Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 3 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Julianto
Abstrak :
Pendahuluan: Polisi adalah petugas yang bertugas melindungi dan menangani kasus kekerasan. Polisi dapat dibantu oleh psikiater dalam menangani kasus kekerasan. Meski sudah ada kerjasama antara departemen psikiatri forensik dan kepolisian yang diatur dalam undang-undang, namun belum diketahui bagaimana tingkat pengetahuan kepolisian di Indonesia mengenai peran psikiater dan peran VERP dalam penanganannya. kasus kekerasan. Metode: Penelitian ini menggunakan desain analitik quasi-experimental design dengan metode pretest-posttest pada sampel peneliti, yaitu untuk mengukur tingkat pengetahuan sebelum dan sesudah pendidikan. Uji analisis bivariat dilakukan dengan menggunakan SPSS 20, menggunakan uji utama menggunakan uji Wilcoxon. Hasil: Analisis dengan uji Wilcoxon menunjukkan adanya peningkatan tingkat pengetahuan polisi sebelum (7(0-22)) dan setelah pendidikan (9(0-22)) (p=0,001). Terdapat korelasi negatif yang sangat lemah (p=0,048 r= -0,251) antara skor pengetahuan pretest pada usia dan lama bekerja. Kesimpulan: Ditemukan hubungan yang signifikan dalam pendidikan kepada polisi tentang peran psikiater dan peran VERP.
Jakarta: Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, 2019
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Khusnul Aini
Abstrak :
Tujuan penelitian ini adalah memperoleh gambaran pengaruh assertive training therapy terhadap kemampuan asertif dan risiko kekerasan dalam rumah tangga suami. Desain penelitian "Quasi Experiment Pre-Post Test With Control Group". Sampel penelitian ini berjumlah 60 orang, 30 orang diberikan assertive training therapy dan 30 orang hanya diberikan terapi generalis. Hasil penelitian didapatkan pengaruh terapi asertif training terhadap kemampuan asertif suami sebesar 67,4% dengan peningkatan yang bermakna p-value < 0,05. Sedangkan perilaku risiko kekerasan dalam rumah tangga mengalami penurunan sebesar 29,6 % dengan penurunan yang bermakna p-value < 0,05. Assertive training therapy direkomendasikan diberikan pada suami dengan risiko kekerasan dalam rumah tangga. ......The objective of this study is to describe the influence of assertive training therapy to the ability of assertiveness and husbands with risk of domestic violence. Research design using "Quasi Experiment Pre-Post Test With Control Group". The respondents of this study consists 60 respondents, 30 respondents were given assertive training therapy, 30 respondents given only generalist therapy. The results of this study shows the effect of assertive training therapy to husband's assertiveness ability of 67,4% with significant improvement (p-value < 0,05). While the risk of domestic violent decreased by 29,6% with significant reductions (p-value < 0,05). Assertive training therapy recommended for husbands with domestic violence risk.
Depok: Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia, 2011
T-Pdf
UI - Tesis Open  Universitas Indonesia Library
cover
Calvin Wijaya
Abstrak :
ABSTRAK
Pendahuluan: Penduduk dengan gangguan jiwa berat diketahui berisiko melakukan kejahatan kekerasan yang lebih tinggi dari biasanya. Untuk mencegah kekerasan, kemampuan untuk menilai risiko kekerasan diperlukan untuk menilai apakah kekerasan akan berulang atau tidak. Salah satu metode penilaian risiko kekerasan ini adalah dengan Alat Penilaian Risiko Kekerasan (VRA), tetapi metode dan kemampuan untuk menilai Risiko kekerasan belum umum diajarkan dan digunakan di Indonesia. Masalah ini menimbulkan pertanyaan dari tim peneliti tentang bagaimana mengembangkan keterampilan ini di Indonesia. Metode: Pengumpulan data dilakukan di dua lokasi yaitu di Padang pada tanggal 1 Agustus 2019, dan pada tanggal 14 September 2019 di Diklat RSCM, Jakarta. Pesertanya adalah dokter spesialis psikiatri dan/atau sedang menjalani PPDS untuk psikiatri. Peserta mengisi lembar angket dan lembar sebelum pendidikan dan lembar post-test setelah pendidikan. Data Skor dan post-test peserta kemudian dianalisis menggunakan Wilcoxon Signed Rank Test dengan SPSS versi 23 untuk melihat signifikansinya. Data demografi juga dianalisis dengan peningkatan nilai post-test dengan Uji Korelasi Spearman, Uji U Mann-Whitney, dan . uji Kruskal-Wallis. Hasil: Terdapat perbedaan yang signifikan (p<0,05) antara nilai pre-test dan post-test, sedangkan analisis data demografi seperti tingkat pendidikan terakhir, pengalaman sebelumnya, menjalani pendidikan penilaian risiko kekerasan selama program pendidikan spesialis (PPDS) psikiatri, pengalaman menjalani pendidikan penilaian risiko kekerasan di luar PPDS untuk psikiatri, pengalaman menangani kasus kekerasan, lama kerja, jumlah kasus ditangani per bulan, dan data penilaian diri terhadap kemampuan menangani berbagai kasus kekerasan (fisik, seksual, psikologis dan penelantaran) hingga peningkatan nilai post-test tidak ada hubungan atau perbedaan yang signifikan. Kesimpulan: Ada peningkatan yang signifikan antara skor pre-test dan post-test setelah diberikan pendidikan. Korelasi dan pengaruh karakteristik demografi peserta terhadap peningkatan skor post-test tidak memiliki nilai signifikan. Penelitian ini dapat menjadi dasar untuk menyusun modul atau materi baru dalam psikiatri PPDS
ABSTRACT
Introduction: People with severe mental disorders are known to be at risk of committing crimes higher hardness than usual. To prevent violence, the ability to assess the risk of violence is needed to assess whether violence will repeat or not. One of these violence risk assessment methods is with the Violence Risk Assessment Tool (VRA), but methods and capabilities to assess The risk of violence is not yet commonly taught and used in Indonesia. This problem raises questions from the research team about how to develop these skills in Indonesia. Methods: Data collection was carried out in two locations, namely in Padang on August 1, 2019, and on September 14, 2019 at the RSCM Training and Education, Jakarta. Participants are specialist doctors psychiatrist and/or undergoing PPDS for psychiatry. Participants fill in questionnaire sheets and sheets before education and post-test sheets after education. Data Participants' scores and post-test were then analyzed using the Wilcoxon Signed Rank Test with SPSS version 23 to see the significance. Demographic data were also analyzed by increase in post-test scores with the Spearman Correlation Test, the Mann-Whitney U Test, and . test Kruskal-Wallis. Results: There was a significant difference (p<0.05) between the pre-test and post-test scores, while the analysis of demographic data such as the last education level, previous experience, undergo violence risk assessment education during the specialist education program (PPDS) psychiatry, experience undergoing violence risk assessment education outside pendidikan PPDS for psychiatry, experience in handling violent cases, length of work, number of cases handled per month, and self-assessment data on the ability to handle various cases of violence (physical, sexual, psychological and neglect) to increased post-test scores there is no significant relationship or difference. Conclusion: There is a significant increase between pre-test and post-test scores after given education. Correlation and influence of participant demographic characteristics on improvement post-test scores have no significant value. This research can be the basis for compiling new modules or materials in PPDS psychiatry
Jakarta: Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, 2019
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library