Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 11 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Yogyakarta: Andi, 2011
004.65 MEM p
Buku Teks SO  Universitas Indonesia Library
cover
Muhammad Agus Budiansyah
Abstrak :
Fotovoltaik dikenal sebagai sumber energi intermiten sehingga dampak Kestabilan Tegangan perlu dihitung dengan baik oleh para pengembang Fotovoltaik (PV). Untuk memastikan pemasangan PV tidak menyebabkan keandalan sistem terganggu, pengembang PV diharuskan untuk melakukan studi stabilitas Kestabilan Tegangan pada jaringan setelah hubungan Integrasi PV. Dalam simulasi ini, studi stabilitas tegangan dilakukan dengan menggunakan berbagai kapasitas PV mulai dari 5 MWp, 10 MWp, 15 MWp. Studi dilakukan dalam sistem dengan kapasitas mampu 123 MW dengan pertimbangan bahwa pada manajemen jaringan dmungkinkan hingga 35 dari produksi listrik berupa sumber energi intermiten. Radiasi matahari yang digunakan adalah pada saat kondisi paling maksimum pada kapasitasnya. Analisis menunjukkan sistem stabil dalam waktu rata-rata kurang dari 50 detik di mana gangguan tegangan tidak melebihi 10 untuk PLTS berkapasitas 5 dan 10 MWp yang dihubungkan dengan jaringan distribusi. Sementara itu PLTS berkapasitas 15 MWp memerlukan pelebasan beban agar sistem dapat kembali stabil. ...... Photovoltaic is known as an intermittent energy source so that Kestabilan Tegangant impact needs to be well calculated by the Photovoltaic (PV) developer. In order to ensure the presence of PV does not cause the reliability of the system interrupted, PV developers are required to perform the Kestabilan Tegangant stability study of the network after the PV generation source linkage. In this simulation, voltage stability studies are carried out using various PV capacities ranging from 5 MWp, 10 MWp, 15 Mwp on a systems with a capable capacity of 168.6 MW given that sufficient grid management would allow up to 35 of the electric production to be intermittent. Solar radiation that used is at the maximum conditions in its capacity. The analysis shows that the system is stable in an average time of less than 50 seconds where the voltage disturbance does not exceed 10 for PLTS with a capacity of 5 and 10 MWp which is connected to a distribution network. Meanwhile PLTS with a capacity of 15 MWp requires load release to stable again.
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2019
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Setiawan
Abstrak :
Teknologi telekomunikasi hadir sebagai sarana untuk menghubungkan setiap manusia akan kebutuhan informasinya. Teknologi ini menggunakan sistem jaringan untuk menghubungkan satu perangkat telekomunikasi dengan perangkat telekomunikasi yang lain sesuai dengan kebutuhan akan informasi, dan teknologi telekomunikasi digunakan agar informasi dapat disebar dan diakses secara global. Perkembangan teknologi telekomunikasi memberikan dampak langsung terhadap perilaku manusia sebagai pengguna, terutama menyangkut bagaimana manusia berinteraksi antara satu dengan yang lain tanpa mengingat sekat waktu dan tempat. Dengan kemampuannya, teknologi telekomunikasi masa kini semakin memudahkan manusia untuk mencukupi kebutuhan berkomunikasi sehingga menghasilkan informasi yang berkualitas dan strategis untuk pengambilan keputusan, yaitu informasi yang relevan, akurat dan tepat waktu, yang dimanfaatkan untuk keperluan pribadi, bisnis, dan pemerintahan. Maslow dalam konsep piramida pemenuhan dan penetrasi kebutuhan manusia, teknologi telekomunikasi berada di level piramida berikutnya yang memang belum mampu mencapai seluruh manusia di muka bumi. Meski telah lengkap, akan tetapi konsep yang dikemukakan oleh Maslow ini masih belum melihat lebih jauh koneksitas antara telekomunikasi dengan bidang lain dalam kehidupan manusia. Maslow melihat berbagai unsur pemenuhan kebutuhan manusia sebagai entitas yang terpisah. Akan tetapi telekomunikasi juga dapat dilihat sebagai entitas yang memiliki koneksitas dengan berbagai entitas kehidupan manusia yang lain. Dengan konsep piramidanya, Maslow memberikan jawaban bagaimana telekomunikasi dapat berpengaruh bagi entitas kehidupan yang lain, serta bagaimana kehidupan dapat mempengaruhi telekomunikasi. ......Telecommunications technology is present as a means to connect every human being to their information needs. This technology uses a network system to connect one