Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 54 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Zakiatulyaqin
Abstrak :
Inoculum for making tempe is usually made from the mould Rhizopus oryzae or Rhizopus oligospons. Large scale use of an inoculum from one source only (LKN-LIPI) might threaten the biodiversity of microorganisms in traditionally made inoculum. The potential use of other Rhizopus moulds as inoculum for tempe production should be examined. Rh. microsporus var. rhizopodifonnis UICC 520 isolated from Hibiscus from Manado and Rh. microsporus var. chinensis UICC 521 isolated from tempe from Aceh were examined for their potentials to produce tempe. Rhizopus has also been known to be able to transform antioxidants such as isoflavone in tempe. The potential of Rhizopus microsporus v. Tiegh. var. chinensis (Saito) UICC 521 to transform glucoside isoflavones in soybean tempe has been evaluated. The results showed that Rh. microsporus var. rhizopodiformis UICC 520 has little potential as a tempe inoculum. Rh. microsporus var. chinensis UICC 521, however, is very potential as an inoculum to produce good tempe and produces abundant spores ((3-10)x106 cell/ml) on rice substrate. Two types of aglycon isoflavone, daidzein and genistein, were detected by TLC separation. The total isoflavone concentration during fermentation period of 24, 48, 72 hours was determined using HPLC. At 24 hours the concentration was 0.142 mg/g tempe, while at 48 and 72 hours the concentration were 0.181 and 0.135 mg/g tempe, respectively. The highest total isoflavone concentration was detected at 48 hours fermentation period. Hence, there was an increase of aglycon isoflavones up to 6000% after transformation of isoflavones in soybean by Rh. microsporus var. chinensis UICC 521 when compared to the initial concentration before transformation.
1999
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Aghnasia Rahmi Ara
Abstrak :
Telah dilakukan penelitian mengenai pengaruh pH awal terhadap produksi biomassa Rhizopus oryzae U1CC 128 dan Rhizopus microsporus var. chinensis U1CC 500 pada empat variasi pH awal 4,0, 5,0, 6,0 dan 7,0, serta mengetahui ada tidaknya perbedaan produksi biomassa antara kedua jenis kapang tersebut pada empat variasi pH awal, dengan memanfaatkan limbah cair tahu yang ditambahkan 1% tepung tapioka sebagai substrat fermentasi. Hasil penelitian inenunjukkan bahwa Rh. Oryzae U1CC 128 rnenghasiikan berat bioinassa tertinggi pada pH awal 7,0 (x̅ = 272,60 mg/100 ml) dan berat bioinassa terendah pada pH awal 4,0 (x̅ =193,0 mg/100 ml). Sedangkan pada Rh. nuicrosporus var. chinensis U1CC 500 menunjukkan berat biomassa tertinggi pada pH awal 5,0 (x̅ = 317,60 mg/100 ml) dan berat biomassa terendah pada PH awal 7,0 (x̅ = 230,06 mg/100 ml). Hasil analisis statistik dengan menggunakan uji Anava yang diianjutkan dengan uji Tukey menunjukkan bahwa ada pengaruh pH awal terhadap produksi biomassa Rh. oryzae U1CC 128 dan Rh. microsporus var. chinensis U1CC 500 pada 4 variasi pH awal, serta ada perbedaan hasil berat kering biomassa antara kedua jenis kapang tersebut pada PH awal 4,0 dan 5,0.
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 1996
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Julia Sakura Lisa
Abstrak :
Pembentukan enzim oleh mikroorganisme dipengaruhI oleh be berapa faktor, di antaranya komposisi medium. Nitrogen adalah salah satu makronutrien yang dibutuhkan oleh mikroorganisme untuk melangsungkan pertumbuhan, dan memelihara kemampuan sel membentuk enzim. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh 7 variasi konsentrasi amonium sulfat, yaitu 0, 0%; 0,1%; 0,2%; 0,3%; 0,4%; 0,5%; dan 0,6% dalam medium Sakai & Caldo modifikasi terhadap aktivitas glukoamilase Rhizopus arrhizus UICC 2, pada fermentasi 20 jam. Pengujian aktivitas glukoamilase dilakukan dengan metoda Nishise modifikasi. Satu unit aktivitas glukoamilase setara dengan satu flmol glukosa yang dilepaska permenit. Pengukuran kadar glukosa dilakukan dengan metoda Somogyi-Nelson. Uji statistik menunjukkan adanya pengaruh 7 variasi konsentrasi amonium sulfat yang diberikan, terhadap aktivitas glukoamilase Rhizopus arrhizus UICC 2 pada fermentasi 20 jam. Terdapat perbedaan rata-rata aktivitas glukoamilase antara konsentrasi amoniumsulfat 0,0% dengan 0,3%; 0,4%; dan 0,5%; antara 0,1% dengan 0,4%; 0,2% dengan 0,4%; serta antara 0,4% dengan 0,6%. Rata-rata aktivitas glukoamil ase tertinggi, diperoleh pada medium dengan konsentrasi amonium sulfat 0,4%.
