Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 22 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Yulianto Susilo
Abstrak :
ABSTRAK
Telah dilakukan penelitian untuk mendapatkan ligan yang selektif dan berikatan kuat dengan reseptor estrogen melalui pengujian afinitas ikatan senyawa estradiol-17β-hemisuksinat. Untuk meningkatkan status senyawa tersebut menjadi kandidat senyawa aktif obat kanker payudara perlu diketahui selektifitasnya terhadap reseptor estrogen dengan metode Scintillation Proximity Assay (SPA). Reagen primer yang diperlukan dalam metode SPA adalah radioligan dan reseptor, dan dilakukan penandaan estradiol-17β-hemisuksinat dengan 125I sebagai radioligan. Studi ikatan radioligan dilakukan terhadap reseptor estrogen meggunakan sel MCF7. Penandaan dilakukan secara tidak langsung dengan dua tahap. Pertama dilakukan aktivasi estradiol-17β-hemisuksinat menggunakan isobutilkloroformat dan tributilamin sebagai katalis, dan penandaan histamin dengan 125I menggunakan metode kloramin-T. Tahap kedua adalah konjugasi histamin bertanda 125I dengan estradiol-17β-hemisuksinat yang sudah diaktivasi. Estradiol-17β-hemisuksinat bertanda 125I dilakukan ekstraksi menggunakan toluen dan fase organik dimurnikan dengan sistem KLT. Rendemen pemurnian yang diperoleh sebesar 79,8% untuk ekstraksi pelarut dan 84,4% untuk sistem KLT dengan kemurnian radiokimia 97,8%. Penentuan afinitas ikatan dilakukan dengan metode SPA menggunakan sel MCF7 yang mengekspresikan reseptor estrogen, dan diperoleh Kd sebesar 7,192 x 10-3 nM dan ikatan maksimum sebesar 336,1 nM. Afinitas ikatan estradiol-17β-hemisuksinat yang diperoleh tinggi, ditunjukkan dengan nilai Kd yang rendah.
ABSTRACT
Research was carried out to get drugs that selective ligand and strongly bind estrogen receptors to determine the binding affinity to estradiol-17β-hemisuccinate. To improve the status of these compounds as a candidate for breast cancer active compound, selectivity of these compounds for estrogen receptor was studied using Scintillation Proximity Assay (SPA) method. Primary reagents required in the SPA method was radioligand and receptors, then performed with 125I labeling of estradiol-17β-hemisuccinate as a radioligand. Radioligand binding studies were performed on MCF7 cell for estrogen receptor. The labeling process was performed by indirect method via two-stage reaction. First activation of estradiol-17β-hemisuccinate using isobutylchloroformate and tributylamine as a catalist, and labeling of histamine was carried out by 125I using Chloramin-T method. The second stage was conjugation of activated estradiol-17β-hemisuccinate with 125I-histamine. The estradiol-17β-hemisuccinate labeled with 125I was extracted using toluene and organic phase was purified by TLC system. The obtained purification yield for the extraction solvent was 79.8% and for the TLC system was 84,4% with a radiochemical purity was 97.8%. Determination of binding affinity by the SPA method using MCF7 cell lines which express estrogen receptors, were Kd of 7.192 x 10-3 nM and maximum binding of 336.1 nM. Having obtained binding affinity of estradiol-17β-hemisuccinate was obtained high, indicated by a low Kd values.
2012
T31150
UI - Tesis Open  Universitas Indonesia Library
cover
Rizki Karunia Illahi
Abstrak :
ABSTRACT
Skripsi ini dibuat untuk membahas bagaimana motivasi pelanggan Taman Sari Royal Heritage Spa. Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif dengan teknik wawancara mendalam dan pengamatan. Hasil dari penelitian ini menunjukkan bahwa motivasi yang mendasari pelanggan Taman Sari Royal Heritage Spa melakukan perawatan ialah kebutuhan akan relaksasi dan penyegaran dari rutinitas sehari-hari, perawatan badan, menghargai tubuh, ingin tampil bugar, serta panjang umur dan awet muda. Motivasi tersebut dipengaruhi oleh latar belakang sosial dan budaya informan seperti keluarga, pendidikan, dan pekerjaan. Perawatan yang dilakukan mendapatkan dukungan dari pihak keluarga. Informan dengan pekerjaan padat termotivasi untuk relaksasi dan penyegaran dari rutinitas kesehariannya. Tingkat pendidikan yang relatif tinggi membuat adanya kesadaran untuk menjalani gaya hidup sehat agar selalu tampil bugar sekaligus penghargaan terhadap tubuh. Pekerjaan yang bersinggungan dengan publik membuat informan termotivasi selalu merawat badan untuk tetap tampil bersih, enak dilihat dan awet muda.