telecommunication device to another in accordance with the need for information, and telecommunication technology is used so that information can be disseminated and accessed globally. The development of telecommunications technology has a direct impact on human behavior as users, especially regarding how humans interact with one another without considering the barriers of time and place. With its capabilities, today's telecommunications technology makes it easier for humans to meet their communication needs so as to produce quality and strategic information for decision making, namely information that is relevant, accurate and timely, which is used for personal, business, and government purposes. Maslow in the concept of the pyramid of fulfillment and penetration of human needs, telecommunications technology is at the next level of the pyramid which has not been able to reach all humans on earth. Even though it is complete, the concept put forward by Maslow has not seen further the connectivity between telecommunications and other fields of human life. Maslow saw the various elements of meeting human needs as separate entities. However, telecommunications can also be seen as an entity that has connectivity with various other entities of human life. With his pyramid concept, Maslow provides answers on how telecommunications can affect other living entities, and how life can affect telecommunications.
Depok: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 2009
T-Pdf
UI - Tesis Open  Universitas Indonesia Library
cover
Sukarman
Abstrak :
Keterbukaan informasi akan mendorong pengelola perpustakaan untuk menyebarkan informasi seluas-luasnya kepada pemakai, bukan hanya pemakai tradisional saja tetapi di luar perpustakaan yang bersangkutan. Informasi yang disebarkan adalah informasi terpilih baik secara kuantitas maupun kualitas. OIeh karena itu adanya kerjasama antar perpustakaan, di mana dengan kesadaran bahwa tidak ada satu pun perpustakaan yang bisa memuaskan dan menyediakan kebutuhan informasi dari pemakainya, maka pemakaian bersama koleksi menjadi penting dan perlu. Masalah utama yang dihadapi berkaitan dengan sistem jaringan informasi adalah kurang nya koordinasi, dana dan dukungan dari lembaga induk di mana perpustakaan anggota jaringan informasi bidang bisnis dan manajemen. Pelayanan yang dihasilkan dari adanya jaringan informasi ini mempunyai peranan penting untuk meningkatkan kualitas pelayanan dan nilai yang baik sulit untuk diukur tetapi dapat dirasakan oleh perpustakaan dan tentunya lembaga induk di mana perpustakaan berada. Berbagai upaya pengembangan jaringan informasi telah dikerjakan di Indonesia. Tetapi pada realisasinya belum maksimal, apalagi jika harus mengikuti perkembangan teknologi informasi yang sangat cepat. Jadi apapun alasannya pengembangan sistem jaringan bisa mengikuti kemajuan pesat teknologi informasi, minimal sejalan.
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan dan Budaya Universitas Indonesia, 1996
S15362
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Muhammad Fathur Risyad
Abstrak :
Di dalam dunia industri sangat dibutuhkan adanya listrik karena proses industri tidak akan lepas dari mesin listrik yang cukup besar. Maka dari itu sangat penting untuk memperhatikan rugi-rugi pada sistem. Salah satu cara untuk mengurangi rugi adalah dengan rekonfigurasi jaringan. Rekonfigurasi merupakan perubahan pada sistem jaringan untuk mengurangi rugi-rugi pada sistem. Salah satu cara melakukan rekonfigurasi adalah dengan mengurangi transformator. Terdapat 2 konfigurasi, pertama konfigurasi existing yang berlaku sekarang dan konfigurasi baru yang merupakan rencana dari rekonfigurasi. Konfigurasi awal dengan menggunakan 21 transformator, sedangkan konfigurasi baru dengan 13 transformator. Dengan berkurangnya transformator, menyebabkan perbedaan rugi-rugi pada 2 konfigurasi tersebut. Konfigurasi dengan rugi sebesar 173 kW dan konfigurasi baru sebesar 161 kW, besar biaya rugi konfigurasi sebesar 69 juta dan konfigurasi baru sebesar 55 juta. Selisih rugi yang terjadi antara konfigurasi dan konfigurasi baru adalah 12 kW atau setara dengan 13 juta dalam rupiah, ini menandakan penghematan yang terjadi pada sistem sebesar 13 juta. Dengan penghematan 13 juta dan biaya investasi sebesar 1,2 Milyar, yang terjadi selama 97 bulan, ini menandakan perusahaan akan balik modal saat sudah 97 bulan.
