Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 34 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Ariseno
Abstrak :
Masalah gizi di Indonesia masih menjadi masalah utama yang menghambat laju pembangunan nasional dan pencapaian target Millenium Development Goals (MDGs). Masalah gizi adalah masalah yang kompleks dan memiliki dimensi yang luas karena penyebabnya multifaktor. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan antara faktor sosiodemografi dengan status gizi pada anak usia lima sampai tujuh tahun. Penelitian ini adalah penelitian observasional-analitik menggunakan data sekunder dari penelitian utama mengenai pengaruh susu pertumbuhan terhadap efisiensi, onset dan kualitas tidur, serta konsolidasi memori dan kewaspadaan. Hasil penelitian menunjukkan bahwa prevalensi gizi kurang adalah 15,6% sedangkan prevalensi pendek adalah 11,5%. Karakteristik anak berdasarkan faktor sosiodemografi adalah sebagai berikut: 56,6% berusia 5-6 tahun; 51,6% adalah perempuan; 50,8% memiliki ayah dengan pekerjaan formal; 95,9% memiliki ibu dengan pekerjaan informal; 65,6% memiliki ayah dengan pendidikan menengah-tinggi; 50,8% memiliki ibu dengan pendidikan rendah; 58,2% berada di bawah garis kemiskinan; 58,2% tergolong keluarga kecil; dan 61,5% adalah bukan anak pertama. Dari uji hipotesis Fisher, diketahui bahwa terdapat hubungan bermakna antara status ekonomi dengan indeks TB/U (p=0,041). Sementara itu, tidak terdapat hubungan bermakna antara usia, jenis kelamin, pekerjaan orang tua, pendidikan orang tua, besar keluarga, dan urutan anak dengan status gizi (p>0,05). ......Nutritional problem in Indonesia remained a major problem which inhibited the pace of national development and the achievement of the Millennium Development Goals (MDGs). Nutritional problem was a complex issue and had a broad dimension due to its multifactorial causes. This study was determined to confirm the association between sociodemographic factors and nutritional status in children aged five to seven. This study was an analytical-observational using secondary data from a primary research which studied the effect of growing up milk on sleep efficiency, onset, and quality, as well as on memory consolidation and alertness. Prevalence of underweight was 15,6% and stunted was 11,5%. Characteristics of subjects by sociodemographic factors were as follows: 56,6% aged 5-6 years old; 51,6% were female; 50,8% had father with formal job; 95.9% had mother with informal jobs; 65.6% had father with intermediate-high education; 50.8% had mother with low education; 58.2% were below the poverty line; 58, 2% classified as small family, and 61.5% were not the first child. By performing Fisher test: there was significant association between economic status and H/A index (p=0,041). There were no significant association between age, gender, parent?s occupation, parent?s educational level, family size, and birth order and nutritional status (p>0,05).
Jakarta: Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, 2013
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Akhdes Indra Objektivitas Wau
Abstrak :
Gangguan tidur pada anak dapat menyebabkan gangguan perilaku, emosional, kognitif dan sosial. Gangguan tidur dipengaruhi berbagai faktor terkait anak dan lingkungannya. Namun sampai saat ini tidak banyak penelitian tentang gangguan tidur pada anak di Indonesia. Tujuan penelitian ini yakni untuk mengetahui hubungan gangguan tidur pada anak usia lima sampai tujuh tahun dengan faktor sosiodemografi termasuk jenis kelamin, urutan lahir anak, jumlah anak, tingkat pendidikan orangtua, dan status ekonomi keluarga. Penelitian ini dilakukan dengan desain potong lintang dengan menggunakan data sekunder dari penelitian pada 120 orang anak usia lima sampai tujuh tahun di Posyandu Kelurahan Kampung Melayu tahun 2012. Penilaian gangguan tidur pada anak dilakukan dengan menggunakan kuesioner Sleep Disorder Scale for Children dengan cut off point 39. Hasil penelitian menunjukkan prevalensi anak dengan gangguan tidur yakni 24,2%. Melalui uji statistik non parametrik chi square pada SPSS 16.00 tidak didapatkan hubungan yang bermakna secara statistik antara gangguan tidur dengan faktor sosiodemografi anak (p>0,05). Disimpulkan bahwa tidak ada hubungan antara faktor sosiodemografi dengan gangguan tidur pada anak usia lima sampai tujuh tahun. ......Sleep disturbance in children is can cause behavior, emotional, cognitive and social problem. Sleep disturbance influenced by factors associated with child and the environment. However, the study about child sleep disturbance in Indonesia is limited until now. This research aims to find the relation between sleep disturbance in children aged five to seven with sociodemographic factors included gender, born-ordered child, number of child in family, parents education level, and economic status. This study uses cross sectional design to analyze secondary data from primary research in 120 children aged five to seven in Posyandu Kelurahan Kampung Melayu on 2012. Sleep Disordes Scale for Children with total score 39 as cut off point used to classify sleep disturbance. Prevalence of sleep disturbance is 24,2%. Using the non parametric chi square analysis in SPSS16.00, the result shows no statistically significant relation between sleep disturbance and sociodemographic in children (p>0,05). In conclusion, sociodemographic factors unrelated with sleep disturbance in children aged five to seven.
