Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 3 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Nikita Euginia
Abstrak :
Penelitian ini bertujuan untuk menjelaskan kritik salaryman masculinity dalam film anime Kaze Tachinu karya Miyazaki Hayao. Data primer diperoleh dari film Kaze Tachinu menggunakan teknik dokumentasi. Adegan yang dianggap mengandung representasi salaryman masculinity dicatat dan dipilih sebagai sumber data primer. Sumber data sekunder diperoleh melalui metode studi pustaka menggunakan artikel jurnal, buku, dan karya ilmiah lainnya. Teori yang digunakan merupakan teori maskulinitas menurut R. W. Connell dan salaryman masculinity menurut Romit Dasgupta. Penelitian ini menemukan bahwa pada film anime Kaze Tachinu, salaryman masculinity direpresentasikan oleh mayoritas tokoh dalam film, seperti Honjo, Kurokawa, dan tokoh pendukung lainnya. Hal ini disampaikan melalui dialog, penampilan tokoh, dan aspek lainnya, yang menunjukkan keselarasan dengan ideologi salaryman masculinity. Horikoshi Jiro, sang tokoh utama, menunjukkan ambiguitas dalam maskulinitasnya. Walaupun secara sekilas Jiro tampak memenuhi tuntutan salaryman masculinity, terdapat konflik batin dalam dirinya yang membedakan dia dari sosok salaryman pada umumnya. Berlainan dengan salaryman, kesetiaan Jiro terhadap pekerjaannya berakar dari ambisinya secara murni. Selain itu, Jiro juga memiliki empati tinggi dan menghadapi dilema dalam memilih antara pekerjaannya atau kekasihnya, Nahoko. ......This study aims to explain the critique of salaryman masculinity found in the movie Kaze Tachinu directed by Miyazaki Hayao. Primary data is obtained from the movie Kaze Tachinu using the documentation technique. Scenes considered to contain representations of salaryman masculinity are noted and filtered through. Secondary data is obtained through a literature study that comprises of journal articles, books, and other scholarly materials. Theories used in this study include the concept of masculinity by R.W. Connell and salaryman masculinity as described by Romit Dasgupta. This study has found that in the movie Kaze Tachinu, salaryman masculinity is represented by a majority of characters, such as Honjo, Kurokawa, and supported by other various side characters. This is shown via dialog, the physical appearance of characters, and other numerous aspects that find resonance in the salaryman masculinity ideology. Horikoshi Jiro, the protagonist, displays ambiguity in his masculinity. Although superficially he appears to fulfill the ideals of salaryman masculinity, an emotional conflict occurs within him that differentiates him from salarymen at large. Unlike other salarymen, his faith to work finds root in his pure ambition. Aside from that, he is highly empathetic and faces a dilemma when he is forced to choose between his job and his lover, Nahoko.
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan dan Budaya Universitas Indonesia, 2023
TA-pdf
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
Almadiva Raissa Putri Permana
Abstrak :
Konsep honne dan tatemae merupakan salah satu konsep yang penggunaannya dapat ditemukan di semua lapisan masyarakat Jepang. Honne dapat diartikan sebagai perasaan sesungguhnya dan tatemae dapat diartikan sebagai perilaku yang diterima dan diterapkan di masyarakat. Sebenarnya konsep seperti ini tidak hanya ada di negara Jepang saja, namun yang menjadikannya istimewa adalah seringnya frekuensi penggunaan untuk menghindari konflik dan menghormati lawan bicara. Konsep ini akan menimbulkan kesulitan untuk siapapun yang tidak mengenal budaya Jepang dengan baik, terutama orang asing. Penelitian ini bertujuan untuk menemukan pengaplikasian konsep honne dan tatemae di dalam novel The Blue-Eyed Salaryman karya Niall Murtagh (2009) dan meneliti kecenderungan sikap tokoh utama untuk menghadapi konsep honne dan tatemae. Penelitian ini menggunakan metode studi kepustakaan serta menggunakan konsep honne dan tatemae yang didefinisikan secara ulang oleh Parsol (2010). Hasil penelitian menunjukkan bahwa orang asing yang menetap lama di Jepang akan menerapkan budaya Jepang pada kehidupan sehari-harinya agar bisa diterima sebagai bagian dari masyarakat Jepang. ......The concept of honne and tatemae is one of the concepts that can be found in Japanese society. Honne can be interpreted as real feelings and tatemae can be interpreted as behavior which is accepted and applied in society. This concept does not only exist in Japan, but Japanese use this concept frequently and they use it because they respect their interlocutor. But this concept will cause difficulties for foreigner in Japan. This research aims to find the concept application in the novel The Blue-Eyed Salaryman : From World Traveller to Lifer at Mitsubishi by Niall Murtagh (2009) and examines the main character attitude to deal with the application of this concept. This research use the literature study method and use the redefined concept of honne and tatemae by Prasol (2010). This research concludes that the foreigner who stay in Japan for a long time will blend with Japanese culture in their daily lives in order to be accepted as a part of Japanese society.
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan dan Budaya Universitas Indonesia, 2021
MK-pdf
UI - Makalah dan Kertas Kerja  Universitas Indonesia Library
cover
Nia Septiani
Abstrak :
ABSTRAK
Skripsi ini membahas tingkat partisipasi ayah dalam cuti mengasuh anak ditinjau dari segi maskulinitas di Jepang. Penulis menggunakan teori maskulinitas hegemonik dari salaryman di Jepang untuk menganalisis keterkaitan pandangan maskulinitas hegemonik dan tingkat partisipasi ayah dalam cuti mengasuh anak. Hasil yang diperoleh menunjukkan bahwa pandangan maskulinitas hegemonik dimana pria Jepang diekspektasikan lebih dominan dalam mencari nafkah dibandingkan dengan urusan rumah mempengaruhi tingkat partisipasi ayah yang tercatat rendah dalam cuti mengasuh anak. Meskipun terlibat dalam cuti mengasuh anak, bukan berarti ayah tersebut tidak dikatagorikan sebagai pria yang tidak maskulin. Ayah yang turut serta dalam mengambil cuti mengasuh anak mempunyai pandangan tersendiri terhadap maskulinitas dan cenderung melawan konsep maskulinitas dalam menjalankan peran mereka sebagai ayah.
ABSTRACT
This research discusses about the the level of father rsquo s participation in childcare leave viewed from masculinity in Japan. The author of this research used the theory of hegemonic masculinity of salaryman in Japan. The research rsquo s findings shows that the view of hegemonic masculinity where Japanese male are expected to be more dominant as a breadwinner as opposed of domestic responsibilities influenced the level of father rsquo s participation, which are noted as low in child care leaves. Although male are involved in child care leave, this does not mean that father are categorized as non masculine male. Fathers that actively participate in child care leave have their own view of masculinity and have the tendency to defy the concept of masculinity in undertaking their role as fathers.
2016
S66048
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library