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2018
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Langner, Ralph
New York: Momentum press, 2012
005.8 LAN r
Buku Teks  Universitas Indonesia Library
cover
Bagio Budiarjo
Abstrak :
ABSTRAK
Supercomputer, yang pada dekade delapan puluhan merupakan sarana komputasi berkinerja tinggi saat ini semakin kurang diminati oleh kalangan akademisi di universitas karena perbandingan biaya dan kinerjanya yang semakin menurun. Pilihan lain yang tersedia adalah jaringan komputer, terutama setelah berkembangnya programming tools yang mendukung implementasi algoritma komputasi paralel pada sarana tersebut.

Kecenderungan pemanfaatan jaringan komputer sebagai sarana komputasi berkinerja tinggi sejalan dengan perkembangan jaringan komputer itu sendiri, yang pada masa kini ditandai dengan : meningkatnya kinerja prosesor disertai dengan penurunan harga yang tajam, meningkatnya kapasitas transfer jalur komunikasi antar prosesor secara drastis dan tersedianya sarana bantu pemrograman yang semakin mendukung. Akibatnya, jaringan komputer yang banyak terdapat di lembaga pendidikan tinggi, dapat dimanfaatkan sesuai dengan kemampuannya sebagai sarana komputasi berkinerja tinggi. Penelitian ini I bertujuan untuk mengkaji kemampuan jaringan komputer dalam mendukung komputasi paralel.

Metode pengujian yang dilakukan adalah metode pengujian empiris. Dilakukan serangkaian ujicoba dengan program penguji yang dirancang khusus, atau benchmark programs, baik dalam bentuk synthetic benchmark maupun application benchmark. Program-program uji tersebut dirancang untuk menggali potensi kemampuan jaringan komputer, ditinjau dari : kinerja prosesornya, efektifitasnya dalam mendukung berbagai jenis penjadwalan beban kerja, kemampuan sarana pertukaran pesan antar prosesnya dan kemungkinan penerapan mekanisme untuk menghindari kegagalan proses komputasi (fault tolerant computing). Juga dilakukan penelitian terhadap faktor-faktor lain yang berpengaruh terhadap kinerja algoritma komputasi paralel, seperti : pemanfaatan prosesor heterogen dan pemanfaatan prosesor ยท dengan berbagai ukuran memori. Pengujian dilakukan secara berulang, untuk setiap jenis program penguji; agar didapatkan data statistik yang relatif konvergen.

Sebagai sarana uji coba, digunakan dua jenis computing platforms, yaitu Jaringan komputer homogen berbasis stasiun kerja SUN dan jaringan komputer heterogen berbasis komputer pribadi jenis terakhir.