ABSTRACT
This thesis discuss customer s motivation of Taman Sari Royal Heritage Spa. This research use qualitative method through in depth interview and observation. The found of the research show that customer s motivation of Taman Sari Royal Heritage Spa is the needs of relaxation and refresh from daily routine, body treatment, self reward, desire to look fit and having a long life and stay young. These motivations are influenced by informan s social and cultural background such as family, education and occupation. Treatments activities are supported by the family. Informant with high pressures of work want to get relax and refresh from daily routine. Well educated informant aware to have healthy life style to always look fit. Occupation in public sector makes informant go to spa in order to good looking and stay young.
2016
S66808
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Williams, Anne
Abstrak :
The ability to deliver an exceptional and satisfying spa treatment is a special skill for which massage therapists are particularly well suited. Spa treatments today are multi-layered, multi-textured works of art that combine many elements of holistic practice. They are fun to deliver and offer the therapist a creative outlet. Knowledge of spa treatments not only allows massage therapists to offer their clients more options; it gives them a competitive advantage when seeking work in the spa industry. This textbook guides the massage therapist through each step of delivering a treatment—from a consideration of the indications and contraindications to scope of practice issues, the supplies needed, how to set up the room and practical tips on the specific steps involved. It also provides ideas for massage therapists on how to integrate massage techniques, spa products and enhancing accents, so you can create and deliver unique services. While wet-room equipment and techniques are discussed throughout the book, the focus is on the delivery of spa treatments in a dry-room setting. This approach allows for the use of spa services in a variety of settings such as a classroom, private practice, and massage clinic or day spa without the need for expensive wet-room equipment.
London: Lippincott Williams & Wilkins, 2007
615.822 WIL s
Buku Teks  Universitas Indonesia Library
cover
Cherisha Yusi Masita
Abstrak :
Pemandian khusus kaum adam atau yang lebih dikenal dengan nama spa pria, merupakan fenomena yang menjamur dalam masyarakat saat ini. Kehadiran spa ini diprakarsai oleh kemunculan pria metroseksual yang mempedulikan penampilan, seperti layaknya wanita. Gender yang sebelumnya dianggap hanya berupa pemisahan antara dua susunan utama, pria dan wanita, diperkaya dengan keberadaan kaum baru tersebut. Skripsi ini bertujuan untuk mengungkap bagaimana arsitektur dan gender berinteraksi dalam bangunan spa khusus pria, terutama ditinjau dari segi maskulinitas. Pengungkapan tersebut dilakukan dengan cara pendekatan terhadap ruang arsitektural, manusia berkaitan dengan pengalaman ruang, dan aktivitas di dalamnya. Hipotesis dari skripsi ini adalah ternyata paradigma pemisahan gender antara pria dan wanita masih tetap tercermin dalam bentuk arsitektural spa. Pria masih memegang superioritas dalam ruang, sedangkan wanita senantiasa menjadi obyek superioritas tersebut. ......The bathing for male, or well known as spa for male, is attractive phenomenon nowadays. This spa is motived by the new consumer role, metrosex male who likes to spend their day to take care of themselves in order to look fabolous and fashionable, just like a female. Gender, as well-known, is divided by two characteristics, male and female, and this metrosex male have varies the gender. The purpose of this writing is defining how architecture and gender related each other, specialy on masculinity. In order to observe that question, i'm using theory about architectural space, man and spatial experience. The paradigm of male-female separate sphere is still reflected in architectural spa design. While male are treated as superior in space, female remain as their object.
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2009
S51594
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
cover
New York: teNeues, 2005
R 729 SPA
Buku Referensi  Universitas Indonesia Library
cover
Castilo, Encarna
Faris: teNeues, 2005
725.5 SPA
Buku Teks SO  Universitas Indonesia Library
cover
Simanjuntak, Rut Kartika
Abstrak :
ABSTRAK
Jakarta merupakan salah satu kota metropolitan di Indonesia. Mobilitas masyarakat dan beragamnya aktivitas dapat mempengaruhi kinerja masyarakatnya. Lingkungan yang padat memicu rasa stress, jenuh, dan memperburuk kesehatan akibat kurangnya istirahat. Permasalahan ini tentu dapat memberi dampak negatif kepada penampilan, terutama wanita yang sangat memperhatikan penampilannya. Salah satu contoh dampak buruk lingkungannya adalah penuaan dini. Untuk mengantisipasi hal ini, banyak wanita yang mengunjungi SPA sebagai alternatif cepat dan mudah untuk membuat rileks. Hal yang membedakan ruang SPA dengan lingkungan kota dapat dilihat dari kenyamanan ruang. Penghadiran suasana ruang yang alami, penggunaan unsur air sebagai pemicu utama rasa rileks, bukaan untuk memberi visibilitas ke taman, memberi ruang masuk cahaya dan ventilasi. Kehadiran unsur air di dalam ruangan dapat dimanfaatkan sedemikian rupa untuk memberi kenyamanan kepada indera manusia. Lalu bagaimana pengaruh air terhadap kualitas ruang sebagai pemicu relaksasi kepada wanita sebagai pengunjungnya. Melalui topik ini akan ada penjelasan mengenai keterhubungan air terhadap ruang untuk memicu relaksasi.