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 1991
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Fitri Haryanti Rahayu
Abstrak :
Lipase merupakan enzim yang besar manfaatnya bagi kepentingan manusia. Rhizopus merupakan salah satu kapang potensia! penghasil lipase. UIGC telah banyak mengoleksi kapang Rhizopus, sehingga perlu dilakukan penelitlan, untuk menemukan galur-galur yang unggul. Penelitian ini bertujuan untuk meneiiti aktivitas lipolitik kapang Rhizopus microsporus V. Tiegh var. chinensis (Saito) Schipper & Staipers Isolat UlCC no. 18 pada tiga variasi suhu setelah fermentasi 72 jam. Substrafyang digunakan adalah minyak zaitun. Aktivitas lipolitik Rhizopus microsporus var. chinensis isolat UlCC no. 18 pada tiga variasi suhu diuji dengan metode titrasi seperti yang dilakukan oleh Samad dkk. Titrasi dilakukan dengan menggunakan 0,05 M NaOH dan phenolpthalein.sebagai indikator. Hasil rata-rata aktivitas lipolitik kapang pada tiga variasi suhu adalah sebagai berikut: suhu 36°C = 1,697 U/ml; 27°C = 1,684 U/ml; dan suhu 40''C = 0,933 U/ml. Hasil pengujian statistik menunjukkan adanya perbedaan nyata aktivitas lipolitik antara suhu 27°C dan 36°C dengan suhu 40°C pada a = 0,01. Untuk penelitian selanjutnya, kondisi fermentasi perlu lebih dioptimasikan. agar dapat dihasilkan lipase dengan aktivitas yang lebih baik.
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 1998
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Kudin
Abstrak :
Konsentrasi pepton dan waktu inkubasi merupakan faktor penting dalam proses fermentasi enzim, yang diperlukan untuk memperoleh aktivitas enzim yang optimum. Penelitian in! bertujuan mengukur aktivitas lipolitik Rhizopus microsporus v. Tiegh. var. rhizopodiformis (Cohn) Schipper & Stalpers, isolat UlCC No. 6 pada medium basal Samad dkk. (1990) dengan konsentrasi pepton 2,5% dan 5%, serta menentukan masa inkubasi di antara jam ke-G hingga jam ke-96, untuk mendapatkan aktivitas lipolitik optimum. Fermentasi dilakukan dalam medium basal Samad dengan konsentrasi pepton yang bervariasi. Pengukuran aktivitas lipolitik dilakukan dengan metode titrasi. Aktivitas lipolitik dinyatakan dalam satuan unit/ml (U/ml). Hasil analisis secara statistik menunjukkan adanya pengaruh konsentrasi pepton dan masa inkubasi yang berbeda terhadap aktivitas lipolitik Rhizopus microsporus var. rhizopodiformis isolat UlCC No. 6. Rata-rata aktivitas lipolitik tertinggi Rhizopus microsporus var. rhizopodiformis isolat UlCC No. 6 diperoleh pada medium basal Samad dengan konsentrasi pepton 5% setelah inkubasi 60 jam (sebesar 2,79 U/ml).
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 1999
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Fira Afrianty
Abstrak :
ABSTRAK
Kemampuan Rhizopus stolonifer atau Rhizopus nigricans untuk mengubah progesteron menjadi llα -hidroksiprogesteron dengan metode biotransformasi telah banyak diselidiki. Proses biotransformasi tersebut dilakukan pada pH 4,3 sampai 4,5 dan suhu 28-30°C dapat memberikan hasil hingga 90 %.