Dari hasil uji coba dan analisa data yang telah dilakukan, dapat ditarik kesimpulan bahwa jaringan komputer memiliki potensi yang besar untuk dapat dimanfaatkan sebagai sarana penerapan algoritma komputasi paralel. Semakin banyak prosesor yang digunakan, semakin cepat proses dapat diselesaikan. Walaupun demikian, pengguna sarana jenis ini harus memperhatikan keterbatasan yang ditemukan pada penelitian : pertukaran pesan antar proses harus dilakukan dengan perhitungan cermat, karena relatif rendahnya kemampuan transfer data dari saluran komunikasi dan kurang efisien-nya protokol pendukung. Kinerja jaringan akan optimal bila algoritma paralel dapat dijadwalkan dengan membagi beban secara seimbang keseluruh prosesor yang berpartisipasi dan membatasi pertukaran pesan seminimal mungkin. Semakin tinggi kompleksitas beban kerja prosesor, semakin baik kinerja jaringan yang diperoleh, ditinjau dari perolehan percepatan proses (speed-up). Pada jaringan ho111ogen, penyei1nbangan be ban kerja paralel relatif mudah untuk dilakukan, karena kemampuan olah prosesor yang setara. Pada jaringan heterogen, penyeirnbangan beban lebih sulit untuk dilakukan, karena kemampuan prosesor yang berbeda. Pendekatan yang dilakukan pada jaringan jenis ini adalah, menjadwalkan beban dengan mengusahakan agar kompleksitas beban kerja setara dengan kemampuan olah prosesor yang dituju (heuristic). Ukuran memory, berpengaruh terhadap kinerja program. Program dengan ukuran relatif besar, yang melebihi kapasitas memory yang ada, menimbulkan terjadinya proses paging antara memori utama dan memori maya, yang memperlambat waktu olah program secara keseluruhan.
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 1997
LP-pdf
UI - Laporan Penelitian  Universitas Indonesia Library
cover
Ateng Anwar Darmawijaya
Abstrak :
ABSTRAK
Perpustakaan sebagai salah satu sumber informasi tidak mungkin menyediakan informasi yang lengkap mencakup berbagai bidang. Hal ini disebabkan keterbatasan dana, koleksi, tenaga dan sarana fisik lainnya. Untuk mengatasi keterbatasan tersebut, para pengelola perpustakaan menyadari perlu adanya kerjasama antar perpustakaan. Maka pada Juli 1971 dibentuk sistem jaringan informasi di Indonesia dalam Workshop mengenai Sistem Djaringan Dokumentasi dan Informasi Ilmiah untuk Indonesia tanggal 22-24 Juli 1971 di Lembaga Penyelidikan Masalah Bangunan - Bandung. Hasil workshop tersebut antara lain menetapkan sistem jaringan informasi bidang ilmu pengetahuan dan teknologi (IPTEK), dimana PDII-LIPI bertindak sebagai pusat jaringan. Salah satu realisasi pemanfaatan koleksi bersama dalam sistem jaringan informasi, Bidang Penyebaran Informasi Ilmiah PDII-LIPI melaksanakan kegiatan pelayanan fotokopi artikel majalah ilmiah (jasa silang layan). Kegiatan ini dilaksanakan antar perpustakaan. Dalam kegiatan silang layan, PDII-LIPI bertindak sebagai perpustakaan sumber, perpustakaan yang meminta dan sebagai pusat jaringan IPTEK. Jasa silang layan yang dilaksanakan di PDII-LIPI dikelola oleh tenaga yang cukup dan seimbang dengan kegiatannya, sehingga prosedur atau langkah kerjanya cukup ideal, sederhana dan efesien. Dari 2.952 permintaan masuk pada tahun anggaran 1987/1988, tidak dilayani 1.511 artikel (51%) dan yang dilayani 1.441 artikel (49%). Jumlah permintaan yang dilayani tersebut berasal dari 151 artikel (5%) dengan menggunakan koleksi PDII-LIPI (tersebar dalam 51 judul majalah) dan 1.290 artikel (44%) dengan menggunakan koleksi perpustakaan lain (tersebar dalam 332 judul majalah). Dari 1.441 artikel terdiri dari 26 bidang atau subjek dan berasal dari permintaan 109 perpustakaan/lembaga baik pemerintah maupun swasta. Dari 2.176 permintaan keluar, tidak dilayani 188 artikel (8,6%) dan yang berhasil dilayani 1.988 artikel {91,4%). Jumlah permintaan yang berhasil dilayani tersebut berasal dari permintaan 577 orang, 24 bidang atau subjek, tersebar dalam 450 judul majalah (dari tahun terbit 1895 sampai dengan 1987), dan dilayani oleh 58 perpustakaan/ lembaga baik pemerintah maupun swasta. Silang layan memerlukan waktu pelayanan mulai dari tanggal pemesanan pemakai sampai dengan permintaan diterima kembali pemakai informasi. Kecepatan pelayanan terbanyak berkisar 21-40 hari. Pelayanan tercepat 10 hari, pelayanan terlambat 243 hari. Sedang biaya pelayanan sampai dengan September tahun 1989 (Rp. 500 per-artikel, 1-10 lembar) masih dapat dijangkau semua golongan peminat.
