Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 16 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Jullysava Aziz
"Salah satu konsep pengukuran risiko di bidang industri keuangan adalah pengukuran yang mengacu pada probability-based risk yang dikenal dengan value at risk atau VaR. Dalam melakukan pengukuran VaR, digunakan metode historical simulation dan montecarlo simulation. Faktor risiko pasar yang menjadi obyek pengukuran VaR adalah harga saham dari beberapa emiten yang diperdagangkan pasar. Untuk menaksir nilai VaR yang dikehendaki, diambil data harga saham periode Januari 2006 sampai dengan 28 Desember 2007. Sementara itu, dalam suatu periode waktu tertentu, harga saham pasar dapat bergerak turun atau naik, sebagai dampak akibat kejadian yang luar biasa atau ekstrim dalam pasar keuangan. Model VaR tidak dapat menangkap situasi yang ekstrim ini, karena modal VaR hanya dapat digunakan dalam kondisi pasar yang normal. Untuk menghitung nilai VaR dalam situasi yang ekstrim ini, digunakan metode Stress Testing. Historical scenarios adalah salah satu teknik untuk menghitung VaR stress testing. Teknik ini berdasarkan kejadian-kejadian masa lampau (historical scenarios) yang dapat diaplikasikan pada kondisi sekarang.

One of the concepts of risk measurement method known as the "value at risk" or VaR. In VaR measurement, the historical simulation and the montecarlo simulation are exercised with the stock market index postulated as the market risk factor. To measure the desired VaR value, the stock market prices data for the period of January 2006 to December 2007 are employed. During the period, certain stock market prices showed increase or decrease movement as a result of financial extreme event in the global market system. VaR model can not capture this extreme financial event, because VaR should be use in normal market condition only. To calculate VaR value in the extreme financial events, stress testing method is employed. Historical scenarios is but one of the techniques to assess VaR stress testing . This technique is based on historical event (historical scenarios) and the calculation results may be applied to present condition."
Depok: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 2008
T25761
UI - Tesis Open  Universitas Indonesia Library
cover
cover
Suirwan
"Tesis ini membahas pengukuran risiko pasar portofolio saham dengan Value at Risk dan Expected Shortfall model volatilitas GARCH pada PT XYZ yang terdiri 29 emiten dengan periode observasi tahun 2008-2010. Hasil analisis menunjukkan bahwa perhitungan return portofolio tidak memenuhi distribusi normal, sehingga estimasi kerugian dengan menggunakan VaR distribusi normal dapat menjadi bias.
Hasil pengujian menunjukkan bahwa hipotesa parametrics VaR dengan model volatilitas GARCH pada confidence level 99% dan 95% terbukti valid setelah dilakukan kupiec test pada periode 2010-2011, sementara hipotesa Expected Shortfall sebagai alternatif pengukuran risiko terbukti valid hanya pada confidence level 99%. Hasil perhitungan risiko portofolio saham dengan VaR dan ES model volatilitas GARCH menunjukkan bahwa nilai risiko lebih optimum dibandingkan undiversified portofolionya.

This thesis discusses the measurement of portfolio market risk by using Value at Risk and Expected Shortfall with GARCH volatility model on 29 listed companies PT XYZ?s during observation periods of 2008-2010. The analysis showed that the calculation of portfolio return do not meet the normal distribution so that the expected loss using normal distribution VaR can be biased.
The hypothesis of Parametrics VaR with GARCH volatility at 95% and 99% confidence level proved valid after Kupiec test in the periods of 2010-2011, while hypothesis of Expected Shortfall as an alternative risk measurement proved valid only at 99% confidence level. Risk calculation using VaR and Expected Shortfall with GARCH volatility suggests more optimum value than the undiversified portfolio.
