Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 12 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Jordan, Brill
Cambridge, UK: Polity Press, 1996
362.5 JOR t
Buku Teks  Universitas Indonesia Library
cover
Wensdy Tindaon
"Kedekatan antara negara dengan tindakan eksklusi sosial telah menjadi realitas yang dihadapi oleh agama lokal di Indonesia. Sebelum hadirnya negara telah terjadi eksklusi sosial oleh Belanda dan misionaris Kristen ke Tanah Batak dalam melemahkan dan memarginalkan kekuasaan tradisional Ugamo Malim. Kemudian, negara hadir memformalisasi defenisi agama dan mendiskriminasi kelompok agama lokal. Pada rezim orde baru justru agama lokal mengalami banyak pelanggaran HAM meliputi: represif, pelarangan ritual, pemaksaan afiliasi agama resmi dan eksklusi sosial. Keadaan ini mengindikasikan penganut agama lokal telah terbatas mengekspresikan identitasnya dan tidakberdaya memiliki identitasnya. Penelitian terdahulu menyatakan bahwa kelompok yang dieksklusi dapat melakukan resistensi maupun pasif terhadap kelompok mayoritas (penguasa). Keleluasaan agar keluar dari eksklusi sosial telah dilakukan sejak awal reformasi. Kemudian, pasca keputusan Mahkamah Konstitusi (MK) memberikan legitimasi dan memperkuat posisi agama lokal di Indonesia. Pada penelitian ini memberikan kebaruan bahwa kelompok minoritas justru memiliki kesadaran memanfaatkan peluang untuk beradaptasi terhadap negara dan agama mayoritas. Ugamo Malim beradaptasi dengan mereksontruksi identitas melalui ketentuan nilai dan kesamaan identitas dengan negara dan agama mayoritas. Dalam penelitian ini menggunakan metode kualitatif dan wawancara mendalam serta melakukan observasi di lokasi penelitian.

The closeness between countries and acts of social exclusion has become a reality faced by local religions in Indonesia. Before the presence of the state there had been a social exclusion by the Dutch and Christian missionaries to the Land of the Batak in weakening and marginalizing Ugamo Malim traditional power.Then, the state is present to formalize the definition of religion and discriminate against local religion groups. In the new order regime instead of local religious experience many human rights violations include: repressive, banning the ritual, the imposition of formal religious affiliation and social exclusion. This situation indicates local religions have limited express their identity and powerless to have their identities. The freedom to get out of social exclusion has been carried out since the beginning of the reform. Then, after the decision of the Constitutional Court (MK) gave legitimacy and strengthened the position of local religion in Indonesia. In this study provide novelty that minority groups have awareness utilize the opportunity to adapt to the state and majority religion. Ugamo Malim adapted to reconstructing identity through provisions of value and similarity of identity with the state and religion of the majority. In this study using qualitative methods and in-depth interviews and conducting observations at the study site.
"
Depok: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2019
T52349
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Raja Daud Harva
"ABSTRAK
Penelitian ini dilakukan untuk mengetahui apakah connectedness dapat berperan sebagai moderator hubungan antara pengucilan sosial dan perilaku agresi pada remaja yang bersekolah di sekolah-sekolah dengan budaya senioritas. Penelitian dilakukan pada 135 pelajar kelas 12 berusia 17-19 tahun yang bersekolah di sekolah-sekolah dengan budaya senioritas. Pada penelitian ini, pengalaman pengucilan diukur menggunakan The Ostracism Experience Scale for Adolescence OES-A Gilman, DeWall, Carter-Sowell, Adams, Carboni, 2013 , perilaku agresi diukur dengan Buss-Perry Aggression Questionaire BPAQ Buss Perry, 1992 , dan connectedness menggunakan Charles F. Kettering School Climate Scale CFK-School Climate Scale Johnson, Johnson, Kranch, Kurt, 1999 . Hasil analisis statistik menunjukkan bahwa 1 tidak terdapat hubungan yang signifikan antara pengucilan sosial dan perilaku agresi r = 0,104, n = 135, p = 0,23 , 2 tidak terdapat hubungan yang signifikan antara connectedness dan perilaku agresi r = 0,028, n = 135, p = 0,75 , dan 3 tidak terdapat efek interaksi connectedness dalam memengaruhi hubungan pengucilan sosial dan perilaku agresi b = -0,006, p = 0,557 , F 3,131 = 0,787, p = 0.503, R2 = 0,018. Hasil tersebut menunjukkan bahwa connectedness tidak secara signifikan mempengaruhi hubungan antara pengucilan sosial dan perilaku agresi, khususnya pada pelajar remaja yang bersekolah di sekolah-sekolah dengan budaya senioritas.

