Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 58 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Muarifin Umar Shodiq
Abstrak :
Tesis ini meneliti tentang penilaian efisiensi relatif 14 SMP di Kotamadya Depok pada tahun ajaran 2007/2008-2009/2010 dengan menggunakan metode Data Envelopment Analysis (DEA). Metode DEA dipilih karena kelebihannya dalam mengolah lebih dari satu input dan output. Pendekatan yang digunakan adalah pendekatan VRS input oriented. Variabel input terdiri dari 4 variabel, yaitu: NEM, anggaran pembiayaan, rasio guru per siswa dan rasio kelas per siswa. Variabel output terdiri dari 2 variabel, yaitu: total nilai rata-rata UAN dan persentasi tingkat kelulusan . Hasil perhitungan dengan DEA menghasilkan enam SMP efisien secara teknis dan delapan SMP tidak efisien secara teknis. Bagi SMP yang tidak efisien secara teknis dapat diperbaiki nilai efisien nya dengan cara menurunkan anggaran pembiayaan yang ada di variabel input berdasarkan hasil perhitingan DEA.
This thesis examines the relative efficiency assessment 14 junior high schools in Depok municipality in the academic year 2007 / 2008-2009 / 2010 using Data Envelopment Analysis ( DEA ). DEA method chosen because of its advantages in processing more than one input and output. The approach used is the VRS input oriented approach. Input variables consist of four variables, namely : NEM, budget financing, the ratio of teachers per student and per- student classroom ratio. Variable output consists of two variables, namely : the total value of the average percentage of UAN and graduation rates. Results of calculation by DEA produce technically efficient SMP six and eight junior technically inefficient. For SMP inefficient technically efficient irreparable its value by lowering financing budget in input variables based on the results perhitingan DEA.
Depok: Universitas Indonesia, 2011
T43925
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 1996
S6839
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Lee, Sang Un
Seoul: Barame Aidel, 2009
KOR 895.730 8 LEE j
Buku Teks  Universitas Indonesia Library
cover
Ajeng Nur Wigati
Abstrak :
Siswa SMP (Sekolah Menengah Pertama) masuk dalam fase usia remaja, dimana mereka mulai mengalami pencarian jati diri. Siswa SMP dapat melakukan segala hal untuk mendapatkan pengakuan dari orang lain yang menyebabkan mereka beresiko menjadi target bullying agar dapat diterima kelompok. Bullying dapat menimbulkan dampak negatif yang berkepanjangan apabila siswa SMP tidak memiliki kemampuan resiliensi. Penelitian ini menggunakan metode kuantitatif dan rancangan cross-sectional. Pengambilan sampel dilakukan menggunakan teknik Cluster Sampling dengan jumlah sampel 442 siswa. Penelitian ini menggunakan kuesioner The Revised Olweus Bully/Victim Questionnairedan Resilience Quotient Test. Penelitian ini menggunakan uji Chi-Squaredengan hasil terdapat hubungan yang signifikan antara tindakan bullying dengan tingkat resiliensi (p = 0,049 < α 0,05). Berdasarkan hasil penelitian, peneliti merekomendasikan untuk merancang program intervensi sebagai upaya mencegah tindakan bullying serta mampu membantu siswa untuk meningkatkan resiliensi. ......Junior high school students are in the phase of adolescence, where they begin to experience self-discovery. Junior high school students can do anything to gain recognition from others which puts them at risk of becoming targets of bullying in order to be accepted by the group. Bullying can have a prolonged negative impact if junior high school students do not have resilience skills. This study used quantitative methods and cross-sectional design. Sampling was conducted using Cluster Sampling technique with a total sample of 440 students. This study used The Revised Olweus Bully/Victim Questionnaire and Resilience Quotient Test. This study uses the Chi-Square test with the results there is a significant relationship between bullying actions and the level of resilience (p = 0.049 < α 0.05). Based on the results of the study, researchers recommend designing intervention programs as an effort to prevent bullying and help students to increase resilience.
