Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 16 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Ufaira Sadya Ayasha
"Penulisan ini membahas atmosfer pada arsitektur yang dialami melalui medium film. Atmosfer adalah pengalaman yang dialami secara multisensori, namun ketika dialami melalui film, framing di dalam film membatasi pengalaman sensori yang bisa hadir. Pembahasan di dalam skripsi ini terbagi menjadi tiga bagian utama, yaitu 1) identifikasi elemen pembentuk atmosfer, 2) bagaimana elemen tersebut di-frame di dalam film, dan; 3) pengalaman atmosfer arsitektur apa yang diserap oleh pengamat. Bagian pertama membahas elemen pembentuk atmosfer dengan mengacu pada teori yang dikemukakan oleh Peter Zumthor. Teori tersebut menjadi parameter dalam menentukan bagaimana terbentuknya suatu atmosfer. Bagian kedua membahas proses framing atmosfer arsitektur di dalam film melalui penentuan sudut pandang, pergerakan, dan penyusunan sequence. Bagian ketiga membahas tentang aspek multi-sensori dalam mengalami atmosfer arsitektur dengan mengacu pada teori yang dikemukakan oleh Juhani Pallasmaa. Ketiga bagian ini menjadi dasar dalam menganalisis studi kasus yaitu film “Parasite”. Melalui penulisan ini didapatkan bahwa atmosfer arsitektur tetap dapat dihadirkan dan dirasakan melalui medium film dengan dibantu oleh proses framing sehingga dapat mewujudkan kehadiran manusia di dalam ruang film.

This writing discusses the atmosphere in architecture that can be experienced through medium film. Atmosphere is a multisensory experienced, but when experienced through film, the framing within film limits the sensory experience. This study is divided by three main parts, which are 1) identification elements creating atmosphere, 2) how the elements being framed in films, and; 3) the architecture atmosphere experience that being absorbs by observers. The first part discusses the elements that creates the atmosphere by referring to the theory by Peter Zumthor. The theory acts as the parameter in determining how the atmosphere is formed. The second part discusses the process of framing the architectural atmosphere in film through determining the angle, movement, and the order of the sequences. The third part discusses the multi-sensory aspect of experiencing the architectural atmosphere by referring to the theory by Juhani Pallasmaa. These three parts become the basis for analyzing the case study, the film namely “Parasite”. Through this writing, it is found that the viii architectural atmosphere can still be presented and felt through the medium of film supported by the framing process so that it can revives the human presence in the filmic space"
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2022
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Leli Mulyati
"Penurunan kesadaran merupakan salah satu kondisi kritis yang perlu mendapatkan penanganan dan intervensi yang cepat dan tepat. Kecepatan dan ketepatan intervensi akan mencegah berbagai komplikasi jangka pendek dan jangka panjang pada pasien. Penelitian ini bertujuan mengidentifikasi pengaruh intervensi stimulasi sensori berbasis teori caring dan uncertainty terhadap proses pemulihan pasien penurunan kesadaran. Penelitian ini terbagi atas dua tahap yaitu penelitian kualitatif (fenomenologi dan diskusi kelompok terfokus) yang melibatkan 24 informan, kemudian dilanjutkan dengan penyusunan intervensi stimulasi sensori dan penelitian kuantitatif (quasi eksperimen) yang melibatkan 63 responden secara consecutive sampling, yang dibagi dalam kelompok intervensi 1 dan 2 serta kelompok kontrol. Penelitian tahap ini dilakukan di tiga Rumah sakit, 2 di Jakarta dan 1 di Bengkulu. Hasil penelitian tahap satu didapatkan 5 tema dari hasil wawancara mendalam dan diskusi kelompok terfokus yang dijadikan sebagai salah sumber untuk menyusun intervensi stimulasi sensori yang dirangkum dalam buku panduan intervensi stimulasi sensori untuk pasien dan perawat dan keluarga. Hasil penelitian tahap dua didapatkan bahwa stimulasi sensori memberikan perbedaan bermakna pada tingkat kesadaran, fungsi sensori dan hemodinamik laju pernapasan dan saturasi okdigen dengan nilai (P<0.05. Tetapi tidak memberikan perbedaan secara bermakna secara uji statistik (P>0.05) pada indikator hemodinamik yang lainnya di antara 3 kelompok terhadap proses pemulihan kesadaran. Meskipun demikian secara klinis terlihat dapat memperpendek masa proses pemulihan kesadaran berdasarkan nilai mean tiap kelompok. Kesimpulan hasil penelitian yaitu intervensi stimulasi sensori dapat mempersingkat proses pemulihan kesadaran pasien.