Jakarta: Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, 2013
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Ary Hartono
Abstrak :
ABSTRAK
Berdasarkan kajian data profil kesehatan Kabupaten Purwakarta Tahun 2006. menunjukan adanya data cakupan keluarga sehat masih rendah dengan fenomena perilaku masyarakat yang tidak sehat. Rendahnya cakupan keluarga sehat di Kabupaten Purwakarta.diperkirakan akibat dari belum optimalnya Program PHBS. Berdasarkan hasil identifikasi masalah dapat disimpulkan belum optimalnya Program PHBS berkorelasi dengan faktor sosiodemografi keluarga faktor internal seperti pengetahuan dan sikap keluarga, serta faktor ekstemal seperti kontak media dan ketersediaan sarana PHBS. Berdasarkan hasil identifikasi dapat dirumuskan hipotesis penelitian. yaitu Adanya hubungan antara faktor sosiodemografi dengan praktek PHBS, adanya hubungan antara factor internal dengan PHBS dan adnya hubungan antara factor eksternal dengan praktek PHBS. Untuk membuktikan hipotesis tersebut diperlukan data dan informasi tentang pelaksanaan program PHBS di Kabupaten Purwakarta melalui penelitian. Metode penelitian yang digunakan Survei Cepat dengan jenis penelitian potong lintang (Cross Sectional), dimana variabel bebas dan variabel terikat dikumpulkan dalam waktu yang bersamaan. Sebagai populasi adalah seluruh keluarga sejumlah 5989 kepala keluarga dengan jumlah sample 300 responden (KK). Tujuan Umum dari penelitian ini untuk mengungkap dan menganalisa hubungan antara faktor sosiodemografi , faktor internal dan faktor eksternal dengan praktek PHBS di daerah industri Kabupaten Purwakarta. Tujuan Khusus hasil analisis hubungan antara faktor sosiodemografi ? faktor internal dan faktor eksternal dengan praktek PHBS ini guna dijadikan pertimbangan Dinas Kesehatan Kabupaten Purwakarta dalam menyusun intervensi Program PHBS.Hasil penelitian dengan analisis regresi logistik menunjukan bahwa: Yang berhubungan dengan praktek PHBS, yaitu faktor sosiodemografi adalah jumlah anak dan tingkat pendldikan sedangkan faktor internal adalah pengetahuan dan sikap. Dapat dlsimpulkan bahwa. jumlah anak, umur responden, tingkat pendidikan , tingkat pengetahuan dan sikap berhubungan dengan praktek PHBS. Variabel-variabel tersebut merupakan faktor penentu penyebab adanya cakupan keluarga sehat di daerah industri Kabupaten Purwakarta. Disarankan kepada Dinas Kesehatan dalam meningkatkan praktek PHBS keluarga diperlukan intervensi lebih intensif pada faktor-faktor yang berhubungan.