ABSTRACT<>br>
The purpose of this research is to study the role of connectedness in moderating the relationship between exclusion and aggression among adolescent who attend schools that have a seniority culture. This study involved 135 12th graders ages 17 19 who study in schools that have a seniority culture. In this research, exclusion experience measured with The Ostracism Experience Scale for Adolescence OES A Gilman, DeWall, Carter Sowell, Adams, Carboni, 2013 , aggression measured with Buss Perry Aggression Questionaire BPAQ Buss Perry, 1992 and connectedness measured with Charles F. Kettering School Climate Scale CFK School Climate Scale Johnson, Johnson, Kranch, Kurt, 1999 . Results of the statistical analysis shows that 1 there rsquo s no significant relationship between social exclusion and aggression r 0,104, n 135, p 0,23 , 2 there rsquo s no significant relationship between connectedness and aggression r 0,028, n 135, p 0,75 , 3 there rsquo s no interaction effect of connectedness in the relationship between social exclusion and aggression b 0,006, p 0,557 , F 3,131 0,787, p 0.503, R2 0,018. These results show that connectedness not significantly effect the relationship between exclusion and aggression, especially among adolescent students who study at schools that have a seniority culture."
Depok: Fakultas Psikologi Universitas Indonesia, 2018
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Syiqqil Arofat
"Dukungan penduduk lokal terhadap industri tambang cenderung digeneralisasi dalam berbagai kajian sebelumnya sebagai kalangan yang hanya berorientasi keuntungan ekonomi, sementara kelindan trajektori praktik diskursif, yang melatari pemosisian aktor dan melegitimasi eksklusi sosial, belum banyak dibahas. Melalui studi kasus terhadap kolaborasi kuasa antara PT SI dan penduduk lokal di Rembang, penelitian ini menelusuri proses reproduksi beragam diskursus dominan, perluasan legitimasi PT SI, pemosisian dan pembentukan relasi kuasa, serta berbagai konsekuensinya. Dengan menggunakan pendekatan poststrukturalis, penelitian ini juga mengungkap berbagai kontradiksi dan kontestasi kuasa dari kalangan yang dirugikan, baik dari penolak maupun pendukung PT SI, yang justru dipandang sebagai patologi sosial dalam diskursus dominan pembangunan.

The current agrarian studies tend to generalize and reduce supportive collaboration of local people with mining corporations in the sole economic interests, while ignoring intertwined trajectories of varied discursive practices, positioning, and legitimizing social exclusion. Through case study of PT SI collaboration with local people on succeeding the mining project, this research traces the interrelationship of the politically discursive alliances, producing wide-reaching legitimacy and forming power relations. Appying poststructuralist approach, this research elaborates the contradictory consequences within power relations contested by local people in a disadvantageous position, which are naturalized or presumed pathologies by dominant development discourses."
Depok: Universitas Indonesia, 2016
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Diah Ayu E. A.
"Skripsi ini membahas tentang eksklusi sosial terhadap pekerja migran perempuan Filipina di Jepang dan hubungannya dengan pembangunan wilayah yang tidak seimbang. Dalam menganalisa eksklusi sosial terhadap pekerja migran perempuan Filipina di Jepang dan hubungannya dengan pembangunan wilayah yang tidak seimbang menggunakan metode deskriptif analisis berdasarkan teori proses makro globalisasi yang salah satu aspeknya adalah pembangunan wilayah yang tidak seimbang. Pada akhir analisa, diketahui bahwa pembangunan wilayah yang tidak seimbang berdampak pada terjadinya eksklusi sosial terhadap pekerja migran perempuan Filipina di Jepang.