ABSTRACT
Jakarta is one of metropolitan city in Indonesia. Human rsquo s mobility and their activity can impact their work performance. Stiff environment can trigger stress, boredom, and worsen their health due to lack of rest. This problem can also negatively affects woman rsquo s appearance. One of bad impact from the environment is premature aging. To anticipate this problem, women usually visits SPA as an instant and easy alternative to relax. What makes SPA rsquo s room different from city rsquo s environment is the ambience. The presence of natural environment, use of water to make women feel relaxed, openness to make visibility to the garden, and making a space for lighting or ventilation. How does water make an impact to improve relaxation for woman as the visitor There will be explanation about relation of water and its environment to improve relaxation process.
2018
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Abdul Haris
Abstrak :
Kerjasama keamanan Jepang dengan Uni Eropa (UE) yang telah berlangsung cukup lama, dinilai masih sangat minim dan terbatas. Namun, di masa pemerintahan Perdana Menteri Jepang Shinzo Abe terjadi perkembangan yang cukup signifikan. Ditandai dengan kerjasama keamanan kedua pihak yang terlibat dalam misi kontra pembajakan di Somalia dan pembuatan Perjanjian Kerjasama Strategis (Strategic Partnership Agreement, SPA) sebagai kerangka kerja yang mengikat dan berkekuatan hukum, menimbulkan optimisme Jepang-UE terhadap semakin eratnya kerjasama keamanan kedua belah pihak di masa yang akan datang. Pertanyaan dalam penelitian adalah: Faktor-faktor apa saja yang mempengaruhi Jepang di masa pemerintahan Perdana Menteri Shinzo Abe dalam melakukan kerjasama keamanannya dengan UE?. Penelitian ini menggunakan konsep dan teori adaptive foreign policy James N. Rosenau. Analisis dalam penelitian ini menemukan bahwa Jepang dalam melakukan kerjasama keamanannya dengan UE di masa pemerintahan Abe, dipengaruhi oleh perubahan yang terjadi di lingkungan internal dan eksternalnya. Faktor internalnya adalah kepemimpinan dari Shinzo Abe sebagai Perdana Menteri dan reformasi kebijakan pertahanan dan keamanan yang menginginkan Jepang lebih proaktif berkontribusi untuk perdamaian. Sedangkan faktor eksternalnya adalah terpilihnya Donald Trump sebagai Presiden AS dengan kebijakan-kebijakannya dan perkembangan dari peran UE sebagai aktor keamanan global. Penelitian ini menggunakan metode kualitatif melalui studi pustaka dan dokumen. Data bersumber dari pemerintah dan pernyataan yang diterbitkan dan jurnal, buku dan situs internet. ......Japanese security cooperation with the European Union (EU) that has been going on for quite a long time, but still considered very minimal and limited. However, during the reign of Japanese Prime Minister Shinzo Abe there was a significant development. Marked by the security cooperation of the two parties involved in the counter-piracy mission in Somalia and the creation of a Strategic Partnership Agreement (SPA) as a binding and legally enforceable framework, it has raised optimism between Japan and the EU in the increasingly tight cooperation between the two parties which will come. The questions in the study are: What factors influence Japan during the reign of Prime Minister Shinzo Abe in conducting security cooperation with the EU? This research uses James N. Rosenau's adaptive foreign policy concept and theory. The analysis in this study found that Japan in carrying out its security cooperation with the EU in Abe's reign, was influenced by changes that occurred in its internal and external environment. Its internal factor is the leadership of Shinzo Abe as Prime Minister and defense and security policy reforms who want Japan to be more proactive in contributing to peace. While the external factor is the election of Donald Trump as US President with his policies and the development of the EU's role as a global security actor. This study uses qualitative methods through literature and document studies. Data sourced from the government and published statements and journals, books and internet sites.