2007
T20916
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Zakiyyah Ahsanti Ruhiyati
Abstrak :
Antenatal Care adalah pelayanan kesehatan untuk memantau kesehatan ibu dan janin selama masa kehamilan. Rendahnya pemanfaatan ANC dapat meningkatkan AKI dan AKB. Penelitian bertujuan melihat sosiodemografi dan tingkat pengetahuan ibu hamil yang melakukan kunjungan ANC. Desain penelitian ini adalah deskriptif kategorik. Pengambilan data dilakukan menggunakan kuesioner dan teknik convinience sampling dengan sampel 100 responden. Hasil penelitian menunjukan, ibu hamil dengan frekuensi kunjungan ANC maksmimal 18 kali. Sosiodemografi ibu menunjukan mayoritas usia produktif, dengan tingkat pendidikan tinggi 79%, sebanyak 69% multipara. Ibu hamil memiliki tingkat keyakinan rendah sebanyak 84%, partisipasi sosial rendah sebesar 69%. Sebanyak 58% mendapat dukungan dan 77% memiliki pengetahuan baik tentang ANC. Upaya pemerintah perlu ditingkatkan dalam mempromosikan pelayanan ANC, khususnya untuk ibu hamil dengan akses yang sulit. ...... Antenatal Care is a health care services to monitor the health of the mother and fetus during pregnancy. The low utilization of ANC can improve MMR and IMR. The research aims to look at the knowledge level sociodemographic and pregnant women who had ANC visits. The study design was a descriptive categorical. Data were collected using questionnaires and convinience sampling technique with a sample of 100 respondents. The results showed that pregnant women with a frequency of ANC visits maksmimal 18 times. Maternal sociodemographic shows the majority of productive age, with a higher education level 79%, 69% multiparous. Pregnant women have a low level of beliefs as much as 84%, low social participation by 69%. A total of 58% support and 77% had a good knowledge of the ANC. Government efforts need to be improved in promoting ANC, especially for pregnant women with difficult access.
Depok: Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia, 2013
S47162
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Dina Frihatiwi Hutami
Abstrak :
ABSTRACT
Latar belakang Penelitian ini bertujuan untuk memeriksa status gingivitis dari anak-anak sekolah berusia 12 tahun yang tinggal di Jakarta dan faktor-faktor yang mempengaruhi status gingivitis mereka. Metode Ini adalah studi cross sectional. Anak-anak sekolah usia 12 tahun yang tinggal di Jakarta direkrut melalui probabilitas klaster multistage yang proporsional dengan ukuran random sampling dan 24 dari 1346 SMP negeri dan swasta di Jakarta dilibatkan dalam penelitian ini. Status gingivitis dicatat menggunakan indeks CPI berdasarkan standar Organisasi Kesehatan Dunia. Kuesioner yang diisi sendiri diberikan kepada orang tua untuk mengumpulkan informasi tentang latar belakang dan perilaku yang berhubungan dengan kesehatan mulut anak-anak mereka. Hasil 481 anak berpartisipasi dalam penelitian dan hanya tiga anak yang memiliki gusi sehat tanpa gusi berdarah dan tidak ada kalkulus. Prevalensi gusi berdarah adalah 99,4, dan prevalensi kalkulus adalah 83,8. Status gingivitis tidak berhubungan secara signifikan dengan kebiasaan menyikat gigi dan kehadiran gigi. Kesimpulan Kondisi gingivitis dari sebagian besar anak-anak sekolah berusia 12 tahun yang tinggal di Jakarta adalah miskin. Oleh karena itu, strategi untuk mempromosikan kesehatan mulut dan mencegah penyakit gingivitis sangat diperlukan.
ABSTRACT
Background This study aims to examine the gingivitis status of 12 year old school children living in Jakarta and the factors affecting their gingivitis status. Methods This was a cross sectional study. 12 year old school children living in Jakarta were recruited through a multistage cluster probability proportional to size random sampling and 24 from 1346 public and private Junior High Schools in Jakarta were included in the study. Gingivitis status was recorded using the CPI index based on the World Health Organization standards. A self completed questionnaire was given to the parents to collect information on the background and oral health related behaviors of their children. Results 481 children participated the study and only three childs who had healthy gums no bleeding gums and no calculus . The prevalence of bleeding gums was 99,4 , and the prevalence of calculus was 83,8 . Gingivitis status was not significantly related to tooth brushing habit and dental attendance. Conclusion The gingivitis condition of most of the 12 year old school children living in Jakarta was poor. Therefore, strategies to promote oral health and prevent gingivitis disease is urgently required.