"
Depok: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 2011
T29503
UI - Tesis Open  Universitas Indonesia Library
cover
Nadia Putri Maharani
"Penelitian ini membahas perbedaan antara CAR dengan memperhitungkan risiko kredit dan CAR dengan memperhitungkan risiko pasar serta pengaruh kedua rasio tersebut terhadap kinerja perbankan Indonesia, khususnya pada aspek profitabilitas, efisiensi, fungsi intermediasi, dan risiko. Data dalam penelitian ini terdiri dari 124 bank umum konvensional Indonesia selama periode 2005 hingga 2010. Hasil dari penelitian ini menunjukkan bahwa CAR memiliki hubungan signifikan positif terhadap profitabilitas dan efisiensi perbankan Indonesia, namun tidak signifikan terhadap aspek fungsi intermediasi dan risiko. Selain itu, tidak terdapat perbedaan pengaruh yang signifikan antara kedua jenis rasio CAR, kecuali terhadap rasio ROE.

The focus of this study is to analyzed the difference between CAR in respect of credit risk and CAR in respect of market risk, and the impacts of both ratio on bank?s performance, particularly on the aspects of profitability, efficiency, intermediary function, and risk. The data consists of 124 conventional commercial banks in Indonesia during period of 2005 until 2010. Results of this study indicate that CAR has significant positive impact on bank?s profitability and efficiency in Indonesia, but no significant effect on intermediary function and risk. In addition, the results show no significant difference between impacts of both type of CAR on bank?s performance, except on ROE."
Depok: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 2013
S44612
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Hasna Fadhila
"ABSTRAK
Tesis ini membahas tentang pengungkapan Value at Risk dan keakuratan
pengungkapan Value at Risk dengan data Bank di Indonesia. Untuk mengukur
pengungkapan Value at Risk, maka berbagai metode dalam pengukuran Value at
Risk diambil dari periode data selama 2011 sampai 2015. Tesis ini menunjukkan
Historical Simulation merupakan metode Value at Risk yang paling populer.
Keakuratan Value at Risk dilihat dengan jumlah Value at Risk yang mengandung
informasi tentang volatilitas dari perdagangan treasury dan imbal hasil
perdagangan treasury. Diketahui metode parametrik Value at Risk dengan
menggunakan efek asimetrik menunjukkan kualitas yang lebih baik dibandingkan
dengan metode Value at Risk Historical Simulation. Selanjutnya, evaluasi kualitas
pengungkapan Value at Risk diuji kembali dan tidak menunjukkan peningkatan
kualitas yang berarti. Tesis ini menunjukkan Value at Risk yang diukur dengan
Historical Simulation mengandung informasi yang sedikit tentang imbal hasil dari perdagangan treasury.

ABSTRACT
We study on Value at Risk disclosure and the accuracy of the disclosed Value at Risk for a sample Bank in Indonesia. To measure Value at Risk disclosure, we
used many different method of Value at Risk over the period 2011-2015. This
thesis shows Historical Simulation is the most popular Value at Risk method. We
assess the accuracy of Value at Risk by studying the number Value at Risk contain
information about the volatility of trading revenues and return of trading revenues.
Parametric Value at Risk method by consider the assymmetric information shows
better quality than Value at Risk Historical Simulation Method. Furthermore, the
accuracy of the disclosed Value at Risk retested, and the quality of Value at Risk
disclosure shows no sign of improvement over time. This thesis shows Value at
Risk computed using Historical Simulation contains very little information about
future return of trading revenue.
"
2016
T49195
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Kusbiantono
"Risiko investasi saham terdiri dari risiko sistematis (risiko pasar) dan risiko tidak sistematis (risiko perusahaan). Penjumlahan kedua risiko tersebut adalah risiko total yang merupakan variabilitas return dari suatu saham. Risiko sistematis merupakan bagian dari risiko total yang tidak dapat dihilangkan dengan diversifikasi. Sedangkan risiko tidak sistematis adalah bagian dari risiko total yang dapat diperkecil atau dihilangkan dengan diversifikasi.