Penelitian mi dimaksudkan untuk melihat kemampuan Rhizopus stolonifer PDN/IJ, yang biasa ditanam pada media ekstrak tauge, untuk mengkonversi progesteron menjadi 11α -hidroksiprogesteron. Aktivasi dilakukan di dua media, yaitu media Agar Dektrosa Kentang (PDA) dan Agar Ekstrak Tauge (TEA). Biotransformasi dilakukan di media biotransformasi (Peterson dan Murray, 1952). Penelitian dikerjakan pada berbagai variasi pengambilan hasil, pH, suliu, waktu penambahan substrat, dan konsentrasi substrat pada kecepatan pengocokkan tetap, yaitu 100 goyangan/menit. Variasi pengambilan hasil dilakukan antara jam ke-17 sampai 29 dari waktu inkubasi dengan selang waktu dua jam. Vaniasi pH dilakukan antara 4,1 sampai 4,9 dengan selang 0,2 satuan. Vaniasi suhu dilakukan antara suhu 24 sampai 36 °C dengan selang 0,3 T. Penelitian mengenai waktu penambahan substrat dilakukan antara jam ke-10 sarnpai jam ke 18 dari waktu inkubasi dengan selang waktu dua jam. Variasi konsentrasi substrat yang digunakan adalah 0,7, 0,9, 1, 1, 1,3, 1,5, 1,7, 1,9, 2,1 gIL. Metabolit yang dihasilkan dianalisis dengan HPLC.

Hasil penelitian dengan menggunakan spektrofotometer UV, JR. Polarimeter,dan HPLC menunjukkan bahwa proses biotransformasi progesteron oleh Rhizopus stolonzfer PDN/IJ yang ditanam di PDA dan Rhizopus stolonifer PDN/IJ yang ditanam di TEA mampu menghasilkan llα-hidroksiprogesteron. Kondisi optimum yang diperoleh, yaitu pada waktu inkubasi 25 jam, pH awal media biotransformasi 4.3, suhu 30 °C, waktu penambahan substrat jam ke 14 setelah diinkubasi, dan konsentrasi progesteron 1,7 gIL. 11 a-hidroksiprogesteron yang dihasilkan Rhizopus stolonifer PDN/IJ yang ditanam di PDA dan TEA pada kondisi optimum adalah 41,4 % dan 35,7 %.
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 1995
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Abstrak :
Penelitian untuk mendapatkan enzim protease dari galur-galur Rhizopus koleksi biakan University of Indonesia Culture Collection (UICC) telah dilakukan. Hasil skrining dengan menggunakan medium Skim Milk Agar (SMA) menunjukkan bahwa semua galur Rhizonus nempunyai aktivitas proteolitik. Lima belas (15) dari 103 Rhizopus spp. yang diuji mempunyai aktivitas tinggi ditumbuhkan pada medium Barrow cair pada suhu inkubasi 35°C dan 40°C. R. oliwosposus UICC 8 dan UICC 116 nenunjukkan aktivitas enzim tinggi pada suhu inkubasi 35°C, " aktivitas terendah terdapat pada R. orvzae UICC 1. Pada suhu 40°C aktivitas tertinggi ada pada kapang R. orvzae UICC 85 dan terendah pada S. cohnii, UICC 30. Pengujian sifat-sifat enzim protease terhadap suhu optimum protease R. oligosporus UICC 116 nemberikan hasil 600C, sedangkan $i orvz.se UICC 85 yang diinkubasikan pada suhu 40°C nenunjukkan suhu optimum 90°C. pH optimum pada kedua kapang juga menunjukkan perbedaan yaitu pada L oliaosporus UICC 116 pH optimum adalah 3,0, sedangkan untuk $~ oryzae UICC 85 pH optimun adalah 4,5. Nilai Km = 0,105 dan Vmax = 0,027, pada $~ oliaosporus UICC 116. Nilai Km = 0,069 dan Finax = 0,014 pada L. oryzae UICC. 85. ...... The Proteolytic Activity of UICC Rhizopus at 35°C and 40°CA research on protease of Rhizopus spp. from the University of Indonesia Culture Collection (UICC) has been carried out. Screening of the proteolytic activity carried out using Skim Milk Agar as media showed, that 15 among 103 Rhizopus spp. strains exhibited a high proteolytic activity. Further examination on Barrow liquid medium at 35°C ad 40°C revealed that R. oligosporus UICC 8 dan UICC 116 showed the highest activity, while B? orvzae UICC 1 the lowest. At 40°C incubation oryza,e UICC 85 was the most active strain and R cohnii UICC 30 the lowest. The optimum temperature of the enzyme activity of R. olioosoorus UICC 116 grown at 35°C was 60°C, and for R. oryzae UICC 85 grown at 40°C was 90°C. The optimum pH activity of $i oligosporus'UICC 116 and L. oryzae UICC 85 was 3.0 and 4.5, respectively. The value of gin=0.105 and Amax=0.021 for g, Dligosnore$ UICC 116 and ism=4.069 and Vmax=0.014 for L. oryzae UICC 85.
