas Indonesia Library
cover
Aubin, Jean-Pierre
New York: John Wiley & Sons, 1977
514.3 AUB a
Buku Teks  Universitas Indonesia Library
cover
Duren, Peter L.
New York : Academic Press, 1970
515.73 DUR t
Buku Teks  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7   >>