2016
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
cover
cover
Darayani Madarina
Abstrak :
ABSTRAK
Penyakit diare merupakan salah satu penyebab utama kesakitan dan kematian. Di Indonesia mulai dari tahun 2000 hingga 2010 IR (Insiden Rate) untuk penyakit Diare terus meningkat, bahkan pada tahun 2009 dan 2010 terjadi KLB diare di 24 kecamatan pada tahun 2009 dan 33 kecamatan pada tahun 2010. Penelitian ini menggunakan studi korelasi dan menggunakan data sekunder yang dilaksankan pada bulan Februari hingga Mei 2016 berlokasi di Wilayah DKI Jakarta. Variabel yang digunakan adalah faktor sosiodemografi (kepadatan penduduk, jenis kelamin, orang yang bekerja, pendidikan rendah dan public health center) dan faktor lingkungan (produksi sampah). Hasil analisis bivariat dengan regresi linear sederhana menunjukkan bahwa variabel yang secara signifikan terhadap prevalensi kejadian diare adalah kepadatan penduduk dengan diare (p = 0,001; r = 0,496) , rasio jenis kelamin dengan diare (p = 0,002; r = 0,463) rasio puskesmas (p = 0,011; r = 0,378). Hasil analisis multivariate dengan regresi linear ganda menunjukkan bahwa ketiga variabel tersebut memiliki pengaruh yang signifikan terhadap prevalensi kejadian diare.
ABSTRACT
Diarrhea is still one of the main cause of pain and death. In Indonesia started to from 2000 until 2010 IR (incident rate) to diarrhea to increase even in 2009 and 2010 outbreaks of diarrhea in 24 districts in 2009 and 33 districts in 2010. This study is a correlation study using secondary data was carried out in February to May 2016 and are located in Jakarta. Values is a factor socio-demography ( population density, sex, one who works, low education and public health center ) and factors environment (production garbage). The result of the bivariate analysis with simple linear regression show that variables which significantly affect the prevalence diarrhea is population density (p = 0,001; r = 0,496), sex ratio ((p = 0,002; r = 0,463) and public health center ratio( p = 0,011; r = 0,378). The result of multivariate analysis using multiple linear regression showed that three variable of them significantly affect the prevalence diarrhea.
Universitas Indonesia, 2016
S62825
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Vella Ovelia
Abstrak :
Kejadian HIV pada populasi menyuntik narkoba cukup tinggi yaitu lebih dari 40% dari kasus baru yang ada. Di Indonesia, kejadian HIV berkisar antara 50%-90% pada penasun. Tujuan dari penelitian ini adalah mengetahui hubungan antara faktor sosiodemografi dan perilaku menyuntik dengan status HIV pada Pengguna NAPZA suntik di 4 kota di Indoneisa (Yogyakarta, Tangerang, Pontianak, Makassar tahun 2013. Desain penelitian adalah cross sectional menggunakan data Survei Terpadu Biologis Perilaku 2013. Sampel dalam penelitian ini adalah penasun pria atau wanita berumur 15 tahun atau lebih yang tinggal di Kota lokasi survey dan menyuntik NAPZA selama satu bulan terakhir. Hasil penelitian diperoleh penasun dengan status HIV (+) sebesar 61,35%. Adapun variabel yang bermakna secara statistik yaitu usia (PR: 0,662; 95%CI: 0,519?0,844), lama menggunakan NAPZA suntik (PR: 1,844; 95%CI: 1,485?2,289) hubungan seksual (PR: 1,882; 95%CI: 1,271?2,788), akses pelayanan kesehatan (PR: 1,285; 95%CI: 1,048?1,576) dan akses LASS (PR: 0,811; 95%CI: 0,674?0,977). Oleh karena itu, perlu dilakukan pencegahan perilaku berisiko pada usia reproduktif dan memperluas akses pelayanan kesehatan dan layanan alat suntik steril. ......HIV incidence in the population inject drugs is quite high at more than 40% of new cases are there. In Indonesia, HIV incidence ranges from 50% -90% in IDUs. The purpose of this study was to determine the relationship between the sociodemographic and behavioral factors injected with HIV status on injecting drug users in four cities in Indonesia (Yogyakarta, Tangerang, Pontianak, Makassar in 2013. The study design was cross sectional using data from Survei Terpadu Biologis dan Perilaku (STBP) 2013. Samples IDUs in this study were male or female aged 15 years or older who live in the city survey locations and injecting drugs during the last month. The results obtained IDUs with HIV status (+) amounted to 61.35%. The variables are statistically significant age (PR: 0.662; 95% CI: 0.519 to 0.844), duration of injecting drug use (PR: 1.844; 95% CI: 1.485 to 2.289) sexual relations (PR: 1.882; 95% CI: 1.271 to 2.788), access to services health (PR: 1.285; 95% CI: 1.048 to 1.576) and access LASS (PR: 0.811; 95% CI: 0.674 to 0.977). Therefore, there should be the prevention of risk behavior of reproductive age and expand access to health care and services sterile syringe.