Depok: Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia, 2024
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Poheng Gew
Abstrak :
Tujuan penelitian ini adalah menganalisis tingkat profesionalisme pengawas SMP berdasarkan persepsi para kepala SMP di Kabupaten Sanggau Kalimantan Barat. Persepsi kepala SMP tersebut didasarkan pada penguasaan enam kompetensi pengawas yaitu kompetensi-kompetensi kepribadian, sosial, supervisi manajerial, supervisi akademik, evaluasi pendidikan serta penelitian dan pengembangan. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah deskriptif kuantitatif. Hasil penelitian menunjukkan bahwa secara umum profesionalisme pengawas SMP di Kabupaten Sanggau berada pada kategori baik. Namun secara individu masih ada satu orang pengawas SMP yang termasuk dalam kategori kurang. Dilihat dari jenis kompetensi yang harus dikuasai oleh pengawas SMP, dari enam kompetensi tersebut terdapat satu kompetensi yang kurang dikuasai, yaitu kompetensi penelitian dan pengembangan. ......The purpose of this study is to analyze the level of professionalism of the Junior High School Superintendents? based on the perception of the Principals in the District of West Kalimantan. Perception of the principals are based on the sixth competency mastery of the superintendents, those are personality, social, managerial supervision, academic supervision, education evaluation, and research and development. The method used in this research is descriptive quantitative. The results show that overall the Superintendents?professionalism in the district are good. But there remains one Junior High School Superintendent is included in the category of less. Judging from the types of competencies that must be mastered by Junior High School Superintendents, the competency that is less mastered namely research and development competencies.
Depok: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2013
T35475
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Hanumah Basalim
Abstrak :
Wanita yang mengalami menarche dini memiliki risiko yang lebih tinggi untuk menderita kanker payudara dibandingkan wanita dengan menarche normal. Tujuan penelitian mengetahui determinan menarche dini Siswi SMP X di Jakarta Tahun 2009, dengan menggunakan rancangan cross sectional. Analisis data menggunakan uji regresi logistic dan uji interaksi. Hasil penelitian menunjukkan bahwa hormonal adalah faktor dominan (B=2,6; p= 0,005, OR= 12,97) yang mempengaruhi terjadinya menarche dini. Disarankan tinggi badan dipakai untuk salah satu skrining kanker payudara. ......Woman who had early menarche has higher risk to get breast cancer compare to woman who had normal menarche. Purpose of this cross sectional study is to know determinant of early menarche in Junior High School X student, year 2009. Logistic regression and interaction test were statistic methods for data analysis. Result showed hormonal was a dominant factor that influence early menarche (B=2,6; p= 0,005; OR: 12,97). It was suggested to include body height as one of breast cancer screenning.
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2009
T29374
UI - Tesis Open  Universitas Indonesia Library
cover
Niken Rachma Sayekti
Abstrak :
Penggunaan internet yang bermasalah merupakan dampak negatif dari penggunaan internet yang tidak bijaksana. Penggunaan internet yang bermasalah pada umumnya terjadi pada masa remaja. Pada masa ini, remaja cenderung memiliki masalah dengan emosinya. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan antara masalah emosi pada remaja dengan penggunaan internet yang bermasalah. Penelitian ini menggunakan desain cross-sectional yang dilaksanakan di enam Sekolah Menengah Pertama di Kecamatan Pancoran Mas Depok, dengan jumlah subjek penelitian ini adalah 300 sampel orangdengan setiap sekolahnya terdiri dari 50 sampel. Penelitian ini menggunakan kuesioner Strength and Difficulties SDQ dan Young rsquo;s Internet Addiction TestScale. Penelitian menunjukkan bahwa 39,3 sampel mengalami masalah emosi dan 27 mengalami penggunaan internet yang bermasalah. Tidak terdapat hubungan bermakna antara masalah emosi dengan penggunaan internet yang bermasalah P>0,05. Masalah emosi berhubungan dengan strategi coping mechanism. Pada perempuan cenderung menggunakan coping mechanism yang pasif dan menghindar dibandingkan dengan laki-laki yang menggunakan coping mechanism aktif sehingga lebih protektif. Penelitian yang dilakukan oleh Wei-Po Chou di Thailand menujukkan bahwa seseorang dengan coping mechanism yang pasif tidak berhubungan dengan kejadian penggunaan internet yang bermasalah. Selanjutnya, hal ini bisa terjadi karena internet dijadikan tempat menyalurkan kelabilan emosi dengan bersosialisasi lebih mudah melalui media sosial. Penelitian ini hanya menilai hubungan masalah emosi dan penggunaan internet yang bermasalah dalam satu waktu. Perlu dilakukan penelitian lanjutan untuk mengetahui faktor-faktor yang berkaitan dalam penggunaan internet yang bermasalah pada remaja.
