Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 9 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Muchammad Cholil
Abstrak :
Poros engkol (crank shaft) adalah salah satu komponen dari mesin motor bakar. Ada kemungkinan sebuah poros engkol mengalami keretakan pada permukaannya setelah mengalami proses pembuatan, untuk itu perusahaan otomotif menggunakan mesin cracker test untuk memeriksa keretakan pada permukaan poros engkol. Mesin cracker test akan memagnetisasi poros engkol sehingga poros engkol mempunyai medan magnet. Selama proses magnetisasi poros engkol disiram cairan yang merupakan campuran air, cairan kimia, dan serbuk besi. Serbuk besi pada cairan tersebut akan melekat pada bagian permukaan poros engkol yang retak. Kemudian poros engkol diperiksa dibawah sinar ultra violet untuk megetahui keretakan pada permukaan poros engkol tersebut. Keretakan pada permukaan ditunjukkan oleh intensitas cahaya yang dipantulkan serbuk besi yang menyisip ke bagian permukaan poros engkol yang retak. Tugas akhir ini membuat perangkat lunak untuk memeriksa keretakan permukaan pada poros engkol dengan menggunakan algoritma jaringan saraf tiruan. Poros engkol dipotret dibawah sinar ultra violet dengan kamera digital. Hasil pemotretan kemudian diperiksa oleh perangkat lunak ini sehingga dapat diketahui bagaimana kondisi poros engkol. Pemeriksaan dilakukan dengan membandingkan keluaran jaringan saraf tiruan yang telah dibangun sebelumnya dengan target yang ditentukan saat jaringan saraf tiruan dibangun. Jika nilai koefisien korelasi basil pembandingan diatas 0,7 maka poros engkol dinyatakan bagus. Jika nilai koefisien korelasi basil pembandingan dibawah 0,7 maka poros engkol dinyatakan jelek.
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2006
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
cover
Harbhanu Prima Saloka
Abstrak :
Telah dibuat ”Rancang Bangun Mekanik Pengendali Posisi” dengan menggunakan suatu penggerak berupa motor dc yang dapat dikendalikan melalui suatu sistem yang terhubung dengan PC. Adapun pengkonversian yang dilakukan dari pergeseran secara linier yaitu dengan menggunakan dua buah batang besi stenleis tanpa drat. Pada motor dc ini terdapat suatu sensor yang berupa shaft encoder yang digunakan sebagai up/down counter (pencacah) dimana pada sensor ini menghasilkan suatu pulsa sebesar 400 dan pada setiap satu putaran motor dc ini menempuh jarak sebesar 10 cm. Adapun range jarak yang digunakan, yaitu pada range 10 cm-95 cm. Pada jarak maksimum, sensor shaft encoder ini dapat menghasilkan cacahan pulsa sebesar 4000. Sedangkan untuk mengatur kecepatan dari motor dc ini digunakan suatu metode PWM (Pulse Width Modulation). Komunikasi yang digunakan pada sistem ini adalah komunikasi paralel antara PC dengan hardware yang digunakan
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2008
TA-pdf
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
Abstrak :
This paper discuss regarding the study usage of acoustic emission technology in determining the damage at motorbike engine. Study conducted to perceive trouble at motor engine one cylinder due to imperfect condition of opening combustion valve. deeply investigation is conducted to perceive the damage that happened at rocker arm shaft...
Artikel Jurnal  Universitas Indonesia Library
cover
Abstrak :
pada pertengahan tahun 2000 terjadi kecelakaan pesawat helikopter, dimana proses terjadinya kecelakaan tersebut yaitu pada saat melakukan take off kemudian terjadi lost power sehingga pesawat berputar ke kiri berbalik arah dan mendarat dengan impact cukup keras. berangkat dari kasus tersebut dilaksanakan penelitian dengan maksud untuk menganalisis sebab-sebab terjadinya kerusakan material tersebut.
050 JDST 2:1 (2011)
Artikel Jurnal  Universitas Indonesia Library
cover
RM Dhimas Hastyanto I.
Abstrak :
Salah satu metode analisa kegagalan proses pembuatan suatu produk dalam aktifitas manufaktur ada lab metode FMEA (Failure Mode and Effect Analysis), Tujuan penerapan FMEA adalah untuk mengidentifikasi, mengevaluasi, meminimalkan ataupun menghilangkan potensi kegagalan yang sangat berpengaruh dalam kualitas dan produktifitas yang berkelanjutan. membuat urutan priorltas pennasalahan kegagalan dan menentuk:an tindakan koreksi yang tepat agar didapatkan kualitas produk yang tinggi dan pemenuhan kepuasan pelanggan. Mengingat pentingnya metode analisa kegagalan dan pengaruhnya (FMEA) ini maka perlu dilak:ukan perencanaan dan dokumentasi yang baik dengan mengacu pada standar QS9000 dan tinjauan (revie1v) yang berkelanjutan. Dengan penerapan FMEA, khususnya Wltuk proses permesinan komponen propeller shaft ini, dapat diketahui potensi kegagalan, pengaruh, penyebab, dan membuat suatu prioritas permasalahan berdasarkan tingkat resiko kegagalan dan melakukan tindakan pencegahan dan peninjauan yang berkelanjutan. ......One of several methode to analize failure is using an FME'A (Failure Mode and Effect Analysis )methode. An FMEA is described as a aystematic activities to recognize and evaluate potential failure of a process/product and its effect, to identify actions that could eliminate or reduce the occuring of failure, and decide an effective corroctive actions as it must done to reach maximum quality and satisfy the customer needs. As it is veJy important so tl!at aU the FMEA documents must be planned and documented reffer to standard manual QS9000. Understanding of FMEA specially in case of machfm'ng process of propeller shaft parts it can be use to make a problem:; priority list base on tisk priority level so thai a contimms improvement and review can be done to support the activities of FMEA in manufacturing/machining process.
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2005
S37828
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Muslim Amin Siregar
Abstrak :
ABSTRAK
PT Torishima Guna Indonesia merupakan perusahaan produsen pompa yang produknya dikhususkan untuk kebutuhan industri. Sistem produksi yang diterapkan di PT Torishima Guna Indonesia adalah job order. Perusahaan memperkirakan bahwa permintaan akan produk pompa dalam dunia industri akan meningkat, sehingga dibutuhkan perbaikan dalam sistem produksinya. Salah satu faktor yang mempengaruhi baik atau tidaknya sistem produksi di PT Torishima Guna Indonesia adalah keseimbangan lini yang efektif dan efisien. Hal ini dihasilkan dari perhilungan wakiu siklus dan etisiensi produksinya. Waktu siklus dan efisiensi tersebut sangat bergantung pada waktu standar yang dihitung dari observasi waktu operasi pengeijaan tiap komponen.

