Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 8 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Abstrak :
Pesantren as a social-religious-institution has played a significant role in the dynamic of Indonesia nation. The role of the pesantren is not only concerned with educational and social-religious aspects but also broader, namely social transformation. In developing pluralism awareness in multicultural era, the pesantren has the important role. At the pesantren, there are many values that can be applied to meet the challenge. The existence of the pesantren, nowadays, is closely related to social affairs. Thus, to optimize this role, it is necessary to make a serious, systematic and sustainable effort because not all of the pesantren has the urge to do it.
EDJPPAK
Artikel Jurnal  Universitas Indonesia Library
cover
Abstrak :
Pesantren as a social-religious-institution has played a significant role in the dynamic of Indonesia nation. The role of the pesantren is not only concerned with educational and social-religious aspects but also broader, namely social transformation. In developing pluralism awareness in multicultural era, the pesantren has the important role. At the pesantren, there are many values that can be applied to meet the challenge. The existence of the pesantren, nowadays, is closely related to social affairs. Thus, to optimize this role, it is necessary to make a serious, systematic and sustainable effort because not all of the pesantren has the urge to do it.
EDJPPAK
Artikel Jurnal  Universitas Indonesia Library
cover
Horstmann, Alexander
Abstrak :
Walau merupakan kajian yang relatif baru, para ahli antropologi semakin menyadari bahwa perbatasan merupakan laboratorium perubahan sosial dan kebudayaan yang penting. Tidak ada kawasan lain tempat berlangsungnya kontradiksi yang tajam dalam hal representasi komuniti lokal. Seperti di kawasan perbatasanlah ditemukan kelompok-kelompok minoritas. Para ahli antropologi yang mempelajari perbatasan, termasuk di Borneo dan Laut Sulu, sangat menaruh perhatian pada proses inkorporasi komuniti-komuniti perbatasan itu kedalam negara-bangsa, dan masyarakat-global. Tulisan ini bermaksud mendiskusikan sebuah konsep yang koheren tentang batas dan daerah perbatasan, serta mengidentifikasi pertanyaan-pertanyaan penelitian dan agenda studi perbatasan di masa depan. Penulis mengemukakan sebuah argumentasi bahwa masa depan dari studi perbatasan bertumpu pada kajian tentang sejarah komuniti-komuniti yang terpinggirkan, misalnya masyarakat Iban, Bugis, dan Orang Laut. Diulas pula cara komuniti-komuniti perbatasan itu memberikan makna dan bentuk pada transformasi ruang di kawasan perbatasan. Dimensi kesejarahan dan sejarah lisan perlu pula memperoleh perhatian dalam studi komuniti-komuniti perbatasan.
[Place of publication not identified]: [Publisher not identified], 2002
AJ-Pdf
Artikel Jurnal  Universitas Indonesia Library
cover
Muhamad Fuad
Abstrak :