The focus of this study is the social exclusion experienced by the Philippine female migrant workers in Japan and its relation with the unequal development of regions. This study is written based on analyzed-descriptive. In order to analyze the social exclusion experienced by the Philippine female migrant workers in Japan and its relation with the unequal development of regions, this study use the macro process of globalization theory, which is caused the existence of the unequal development of regions. An the end of the analysis shows that the unequal development of regions caused the social exclusion experienced by the Philippine female migrant workers in Japan."
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya Universitas Indonesia, 2009
S13685
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
cover
Hamonangan, Junius
"Penelitian ini dilakukan untuk melihat pengaruh dari eksklusi sosial terhadap kecenderungan prososial. Manipulasi terhadap eksklusi sosial dilakukan melalui pemberian umpan balik palsu (Twenge dkk., 2007) dan pengukuran terhadap kecenderungan prososial diukur dengan menggunakan alat ukur Prosocial Tendencies Measurement (Carlo & Randall, 2002) yang terdiri dari 22 item. Partisipan penelitian ini berjumlah 90 orang dengan proporsi laki-laki dan perempuan yang seimbang. Desain penelitian adalah one-group design, pre-test post-test.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa eksklusi sosial tidak berpengaruh secara signifikan terhadap kecenderungan prososial partisipan penelitian dan tidak terdapat perbedaan antara laki-laki dan perempuan dalam kecenderungan prososial. Sebagai saran untuk penelitian lanjutan, perlu dilakukan penelitian untuk melihat korelasi antara kecenderungan prososial dan perilaku prososial.

This research was conducted to examine the effect of social exclusion on prosocial tendencies. The manipulation of social exclusion was done by giving bogus feedback (Twenge et al., 2007) and the measurement of prosocial tendencies was done by using Prosocial Tendencies Measurement (Carlo & Randall, 2002) which contains 22 items. This research involved 90 participants with balanced gender proportion. The research design that was used is one-group design, pre-test post-test.
The main results of this research show that social exclusion has no significant effect on prosocial tendencies and there is no difference between men and women in prosocial tendencies. As a recommendation for further research, it is necessary to conduct a correlational research between prosocial tendencies and prosocial behavior.
"
Depok: Fakultas Psikologi Universitas Indonesia, 2014
S56713
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Akbar Syakir
"Twenge, dkk (2007) menemukan bahwa eksklusi sosial berpengaruh negatif terhadap perilaku menolong. Ketika muncul pertanyaan apakah hal tersebut juga memiliki pengaruh yang sama pada remaja? Pentingnya perilaku menolong bagi perkembangan dan peran sosial remaja adalah alasan utama melakukan penelitian. Uji mediasi afek positif dilakukan untuk memperjelas hubungan kausalitas eksklusi sosial terhadap perilaku menolong. Manipulasi diberikan dalam bentuk false feedback tes kepribadian partisipan yang telah mengisi Eysenk Personality Quotionaire (EPQ). Skor afek positif diukur dengan Positive and Negative Affect Scale (PANAS Scale). Penelitian dilakukan pada 64 partisipan remaja pria dan wanita. Divariasikan menjadi kelompok yang mendapat eksklusi sosial (future alone, n=32) dan kelompok pembanding (future belonging, n=32).
Hasil signifikan menemukan kelompok yang mendapat manipulasi eksklusi (M=0,66, SD=1,72) lebih sedikit yang ikut menolong dibandingkan kelompok pembanding (M=0,87, SD=0,33), Χ2(1,64)=4,267, p<0,05 namun manipulasi eksklusi tidak memiliki pengaruh yang signifikan terhadap skor afek positif partisipan, t(62)= -1,851, p>0,05. Hasil penelitian menunjukkan pengaruh eksklusi sosial terhadap menurunnya perilaku menolong remaja tidak dimediasi oleh afek positif yang dirasakan, z=1,44<1,96, p>0,05.

