Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 8 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Alberthiene Endah Kusumawardani
Abstrak :
Buku ini bercerita tentang perjalanan hidup Chrisye dalam menapaki industri musik Indonesia. Berbeda dengan memoar beberapa selebritis lainnya, Alberthiene Endah (AE) merangkai kisah Chrisye dengan fokus ke profesinya sebagai penyanyi. Tentu tak mungkin bisa lepas dari perjalanan hidup pribadinya juga, namun buku ini membawa kita pada pemahaman bahwa dunia musik itu memang hanya akan digeluti oleh orang-orang tertentu. Ada semacam ?panggilan? di situ. Chrisye termasuk salah satu penyanyi legendaris dengan hit-hit yang tetap enak didendangkan dan didengar sepanjang masa. Tapi popularitasnya tidak selalu sejalan dengan materi yang diperoleh. Chrisye tetap hidup bersahaja, bahkan tergolong miskin. Tapi dia memiliki prinsip yang tidak mudah digoyahkan, khususnya dalam hal musik. Bagi Chrisye, bermusik merupakan harta yang tak ternilai. Melalui buku ini juga kita banyak tahu tentang sepak terjang para pemusik di era 70 sampai 80an. Perjuangan mereka, karya mereka, dan komitmen untuk dunia yang mereka cintai itu. Saya pikir, setiap pemusik era 2000 an perlu membaca buku ini, minimal mereka paham apa yang dinamakan bermusik dengan hati (menyontek istilahnya Chrisye). Tidak hanya modal teknologi bagus, video klip yang gaya, atau tampang ?enak dilihat?. Selamat ?bercengkrama? dengan Chrisye?:) --------------------------- Risensi oleh: Kalarensi Naibaho
Jakarta: Gramedia Pustaka Utama, 2007
927.8 ALB c
Buku Teks  Universitas Indonesia Library
cover
Adhisti Fauziah
Abstrak :
Penelitian ini membahas tentang fenomena biduan dangdut. Image biduan dangdut menjadi sebuah hal yang negatif karena dibarengi dengan penampilan panggung biduan yang mempertontonkan goyangan. Biduan dangdut laris di kalangan pesta pernikahan hingga kampanye partai politik. Penelitian ini bertujuan untuk memaparkan self image yang dibangun oleh biduan dangdut sebagai suatu upaya menampilkan dirinya sebagai biduan dangdut. Sudut pandang kognitif membantu memaparkan self image yang dibangun biduan dangdut berdasarkan skema kognitif pada tataran pikiran mereka. Metode pada penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif. Penelitian ini memperlihatkan biduan memiliki self image yang berbeda sesuai skema kognitif berdasarkan hasil dari interpretasi pengalaman dirinya selama menjadi biduan dangdut.
This research examines the phenomenon of dangdut singer which has a negative image because of their sway at the stage. On the other hand, this phenomenon becomes a popular entertainment at the wedding party and political campaign. The aim of this research is to describe dangdut singer's ways of developing their self-image as a dangdut singer. Through a cognitive approach, self-image develops by dangdut singer's cognitive schema of themselves due to their interpretation of experience being dangdut singer. The method in this research uses a qualitative approach. The result of this research is dangdut singers have different self-image based on their cognitive schema and interpretation from their experience during becoming a dangdut
Depok: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2019
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Alkadri Kusalendra Siharis
Abstrak :
ABSTRAK
Terjadinya the war for talent menyebabkan munculmya kelangkaan orang-orang bertalenta. Salah satu cara mendapatkan orang bertalenta baru adalah melalui ajang pencarian bakat. Dalam ajang pencarian bakat para peserta diseleksi dengan ketat, dilatih untuk meningkatkan performa mereka. Adanya sistem eliminasi yang dilakukan pada setiap minggu, menciptakan lingkungan yang kompetitif antar peserta. Salah satu ajang pencarian bakat yang paling popular adalah ajang pencarian bakat dalam bidang menyanyi, hal ini dapat dilihat dari banyaknya peserta yang mengikuti acara ini. Motivasi para peserta mengikuti ajang kompetisi tersebut biasanya dipicu oleh keinginan untuk mendapatkan kehidupan yang lebih baik dari kondisi mereka sebelum mengikuti ajang pencarian bakat. Biasanya acara semacam itu menjanjikan uang jutaan rupiah dan atau kontrak kerja dengan perusahaan tertentu. Tujuan penelitian ini adalah mengeksplorasi karier finalis ajang pencarian bakat di bidang menyanyi, setelah mengikuti audisi pencarian bakat. Eksplorasi dilakukan melalui berbagai sumber diantaranya melalui wawancara dengan grand finailis, ajang pencarian bakat dalam bidang menyanyi. Kemudian melakukan observasi tidak langsung untuk mengetahui kegiatan finalis selama mengikuti ajang pencarian bakat. Data tersebut diperoleh melalui media internet, merupakan data sekunder yang dapat dijadikan sebagai sumber informasi mengenai keberlanjutan karier finalis setelah mengikuti ajang pencarian bakat. Hasil penelitian menujukkan bahwa keberlanjutan karier seorang finalis ditentukan oleh sikap finalis itu sendiri, apakah yang bersangkutan terus berjuang mempelajari hal-hal baru sehingga dapat meyakinkan manajemennya agar tetap mempromosikannya untuk bisa bersaing di industri musik Indonesia
ABSTRACT