Decreased awareness is a critical condition that needs to get fast and appropriate treatment and intervention. Speed ​​and accuracy of intervention will prevent various short-term and long-term complications in patients. This study aims to identify the effect of sensory stimulation interventions based on caring theory and uncertainty on the recovery process of patients with reduced consciousness. This study was divided into two stages, namely qualitative research (phenomenology and focus group discussions) involving 24 informants, then followed by the preparation of sensory stimulation interventions and quantitative research (quasi experiments). involving 63 respondents respectively consecutive sampling, divided into intervention groups 1 and 2 as well as the control group. This stage of the research was conducted in three hospitals, 2 in Jakarta and 1 in Bengkulu. The results of the first phase of the study obtained 5 themes from the results of in-depth interviews and focus group discussions which were used as a source for developing sensory stimulation interventions which are summarized in a sensory stimulation intervention manual for patients and caregivers and families. The results of the second phase of the study found that sensory stimulation provided significant differences in the level of consciousness and hemodynamics of respiratory rate and oxygen saturation with a value of (P<0.05. However, it did not provide significant statistical differences (P>0.05) in sensory function and other hemodynamic indicators among the 3 groups on the process of recovering consciousness. However, clinically it appears to shorten the period of consciousness recovery based on the mean value of each group. The conclusion of the results of the study is that sensory stimulation interventions can shorten the process of restoring patient consciousness."
Depok: Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia, 2024
D-pdf
UI - Disertasi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Safira
"ABSTRAK
Kebanyakan anak autis memiliki gangguan terhadap sensori integrasi. Untuk mengatasi disfungsi sensori anak akan diterapi menggunakan objek. Objek yang digunakan untuk terapi adalah bentukan dari objek bermain, sehingga ruang sensori integrasi dapat dikatakan sebagai ruang bermain anak autis. Objek di sini menjadi poin penting karena menjadi elemen yang sangat dibutuhkan untuk terapi. Penyusunan objek yang ada di dalamnya akan menjadi sangat penting karena harus memenuhi kebutuhan terapi tiap-tiap anak yang berbeda. Susunan objek yang berproses akan membuat anak bergerak beralur dan tidak diam di satu sisi. Susunan objek yang berproses dapat dibentuk dengan mengkombinasi antar objek yang satu dengan yang lain. Objek dan penyusunannya yang dinamis/fleksibel menjadi sangat efektif untuk mendukung aktifitas yang berproses untuk kebutuhan terapi setiap anak. Kebutuhan gerak setiap anak autis untuk mendukung terapinya berbeda-beda. Adanya penyusunan objek yang berbeda disetiap anaknya akan menghasilkan proses gerakan yang berbeda pula, misalnya untuk anak yang aktif dan pasif. Sehingga penyusunan objek yang fleksibel dapat dijadikan pertimbangan dalam mendesain ruang sensori integrasi untuk anak autis.

ABSTRAK
Most children with autism have a disruption to sensory integration. To overcome sensory dysfunction the child will be treated using the object. The object used for therapy as a form of the play object, so that the sensory space of integration can be autistic children 39 s playroom. The object becomes an important point because it becomes an indispensable element for therapy. Arrangement of objects in it, will be very important because it must meet the needs of each therapy of different children. The arrangement of objects in the process will make the child move grooved and not stay on one side. The arrangement of processed objects can be formed by combining the objects with each other. Objects and arrangements with dynamic and flexible are very effective to supporting the activities in process for every child 39 s therapy needs. The needs of every autistic child 39 s movement to support therapy may vary. The existence of arrangement different objects in each child will produce a different process of movement, for example for children who are active and passive. So the arrangement of a flexible object can be taken to consideration in designing the sensory space integration for children with autism. "
2017
S68059
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Muhammad Rifan Budiawan Syarif
"Ruang kreatif personal merupakan ruang yang dirancang untuk memfasilitasi penggunanya dalam berpikir dan bekerja kreatif secara individual. Salah satu caranya adalah dengan memberikan stimulasi visual spasial yang merangsang proses kreatif pada penggunanya. Dalam kajian ini saya ingin mengkaji dan memaparkan mengenai pemahaman bagaimana stimulasi visual spasial pada ruang kreatif personal bekerja. Oleh karena itu, saya mencoba untuk melihat keterhubungan dan pengaruh stimulasi visual spasial dan proses kreatif yang ada di dalamnya. Penulisan skripsi ini menggunakan desain deskriptif dan didukung dengan studi kasus kualitatif. Hasil penulisan ini menjelaskan bahwa pertama, visual spasial dapat menstimulasi pengguna dalam merangsang kreatifitasnya pada ruang kreatif personal. Kedua, stimulasi visual spasial pada ruang kreatif dapat dibagi menjadi dua jenis, yaitu referensial dan non referensial. Ketiga, melalui studi kasus dan didukung oleh sumber literatur dapat dipelajari jika intensitas waktu, posisi dan komposisi ruangan mempengaruhi stimulasi visual spasial pengguna, dimana stimulasi ini bersifat subjektif.