Twenge, et al (2007) have found social exclusion have negatively effect on helping behavior. When a question appears, whether it would also have the same effect on teens helping behaviour? Importance of helping behavior for teens developments and social role is the reason to doing this research. Testing positive affect as mediator conducted to clarify causality effect of social exclusion on helping behavior. Manipulation is given as false feedback of participant’s personality test, who have complete Eysenk Quotionaire Personality (EPQ). Positive affect measured with the Positive and Negative Affect Scale (PANAS Scale) on 64 participant male and female. Manipulation be variated as one group receiving social exclusion (future alone, n=32) and the other as comparison group (future belonging, n=32).
The results significant finding group has received exclusion manipulation (M=0.66, SD=1.72) participated less helping than the comparison group (M=0.87, SD=0.33), Χ2(1,64)=4.267, p<0.05, but exclusion did not have a significant effect on participants positive affect scores, t(62)= -1.851, p>0.05. The results showed the effect of social exclusion on the decrease teenager’s helping behavior is not mediated by positive affect, z=1.44<1.96, p> 0.05.
"
Depok: Fakultas Psikologi Universitas Indonesia, 2014
S55812
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Aldhan Alkautsar
"ABSTRAK
Proyek pembangunan pariwisata yang dilakukan oleh kerjasama antara pemerintah dan korporasi di Taman Nasional Komodo justru menimbulkan tindakan state-corporate crime. Pemerintah dan korporasi multinasional melakukan State-Corporate Crime dengan cara melakukan dalih-dalih tertentu antara lain melalui dalih wacana pembangunan serta penetapan sistem zonasi maka kawasan Taman Nasional Komodo justru dijadikan sebagai lahan komersial.Oleh karena itu penulisan ini bertujuan untuk memahami bagaimana proyek pembangunan pariwisata dan konservasi di Taman Nasional Komodo dapat menimbulkan kerugian pada masyarakat adat yang hidup pada kawasan taman nasional tersebut. Dengan menggunakan kajian kriminologis yaitu state-corporate crime dan pemikiran dari Michel Foucault yaitu kepengaturan dan kuasa diskursif, maka dalam tulisan ini dapat ditemukan fakta bahwa dengan lsquo;power rsquo; yang dimiliki oleh pemerintah dan korporasi, pihak tersebut membuat peraturan-peraturan yang mengatur kehidupan masyarakat adat di Taman Nasional Komodo yang mengakibatkan masyarakat adat kini hidup dalam kemiskinan, hak ulayat mereka serta akses kehidupan mereka atas tanahnya sendiri terhapuskan akibat dari pembangunan yang dilakukan oleh pemerintah dan korporasi.Maka dengan hal ini dapat dikatakan bahwa terjadi tindakan state-corporate di Taman Nasional Komodo yang dilakukan oleh pemerintah dan korporasi yang menyebabkan terjadinya ekslusi sosial pada masyarakat adat Taman Nasional Komodo. Kata Kunci: state-corporate crime, kepengaturan, pencaplokan sumber daya alam, pembangunan, pariwisata, ekoturisme, ekslusi sosial, komodo.

ABSTRACT
Projects that undertaken by the cooperation between governments and corporations in the Komodo National Park caused an action of state corporate crime. Governments and multinational corporations doing State Corporate Crime by telling certain excuses, for example through the pretext of development discourse and the determination of the zoning system, now the Komodo National Park is actually used as commercial zone.Therefore, this paper aims to understand how the project of tourism development and conservation in Komodo National Park may cause harm to the indigenous peoples that lives in that national park area. By using criminological studies lsquo state corporate crime rsquo and some of Michel Foucault rsquo s theory lsquo governemntality rsquo and lsquo discuorsive power rsquo , in this article can be found the fact that the 39 power 39 which is owned by the government and corporations, they will create some regulations that will govern the lives of indigenous peoples in the National Komodo Park which resulted indigenous people now live in poverty, their land rights as well their access to resources is indelibly on their own land, this is a result of development undertaken by the government and corporations.So with that examples we can said that the state corporate action by the government and corporations in the Komodo National Park caused a social exclusion of the indigenous peoples that lives in Komodo National Park. Key words state corporate crime, governmentality, resources grabbing, development, tourism, ecotourism, social exclusion, comodo."
2016
TA-pdf
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
Halimah Irna Pujiati
"Kemunculan komunitas atau individu yang beridentitas LGBT di Indonesia masih diperdebatkan oleh beberapa pihak. LGBT di Indonesia masih menjadi bagian dari masyarakat yang mengalami eksklusi sosial dan mengalami pengalaman diskriminasi yang berbeda yang semuanya tergantung pada keadaan sosial dan kultur setempat. Riset ini akan memberikan gambaran mengenai bagaimana keadaan gay dan LBT di Jombang yang didaulat sebagai kota santri mengalami proses eksklusi sosial. Jombang dinilai sebagai kota yang toleran, namun bagaimana respons masyarakat dan pihak terkait terhadap munculnya suatu identitas yang dinilai negative oleh sebagian masyarakat. Ketika masyarakat menolak kehadiran mereka karena identitas maka bagaimanakah cara komunitas LGBT menegosiasikan identitasnya?. Pembahasan ini akan dirangkai dengan menggunakan teori eksklusi sosial Haralambos dan Holborn dan teori tindakan komunikatif Habermas. Dengan menggunakan metode kualitatif interpretatif maka hasil yang didapat adalah analisis data wawancara. Hasil penelitian menunjukkan bahwa komunitas LGBT mengalami eksklusi sosial karena identitas yang melekat pada diri mereka dan adanya struktur, sehingga hal ini berpengaruh pada usaha negosiasi dalam perebutan ruang publik di Jombang.

