Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 5 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Quena Rosanti
Abstrak :
ABSTRAK
Ruang kerja yang menuntut kolaborasi menghadirkan interaksi dan komunikasi yang tinggi terhadap pekerjanya, namun hal ini dapat menimbulkan gangguan dari sisi privacy bagi individu. Selain itu, dalam penyampaian informasi dan pengetahuan dibutuhkan kombinasi dari produktivitas individual dan juga efektivitas grup kerja. Untuk menyeimbangkan kebutuhan yang berbeda, dibutuhkan ruang yang dapat mengakomodasi kedua kebutuhan kerja tersebut, atau disebut dengan fleksibilitas ruang. Fleksibilitas ruang tercipta melalui peran furnitur yang digunakan sebagai contoh kasus pada analisa skripsi ini. Dengan adanya mekanisme pendukung yang bekerja melalui furnitur, dapat menciptakan ruang kerja yang mengakomodasi kebutuhan berbeda berdasarkan tingkat interaksi dan otonomi yang tercipta.
ABSTRAK
A workspace requires a collaboration of interaction and communication towards the workers, however it may cause a distraction on the individual privacy point of view. Moreover, the combination of individual productivity and also group effectiveness is necessary on the deliverable of information and knowledge. The space that accommodates both needs requires a balance of different kind of necessity, or also called as flexibility. The flexibility is created through furniture role as an example of this analysis. The supporting mechanism that works on furniture creates a workspace that accommodates vary needs of work based on interaction and autonomy level.
2016
S64212
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Tri Ayu Ningrum
Abstrak :
Kebudayaan Cina merupakan salah satu kebudayaan yang tertua di dunia. Kebudayaan Cina meliputi banyak hal seperti yang bernilai tradisi, kebiasaan, serta kepercayaan. Salah satunya adalah konsep fengshui, yaitu ilmu pengetahuan dan kepercayaan yang bertujuan untuk menata bangunan rumah tinggal dan lingkungan yang sesuai dengan keselarasan jiwa penghuninya. Jika penataan suatu tempat disesuaikan dengan fengshui maka akan mendatangkan pengaruh positif (seperti kenyamanan, keberuntungan) bahkan bisa meminimalkan datangnya pengaruh negatif. Dewasa ini fengshui tidak hanya digunakan sebatas pada bangunan tempat tinggal saja. Akan tetapi juga diterapkan pada perkantoran, pertokoan, dan bangunan komersial lainnya yang ditandai dengan banyaknya perusahaan, kantor, dan bankbank yang menggunakan konsep fengshui. Fengshui penataan kantor mengatur letak atau posisi dari tiap ruangan dalam kantor tersebut termasuk penataan ruang kerja, penataan lahan parkir, arah letak pintu masuk utama, dan sebagainya. Dalam fengshui penataan ruang kerja, ada beberapa hal yang harus diperhatikan dalam ruang kerja untuk membantu memaksimalkan pengaruh positif yang datang. Misalnya penataan/penempatan meja kerja, arah layar komputer, dan posisi duduk seseorang dalam ruang kerjanya. Semua hal tersebut tentu dapat mempengaruhi usaha yang akan atau yang sedang dijalankan. Namun, konsep feng shui oleh sebagian orang dianggap sebagai sesuatu yang bersifat mistis (klenik) dan tidak logis (tidak masuk akal). Walaupun demikian sebagian lain dari konsep ini juga dapat dibuktikan secara logika. Maka demi memperoleh dan merasakan dampak positif dari konsep feng shui ini memerlukan rasa percaya (yang bersifat sugesti)
Depok: Universitas Indonesia, 2008
S13062
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
cover
Ray Gusty Ramia Jasin
Abstrak :
Coworking space merupakan sebuah ruang kerja kolaboratif yang muncul akibat adanya perkembangan teknologi yang berdampak pada berkembangnya budaya bekerja. Sehingga, bekerja dapat dilakukan dimana saja. Coworking space hadir dengan konsep interior yang beragam. Salah satunya terdapat beberapa coworking space yang mengangkat konsep home dan berusaha untuk menghadirkan home di dalamnya. Hal tersebut menjadi menarik apabila dilihat dari sudut pandang arsitektur dan interior, karena antara home dan tempat untuk bekerja memiliki atmosfer ruang yang berbeda. Tulisan ini akan memfokuskan pembahasan kepada bagaimana home dapat hadir di dalam sebuah coworking space sehingga kehadiran home dapat dirasakan oleh para coworkers ketika bekerja di dalamnya karena terdapat intimacy antara ruang dan penggunanya. Serta, dengan hadirnya home di dalam ruang untuk bekerja juga dapat membuat orang tetap bekerja dengan produktif. ...... Coworking space is a collaborative work space which arise as a result of technological developments which have an impact on the development of work culture. It makes work can be done everywhere. Coworking space comes with a diverse interior concept. One of them, there are some coworking space which use the concept of home and try to presents home in it. It becomes interesting when being viewed from the perspective of architecture and interior, because there is different space atmosphere between home and work place. This paper will focus the discussion on how home can be present in a coworking space. So, the presence of home can be felt by the coworkers when they are working there, because there is intimacy between the space and its users. As well, with the presence of the home in a work space, the coworkers still can work productively.