Pembahasan Filsafat Pendidikan Paulo Freire dalam tesis ini merupakan suatu usaha untuk menganalisa secara filosofis terhadap konsep pendidikan Paulo Freire yang berangkat dari asumsi bahwa pendidikan adalah proses pembebasan dari sistem yang menindas. Konsekuensinya, pendidikan tidak pernah terbebas dari kepentingan politik pihak yang berkuasa dalam sebuah rezim. Pendidikan merupakan suatu sarana untuk memproduksi kesadaran dalam rangka mengembalikan sifat kemanusiaan setelah terjadinya proses dehumanisasi. Dalam kerangka ini pendidikan harus memiliki kepekaan terhadap persoalan ketidakadilan sosial dan harus mendudukkan peserta didik sebagai subyek dari segala kegiatan pendidikan. Karena itu kesadaran kritis sangat diperlukan wujudnya pada kepribadian peserta didik. Paulo Freire membangun kerangka konsep pendidikan itu dengan tumpuan pada pandangan dasarnya tentang manusia dengan menggunakan asumsi dasar bahwa: kenyataan yang dialami oleh manusia merupakan sebuah proses. Proses ini merupakan "proses menjadi" yang dipahami melalui hubungan antara manusia dengan dunia, manusia selalu terarah kepada suatu perubahan dunia, eksistensi manusia adalah sebuah tugas praksis, manusia disituasikan dalam sejarah yang tidak selesai, manusia mempunyai panggilan hidup yang bersifat ontologis; yaitu menjadi subyek dan "memberi nama dunia", hubungan antara manusia dengan dunia memperlihatkan adanya problema "dunia tema dan dunia batas" dan menjadi ada berarti bertindak politik untuk humanisasi. Kemudian dalam rangka mengukuhkan filsafat pendidikannya, Paulo Freire memberikan kerangka pikir sistematis tentang metode mengetahui realitas, yaitu: berpikir dan mengetahui tidak tergantung dari sejarah dan kebudayaan, subyektivitas dan objektivitas tidak dibedakan dalam tindakan mengetahui yang sejati, kesadaran kaum tertindas merupakan bagian dari epestemologi sejarah, kesadaran manusia harus berkembang dari kesadaran magis menuju ke kesadaran kritis yang bersifat intensional, mengetahui itu berarti melakukan tindakan politik untuk sebuah proses humanisasi dan memerlukan kesadaran transitif yang dapat dikembangkan melalui sebuah proses yang disebut konsientisasi. Dalam filsafat pendidikannya, Paulo Freire juga menekankan pentingnya pendidikan yang dialogis sebagai manifestasi dari pendidikan hadap masalah yang menekankan problema-problema aktual melalui kegiatan yang disebutnya dengan: kodifikasi dan dekodifikasi, diskusi kultural dan aksi kultural. Dengan demikian pendidikan gaya bank harus ditinggalkan dan dihilangkan sama sekali sejalan dengan munculnya pendidikan sebagai proses pembebasan. Selanjutnya, Paulo Freire melanjutkan proses pendidikan seperti di atas dengan mengalihkan semua cara dan aktifitas yang bemada dehumanisasi kepada cara dan aktifitas yang bemada penuh kepada proses humanisasi. Ini berarti Paulo Freire telah menjadikan pendidikan sebagai sebuah proses transpormasi sosial menuju kepada perubahan ke arah kemajuan yang ditandai dengan adanya peralihan situasi dari: teologi tradisional menuju teologi pembebasan, proses anti dialog menuju proses dialog, masyarakat tertutup menjadi masyarakat terbuka, invasi kultural menjadi aksi kultural dialogis, masifikasi menuju konsientisasi, pendidikan gaya bank menuju pendidikan hapad masalah dan masyarakat buta huruf menuju "masyarakat melek huruf". Akhirnya tak dapat dipungkiri bahwa pendidikan harus selalu diarahkan kepada tindakan yang direfleksikan bersama melalui sebuah daur dalam bentuk: aksi - refleksi dan kemudian refleksi - aksi. Inilah tindakan praksis yang tetap berjalan terus menerus. Karena itu, pendidikan menjadi daur berpikir dan bertindak secara terus menerus sepanjang hasrat melekat dalam badan manusia.