The emergence of communities and individuals who carry identity as gay in Indonesia is still be debate. Gay in Indonesia is still be apart of exclude society, that situation is different everywhere and this depends on several things such as social circumstances and local culture. This article will describe about how is the state gay community and exclusion process in a city that has a dominant culture of pesantren, Jombang. Despite getting the image as a ldquo santri rdquo city but there is a gay community exist in it. So, how is the real situation of the gay community in Jombang and hiw they negotiate with their identity as gay in the dominant culture of pesantren. By using the theory of social exclusion Haralambos Holborn, Kiepal, Tukacs,etc and the way negotiations are analyzed with communicative action from Habermas. The results of this research are gay community experiencing a state of social exclusion which relates to their identity. Social exclusion has an impact on the lack of public access.
"
Depok: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2017
T47858
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Indira Pramesi
"Pelaksanaan pendidikan inklusif di Indonesia masih hanya sebatas administratif berdasarkan legal formal. 'Kualitas inklusi' dalam pendidikan inklusif belum terlihat sebagaimana seharusnya dijalankan sehingga praktik eksklusi rentan terjadi. Di sisi lain, pemenuhan hak pendidikan anak penyandang disabilitas masih menjadi perhatian utama bagi pemerintah maupun akademisi. Pada kenyataannya permasalahan legal formal dan pemenuhan hak pendidikan inklusif hanya sebagian dari keseluruhan persoalan dalam pendidikan inklusif. Pelaksanaan pendidikan inklusif tidak hanya menghadapi persoalan administratif tetapi juga persoalan dalam proses pembelajaran serta proses interaksi siswa penyandang disabilitas.
Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa siswa penyandang disabilitas dapat mengalami eksklusi dalam proses pembelajaran meskipun sekolah sudah berstatus inklusif. Eksklusi siswa penyandang disabilitas dalam proses interaksi sosial tidak terlihat dalam kasus penelitian ini, tetapi dapat terjadi di kasus lain dalam institusi pendidikan lain. Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif yang bertujuan untuk menggambarkan proses eksklusi yang terjadi dalam pendidikan inklusif melalui proses pembelajaran dan proses interaksi sosial siswa penyandang disabilitas dalam pendidikan inklusif di Jakarta.

The implementation of inclusive education in Indonesia is restricted only on administrative based on formal legal. 'Inclusion quality' inclusiveness in inclusive education has not been shown as it should be thus exclusion prone to happen. On the other side, fulfillment of inclusive education rights for disabled children still becomes the prima donna for government and academician. The problems on formal legal and fulfillment of inclusive education rights only parts of the whole issue on inclusive education. The implementation of inclusive education not only deal with administrative problem but also problems in the learning process and social interaction process of students with disabilities.
The result of this research shows that disabled student might experience exclusion in the learning process even though it is in inclusive school. Exclusion of disabled student in the social interaction process does not appear in this case, but it can happen in other cases from other education institution. This study uses qualitative approach to describe exclusion process in inclusive education through learning process and social interaction process of disabled students in inclusive education in Jakarta.
"
Depok: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2017
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2   >>