The occurrence of the war for talent led to the emergence of the scarcity of talented people. One of the ways to get new talented people is through talent searching. In the talent search arena the participants are strictly selected, trained to improve their performance. The existence of elimination system conducted on a weekly basis, creating a competitive environment among participants. One of the most popular talent search events is the talent search event in the singing field, it can be seen from total participants who follow this event. The motivation of the participants to follow the competition is usually triggered by the desire to get a better life from their condition before following the talent search. Usually such events promise millions of rupiah and or contracts with certain companies. The purpose of this research is to explore the career of talent search finalists in singing field, after participating in talent search audition. Exploration is done through various sources including through interviews with the grand finalist in the talent search event in the field of singing. Then make an indirect observation to know the activities of finalists during the talent search event. The data obtained through the internet media, is a secondary data that can be used as a source of information about the sustainability of a finalists career after following the talent search event. The research results show that the sustainability of a finalists career is determined by the attitude of the finalist itself, whether the finalist continue to struggle to learn things so that they can convince their management to keep promoting them to be able to compete in Indonesian music industry
Depok: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 2018
T52164
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Yoan Angelin
Abstrak :
ABSTRAK
Kebutuhan hidup manusia yang semakin meningkat nyatanya tidak disertai dengan rasa kepedulian kepada alam. Alam selama ini hanya dianggap sebagai objek, atau sebagai pemenuh kebutuhan manusia. Cara berpikir seperti ini membuat manusia tidak dapat terlepas dari perilaku antroposentrisme dengan menempatkan kepentingan manusia lebih tinggi dibandingkan dengan kepentingan makhluk hidup lainnya. Tingginya permintaan serta harga jual sirip hiu yang cukup tinggi, membuat praktik perburuan terhadap hiu sangat sulit untuk dihentikan terlebih di laut Indonesia. Padahal pada kenyataannya, hiu memiliki peranan yang penting dalam menjaga keseimbangan ekosistem laut. Prinsip utilitarianisme Peter Singer digunakan sebagai kaca mata dalam memandang alam beserta segala makhluk yang bukan manusia, bahwa alam dan hiu juga memiliki kepentingan. Tolok ukur yang digunakan Singer adalah kemampuan merasakan sakit. Konsep utilitas yang akan dihadirkan dalam kasus ini adalah mencoba menghasilkan kebahagiaan yang plural, dimana semua kehidupan makhluk yang ada di bumi dapat bertahan.
ABSTRACT
The need of human life is increasingly in fact not accompanied by a sense of care to nature. Nature has been regarded only as an object, or as a fulfillment of human needs. This way of thinking makes human beings inseparable from anthropocentrism behavior by placing human interest higher than other living things. The high demand and high prices of shark fins make the practice of hunting for sharks very difficult to stop in the Indonesian sea. In fact, sharks have an important role in maintaining the balance of marine ecosystems. The principle of utilitarianism Peter Singer used as a spectacle in view of nature and all non human beings, that nature and sharks also have an interest. Singer benchmark uses is the ability to feel pain. The concept of utility to be presented in this case is to try to produce plural happiness, where all the living beings that exist on earth can survive.
2018
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Harrison, Scott D.
Abstrak :
Over the centuries, there has been reluctance among boys and men to become involved in some forms of singing. Perspectives on males and singing tackles this conundrum head-on as the first academic volume to bring together leading thinkers and practitioners who share their insights on the involvement of males in singing. The authors share research that analyzes the axiomatic male disinclination to sing, and give strategies designed to engage males more successfully in performing vocal music emphasizing the many positive effects it can have on their lives. Inspired by a meeting at the Australian symposium ?Boys and Voices?, which focused on the engagement of boys in singing, the volume includes contributions from leading authorities in Australia, New Zealand, Canada, the United States and Europe.
Dordrecht, Netherlands: Springer, 2012
e20400547
eBooks  Universitas Indonesia Library
cover
Zeffry
Fakultas Ilmu Pengetahuan dan Budaya Universitas Indonesia, 1994
LP-pdf
UI - Laporan Penelitian  Universitas Indonesia Library
cover
Antoni
Abstrak :
ABSTRAK
Permasalahan mengenai lingkungan akan selalu menjadi topik hangat untuk dibicarakan. Manusia sebagai makhluk yang memiliki kemampuan beretika, nyatanya masih larut dalam perilaku antroposentrisme. Manusia melihat alam sebagai pemuas nafsu mereka. Tindakan ini terangkum nyata dalam film The Cove. Film ini mengisahkan kejamnya perlakuan manusia terhadap lumba-lumba. Hubungan manusia dengan hewan seperti memiliki jarak. Bagaikan piramida, manusia menempati tingkat tertinggi dalam struktur ekosistem. Lumba-lumba dibantai dengan kejam hanya untuk dikonsumsi manusia. Peter Singer membuka posibilitas baru bagi manusia dalam memandang dan memperlakukan hewan. Lumba-lumba memiliki hak yang harus diakui. Sama seperti manusia, hewan mampu merasakan sakit. Untuk itu perlu cara pandang baru serta memberikan pertimbangan moral dalam perlakuan manusia terhadap hewan.
ABSTRACT
Environment issues are will always be a hot topic for discussion. In fact, as ethical beings, humans are still protracted in the behavior of anthropocentrism. Humans see nature as a fulfillment for their appetites. This action is summarized obviously in the film The Cove. This film tells the cruel treatment of humans against dolphins. The relationship between humans and animals appears to have a distance. Like the pyramid, humans occupies the highest level in the structure of the ecosystem. Dolphins are slaughtered ruthlessly for human consumption. Peter Singer opens a new possibility for humans to perceive and treat animals. Dolphins have the right to be recognized. Same as humans, animals are capable of feeling pain. To that end, a new perspective and moral consideration towards animals are needed in humans’ treatment on animals.
2014
S61294
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Ullynara Zungga Vriscarinie Syahvira
Abstrak :