The problematic use of internet is a negative impact of unwise internet use. This problematic internet usage generally occurs at adolescence. At this time, adolescents tend to have problems with their emotions. This study aims to determine the relationship between emotional problems in adolescents and problematic internet use.This study used a cross sectional design conducted in six junior high schools in Pancoran Mas Depok sub district with the number of subjects of this study being 300 people samples with each school consisting of 50 samples. This study uses Strength and Difficulties SDQ questionnaires and Young 39 s Internet Addiction Scale. The results showed that 39.3 of the samples experienced emotional problems and 27 experienced problematic internet usage. There was no significant association between emotional problems and problematic Internet use P 0.05 . Emotional problems relate to coping mechanism strategy. In women tend to use passive coping mechanism and avoid compared with men who use active coping mechanism so that more protective. Research conducted by Wei Po Chou in Thailand shows that a person with a passive coping mechanism is not associated with a problematic internet usage event. Furthermore, this can happen because the internet is used as a place to deliver emotional instability by socializing more easily through social media. This study only assesses the relationship of emotional problems and problematic internet use at one time. Need to do further research to know the factors related in internet usage problem in adolescent.
Depok: Universitas Indonesia, 2017
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Al-Alusiyyu, Mahmud Syukri
Abstrak :
Buku ini menjelaskan tentang belajar bahasa Arab dalam Sekolah Menengah Pertama.
Kairo: Al-Matbaati Al-Kamaliyyah, 1958
ARA 492.7 ALA w (1)
Buku Teks  Universitas Indonesia Library
cover
Yoana Dwi Hariyati
Abstrak :
Menghabiskan waktu untuk berselancar di media sosial terkait K-pop menjadi pelarian terbaik bagi remaja SMP untuk menghadapi kesepian yang dirasa. Ketika hal tersebut terjadi secara berlebihan, hal ini dapat memunculkan perilaku obsesif yang disebut celebrity worship. Penelitian ini bertujuan untuk melihat hubungan antara kesepian dan celebrity worship pada remaja penggemar K-pop di Jakarta Selatan. Penelitian ini menggunakan pendekatan kuantitatif observasional analitik dengan desain cross-sectional. Pengambilan sampel menggunakan teknik purposive sampling dengan jumlah sampel sejumlah 115 orang. Variabel diukur dengan UCLA Loneliness Scale version 3 dan Celebrity Attitude Scale. Pengujian statistik menggunakan chi-square dengan hasil terdapat hubungan yang signifikan antara kesepian dan celebrity worship pada remaja SMP penggemar K-pop di Jakarta Selatan (p=0,001<α=0,05). Peran orang tua penting dalam mengingatkan remaja untuk tetap dapat mengontrol diri saat menggemari sesuatu agar tidak berlebihan dan memberikan dukungan emosional kepada remaja untuk membantu mengatasi kesepian yang dirasa. ......Spending time surfing social media related to K-pop is the best escape for middle school adolescents to deal with their loneliness. When this happens excessively, it can lead to obsessive behavior called celebrity worship. This study aims to look at the relationship between loneliness and celebrity worship among adolescent K-pop fans in South Jakarta City. This study used a quantitative observational analytic, and cross-sectional design. The study used the purposive sampling technique with a total sample size of 115 people. Variables are measured with UCLA Loneliness Scale version 3 and Celebrity Attitude Scale. Statistical testing using chi-square test showed that there is a significant relationship between loneliness and celebrity worship among middle school K-pop fans in South Jakarta City (p=0,001<α=0,05). The parents' role is important in reminding adolescents to control themselves when they love something so as not to overdo it and providing emotional support to adolescents to help overcome the loneliness they feel.