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2016
S64658
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Annisa Fauzia
Abstrak :
ABSTRAK
Coworking space adalah sebuah ruang kerja temporer yang kemunculannya didorong oleh kebutuhan gaya kerja baru yang dibawa oleh knowledge worker dan digital nomad. Gaya kerja baru ini memunculkan suatu ruang kerja yang merupakan wadah kerja bagi berbagai profesi, namun, berbeda dengan kantor konvensional, karena keberadaan teritori para pekerjanya tidak permanen dan tidak adanya hirarki kerja. Ketika kegiatan kerja dilihat sebagai sebuah aktivitas dwelling, maka para pekerja cenderung melakukan adaptasi ruang sesuai kebutuhan. Skripsi ini bertujuan untuk mempelajari lebih lanjut bagaimana pola pengkondisian ruang terjadi di ruang kerja temporer. Dari kajian teori, penulis mendapat kesimpulan bahwa untuk mendapat kualitas dwelling, manusia cenderung melakukan place-making, dengan melakukan pengkondisian terhadap ruangnya untuk memenuhi kebutuhan fisik dan psikologis, di antaranya untuk menciptakan privasi dan kendali, serta untuk membangun rasa keterkaitan antara dirinya dengan ruang yang ia huni. Melalui penyebaran kuesioner dan observasi di Coworkinc, Kemang, ditemukan bahwa kegiatan pengkondisian ruang tersebut memang terjadi, namun polanya berbeda dengan di kantor konvensional, dikarenakan beberapa hal, salah satunya adalah temporalitas teritori.
ABSTRACT
Coworking space is a temporary workspace that exists as new working needs emerged because of the birth of knowledge workers and digital nomads. This new work style gives birth to a workspace that co-locate different professions. However, this workspace is considered different from an office, because it provides temporary territories for each workers, and doesn?t have any office hierarchies between the workers. When working is considered as dwelling, workers tend to adapt their space according to their needs. This research?s purpose is to study further about the patterns of space conditioning that?s done by the workers in a temporary workspace. From theoretical studies, the writer concludes that to find dwelling qualities in a space, human tend to do place-making, which is conditioning their space to fulfill their physical and psychological needs, such as, needs of privacy and control, and also to construct a connection between them and the dwelling place. Through questionnaires and observations done in Coworkinc, Kemang, the writer found that the workers do condition the space, but the patterns are different with the ones done in offices, mostly because of the temporality of the territory.;
2016
S65732
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Ghaisani Nabila Gumay
Abstrak :
ABSTRAK
Ruang interior dipahami sebagai ruang yang mewadahi kebutuhan manusia dalam beraktivitas. Dalam mewadahi kebutuhan tersebut, perancangan ruang interior, pada dasarnya mengatur relasi antar subjek dan objek, yang memengaruhi relasi antar subjek hierarki sosial . Hal tersebut menunjukkan bahwa subjek berperan aktif dalam menciptakan sistem dan struktur ruang, yang diwujudkan oleh mekanisme keterbentukannya personal space dan territory kebutuhan subjek akan privasi. Tulisan ini cenderung memfokuskan peran objek dalam mengendalikan interaksi antar subjek pada interior ruang kerja berbasis open plan/open plan office. Open plan office yang menerapkan struktur ruang terbuka, cenderung membatasi dan membagi ruang dengan memanfaatkan penempatan objek. Dengan begitu, peran objek menjadi penting untuk membentuk struktur ruang pada open plan office yang melibatkan kontrol interioritas oleh prinsip invite dan refuse. Analisis terhadap Kantor ATG sebagai sebuah workspace berbasis open plan, dirancang dengan memperhatikan susunan objek yang merespon kebutuhan manusia akan tingkat interaksi dan otonomi terhadap suatu space. Menelusuri susunan objek sebagai sistem yang membentuk struktur ruang, tulisan ini pada akhirnya menyatakan bahwa relasi antar subjek dan objek memiliki keterkaitan yang kuat dalam memengaruhi keterhubungan antar manusia dan perilakunya pada ruang interior.
ABSTRACT
Interior space is understood as a space that accommodates human needs. In accommodating those needs, the design of interior space, basically arranging the relationships between subjects and objects, which affect the relation between subjects social hierarchy . It shows that the subject plays an active role in creating the system and space structure, which is manifested by the mechanisms of the formation of personal space and territory the subject 39 s need for privacy. This thesis tends to focus the role of the object in controlling the interaction between subjects in the open plan office. Open plan office that implements open space structure, tends to limit and divide space by applying object placement. Therefore, the role of the object becomes important to build the space structure in the open plan office which involves interiority control by the principle of invite and refuse. Analysis of ATG as an open plan office, designed with attention to the arrangement of objects that respond to human needs for the level of interaction and autonomy of a space. Investigating the arrangement of objects as a system that makes up the structure of space, this thesis finally states that subjects and objects have a strong relation in affecting the interconnection between humans and their behavior in the interior space.
2018
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library