Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 5 dokumen yang sesuai dengan query
cover
M. Syakur Usman
"Pada 1970-an lahir gerakan puisi mbeling. Gerakan ini dipelopori Remy Sylado lewat majalah Aktuil . Gerakan antikemapanan dalam penulisan puisi ini didukung penyair muda seperti Yudhistira ANM Massardi. Nama ini kemudian menjadi seorang tokoh penting dalam gerakan puisi ini. Lewat kumpulan Sajak Sikat Gigi (1983), ia berhasil membuktikan kepenyairannya dalam usia relatif muda. Kumpulan sajak itu berhasil mendapat penghargaan sebagai kumpulan puisi terbaik 1977 dari Dewan Kesenian Jakarta (DKJ).
Bahasa puisi Yudhistira adalah bahasa sehari-hari, jujur, polos, dan penuh kelakar Keempat ciri tersebut sangat kental dalam kumpulan sajaknya, terutama Sajak Sikat Gigi. la banyak memakai kosakata dialek Jakarta, seperti biarin, cuman, ngaso, doyan, ngantuk, nyerah, brontak, brisik, nggak, dan memadukannya dengan kosakata bahasa Indonesia.
Ciri lain, Yudhistira jujur menuliskan sajak-sajaknya sebagai cermin jiwa mudanya. Emosinya yang meluap-luap membuatnya menulis apa saja, sekalipun hal tersebut kelihatannya sepele, seperti soal mandi dalam Sajak Waktu Mandi dan Cermin tentang kebiasaan bersolek. Kepolosannya terletak dari pemakaian bahasanya yang sederhana, yang ingin menampilkan apa adanya sebuah peristiwa atau kejadian, seperti Sajak Ketemu di Jalan, Sajak Dolanan Anak-anak, dan Rasa Minum. Kelakar menjadi salah satu gayanya supaya orang tidak marah jika dikritik. Demikianlah bahasa puisi Yudhistira ANM Massardi."
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya Universitas Indonesia, 1998
S11050
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Tince Arniati Jovina
"Peningkatan prevalensi karies gigi terutama disebabkan karena adanya perubahan-perubahan dalam pola makan dari makanan berserat menjadi makanan mudah melekat pada permukaan gigi. Bila seseorang malas untuk membersihkan giginya setelah makan makanan yang manis dan lengket, maka sisa-sisa makanan tersebut akan diubah menjadi asam oleh bakteri yang terdapat dalam mulut, kemudian dapat mengakibatkan terjadinya karies gigi. Menurut Matram (2007), berdasarkan SKRT 2004, penyebab tingginya prevalensi karies hanya sedikit orang Indonesia mengerti cara menyikat gigi benar (10%). Tujuan penelitian ini adalah melihat pengaruh kebiasaan menyikat gigi terhadap status pengalaman karies dengan menganalisis data Rriskesdas 2007. Dalam Penelitian ini terdapat 198.023 responden berusia 35 tahun ke atas yang diperiksa giginya Desain penelitian cross sectional, populasi adalah seluruh penduduk Indonesia tahun 2007. Analisis yang digunakan adalah regresi logistik ganda. Hasil penelitian berdasarkan distribusi frekuensi karakteristik responden, responden yang mempunyai gigi yang sehat, DMF-T = 0 adalah hanya 11,76 % dan responden yang mengalami kerusakan gigi atau DMF-T  1 adalah sebanyak 88,24%. Prevalensi pengalaman karies paling tinggi terjadi pada kelompok umur 65 tahun ke atas yaitu 96,51%. Pada kelompok yang menyikat gigi 1x/hari 1,063 kali berisiko terjadinya kerusakan gigi dibanding sikat gigi 2x/hari. Kelompok yang jarang menyikat gigi 1,23 kali berisiko terjadinya kerusakan gigi dibandingkan yg sikat gigi 2x/hari. Setelah dikontrol oleh variabel umur, jenis kelamin, pendidikan dan pekerjaan. Sebaiknya masyarakat menjaga kesehatan gigi dan mulutnya dengan rajin menyikat gigi 2 kali sehari yaitu setelah makan pagi dan sebelum tidur malam untuk dapat mengurangi terjadinya karies gigi.