1989
S15189
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Endang Sriningsih
Abstrak :
Penelitian ini akan melakukan analisa unjuk kerja dari jaringan token ring dengan mode operasi prioritas oleh disiplin reservasi yang diambil dari Standard IEEE 802.5. Hasil simulasi yang akan dilakukan juga pada penelitian ini akan dibandingkan dengan hasil analisa di atas yang akan membuktikan bahwa jaringan yang dibentuk telah memenuhi syarat. Selama beberapa tahun terakhir ini, Lokal Area Network banyak digunakan untuk pertukaran data dan berbagi pakai pada suatu daerah lokasi seperti perkantoran, pabrik, kampus dll. Namun demikian ada batasan jumlah stasiun yang dapat dibangun untuk jaringan tunggal dan jarak yang terbatas. Untuk menaikkan jumlah stasiun atau memperbesar jarak jangkauan jaringan, Lokal Area Network perlu dihubungkan dengan bridge, yaitu suatu stasiun yang mempunyai fungsi khusus seperti untuk pengaturan route dan operasi store and forward untuk pesan-pesan antar jaringan. Pada interkoneksi sistem jaringan token ring, yang mana mempunyai 2 macam pesan (internetwork dan intranetwork) yang terdiri dari beberapa metoda untuk operasi mode prioritas memungkinkan pemberian prioritas tinggi pada bridge yang ada pada jaringan. Salah satu realisasinya adalah gabungan dari beberapa disiplin pelayanan contohnya, apabila stasiun berprioritas tinggi mendapat token bebas, stasiun tersebut dapat mengirim pesan secara exhaustive, sedangkan stasiun dengan prioritas rendah akan mengirim hanya satu pesan untuk setiap kali mendapatkan token. Operasi dengan prioritas yang ditekankan pada penelitian ini adalah operasi prioritas reservasi (disiplin reservasi) yang diambil dari Standard IEEE 802.5. Pada mode operasi prioritas, stasiun yang mempunyai prioritas tinggi (Stasiun ke-1) memesan transmisi berikutnya pada header dari pesan (yang dikirim oleh stasiun berprioritas rendah - stasiun ke-2) bila header pesan melewati stasiun ke-1, kemudian stasiun ke-2 mengirimkan token bebas pada tingkat prioritas tinggi setelah pengiriman pesannya selesai. Stasiun dengan prioritas rendah lainnya tidak dapat mengambil token bebas dan transmisi berikutnya diberikan kepada stasiun ke-1. Hanya setelah seluruh transmisi dari stasiun ke-1 dan stasiun berprioritas tinggi yang lain selesai, token bebas dikembalikan ke stasiun ke-2 dan memberikan token bebas pada tingkat prioritas rendah ke stasiun berikutnya setelah stasiun ke-2. Pada penelitian ini diteliti suatu sistem yang mana stasiun dengan prioritas rendah terhubung pada jaringan token ring. Suatu stasiun dengan prioritas tinggi yang mana diwakili oleh suatu bridge dihubungkan pada jaringan token ring ini dan menerima pelayanan pilihan oleh disiplin reservasi. Untuk penerapan disiplin reservasi terhadap interkoneksi sistem jaringan token ring, dibangun suatu model analitik yang mana terdiri dari stasiun berprioritas rendah dengan buffer tunggal dan satu stasiun berprioritas tinggi dengan buffer tak terhingga yang diwakili oleh suatu bridge. Pada penelitian ini akan dilakukan analisa terhadap stasiun dengan prioritas rendah dan stasiun dengan prioritas tinggi untuk disiplin reservasi. Dengan pendekatan secara analitik ini maka dapat diamati kedua kasus yang mana field reservasi berada pada header (kepala) pesan dan pada trailer (ekor) pesan. Sistem unjuk kerja (waktu tunggu rata-rata dan throughput) dapat diamati dari analisa tersebut dan dibandingkan dengan disiplin gabungan yang mana merupakan metoda alternatif untuk operasi mode prioritas pada jaringan token ring. Simulasi ini dilakukan dengan bahasa pemrograman Turbo S. Dengan adanya bridge dan reservasi prioritas diharapkan daya guna dan unjuk kerja jaringan akan meningkat. ...... This research is considered to analyze the performance of token ring network with priority-mode operation by a reservation discipline which is adopted by IEEE Standard 802.5. The simulation result will be compared with the analytical result above to prove that the network