Jakarta: Sekolah Kajian Stratejik dan Global Universitas Indonesia, 2019
T51685
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Ahmad Rivai Febriantono
Abstrak :
Penelitian ini membahas dampak belanja Pemerintah pada infrastruktur perkeretaaapian pada periode 2009-2012 khususnya sektor konstruksi-perkeretaapian terhadap PDB (output), faktor produksi, rumah tangga, dan sektor produksi. Penelitian ini menggunakan analisis social accounting matrix dengan pendekatan alat analisis accounting multiplier dan analisis jalur struktural. Penelitian dimulai dengan mendisagregasi sektor konstruksi menjadi konstruksi perkeretaapian dan konstruksi bukan perkeretaapian. Hasil perhitungan menunjukkan bahwa dampak belanja infrastruktur atau konstruksi perkeretaaapian memberikan peningkatan pada PDB, faktor produksi, rumah-tangga dan sektor produksi lain. Analisis jalur struktural menunjukkan bahwa rumah-tangga penerima efek pengganda terbesar adalah golongan atas di kota. Sedangkan penerima efek pengganda terkecil adalah buruh tani yang menerima pengaruh hanya dari Tenaga Produksi, Operator Alat Angkutan, Manual dan Buruh Kasar di desa. ......This study discusses the impact of government spending on railways infrastructure in the period 2009-2012, especially the railways construction sector to GDP (output), the factors of production, households, and the production sector. This study uses the output multiplier and structural path analysis within SAM method. The study began with the construction sector disaggregation into the railways construction and non-railway construction. The results show that the impact of railways infrastructure or construction expenditures provides an increase in GDP, use of production factors, households income, and ouput of other production sectors. SPA performed indicates that the highest multiplier effect to household is the high class in town. The lowest one is agricultural laborers who receive the influence from the use of Production Workers, Transport Operators, Manual and Unskilled Workers in the village.
Depok: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 2014
T42256
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Bernadetta Pravita Wahyuningtyas
Abstrak :
Tesis ini menelaah tentang para wanita karier yang menggunakan kebiasaannya dalam merawat tubuh melalui rutinitas berSPA, yang bertujuan untuk mengatasi dominasi patriarki. Tesis ini menggunakan beberapa konsep, Pertama, muted group theory, yang menyatakan bahwa wanita adalah pihak yang terbungkam; sehingga untuk keluar dari kondisi tersebut, wanita harus melakukan transformasi diri. Transformasi tersebut selaras dengan konsep kedua, yaitu feminis eksistensialis. Dalam feminis eksistensialis, transformasi diartikan sebagai perubahan sosok wanita dari liyan menjadi diri, dari obyek menjadi subyek. Dalam feminis eksistensialis, transformasi dapat diraih selain dengan cara bekerja di luar wilayah domestik, tapi juga ditunjang oleh penampilan yang baik melalui perawatan tubuh yang paripurna di SPA (Sanus Per Aquam), perawatan tubuh secara menyeluruh. Kebiasaan para wanita dalam merawat tubuh didapat melalui sosialisasi nilai-nilai yang diintervensikan pada diri seseorang sejak mereka kanak-kanak. Sosialisasi ini berhubungan dengan konsep ketiga yang dipakai, yaitu habitus. Intervensi atas kovensi-konvesi yang ada di lingkungan sosial seseorang, akan menjadi habitusnya. Dalam penelitian ini, meski sosialisasi tentang posisi pria masih dianggap berada di atas wanita, namun wanita secara sadar menggunakan perawatan tubuh di SPA untuk mematahkan dominasi patriarki tersebut secara perlahan dan tidak disadari, bahkan oleh diri wanita sendiri, melalui penampilan mereka yang paripurna terejawantahkan. Sebab dengan penampilan yang paripurna, wanita dapat menyatakan eksistensinya pada setiap hal dimana mereka berada dan berkarya. SPA kemudian menjadi arena resistensi bagi wanita terhadap dominasi patriarki yang telah menekan wanita selama mereka hidup. ......This thesis reviews how carrier women overcome patriarch domination by their habit of how they treat their body in a SPA Routine activity. The thesis based in a few concepts. First, the mutedgroup theory, that concerning of how females are in the position of mute; so as to get out from the condition above, a female must transform herself. The transformation must cope with the second concept about to apply, a concept of feminist existentialist, where transformations took her from common to “individual me”. In feminist existentialisty the achievement of transformation itself is not by applying inside a domestic space alone, but appearance as well thru a physical treatment, as a plenary transformation. A transformations manifest by SPA (Sanus Per Aquam) holistical treatment. The physical treatment itself is conceming a social value, integrated early in the young of age. These are coping with the third concept, Habitnes. Compartment interventions thru stable society or social settlement sometime determine individual’s habitues. Jn this research, gender superiority dominated by men is still concluded, and somehow physical treatments are taking superiority issues aside. In the end, patriarch dominations are resistible and solemnly fades, in the way they iive side by side with males in the world of men and excel them. Since SPA is a way to re-exist females, SPA became female’s arena to re-exist their existence in the world of patriarch domination which pressing them for as long as they shall live.
Depok: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2008
T25751
UI - Tesis Open  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3   >>