Depok: Fakultas Ilmu Keperawatan, 2024
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
F. Retno Endrowati Djatikumoro
Abstrak :
Konsep desentralisasi pendidikan sebenarnya merupakan konsep dasar yang sudah lama dikembangkan dengan menggunakan prinsip pengaturan pendidikan secara terpusat (sentralisasi) dan penyelenggaraan pendidikan tidak terpusat (desentralisasi). Desentralisasi di bidang pendidikan antara lain diwujudkan dalam bentuk restrukturisasi birokrasi pendidikan di daerah. Di daerah, perlu mempunyai persepsi yang sama tentang desentralisasi pendidikan, termasuk kesiapan yang sama dalam proses otonomi daerah. Pada Perkembangan selanjutnya, desentralisasi di bidang pendidikan bertumpu di tingkat sekolah dengan bertumpu pada pemberdayaan sekolah di semua jenjang pendidikan. Wujud nyatanya adalah diterapkannya manajemen berbasis sekolah (school based management). Hal ini juga dilaksanakan di Kotamadya Jakarta Selatan dimana Suku Dinas Pendidikan Dasar Kotamadya Jakarta Selatan melaksanakan desentralisasi penyelenggaraan pendidikan dasar dan menengah, dan sekolah melaksanakan manajemen berbasis sekolah dalam kontek Kotamadya Jakarta Selatan. Tujuan penelitian adalah mendiskripsikan pelaksanaan kebijakan dan menganalisis hasil penerapan standar pelayanan minimal pendidikan Sekolah Menengah Pertama Negeri Jakarta Selatan. Metode penelitian yang digunakan adalah pendekatan kualitatif, pengumpulan data dilakukan dengan observasi, wawancara, Focus Group Discussion (FGD),dan studi kepustakaan, dengan metode analisis data adalah deskriptif. Hasil penelitian adalah ketersediaan kurikulum nasional untuk tiap sekolah menengah pertama negeri di Jakarta Selatan diikuti oleh semua sekolah yaitu Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP), yang sesuai dengan tujuan pendidikan nasional serta kesesuaian dengan kekhasan, kondisi, potensi daerah, satuan pendidikan dan peserta didik. Oleh sebab itu kurikulum disusun oleh satuan pendidikan untuk memungkinkan penyesuaian program pendidikan dengan kebutuhan sekolah dan potensi di daerah; kondisi peserta didik berdasarkan Angka Partisipasi Kasar (APK) SMP di Jakarta Selatan pada tahun 2004 sebesar 107,59 % mengalami peningkatan yang signifikan pada tahun 2006 sebesar 120,74 %, Angka Partisipasi Murni (APM) pada tahun 2004 sebesar 73,26 % juga mengalami peningkatan yang bagus sehingga pada tahun 2006 meningkat menjadi 88,3 %. Jumlah pendaftaran ke sekolah menengah pertama negeri juga meningkat, prosentase kelulusan sekolah menengah pertama negeri jakarta selatan dalam 2 tahun terakhir mengalami peningkatan yaitu pada tahun 2005 sebesar 99,35 % dan pada tahun 2006 sebesar 99,93 % hampir mendekati 100 %, prosentase siswa mengulang dan putus sekolah relatif kecil; untuk ketenagaan jumlah guru yang berkualifikasi untuk sekolah standar nasional dan reguler berkisar 72-95 %; kondisi sarana dan prasarana ketersediaan ruang-ruang kelas untuk belajar hampir semuanya mencukupi walaupun masih ada sekolah yang dipakai untuk dua shift (pagi dan siang), ruang laboratorium hampir semua sekolah memiliki walaupun tidak sama jumlahnya, ada yang tiga laboratorium dan dua laboratorium, serta setiap sekolah mempunyai lapangan untuk berolah raga walaupun ukuran lapangan tiap sekolah berbeda-beda; untuk pembiayaan sekolah berasal dari APBN dan APBD yang berupa dana BOS sebesar Rp. 27.000 per bulan dan BOP sebesar Rp. 100.000 per bulan, serta dana dari masyarakat atau orang tua murid khusus untuk sekolah standar nasional, sedangkan sekolah reguler tidak, serta sumbangan lain yang tidak mengikat; setiap sekolah menengah pertama negeri di Jakarta Selatan sudah menerapkan Manajemen Peningkatan Mutu Berbasis Sekolah (MPMBS) dengan melaksanakan program sekolah yang telah direncanakan; dan untuk komponen peran serta masyarakat tiap sekolah berbeda, dan hampir tiap sekolah mengangkat ketua komite sekolah dari tokoh masyarakat setempat atau wakil dari orang tua murid. Dari semua komponen yang ada dalam standar pelayanan minimal beserta indikator-indikatornya bahwa capaian yang didapat dalam penyelenggaraan pendidikan di sekolah menengah pertama negeri Jakarta Selatan adalah sebagai berikut : Output nya pada sekolah standar nasional prosentase daya serap kurikulum nasional maupun kurikulum lokal melebihi yang ditetapkan dalam SPM yaitu sebesar 90 persen, sedangkan sekolah reguler masih dibawah SPM yaitu sebesar 75 persen, Angka Partisipasi Kasar dan Angka Partisipasi Murni untuk sekolah standar nasional maupun sekolah reguler rata-rata mengalami peningkatan. Jumlah pendaftaran siswa pada sekolah menengah pertama meningkat serta siswa yang putus sekolah berkurang; Outcome nya Prestasi siswa bagus dan nilai ujian nasional pada sekolah pertama negeri standar nasional pada tahun ajaran 2005/2006 berkisar antara 7,8 hingga 8,83 sedangkan pada sekolah menengah pertama negeri yang reguler prestasi siswanya rendah dan nilai ujian nasional rata-rata dibawah 7,5; Dampaknya banyak orang tua murid lebih tertarik menyekolahkan anaknya ke sekolah menengah pertama negeri standar nasional supaya mendapatkan prestasi pendidikan yang lebih baik, dengan prestasi pendidikan yang baik diharapkan akan dapat meningkatkan kualitas sumber daya manusia yang pada akhirnya dapat meningkatkan kesejahteraan, sedangkan untuk sekolah reguler adalah sebaliknya.