Didalam model pasar (market model), beta digunakan sebagai pengukur risiko sistematis dan varian kesalahan residual sebagai pengukur risiko tidak sistematis. Salah satu asumsi model ini adalah bahwa beta dan varian kesalahan residual masing-masing merupakan variabel acak, karenanya secara teoritis kedua variabel tersebut tidak berkorelasi. Dan ini berimplikasi bahwa dalam pembentukan portofolio, besar kecilnya nilai beta saham pembentuk portofolio tidak mempengaruhi tingkat diversifikasi portofolio.
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui secara empiris hubungan antara risiko sitematis dan risiko tidak sitematis, baik pada saham individual maupun portofolio saham, serta pengaruhnya terhadap diversifikasi saham di Bursa Efek Jakarta.
Penelitian ini dilakukan dengan periode pengamatan 1994-1996, dimana pada periode tersebut terdapat dua kondisi pasar yaitu bearish dan bullish. Dari bulan Januari 1994 sampai dengan Mei 1995 dianggap sebagai bear market (IHSG cenderung bergerak turun, yaitu dari 589,646 pada tanggal 3 Januari 1994 menjadi 415,322 pada tanggal 1 Mei 1995), sedangkan dari Juni 1995 sampai dengan Desember 1996 dianggap sebagai bull market (IHSG cenderung bergerak naik, yaitu dari 485,781 pada tanggal I juni 1995 menjadi 637,432 pada tanggal 27 Desember 1996).
Jumlah sampel dalam penelitian ini adalah sebanyak 99 perusahaan yang ditetapkan dengan teknik purposive sampling. Perusahaan yang terpilih sebagai sampel penelitian adalah perusahaan-perusahaan yang terdaftar di Bursa Efek Jakarta selama periode penelitian dan sahamnya termasuk dalam kriteria sebagai saham yang aktif. Perhitungan korelasi antara risiko sistematis dan risiko tidak sistematis dilakukan dengan metoda Pearson Product Moment dan Spearman Rank Correlation.
Dan hasil penelitian terlihat bahwa terdapat korelasi negatip antara risiko sistematis dan risiko tidak sistematis pada saham individual, sedangkan pada portofolio saham terdapat korelasi positip antara risiko sistematis dan risiko tidak sistematis. Portofolio saham yang dibentuk dari saham-saham dengan nilai beta rendah mempunyai risiko tidak sistematis lebih kecil bila dibandingkan dengan risiko tidak sistematis portofolio saham yang dibentuk dari saham-saham dengan nilai beta tinggi. Ukuran portofolio saham mempengaruhi tingkat diversifikasi portofolio saham yang bersangkutan. Semakin besar jumlah saham didalam suatu portofolio, semakin baik tingkat diversifikasi portofolio tersebut yang ditunjukkan oleh semakin besarnya prosentase penurunan risiko tidak sistematis dibandingkan dengan rata-rata risiko tidak sistematis saham individual penyusun portofolio. Untuk mencapai tingkat diversifikasi yang sama, portofolio saham yang dibentuk dari saham¬saham dengan beta tinggi memerlukan jumlah saham yang lebih banyak dibandingkan dengan portofolio saham yang dibentuk dari saham-saham dengan beta rendah."
Depok: Universitas Indonesia, 2001
T18851
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Wiyogo Jayalie
"Meningkatnya biaya kesehatan telah menjadi issu-issu ekonomi, politik, dan sosial di banyak negara maju dan yang sedang berkembang. Berbagai usaha telah dilakukan dalam upaya untuk melakukan penghematan biaya kesehatan dan mencari sumber sumber pembiayaan alternatif. Tanpa usaha-usaha penghematan biaya dan penemuan sumber sumber pembiayaan alternatif, sektor kesehatan makin lama akan makin mengurangi porsi pembiayaan sektor-sektor ekonomi yang lain, sebagaimana telah terjadi di banyak negara maju.
Sistem Asuransi Kesehatan yang berjalan dewasa ini dianggap turut bertanggung jawab dalam peningkatan biaya kesehatan dari tahun ke tahun. Sistem kapitasi dan cara pembayaran pradana, serta penerapan cara pembayaran paket di rumah sakit, merupakan cara?cara yang antara lain ditempuh untuk dapat mengurangi lajunya peningkatan pengeluaran dalam bidang kesehatan.