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan dan Budaya Universitas Indonesia, 2003
T12565
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Rengga Akbar Munggaran
Abstrak :
Penelitian ini memposisikan diri sebagai isu kajian sosiologis yang berupaya menguraikan perpektif Kosmopolitanisme dalam pertemuan pariwisata kumuh Jakarta Hidden Tour. Dengan kajian teoritis kosmopolitanisme kritis Delanty (2006), kosmopolitanisme dipahami bukan sebagai teori semata, sosiologi kosmopolitan kritis memiliki tugas yang sangat spesifik yakni memahami transformasi sosial dengan mengidentifikasi realitas sosial baru atau yang muncul terutama menyangkut tiga dimensi utama kosmopolitanisme kritis diantarannya: 1). Tingkat historis modernitas, 2). Tingkat Makro 3). Tingkat Mikro. Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif dengan metode studi kasus, dan data dianalisis dengan menggunakan model interaktif Miles dan Huberman. Hasil penelitian menunjukkan bahwa perspektif Kosmopolitianisme kritis Jakarta Hidden Tour sebuah rekonstruksi pemikiran dimana menciptakan praktik slum tourism sebagai jembatan penghubung mempertemukan penduduk lokal dan wisatawan, untuk menghasilkan pandangan modernitas lintas kultural untuk memprioritaskan kebaikan bersama. Kemudian Pemberdayaan Masyarakat dengan solidaritas global untuk mencapai perubahan lokal, serta keterlibatan menunut keadilan sosial masyarakat kumuh. Oleh karena itu, studi ini menjadi gambaran tentang perspektif kosmopolitanisme kritis yang memahami bentuk-bentuk budaya yang muncul dalam pertemuan pariwisata kumuh dengan mengidentifikasi realitas sosial baru atau yang muncul. ......This research positions itself as a sociological study issue that seeks to describe the cosmopolitanism perspective in the slum tourism encounter of Jakarta Hidden Tour. With Delanty's (2006) critical cosmopolitanism theoretical study, cosmopolitanism is understood not as a mere theory, critical cosmopolitan sociology has a very specific task, namely understanding social transformation by identifying new or emerging social realities, especially concerning the three main dimensions of critical cosmopolitanism, including: 1). The historical level of modernity, 2). Macro Level 3). Micro Level. This study used a qualitative approach with a case study method, and data were analyzed using the interactive model of Miles and Huberman. The results show that the perspective of critical cosmopolitianism in Jakarta Hidden Tour is a thought reconstruction where the practice of slum tourism is created as a connecting bridge between local residents and tourists, to produce a cross-cultural view of modernity to prioritize the common good. Then Community Empowerment with global solidarity to achieve local change, as well as involvement in seeking social justice for the slum communities. Therefore, this study becomes a description of the perspective of critical cosmopolitanism that understands the cultural forms that emerge in slum tourism encounters by identifying new or emerging social realities.
Depok: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2021
T-pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Ade Solihat
Abstrak :
Disertasi ini membahas tindakan migrasi dan presentasi identitas tiga kelompok Turki yang beraktivitas transnasional, yaitu kelompok Gulen, kelompok Suleymaniyah, dan kelompok Said Nursi. Aktivitas transnasional ketiga kelompok ini menunjukkan fenomena eskalasi dan proliferasi migrasi, namun, tidak diiringi dengan perkembangan teori yang memadai. Teori migrasi masih didominasi oleh perspektif ekonomi dan politik, sehingga menggiring studi migrasi kepada kesimpulan migrasi sebagai problem. Penelitian ini bertujuan menjelaskan bahwa migrasi ketiga kelompok Turki ke Indonesia sebagai suatu proses transformasi sosial yang dipengaruhi oleh struktur dan melibatkan agensi para aktor di dalam mereproduksi kebudayaan. Penelitian ini merupakan studi etnografi yang diperkaya dengan studi sejarah. Data diperoleh observasi terlibat dan wawancara mendalam terhadap di ketiga kelompok Turki yang berada di wilayah sekitar Jakarta, yang berlangsung antara tahun 2013-2015. Selain itu juga data diperoleh melalui studi literatur terkait kondisi kultural historis aktor inspiratornya. Dara dianalisis dengan perspektif transnasionalisme dan konstruktivisme. Hasil penelitian menunjukkan bahwa migrasi tiga kelompok Turki merupakan model migrasi berbasis kultural. Identitas Turki tidak dipresentasikan secara tunggal dan statis. melainkan secara beragam dan dinamis, karena para aktor pada setiap kelompok pemahaman histori dan juga pengalaman berinteraksi dengan masyarakat Indonesia yang berbeda. ...... This dissertation discusses the practices of migration and identity presentation of three Turkish group in Jakarta, namely The Gulen 39 s Group, The Suleymaniyah Group, and The Said Nursi Group. Transnational activities of these groups show the escalation proliferation migration, however, theyare not accommodated with sufficient theories. The Theories of migration are still dominated by economic and political perspectives, leading migration towards a conclusion that migration is a problem. The research aims to explain that their migration to Indonesia is a social transformation process affected by structure, involving agency in reproducing culture. The data was obtained through participant observation and in dept interview with actors within the groups that live around Jakarta, conducted between 2013 2015, as well as through literature on the cultural history condition and actors inspiring the group. The data was analyzed with a perspective of transnationalism and constructivism. The result shows that Turkish migration is a migration model based on culture. The identity of Turkey is not represented as a singel and static, but diverse and dynamic, as a construction thet involves understanding of history and interaction experience with Indonesian societies.