Educational decentralization concept can truly be developed for a long time using centralized education regulation principle and decentralized education performance. Decentralization in field education is realized by restructuring educational bureaucracy in the regions. The regions need to have the same perception about educational decentralization and at the same time the regions were making preparations to process regions autonomy. In the next process, educational decentralized rested on school which is improving in all level. The real manifestation is applying school based management. This has been properly implemented at municipality of South Jakarta where Sub Service of Basic Educational there implement grade and middle educational performance and school implement such school based management in context of South Jakarta municipality. The purpose of the research is both to describe education minimum standard service policy implementation and analysis to apply education minimum standard service at state junior high school at South Jakarta. The method of this research is qualitative approach, data collecting with observation, interview, focus group discussion and literature study, by data analysis method is descriptive. The result of this research is availability of national curriculum for state junior high school at South Jakarta followed by all schools, i.e Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP), which is appropriate with the purpose of national education and also appropriate with condition, region potency, education unit and student. Hence, curriculum is designed by educational unit for enabling the adjustment of educational program and it is appropriate with the school need and region potency; condition of educative participant based on harsh participation index (APK) of junior high school at South Jakarta in the year 2004 is 107,59 % significantly in the year 2006 it had increased to 120,74 %. The pure participation index (APM) in the year 2004 is 73,26 % also good improvement in the year 2006 it had increased to 88,3 %. Total enrolment at junior high school at South Jakarta is also rise, for last two years the graduation percentage of state junior high school at South Jakarta increase 99,35 % and 99,93 % in the year 2005 and 2006 respectively. Percentage of the students who should recur and drop out is less. The qualified teacher for both national standard school and regular school is around 72-95 %; structure and infrastructure conditions is enough although a bit of them still use school rooms for two shift (morning and afternoon), almost every school have laboratory although the number of laboratory is not the same, some school has two laboratory and some of them has more than two laboratory and also most of school has different size of playing field. School costs derived from APBN and APBD such as BOS fund Rp. 27.000 per month and BOP fund Rp. 100.000 per month and also fund of student's parent or society for national standard school specially, whereas for regular school does not and also independent other contribution. Every state junior high school at South Jakarta has applied Manajemen Peningkatan Mutu Berbasis Sekolah (MPMBS) by executing the school program which have been planned. Component of society participation for each school is not same and almost every school lift the school committee chief from local elite figure or student parent representative. The achievement of all existing components at minimum standard service along with those indicators it be concluded that the achievement of educational performance at state junior high school of South Jakarta as follows : output : national standard junior high school of is percentage of national curriculum absorption and local curriculum exceed the set in SPM that is equal to 90 percent, whereas for regular school it is under SPM, i.e, 75 %. Both harsh participation index and pure participation index either for national standard and regular school had increased on average. Total students enrolment at state junior high school had increased and drop out students had declined. Out come , student achievement is good and national test values for national standard junior high school in year 2005/2006 is around 7.8 to 8.83, whereas at regular junior high school is unfavorable and their national test result is under 7.5 on average. Hence, the impact of that condition many parents more interested to enroll to national standard junior high school in order to get better educational achievement and they wish it may increase human resources quality, it may increase prosperity. Whereas for the regular school is on the contrary.
Depok: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2007
T19259
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6   >>