Penulis melakukan perhitungan waktu normal berdasarkan observasi waktu proses lalu ditambahkan faktor penilaiannya. Setelah itu baru dilakukan perhitungan waktu standamya dengan ditambahkan beberapa kelonggaran. Setelah didapat waktu standamya, penulis melakukan perhitungan waktu siklus dan efisinsinya.

Dari hasil proses observasi yang dilakukan penulis didapat waktu standar yang berbeda-beda untuk tiap jenis shaft, tergantung dari diameter akhir produk. Lalu didapat pula waktu siklus dan idle timenya, kecuali di stasiun kerja M2. Efisiensi produksi komponen shah di dapat dari perhitungan waktu siklus. Ketiga hasil perhitungan tersebut ditampilkan dalam bentuk tabel. Diharapkan dari hasil perhitungan waktu siklus dan efisiensi tersebut kiranya dapat membantu manajemen produksi di PT Torishima Guna Indonesia dalam pembentukan keseimbangan lini produksinya. Sehingga diharapkan sistem produksi dapat lebih efelctif dan efisien
2001
S50407
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Restu Akbar
Abstrak :
ABSTRAK
SRP (Schottel Rudder Propeller) merupakan sistem propulsi kapal yang termasuk jenis sistem propulsi cycloidal karena mempunyai poros vertikal pada sistem penggeraknya. Pada sistem ini tidak dibutuhkan daun kemudi untuk melakukan manouver kapal karena sistem ini mempunyai kemampuan sendiri untuk berputar sendiri sampai sudut 360°. Selain kemampuan dalam bermanouver, SRP mempunyai susunan poros/shaft yang saling berhubungan menyerupai huruf Z sehingga instalasi sistem propulsi ini sering disebut dengan nama Z –Peller. Sistem shaft dari SRP yang rumit, rawan mengalami kerusakan jika tidak dioperasikan secara benar. Resonansi hebat mampu membuat shaft tersebut mengalami Crack sehingga mempengaruhi kerja sistem SRP dan bukan tidak mungkin jika terjadi secara terus menerus akan mengakibatkan patah pada shaft. Oleh karena itu diperlukan analisa transmisi daya, getaran dan kekuatan material berupa tegangan dalam menerima resonansi tersebut melalui perhitungan yang tepat. Perhitungan yang dilakukan menyimpulkan bahwa transmisi daya pada shaft menimbulkan moment sehingga dapat diketahui nilai Radius penampang minimum shaft, mulai dari shaft propeller hingga shaft yang terhubung ke mesin utama. Moment yang bekerja pada shaft juga mengakibatkan pembebanan pada shaft berupa pembebanan transversal, Logitudinal dan Torsional. Pembebanan tersebut berakibat pada kegagalan shaft jika tidak diperhatikan secara serius.
ABSTRACT
2015
S59286
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Arifianto
Abstrak :

ABSTRAK

PT MKM II memliki enam jalur produksi (machining line) dan tiga jalur perakitan (assembly line). Keenam jalur produksi yaitu crank shaft, cylinder head, cam shaft, connecting rod, cylinder block, dan intake and exhaust manifold.

Dalam skripsi ini penulis menghitung kehandalan dari sistem pada jalur produksi cam shaft, yang merupakan salah satu komponen panting dan memerlukan ketelitian dalam pembuatannya. Untuk menghasilkan produk sesuai dengan persyaratan dan memenuhi target yang diharapkan maka sangat diperlukan mesin yang handal agar tidak menganggu kelancaran produksi untuk produksi secara keseluruhan.

Untuk dapat menghitung kehandalan mesin, maka penulis melihat dari data-data pemakaian mesin dan melihat kecenderungan distribusi laju kerusakan yang akan dipakai sebagai dasar perhitungan selanju!nya. Setelah menentukan distribusi yang digunakan maka diadakan uji statistik untuk menguji hipotesa distribusi yang digunakan. Berdasarkan hasil perhitungan, maka digunakan distribusi eksponensial dan dihitung kehandalan tiap mesin pada jalur cam shaft.

Dari hasil penelitian ini diperoleh bahwa CM 50 memiliki nilai MTTR tertinggi sedangkan CM-100 memiliki nilai MTTR terendah karena merupakan alat inspeksi terhadap ukuran dari cam shaft yang relatif sederhana.
1997
S36824
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library