Personal creative space is a space designed to facilitate its users in thinking and working creatively individually. One way is to provide spatial visual stimulation that stimulates the creative process of its users. In this study I would like to examine and explain the understanding of how spatial visual stimulation in personal creative spaces works. Therefore, I try to see the connection and influence of spatial visual stimulation and the creative process in it. This thesis writing uses a descriptive design and is supported by qualitative case studies. The results of this paper explain that first, spatial visuals can stimulate users in stimulating their creativity in personal creative spaces. Second, spatial visual stimulation in creative space can be divided into two types, namely referential and non-referential. Third, through case studies and supported by literature sources, it can be learned that the intensity of time, position and composition of the room affect the user's spatial visual stimulation, where this stimulation is subjective."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2022
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Fadhila Khansa Khairunnisa
"Arsitektur adalah sebuah ruang yang harus dialami secara langsung dengan dilihat, dirasakan serta diamati melalui sudut pandang sendiri hingga dapat membentuk pemahaman ruang. Manusia dapat memahami ruang melalui respons sensori terhadap elemen ruang yang dipersepsikan. Salah satu bentuk manusia dalam memahami ruang adalah dengan menentukan keterjangkauan atau affordance dari suatu ruang. Skripsi ini membahas tentang bagaimana kehadiran pengalaman sensori sehingga membentuk pemahaman ruang yang menghasilkan persepsi affordance. Melalui pengalaman multisensori yang berkolaborasi dan membentuk kombinasi data, pada akhirnya dapat disimpulkan sebagai persepsi akhir dari perkembangan persepsi affordance pada ruang. Berdasakan hasil pengamatan pada ruang publik Tebet Eco Park, didapatkan hasil yang dapat menggambarkan peran kolaborasi sensori dalam membentuk perkembangan persepsi affordance sehingga persepsi menjadi lebih eksklusif terhadap situasi ruang yang dipersepsikan. Informasi yang didapatkan dari kolaborasi sensori dapat memperluas, mengerucutkan dan mengkonfirmasi perspesi affordance seiring dengan informasi yang terus bertambah.

Architecture is one of a space that must be experienced directly by being seen, felt and observed through one's own perspective so it can form an understanding of space. Human can perceive space through sensory responses to perceived spatial elements. One of the forms in understanding space is to determine the affordance of a space. This thesis discusses the process of sensory experience can forms an understanding of space which results in the perception of affordance. Through multisensory experiences that collaborate and form an interrelated data, it can be concluded as the conclusion of the development of affordance perception. Based on the results of study case on public spaces in Tebet Eco Park, results were obtained which illustrate the role of sensory collaboration in shaping the development of affordance so that perceptions become more exclusive to the perceived spatial situation. Information obtained from sensory collaboration can broaden, narrow, and confirm perceived affordance as information is continuously added."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2023
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Lucya Putri Juwita
"Gangguan berkemih menyebabkan penurunan kualitas hidup dan mortalitas pasien pasca cedera medula spinalis. Sensasi penuh kandung kemih berperan penting dalam tatalaksana berkemih pasca cedera medula spinalis. Metode clean intermittent catheterization (CIC) berdasarkan sensasi dapat menghindari kateterisasi yang tidak perlu, berkemih terlalu dini atau overdistensi kandung kemih. Urodinamik sebagai baku emas evaluasi sensasi penuh kandung kemih tidak selalu dapat diakses oleh semua pasien dan fasilitas kesehatan. Skor sensori T10-L2 dan S2-S4/5 berdasarkan pemeriksaan International Standards for Neurological Classification of Spinal Cord Injury (ISNCSCI) diperkirakan dapat memprediksi