Increased prevalence of dental caries was due to changes in dietary fiber foods into food from easily attached to the tooth surface. When someone lazy to clean his teeth after eating sweet or sticky foods, the leftovers will be converted into acid by bacteria contained in the mouth, and can cause dental caries. According Matram (2007), based on the 2004 Household Health Survey, the cause of the high prevalence of caries in Indonesia that few people understand how to brush teeth correctly (10%). The purpose of this study is to see the effect of tooth brushing habits of the status of caries experience by analyzing the data Riskesdas 2007. In this study there were 198 023 respondents aged 35 years and over who checked his teeth cross sectional study design, population is the entire population of Indonesia in 2007. The analysis used is multiple logistic regression. The results based on the frequency distribution characteristics of respondents, respondents who have healthy teeth, DMF-T = 0 is only 11.76% and the respondents who experienced damage to their teeth or DMF-T  1 is as much as 88.24%. The highest prevalence of caries experience occurred at age group 65 years and over is 96.51%. In the group that tooth brushing 1 times/day 1.063 times the risk of tooth decay than two times/day toothbrush. Groups who rarely brush my teeth 1.23 times the risk of tooth decay compared to toothbrush who 2times/day. Once controlled by the variables of age, gender, education and employment. Community should maintain healthy teeth and mouth with diligent brushing their teeth two times a day after breakfast and before bedtime to reduce the occurrence of dental caries.;Increased prevalence of dental caries was due to changes in dietary fiber foods into food from easily attached to the tooth surface. When someone lazy to clean his teeth after eating sweet or sticky foods, the leftovers will be converted into acid by bacteria contained in the mouth, and can cause dental caries. According Matram (2007), based on the 2004 Household Health Survey, the cause of the high prevalence of caries in Indonesia that few people understand how to brush teeth correctly (10%). The purpose of this study is to see the effect of tooth brushing habits of the status of caries experience by analyzing the data Riskesdas 2007. In this study there were 198 023 respondents aged 35 years and over who checked his teeth cross sectional study design, population is the entire population of Indonesia in 2007. The analysis used is multiple logistic regression. The results based on the frequency distribution characteristics of respondents, respondents who have healthy teeth, DMF-T = 0 is only 11.76% and the respondents who experienced damage to their teeth or DMF-T  1 is as much as 88.24%. The highest prevalence of caries experience occurred at age group 65 years and over is 96.51%. In the group that tooth brushing 1 times/day 1.063 times the risk of tooth decay than two times/day toothbrush. Groups who rarely brush my teeth 1.23 times the risk of tooth decay compared to toothbrush who 2times/day. Once controlled by the variables of age, gender, education and employment. Community should maintain healthy teeth and mouth with diligent brushing their teeth two times a day after breakfast and before bedtime to reduce the occurrence of dental caries."
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2010
T30558
UI - Tesis Open  Universitas Indonesia Library
cover
Ovy Zairani
" ABSTRAK
Pasta gigi latar belakang yang mengandung bahan abrasif dan kekakuan bulu sikat gigi dapat mempengaruhi permukaan restorasi. Tujuan Untuk mengidentifikasi efek kekakuan sikat gigi terhadap kekasaran permukaan nanohybrid. Metode Enam belas spesimen nanohybrid dikelompokkan menjadi dua kelompok Kelompok pertama disikat menggunakan sikat gigi berbulu lembut, kelompok kedua disikat menggunakan sikat gigi dengan bulu sedang. Menyikat media yang digunakan seperti aquabides pada kedua kelompok. Menyikat dilakukan 3 kali selama lima menit. Kekasaran permukaan diukur menggunakan tester kekasaran permukaan. Hasil Hasil diuji dengan ANOVA satu arah dan uji T independen, setelah menyikat gigi kelompok sikat gigi lunak 15 menit menunjukkan nilai kekasaran permukaan nanohybrid berbeda nyata.

ABSTRAK
Background Toothpaste containing abrasive agent and stiffness of toothbrush bristles can affect surface of the restoration. Objective To identify the effect of the stiffness of toothbrush to nanohybrid surface roughness. Methods Sixteen nanohybrid speciments are grouped into two groups The first group was brushed using soft bristle toothbrush, the second group was brushed using medium bristles toothbrush . Brushing used media such as aquabides in both groups. Brushing were done 3 times for five minutes. Surface roughness was measured using a surface roughness tester. Results The results tested with one way ANOVA and independent T Test, after brushing 15 minutes soft bristle toothbrush group shows the value of nanohybrid surface roughness significantly different P "
2016
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Gultom, Party Sandy Justin
"Latar Belakang : World Health Organization (WHO) mengatakan bahwa karies gigi termasuk penyakit yang paling sering terjadi pada anak-anak di seluruh dunia. Salah satu cara yang efektif untuk mengontrol plak serta meningkatkan kebersihan gigi dan mulut adalah dengan menyikat gigi dengan baik dan benar sehingga dapat mencegah karies. Oleh karena itu, penting untuk mengajarkan perilaku menyikat gigi yang baik kepada anak-anak sejak dini.