is available. During recent years, local area network have been widely used for high-speed data exchanges and resource sharing located in a single site such as office building, factory, campus etc. However, there is a limit to the number of stations that can be attached to a single network and to the distance the network can span. In order to increase the number of station and/or to extend the distance covered by the network, Local Area Networks should be interconnected by a bridge, which is a station with special function such as routing and store and forward operation for internetwork message. In an interconnected token ring network system where two kind of messages (internetwork and intranetwork message) concist several methods for priority mode operation are possible on each network to give a higher priority to the bridge. The one is realized by a mixture of different service disciplines, for example, the high-priority station transmits messages exhaustively when it captures the free token while other low-priority station can transmit at most one message per token possession. The priority operation which is considered in this research is a reservation priority operation (reservation discipline) which is adopted by IEEE Standard 802.5. In this priority - mode operation, the high priority station reserves the next transmission rights in the header of the message (sent by a low priority station), when the message header passes to the. first station. Then the second station issues the free token at the high-priority level after its transmitting message is returned. Their other low-priority stations cannot seize this free token and the next transmission right is given to the station. Only after all transmission from the first station and other high priority stations have been completed, the free token is return to the second station and it passes the free token at the low priority level to the station immediately downstream of the second station. In this research are considered the system in which the low-priority station and a single high priority station are connected in the token ring network. Then the high priority station which is intended to represent the bridge in interconnected token ring network system, receives preferential service by the reservation discipline. To apply this reservation discipline to an interconnected token ring network system, we construct an analytical model which consist of low-priority station with single buffer and a single high priority station with infinite - buffer, which is intended to represent a bridge. We present an analysis for the low-priority station and for the high priority station in the reservation discipline. By this analytical approach, its can treat both cases where the reservation field reside in the message header and in the message trailer. System performance (mean waiting times and throughput) derive from this analysis are compared to a mixed discipline which is an alternative method for priority mode operation in token ring network.
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 1993
LP-pdf
UI - Laporan Penelitian  Universitas Indonesia Library
cover
Arifin Djauhari
Abstrak :
ABSTRAK
Sistem telekomunikasi bergerak seluler dijital GSM yang dikembangkan saat ini, ternyata memiliki berbagai bentuk pelayanan di samping memberikan pelayanan dalam bentuk komunikasi suara (telepon). Salah satu bentuk pelayanan tersebut adalah teleservice faksimili grup 3, yaitu servis pengiriman dokumen-dokumen (data) menggunakan mesin faksimili dengan memanfaatkan sistem jaringan GSM sebagai sarana transmisinya. Dengan adanya kebutuhan tersebut maka dibutuhkan integrasi dari faksimili ke dalam sistem jaringan GSM.

Untuk itu, dalam makalah ini akan dilakukan suatu pembahasan mengenai konsep-konsep dasar dari faksimili grup 3 yang diterapkan melalui sistem GSM.
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 1995
LP-pdf
UI - Laporan Penelitian  Universitas Indonesia Library
<<   1 2   >>