Depok: Lembaga Penelitian Universitas Indonesia, 1993
LP-pdf
UI - Laporan Penelitian  Universitas Indonesia Library
cover
cover
Iman Santoso
Abstrak :
Pengaruh konsentrasi pepton (2,5% atau 5%), konsentrasi inokulum (0,1%, 0,5% atau 1%), serta masa inkubasi (0 - 96 jam, interval 12 jam) terhadap aktivitas lipolitik kapang Rhizopus microsporus var rhizopodiformis isolat UICC no. 6 telah dikaji dalam penelitian ini. Fermentasi dilakukan pada medium basal Samad dan aktivitas lipolitik terhadap substrat minyak zaitun diukur secara titrasi menggunakan 0,05 M NaOH. Aktivitas lipolitik dinyatakan dalam satuan unit/ml dan satu unit aktivitas lipase didefinisikan sebagai 1 􀁭mol asam lemak yang dibebaskan per menit. Hasil penelitian menunjukkan bahwa aktivitas lipolitik optimal diperoleh dari perlakuan dengan konsentrasi inokulum 1% pada konsentrasi pepton 5% dan masa inkubasi 72 jam (3,19 U/ml).
The lipolytic activity of Rhizopus microsporus var rhizopodiformis isolat UICC No. 6. A study was carried out to examine the effect of peptone concentration (2,5% or 5%), inoculum concentration (0,1%, 0,5% or 1%) and incubation period (0 - 96 hours, interval 12 hours) on the lipolytic activity of Rhizopus microsporus var rhizopodiformis isolat UICC No. 6. Fermentation was done using the basal medium from Samad and the lipolytic activity on olive oil substrate was measured employing titration method with 0,05M NaOH. Lipolytic activity is expressed as unit/ml and one unit is defined as 1 􀁭mol fatty acid liberated per minute. Results show that optimum lipolytic activity was obtained from 1 % inoculum, 5% peptone after 72 hours incubation period.
Depok: Lembaga Penelitian Universitas Indonesia, 2002
AJ-Pdf
Artikel Jurnal  Universitas Indonesia Library
cover
Nuria Yenie Artha S.
Abstrak :
ABSTRAK
Penelitian ini menggunakan limbah cair tahu sebagai substrat fermentasi biomassa. Pada substrat masing-masing ditambahkan konsentrasi pati 0%, 1%, 2%, atau 3%. Tujuan dari penelitian ini adalah: meneliti pengaruh penambahan konsentrasi tepung tapioka terhadap produksi biomassa Rhizopus oligosporus UICC 116 dan Rh. oryzae UICC 128, menentukan konsentrasi tepung tapioka yang paling baik, dan membandingkan hasil produksi biomassa antara kedua Rhizopus yang digunakan pada tiap konsentrasi tepung tapioka. Hasil biomassa tertinggi dari kedua jenis Rhizopus tersebut adalah pada konsentrasi pati 3%, sedangkan biomassa terendah diperoleh dari konsentrasi pati 0%. Pada konsentrasi pati 3%, rata-rata berat kering biomassa Rh. oligosporus (756,96 mg/100 ml) lebih banyak dibandingkan rata-rata berat kering biomassa Rh. oryzae (401,4 mg/100 ml). Hasil analisis statistik menunjukkan adanya pengaruh penambahan 4 konsentrasi tepung tapioka (pati) terhadap produksi biomassa, serta adanya perbedaan jumlah biomassa kedua jenis Rhizopus yang digunakan pada beberapa konsentrasi pati yang ditambahkan.
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 1996
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6   >>