Di Indonesia, baru 10% pendudUk yang tercakup dalam sistem asuransi kesehatan, dimana sebagian besar di antaranya dicakup oleh PERUM HUSADA BHAKTI, yang melayani pegawai negeri, penerima pensiun dan anggota keluarganya. Asuransi Kesehatan komersial belum begitu berkembanh sebagian disebabkan karena kesulitan dalam memperkirakan resiko yang mungkin terjadi yang bisa berakibat terjadinya kerugian dan sebagian lagi karena belum dilaksanakannya cara kontrol yang efektif. Bentuk asuransi kesehatan dengan menggunakan konsep kapitasi dan cara pembayaran pradana telah dilaksanakan oleh Perum HUSADA BHAKTI, PKTK-ASTEK, dan beberapa badan-badan yang sifatnya tidak menekan keuntungan, Seperti YPK-BAPINDO, OPK RS MITRA KELUARGA, YAYASAN MEDICAL SCHEME, dan DUKK RS ST. Carolus.
Telah dilakukan studi perbandingan antara asuransi kesehatan konvensional yang menjalankan konsep fee-for-services dengan badan-badan penyelenggara pemeliharaan kesehatan non-komersial yang menggunakan konsep kapitasi dan cara pembayaran pradana. Gambaran sementara yang diperoleh adalah bahwa konsep kapitasi dan cara pembayaran pradana dapat diterapkan pada asuransi asuransi komersial. Disamping dapat mengendalikan biaya pemeliharaan kesehatan, konsep kapitasi dan cara pembayaran pradana ini jua sedikit banyak akan membuat pelayanan kesehatan menjadi lebih efisien.
Lingkungan eksternal dalam menjalankan usaha asuransi kesehatan di indonesia cukup banyak mendukung. Dibutuhkan komitmen politik - dan kalau mungkin finansial - dari pemeriritah untuk asuransi kesehatan dengan konsep kapitasi dan cara pembayaran pradana ini."
Depok: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 2001
T3317
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Nugraha Mulyajatnika
"Penelitian ini mengukur VaR dengan pendekatan Historical Simulations dan Expected Shortfall (ES) pada portofolio .reksa dana X. Perhitungan. ES dilakukan dengan menghitung nilai rata-rata imbal hasil portofolio reksa dana X yang melebihi VaR pada tingkat kepercayaan 95 % dan 99 %,. Validasi model VaR dan ES dilakukan dengan bactesting menggunakan metode Kupiec’s. Rasio ES terhadap VaR diketahui memiliki hubungan dengan kurtosis dari distribusi imbal hasil portofolio, dimana kurtosis yang besar akan menghasilkan rasio ES/VaR yang besar pula. ES dapat diaplikasikan sebagai komplemen terhadap VaR terutama dalam kondisi pasar yang ekstrim (fail events).

This research measures VaR of mutual fund X portfolio using the Historical Simulation and Expected Shortfall approaches. ES measurement is prepared by means of the average of portfolio return of mutual fund X that exceeds VaR at.95% and 99% confidence level. VaR and ES model validation is accomplished by backtesting using the Kupiec’s method. Ratio of ES to VaR is acknowledged to have an association with the kurtosis of the portfolio return, where high kurtosis will»result in high ES/VaR. ES is useful as a complementary to VaR particularly in anextreme market conditions (tail.events). "
Depok: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 2008
T25383
UI - Tesis Open  Universitas Indonesia Library
cover
A. Pawitra Indriati
"Dengan perkembangan kondisi pasar keuangan selama dua tahun terakhir akibat dari krisis subprime mortgage, pelaku pasar yakin bahwa pengukuran risiko pasar nilai VaR masih harus dilengkapi dengan analisis Stress Testing nilai VaR. Penelitian ini akan melakukan stress testing atas nilai VaR portofolio efek saham PT DA yang dihitung dengan Simulasi Historical dan Simulasi Monte Carlo. Simulasi historical yang merupakan perhitungan nonparametric (menggunakan data historis sebagai perubahan return saham) dipilih karena secara internal, pendekatan ini masih sering digunakan. Sedangkan simulasi monte carlo dianggap sebagai metoda yang lebih baik sebab nilai acak yang dibangun diyakini selalu konvergen ke keadaan riilnya. Atas perhitungan nilai VaR, akan dilakukan analisis Scenario Stress Testing yang menggunakan kejadian historis sebagai kondisi ekstrim ("stress event"). Analisis stress testing dilakukan dengan menghitung ulang nilai VaR sesuai skenario yang ditetapkan sebagai kondisi ekstrim. Estimasi nilai stress testing VaR dengan model dalam penelitian diharapkan dapat diaplikasikan dalam pengawasan potensi risiko pasar pada PT DA.