Depok: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2017
D2360
UI - Disertasi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
cover
Rahmalia Rifandini
Abstrak :
ABSTRACT
Gagasan pembangunan desa pasca otoritarian dipandang sebagai transformasi pembangunan desa, karena tidak lagi menempatkan desa sebagai objek pembangunan yang ditandai adanya tuntutan penyusunan instrumen pembangunan desa. Namun secara praktik, instrumen pembangunan tersebut ternyata tidak mengakomodasi perbaikan produktivitas pertanian dan peternakan di Kampung Pasir Angling Desa Suntenjaya Kabupaten Bandung Barat. Sebab, petani-peternak tidak memiliki kapasitas pengetahuan dengan daya dukung tatanan administratif untuk menghendaki arah perbaikan. Pada kenyataannya, mekanisme musyawarah dusun secara tersirat diarahkan untuk menghendaki perbaikan dari negara. Dengan menggunakan perspektif pembangunan kritis, penelitian ini berpandangan bahwa transformasi pembangunan desa dapat berlaku apabila tidak terbatas pada perubahan strategi kebijakan publik, melainkan melingkupi perubahan sosial di berbagai sektor kehidupan masyarakat desa. Berangkat dari hal itu, penelitian ini menarasikan pendekatan dan bentuk pemberdayaan petani-peternak Yayasan Walungan dalam rangka menemu kenali transformasi pembangunan desa. Penelitian ini berargumen bahwa transformasi pembangunan desa yang memiliki karakteristik pemberdayaan dapat tercapai apabila terdapat penempatan elemen masyarakat sipil sebagai pihak yang menginisiasi artikulasi kebutuhan dan mengaktifkan kesadaran petani-peternak dalam praktik pembangunan desa. Gagasan mengenai artikulasi, dalam penelitian ini, diupayakan melalui perbaikan relasi yang bersifat egaliter, aktivitas kolektif, dan pengorganisasian masyarakat. Penelitian ini menggunakan pendekatan penelitian kualititatif dalam mendeskripsikan pemberdayaan petani-peternak di Kampung Pasir Angling, Desa Suntenjaya, Kabupaten Bandung Barat.
ABSTRACT
The idea of post authoritarian rural development is seen as the transformation of rural development, since it no longer places the village as an object of development characterized by the demand for the preparation of rural development instruments. However, in practice, the development instrument did not accommodate the improvement of agricultural and livestock productivity in Kampung Pasir Angling Suntenjaya Village, West Bandung regency. Since, farmers do not have the capacity of knowledge with the carrying capacity of the administrative order to require direction of improvement. In fact, the mechanism of deliberations of the hamlet is implicitly aimed at seeking improvement from the state. Using a critical development perspective, the study argues that village development transformation may apply if not limited to changes in public policy strategies, but rather to social change in various sectors of village life. Departing from that, this research narrates approach and form of the community development of farmer breeder that initiated by Yayasan Walungan in order to find the transformation of village development. This study proposes arguments that the transformation of the rural development mdash which has the characteristics of empowerment mdash can be achieved when there is a placement of the civil societys elements as the party that initiates the articulation of needs and activates the consciousness of farmer breeders in the practice of rural development. The idea of articulation in this study is attempted through relations improvement in egalitarian way, collective activities, and community organizing. This research used qualitative research approach in describing the community development of farmer breeders in Kampung Pasir Angling, Desa Suntenjaya, Kabupaten Bandung Barat.
2018
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library