Penelitian ini bertujuan mengungkap kekerasan seksual dalam industri musik dangdut dan praktik saweran, serta bagaimana perempuan penyanyi dangdut mengupayakan strategi dan bernegosiasi untuk bertahan. Penelitian ini mengasumsikan bahwa dalam pertunjukan musik dangdut, para perempuan penyanyi dangdut sering mengalami berbagai bentuk kekerasan seksual ketika sedang bekerja. Komodifikasi, eksploitasi, pelabelan negatif, serta pelecehan seksual dapat terjadi kepada mereka, salah satunya melalui praktik saweran tidak hanya saat sedang tampil di panggung, namun juga ketika berada di luar panggung. Oleh karena itu pendekatan yang digunakan adalah pendekatan berperspektif feminis yang mempertimbangkan narasi pengalaman empat perempuan penyanyi dangdut dengan berbagai macam latar belakang sebagai subjek yang diteliti. Penelitian ini menggunakan teori MacKinnon mengenai kekerasan seksual terhadap perempuan bekerja dan juga negosiasi sebagai konsep utamanya. Hasil studi kasus terhadap sejumlah perempuan penyanyi dangdut di DKI Jakarta ini memperlihatkan bagaimana para perempuan penyanyi dangdut menjawab berbagai tantangan yang mereka hadapi di industri musik dangdut dalam situasi yang selalu problematis, dalam kontrol otoritas patriarki yang terus berlangsung, dengan tujuan mempertegas posisi diri sebagai manusia yang berharga.

 

Kata-kata kunci: praktik saweran, perempuan peanyanyi dangdut, kekerasan seksual, negosiasi, perspektif feminis.

 


This study aims to reveal sexual harassment in dangdut music industry and saweran practices, as well as how female dangdut singers build strategies and negotiate in order to survive. I assume that in dangdut performances, female dangdut singers often experience various forms of sexual harassment while working. Commodification, exploitation, negative labeling, and sexual harassment can occur to them, especially through saweran practices, not only when they are performing on stage, but also when they are off stage. Therefore the approach used in this research is feminist approach that considers the experiences of four female dangdut singers with various backgrounds as the subjects. This study uses MacKinnon's theory of sexual harassment on working women and also negotiation as the main concept. The results of this case study of those female dangdut singers in DKI Jakarta show how female dangdut singers respond to the challenges they face in the dangdut music industry which is always problematic, in the ongoing control of patriarchal authority, with the aim of reinforcing their position in the society as valuable human beings.

 

Depok: Sekolah Kajian Stratejik dan Global Universitas Indonesia, 2019
T54845
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library