sensasi penuh kandung kemih. Penelitian ini bertujuan untuk mengindentifikasi hubungan antara skor sensori T10-L2 dan S2-S4/5 terhadap sensasi penuh pada kandung kemih. Penelitian dilaksanakan di RSUP Fatmawati dengan desain kohort retrospektif menggunakan rekam medis, dari April 2020 hingga Februari 2021 dengan total subjek 32 orang, dimana 26 orang tidak memiliki sensasi dan 6 orang memiliki sensasi penuh kandung kemih. Analisis statistik menggunakan rumus perbedaan 2 rerata tidak berpasangan, berbeda signifikan bila p < 0,05. Skor sensori T10-L2 antara kelompok subjek yang tidak memiliki sensasi penuh dengan kelompok subjek yang memiliki sensasi penuh memiliki perbedaan yang signifikan (p=0.008). Skor sensori S2-S4/5 tidak berbeda secara bermakna pada kedua kelompok subjek (P = 0,494). Terdapat hubungan bermakna dimana semakin tinggi skor sensori T10-L2 maka semakin besar kemungkinan pasien pasca cedera medula spinalis merasakan sensasi penuh kandung kemih. Penelitian ini juga mendapatkan nilai skor 30 sebagai titik potong skor sensori T10-L2 dalam memprediksi sensasi penuh kandung kemih. Hasil temuan ini dapat menjadi acuan perencanaan program manajemen berkemih menggunakan CIC berdasarkan sensasi, terutama di fasilitas kesehatan tanpa sarana urodinamik.

Bladder dysfunction causes low quality of life and mortality of patients after spinal cord injury. The sensation of bladder fullness is important in bladder management. The sensation-based clean intermittent catheterization (CIC) method can avoid unnecessary catheterization, premature voiding, or bladder overdistention. Urodynamic is the gold standard for bladder fullness evaluation, but it is not always accessible to all patients and health facilities. Sensory scores T10-L2 and S2-S4/5 based on the International Standards for Neurological Classification of Spinal Cord Injury (ISNCSCI) are estimated to predict the sensation of bladder fullness. This study aimed to identify the association between sensory scores T10-L2 and S2-S4/5 with the sensation of bladder fullness. This study was conducted at Fatmawati Hospital with a retrospective cohort design using medical records, from April 2020 to February 2021, the total subjects are 32 people, of which 26 people had no sensation and 6 people had full bladder sensation. Analyzed statistically by the difference of 2 unpaired means (significantly different if p < 0.05). Sensory scores of T10-L2 between the subjects without sensation and the subjects with the sensation of bladder fullness had a significant difference (p=0.008). Sensory scores of S2-S4/5 were not significantly different between the two groups (P = 0.494). There was a significant association which is the higher the sensory scores of T10-L2, the patient is more likely to feel the sensation of a bladder fullness after spinal cord injury. This study also found that 30 was the cut-off point of the total T10-L2 sensory scores for predicting the sensation of bladder fullness. These findings can be used as a reference for planning a bladder management using the sensation-based CIC, especially in health facilities without urodynamic"
Jakarta: Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, 2022
SP-pdf
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
Alzena Masykouri
"ABSTRAK
Banyak kasus yang ditangani oleh psikolog anak adalah gangguan perkembangan pada anak, terutama anak usia sekolah. Salah satu gangguan perkembangan tersebut dikenal sebagai Attention Deficit/Hyperactive Disorder (AD/HD). Gangguan ini memiliki ciri-ciri adanya tingkah laku tertentu yang berulang dan berlangsung minimal selama 6 bulan. Tingkah laku yang dikategorikan sebagai gangguan adalah tingkah laku yang inattenrion, hyperactivity, dan impolsivity Anak dengan gangguan AD/HD ini menunjukkan rentang perhatian yang singkat, mudah terganggu (distractibility) atau tidak bisa tenang (restless). Aspek sosial anak pun dapat terganggu karenanya. Kemarnpuan berelasi sosial menjadi rendah, kontrol diri yang buruk, bahkan cenderung tidak: mematuhi perintah dan bertindak agresif. Demikian pula pada aspek kognitif dan akademik, dimana AD/HD menyebabkan kurangnya perhatian dan timbulnya kesulitan belajar spesifik.