Tujuan Penelitian: Mengetahui hubungan antara perilaku menyikat gigi dan karies gigi pada pasien anak di Klinik Profesi Kedokteran Gigi Anak Rumah Sakit Khusus Gigi dan Mulut Fakultas Kedokteran Gigi Universitas Indonesia.
Metode Penelitian: Penelitian analitik menganalisis rekam medis pasien anak di Klinik Profesi Kedokteran Gigi Anak Rumah Sakit Khusus Gigi dan Mulut Fakultas Kedokteran Gigi Universitas Indonesia dalam periode Januari 2021 hingga Maret 2024. Analisis data dilakukan dengan uji korelasi Spearman menggunakan perangkat lunak statistik.
Hasil: Subjek penelitian ini sejumlah 541 pasien anak. Berdasarkan uji korelasi Spearman, terlihat terdapat hubungan lemah negatif yang tidak bermakna (p > 0,05) antara perilaku menyikat gigi dengan karies gigi.
Kesimpulan: Pada penelitian ini ditemukan bahwa terdapat hubungan lemah negatif yang tidak bermakna pada hubungan antara perilaku menyikat gigi dan karies gigi pada pasien anak di Klinik Profesi Kedokteran Gigi Anak RSKGM FKG UI.

Background: The World Health Organization (WHO) states that dental caries is one of the most common diseases in children worldwide. One effective way to control plaque and improve dental and oral hygiene is to brush teeth properly to prevent caries. Therefore, it is important to teach children a good tooth brushing behavior from an early age.
Objectives: To determine the correlation between tooth brushing behavior and dental caries in pediatric patients at the Pediatric Dentistry Professional Clinic, Specialized Dental and Oral Hospital (RSKGM) Faculty of Dentistry, University of Indonesia (FKG UI).
Methods: Analytical research using secondary data from medical records of pediatric patients at the Pediatric Dentistry Professional Clinic, Dental and Oral Special Hospital, Faculty of Dentistry, University of Indonesia from January 2021 until March 2024 . Data analysis was carried out using the Spearman correlation test using statistical software.
Results: The subjects of this study were 541 pediatric patients. Based on the Spearman correlation test, there was a weak negative relationship that was not significant (p> 0.05) between tooth brushing behavior and tooth caries.
Conclusion: This study found that there was a weak negative relationship that was not significant between tooth brushing behavior and dental caries in pediatric patients at the Pediatric Dentistry Professional Clinic RSKGM FKG UI.
"
Jakarta: Fakultas Kedokteran Gigi Universitas Indonesia, 2025
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Fatiany Fadillah
"Latar Belakang: Menuruthasil Riskesdas, prevalensi masalah gigi dan mulut anak usia7-9 tahun meningkat dari 21,6% pada tahun 2007 menjadi 28,9% pada tahun 2013. Dalam usaha mencegah karies gigi anak, peran guru dan orangtua (ibu) sangat penting sehingga diperlukan pendidikan kesehatan gigi dan mulut. Selain itu, kegiatan sikat gigi bersama juga dapat dilakukan dalam upaya mencegah karies dengan menghilangkan plak gigi.
Tujuan: Mengetahui pengaruh pendidikankesehatan gigi dan mulutkepada guru dan orangtua (ibu) terhadap program menyikat gigi 16 permukaan pada anak usia 7-9 tahun.
Metode: Kuasi eksperimenta ldengan desain nonrandomized control group, pretest-posttest. Responden adalah 20 guru dan 66 ibu sebagai kelompok intervensi, kelompok kontrol adalah 10 guru dan 54 ibu. Seluruh responden diberikan edukasi mengenai cara menjaga dan memelihara kesehatan gigi dan mulut anak lalu memberikannya kepada anak. Pengambilan data pengetahuan dan sikap guru dan ibu melalui pengisian kuesioner pretest dan posttest.Kepada 66 anak dalam kelompok intervensi diberikan program menyikat gigi, sedangkan 54 anak pada kelompok kontrol hanya diberikan edukasi oleh guru dan orangtua (ibu). Evaluasi pemeriksaan dilakukan setelah 1 bulan untuk menilai indeks plak gigi anak.
Hasil: Terdapat peningkatan pengetahuan kesehatan gigi dan mulut guru dengan persentase 16.7%,sikap kesehatan gigi dan mulut guru 20%, pengetahuan kesehatan gigi dan mulut ibu 16.7%, sikap kesehatan gigi dan mulut ibu 20%dan penurunan indeks plak anak 47%.
Kesimpulan: Terdapat pengaruh pendidikan kesehatan gigi dan mulut kepada guru dan orangtua (ibu) disertai program menyikat 16 permukaan terhadap penurunan indeks plak gigi pada anak usia 7-9 tahun. "
Jakarta: Fakultas Kedokteran Gigi Universitas Indonesia, 2018
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library