Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 3 dokumen yang sesuai dengan query
cover
cover
Seta Ariawuri Wicaksana
Abstrak :
ABSTRAK
Mutu pendidikan di Indonesia sampai saat ini masih harus diperbaiki agar ketertinggalan dari bangsa-bangsa lain tidak semakin jauh. Lebih penting lagi adalah agar bangsa Indonesia mampu mengatasi persaingan ketat dalam era globalisasi yang sedang dan akan dirasakan pengaruhnya (Djojonegoro dalam Widiasih, 2001). Usaha peningkatan mutu pendidikan seharusnya dimulai dari sekolah, tempat proses belajar-mengajar berlangsung. Tanpa mempertiatikan kebutuhan proses belajarmengajar yang berlangsung di dalam kelas, usaha peningkatan mutu pendidikan tidak akan memiliki dampak bagi perbaikan pendidikan nasional (dalam Kompas, 2002). Untuk meningkatkan mutu pendidikan nasional di Indonesia tiap kali ada pergantian kurikulum (pergantian kurikulum di Indonesia yang terjadi berdasarkan arahan kebijakan dalam Garis Besar Haluan Negara (GBHN)). Selama 20 tahun terakhir saja paling tidak sudah empat jenis kurikulum yang diberlakukan, yakni Kurikulum 1968, Kurikulum 1975, Kurikulum 1984, Kurikulum 1994 dan Kurikulum Berbasis Kompetensi (KBK) yang akhir-akhir ini dikenal dengan kurikulum 2004. Keberhasilan suatu kurikulum ditentukan beberapa faktor, salah satu yang utama adalah guru. Guru yang berkualitas baik dapat melaksanakan tuntunan kurikulum secara maksimal, bahkan guru dapat mengembangkan kurikulum itu lebih baik daripada yang tertulis. Ketersediaan guru yang mampu melaksanakan program pengajaran yang sesuai dengan tuntutan kurikulum sangatlah besar peranannya dalam upaya mencapai tujuan pembelajaran yang telah digariskan (Suwandi, 1995). Pada tahun 2005, KBK akan dilaksanakan secara serentak agar KBK dapat berjalan dengan baik diharapkan guru memiliki sikap yang baik terhadap KBK karena sikap merupakan faktor utama dalam menju profesionalisme guru dalam mengajar khususnya dalam pelaksanaan KBK (Maister dalam Hasan, 2003). Melihat pentingnya sikap guru terhadap KBK, peneliti tertarik untuk mengetahui gambaran sikap guru SD Negeri (guru bidang studi / kelas) terhadap KBK yang akan diaplikasikan tahun 2005 yang akan datang. Dalam penelitian ini penulis menggunakan teknik skala sikap Likert untuk mengetahui gambaian sikap guru SDN terhadap KBK. Menurut Edwards (1957), skala sikap adalah alat yang mudah, tidak rumit, cepat dan dapat mencakup sejumi jn responden sekaligus. Skala sikap memungkinkan untuk mengetahui derajat perasaan responden terhadap obyek sikap. Penelitian yang dilakukan merupakan penelitian deskriptif. Menurut Hyman (dalam Koentjaraningrat, 1994) penelitian deskriptif bertujuan untuk menggambarkan secara tepat sifat-sifat individu, keadaan, gejala atau kelompok tertentu untuk menentukan frekuensi atau penyebaran suatu gejala atau adanya hubungan tertentu antara suatu gejala dengan gejala lainnya dalam masyarakat. Dalam penelitian ini melibatkan 53 guru di empat SDN di Jakarta antara lain SD Negeri 01 Kelapa Gading, SD Negeri 05 Pegangsaan Dua, SD Negeri 07 Pegangsaan Dua, dan SD Negeri 011 Pondok Labu, yang telah mendapatkan penataran atau sosialisasi mengenai KBK. Di dapatkan hasil bahwa sikap guru-guru di keempat SDN tersebut memiliki sikap positif terhadap KBK. Disarankan pada penelitian selanjutnya untuk memperdalam dan memperkaya hasil penelitian ini dapat dilakukan tidak hanya dengan menggunakan metoda kuantitatif tetapi dilengkapi juga dengan metode kualitatif, misalnya dengan wawancara mendalam atau Focus Group Discussion (FGD), agar diperoleh alasan yang lebih lengkap mengenai pandangan dari masing-masing guru.
2004
S3332
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Sulfani Nur Mawaddah
Abstrak :
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan antara teacher efficacy dan dimensi teacher efficacy dengan sikap guru terhadap pendidikan inklusif di sekolah dasar inklusif negeri. Instrumen yang digunakan untuk mengukur teacher efficacy adalah Teachers? Sense of Efficacy Scale sedangkan untuk mengukur sikap guru terhadap pendidikan inklusif digunakan Multidimensional Atitude toward Inclusive Education Scale (MATIES). Subjek dari penelitian ini adalah guru-guru di sekolah dasar inklusif negeri (N=100). Hasil penelitian menunjukkan bahwa terdapat hubungan positif yang signifikan antara teacher efficacy dan sikap guru terhadap pendidikan inklusif. Dengan kata lain, ketika guru memiliki skor teacher efficacy yang tinggi, guru tersebut cenderung memiliki sikap yang positif terhadap pendidikan inklusif. Sebaliknya, ketika guru memiliki skor teacher efficacy yang rendah, maka guru tersebut cenderung memiliki sikap yang negatif terhadap pendidikan inklusif. Hasil penelitian yang berkaitan dengan dimensi teacher efficacy ditemukan bahwa terdapat hubungan yang signifikan pada dimensi instructional strategies & student engagement dengan sikap guru terhadap pendidikan inklusif di sekolah dasar inklusif negeri. Sebaliknya, untuk dimensi classroom management ditemukan bahwa tidak terdapat hubungan yang signifikan dengan sikap guru terhadap pendidikan inklusif di sekolah dasar inklusif negeri. Untuk meningkatkan teacher efficacy yang dimiliki oleh guru di sekolah dasar inklusif negeri, pihak sekolah dapat menyediakan fasilitas seperti alat peraga dan guru pendamping khusus serta membatasi jumlah siswa di tiap kelas.
This research is conducted to find about the relationship between teacher efficacy and dimensions of teacher efficacy with attitude toward inclusive education in public inclusive elementary school. The instruments of this study were Teachers? Sense of Efficacy Scale (to measure teacher efficacy) and Multidimensional Atitude toward Inclusive Education Scale (MATIES) (to measure attitude teacher toward inclusive education). Participants of this study were teacher in public inclusive elementary school (N=100). The result of research showed that there is a positive significant correlation between teacher efficacy and attitude toward inclusive education in public inclusive elementary school. This finding suggests when teachers have high score in teacher efficacy, they tend to have positive attitude toward inclusive education. On the contrary, when teachers have low score in teacher efficacy, they tend to have negative attitude toward inclusive education. The results of research related to dimensions of teacher efficacy found that there is positive significant correlation between efficacy in student engagement and efficacy in instructional strategies dimensions with teacher attitude toward inclusive education in public inclusive elementary school. In the other hand, efficacy in classroom management dimension showed there is no positive significant correlation with attitude toward inclusive education in public inclusive elementary school. In order to increase teacher efficacy in public inclusive elementary school, schools can provide facilities such as property to teach, shadow teachers and also to limit the number of student in each class.
Depok: Fakultas Psikologi Universitas Indonesia, 2016
S65377
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library