The progress of recent financial market in the last two years, as a result of subprime mortgage crisis, leads to the belief of the market players that Value at Risk should be complemented with Stress Testing Analysis. This research will run stress testing analysis? on the Value at Risk of the PT DA's portfolio which use Historical and Monte Carlo Simulation. Historical simulation which is an nonparametric approach (which uses historical data as stock return changes) was chose due to the intensity of internal uses. While monte carlo simulation was chose due to the belief as a better method. The reason is that it is believed that the random numbers generated will always converge the the riil condition. Stress testing analysis will be run based on these VaR figures using Scenario Analysis approach, that use historical events as its stress events. Stress testing analysis will rerun the process of calculating VaR according to the simulation methods and stress events. Estimating stress testing VaR figures using these models is expected to be a reference for managing market risk in the company."
Depok: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2010
T28095
UI - Tesis Open  Universitas Indonesia Library
cover
Hutapea, Natalina
"ABSTRAK
Penelitian ini bertujuan untuk meninjau pengukuran kecukupan modal
perusahaan efek menggunakan metode Basel Accord. Sesuai dengan peraturan
Bapepam No V.D.5 tentang modal kerja bersih disesuikan (MKBD) dimana
aset lancar dikurangi liabilitas ditambah peringkat liabilitas dikurangi
penyesuaian risiko likuiditas, risiko pasar, risiko kredit, dan risiko kegiatan
usaha. Data yang digunakan berupa data laporan MKBD perusahaan efek sejak
1 Februari 2012 sampai dengan 30 April 2012. Dilakukan pemodelan modal
kerja bersih disesuaikan menggunakan pendekatan capital adequacy directive
atau yang lebih dikenal dengan Basel Accord. Pemodelan diterapkan pada
perusahaan efek nasional dan patungan yang memiliki aset tertinggi dan
terendah. Dari hasil pemodelan diperoleh modal kerja bersih disesuaikan lebih
rendah jika menggunakan metode Basel Accord dibandingkan dengan MKBD
yang sudah ada. Penyesuaian risiko pasar dinilai lebih rendah jika
menggunakan pendekatan capital adequacy directive, sedangkan pendekatan
kegiatan usaha lebih tinggi, dan tidak ada perbedaan terhadap penyesuaian
risiko lainnya.

Abstract
This study aims to review the financial intermediaries?s capital adequacy
measurement using the Basel Accord method. In accordance with Bapepam
regulations V.D.5 on adjusted net working capital (MKBD) where current
assets minus liabilities minus liabilities plus the rank adjustment of liquidity
risk, market risk, credit risk, and risk activities. The data used in the form of
securities companies report data MKBD since February 1, 2012 until 30 April
2012. Modeling conducted using the adjusted net working capital approach to
capital adequacy directive or better known as the Basel Accord. Modeling
applied to a national securities firms and joint ventures that have the highest and
lowest asset. Modeling results obtained from the adjusted net working capital
using Basel Accord is lower when compared with existing MKBD. Adjustment
of market risk lower if the capital adequacy directive approach, whereas the
higher operational risk , and no difference to other risk adjustment."
2012
T32203
UI - Tesis Open  Universitas Indonesia Library
<<   1 2   >>