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2016
S65164
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Muhammad Rayyan Faher Shahab
Abstrak :
Pendahuluan: Rotavirus merupakan virus dengan tingkat penularan tinggi pada anak di bawah usia 5 tahun yang dapat dicegah dengan vaksinasi. Penelitian ini merupakan penelitian pertama di Indonesia yang bertujuan mengevaluasi penerimaan orangtua terhadap vaksinasi rotavirus bagi anak berusia di bawah 5 tahun. Metode: Sampel penelitian merupakan orangtua yang dipilih secara consecutive sampling. Perhitungan jumlah sampel menggunakan rumus sampel tunggal. Kriteria inklusi adalah orangtua yang memiliki anak berusia di bawah 5 tahun serta mengisi kuesioner dengan lengkap. Kriteria eksklusi adalah orangtua yang tidak mengisi kuesioner dengan lengkap atau mengundurkan diri dari penelitian. Data ditabulasi berdasarkan usia, pendidikan, pekerjaan, penghasilan, pengetahuan, sikap, dan perilaku terhadap rotavirus, serta sikap terhadap vaksinasi. Uji yang digunakan adalah metode uji Chi-square untuk mengetahui hubungan dari faktor tersebut dengan penerimaan terhadap vaksinasi rotavirus. Hasil: Dari 108 responden, 13 (12%) menolak pemberian vaksinasi rotavirus bagi anak mereka. Didapatkan hubungan yang signifikan antara sikap orangtua terhadap vaksinasi dengan penerimaan orangtua terhadap vaksinasi rotavirus (p = 0,000). Tidak terdapat hubungan yang signifikan antara usia (p = 0,375), pendidikan (p = 0,636), pekerjaan (p = 0,500), penghasilan (p = 0,290), pengetahuan (p = 1,000), sikap (p = 0,689), dan perilaku terhadap rotavirus (p = 0,592) dengan penerimaan vaksinasi rotavirus. Kesimpulan: Sikap orangtua yang positif terhadap vaksinasi berhubungan secara signifikan dengan penerimaan vaksinasi rotavirus. ......Introduction: Rotavirus is a highly spread virus in children under 5 years old that could be prevented by vaccination. This study was the first performed in Indonesia to evaluates the parents’ acceptance towards rotavirus vaccination. Methods: The samples of this study are parents who were chosen by consecutive sampling. The inclusion criterias are the parents who have children under 5 years old and have completed the questionnaire. The exclusion criterias are parents who did not fill all the questions or those who resigned from the study. Data are tabulated based on age, education, occupation, income, knowledge, attitude, and behavior towards rotavirus, and attitude towards vaccination. Method used in this study to analyze the data is Chi-square test to find correlation between those factors with rotavirus vaccination acceptance. Results: Of the 108 respondents, 13(12%) rejected the acceptance towards rotavirus vaccination. There was a significant correlation between parental attitude towards vaccination with rotavirus vaccination acceptance (p = 0,000). There were no significant correlation between parental age (p = 0,375), education (p = 0,636), occupation (p = 0,500), income (p = 0,290), knowledge (p = 1,000), attitude (p = 0,689), and behavior (p = 0,592) toward rotavirus with rotavirus vaccination acceptance. Conclusion: Parental positive attitude toward vaccination showed significant correlation with rotavirus vaccination acceptance.
Jakarta: Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, 2020
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4   >>