Penyebab AD/HD adalah disfungsi neurologis di otak, dan penanganan AD/HD secara psikologis Iebih ditekankan pada terapi tingkah laku (Behavior Therapy). Karena itu, penulis tertarik untuk mengkaji lebih dalam mengenai AD/HD dari tinjauan neurologis, baik secara teori maupun praktis, yaitu berdasarkan teori Sensory Integration.
Teori Sensory Integration mengemukakan bahwa. integrasi sensori merupakan proses pengolahan informasi di otak Otak, sebagai mesin sensoris, harus dapat memilih, mengembangkan, melanjutkan, menghambat, membandingkan, dan mengasosiasikan informasi-informasi sensoris secara fleksibel dan dengan pola yang berubah-ubah. Singkatnya, otak harus mengintegrasikan seluruh informasi yang masuk melalui sensor-sensor dari tubuh sehingga manusia dapat berfungsi optimal. Proses integrasi sensori yang terjadi pada manusia dimulai dari proses penerimaan informasi oleh indera yang dirniliki oleh rnanusia, kemudian diolah oleh susunan saraf pusat (SSP). Akhirnya respon yang diberikan oleh indera-indera manusia, yaitu indera dekat : tactile, vestibular, dan proprioceptive, serta indera jauh: pengelihaian, penciuman, perabaan, perasa, dan pendengaran.
Anak dengan gangguan pada proses integrasi sensori menunjukkan tingkah laku yang berbeda dengan anak pada umumnya Perbedaan perilaku itu sering dilihat sebagai ciri-ciri dari AD/HD, yaitu inattetion, hyperactivity, dan restless. Untuk mengatasi permasalahan telsebut, maka anak diberikan suatu program intervensi atau tetapi yang berbasis sensory integration. Prinsip utama dari intervensi ini adalah menyediakan kesempatan bagi individu untuk mendapatkan informasi melalui indera-indera dekat, yaitu proprioceptive, vestibuiar, dan tactile. Sedangkan tujuan dari intervensi ini adalah memodulasi onntasi pertahanan dari sistem saraf individu dengan menggunakan lingkungan dan pengalaman sensoris, serta untuk menghasilkan tingkah laku adaptif yang sesuai. Juga untuk memperbaiki keseimbangan antara inhibisi dan eksitasi dalam sistern saraf atau secara sederhana meningkatkan fungsi SSP.
Berdasarkan pengamaian dan analisis yang dilakukan, maka dapat disimpulkan bahwa dalam penanganan kasus ADH-ID dapat digunakan pendekatan Sensory Integration, yaitu pendekatan yang menitikberatkan pada kemampuan individu untuk memfungsikan sensor-sensor tubuh atau indera, agar dapai memproses informasi yang masuk dengan efektif dan menghasilkan tingkah laku yang adaptif. Peningkatan kemampuan individu dengan AD/HD yang ditangani dengan terapi Sensory Integration tampak pada meningkatnya rentang perhatian (attention) dan kemampuan untuk merencanakan gerak (impulsivitas) dan mengorganisasikan gerak Hyperactivity). Ini disebabkan kemampuan individu untuk kedua hal tersebut berkembang seiring berkembangnya kemampuan dari indera-indera sensorisnya. Dengan demikian dapat dianggap bahwa, melalui kegiatan-kegiatan sensory integration ini maka proses penerimaan dan pengolahan informasi yang teljadi di otak menjadi lebih baik, seiring dengan tampilan tingkah laku yang lebih adaptif dari individu dengan AD/HD.
Berdasarkan hal tersebut, maka pendekatan dengan menggunakan sensory integration ini dapat disarankan untuk menangani individu dengan AD/HD."
Jakarta: Fakultas Psikologi Universitas Indonesia, 2002
T38371
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Khodijah Salimah
"ABSTRAK
Skripsi ini membahas tentang anak autis yang mengalami permasalahan pada
penerimaan dan pemrosesan integrasi sensori. Permasalahan ini dapat di-treatment
dengan penyesuaian pada pengalaman sensori dan integrasinya melalui aspek
arsitektural berupa penyesuaian atribut sensori dan narasi sequence. Penanganan ini
juga dapat dilakukan melalui game komputer. Skripsi ini menganalisis game Rufus
Goes to School dan keterkaitan aspek arsitektural tersebut dengan ruang game. Atribut
sensori visual hadir melalui representasi game komputer dengan treatment sensori
secara spesifik. Sedangkan narasi sequence diciptakan dari sifat yang muncul dalam
assigned qualities yaitu pengoperasian ruang game dan elemen game sebagai
penanaman adaptasi terhadap karakter repetitif dari anak autis

ABSTRACT
This thesis discusses the autistic child who had problems with sensory processing and
integration. This problem can be treated with sensory experience and integration with
architectural aspects such as adjustment of sensory attributes and narrative sequences.
The teratment can be conducted through computer games. This thesis analyzes the
game Rufus Goes to School by exploring the architectural aspects in the game space.
Visual sensory attributes are present through representation of computer games with
sensory specific treatment. While the narrative sequence is present in the characters
that appear in the assigned qualities, namely the operation of gaming space and
elements of the game as a learning treatment for adaptation to repetitive character of
children with autism.
"
2016
S64015
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Intan Astari Amanda Putri
"ABSTRAK
Penulisan ini bertujuan untuk memahami bagaimana sebuah kualitas interior menghadirkan attention-diversion yang mampu memberikan kontrol terhadap pengalaman pasien sehingga dapat mengalihkan perhatian dan memunculkan perasaan positif saat menunggu. Proses pemahaman ini ditelusuri melalui studi mengenai pengalaman menunggu dan proses pembentukan kualitas interior untuk menghadirkan attention-diversion melalui pengalaman mengindra. Untuk mengetahui bagaimana cara menghadirkan attention diversion akan dilakukan penelusuran dengan membandingkan kualitas interior pada dua ruang tunggu kesehatan di Memorial Sloan Kettering Cancer Centre. Melalui analisis ini dapat dipahami bahwa konfigurasi dan elemen ruang mampu menghasilkan kualitas interior yang dibutuhkan untuk menghadirkan attention diversion. Keberagaman dari elemen ruang diversity of element dan konfigurasi ruang yang beragam menghadirkan kualitas keberagaman layout diversity of layout . Kedua kualitas interior tersebut kemudian mampu memberikan kesempatan pasien untuk memilih dan mengontrol lingkungannya ketika menunggu. opportunity of controlling

ABSTRACT
This undergraduate thesis aims to understand how an interior quality can presents attention diversion that gives a sense of control to the patient 39 s waiting experience, so it can gives positive distraction and create positive feelings. The understanding process involves study on waiting experiences and the process of interior quality formation to present attention diversion through sensory experience. To find out how to present attention diversion,it will be done by comparing the quality of the interior in two waiting rooms at the Memorial Sloan Kettering Cancer Center. Through this analysis it can be understood that the configuration and spatial elements are capable of producing the interior quality required to present attention diversion.The diversity of spatial elements and diverse spatial configurations create a diversity of layout quality. Both of these interior qualities are able to provide the opportunity for patient to choose and control their environment while waiting."
2017
S69447
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Diana Ridha
"Tujuan dari penelitian ini adalah untuk melihat pengaruh dari atribut
produk fashion terhadap perilaku pembelian impulsif konsumen, dengan mempertimbangkan perilaku utilitarian web browsing dan hedonic web browsing konsumen di situs online yang menjual produk fashion. Sampel penelitian ini adalah 166 pria dan wanita yang pernah melakukan pembelian produk fashion di situs online lokal dalam kurun waktu 6 (enam) bulan terakhir. Data diolah dengan menggunakan metode Structural Equation Modeling.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa atribut produk yang mempengaruhi perilaku Utilitarian Web Browsing konsumen adalah Variety of Selection, sedangkan atribut produk yang berpengaruh terhadap perilaku Hedonic Web Browsing konsumen adalah Price Attributes. Di samping itu, hasil penelitian menunjukkan bahwa perilaku Utilitarian Web Browsing berpengaruh secara negatif terhadap E-Impulse Buying, sedangkan Hedonic Web Browsing memiliki pengaruh positif terhadap E-Impulse Buying.

This research aims to analyze the effect of fashion product attributes on consumer's e-impulse buying behavior by taking Utilitarian Web Browsing behavior and Hedonic Web Browsing behavior into account. The sample of this study were 166 people who made a purchase of fashion product in local fashion websites within a period of six months. Data were analyzed using Structural Equation Modeling method.
The result shows that Variety of Selection affects consumer's Utilitarian Browsing Behavior, whilst consumer's Hedonic Web Browsing behavior is affected by the Price Attributes on fashion websites. Furthermore, the result shows that Utilitarian Web Browsing behavior has a negative influence on E-Impulse Buying, whilst Hedonic Web Browsing behavior has a positive influence on E-Impulse Buying.
"
Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 2015
S5891
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2   >>