Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 4 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Anitta Florences Stans Paulus
"TUJUAN : untuk mendapatkan nilai keandalan, kesahihan, sensitivitas dan spesifisitas skala Receptive Expressive Emergent Language (REEL) modifikasi sebagai alat penyaring keterlambatan bahasa anak usia 18 sampai 36 bulan, serta mendapatkan gambaran nilai kemampuan bahasa anak. METODE: 96 subyek untuk tiap kelompok jenis kelarnin dipilih deogan randomisasi bertahap dengan probability proportional to size. Lokasi penelitian adalah wilayah urban di Jakarta Pusat juga dipilih dengan metode yang sarna. Subyek adalah anak yang diperika dengan Milestone in Child Development (MCD), dan pelaku rawat yang meogisi kuesioner REEL- 3 pada saat yang sarna. Nilai mentah dikonversi menjadi nilai kemampuan bahasa dan dikategorikan sebagai perkembangan normal atau terlambat. Keandalan internal dinilai dngan alfa Cronbach. Hasil REEL-3 dibandingkan hasil MCD untuk meoilai kesahihan ekstemaJ, seositivitas dan spesifisitas REEL- 3 modifikasi. HASn.. : REEL-3 modifikasi mempunyai nilai keandalan tertinggi (a = 0,95 receptif laki-Iaki, a = 0,97 receptif perempuan, a = 0,93 ekspresif laki-Iaki, a = 0,96 ekspresif perempuan, a= 0,95 kemampuan bahasa total (KBT) laki-Iaki, and a = 0,96 KBT perempuan). Nilai kesahihan yang didapat juga tinggi (kesahihan internal r = 0,94, p=0,05 n=I92, kesahihan ekstemal r= 0,92, p=0,05 0=192). Sensitivitas sebagai instrument penyaring adalah 92% dan spesifisitas 76%. Nilai titik potoog 101 untuk receptive laki-Iaki, 114 reseptif perempuan, 96 untuk ekspresif laki-laki, 108 ekspresif perempuan, 97 KBT laki-laki dan III KBT perempuan. Rerata receptif laki-laki I04±14, l05±13 perempuan, ekspresif laki-laki lOO±12, 102±12 ekspresif perempuan, KBT laki-laki l02±14, KBT perempuan 104±14."
Jakarta: Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, 2008
T59006
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Fhardian Putra
"Penelitian ini bertujuan untuk membuktikan apakah program Applied Behavior Analysis (ABA) dan Video Modelling dapat meningkatkan kemampuan reseptif dan ekspresif pada anak autisme ringan. Kemampuan reseptif yang ditingkatkan ialah kemampuan memasangkan, menunjuk, dan menyebutkan nama emosi dasar pada kartu ekspresi emosi. Kemampuan ekspresif yang ditingkatkan dalam penelitian ini ialah kemampuan mengungkapkan perasaan tidak menyenangkan. Penelitian ini merupakan penelitian dengan desain subjek tunggal. Selama penelitian, program intervensi diberikan selama dua minggu ditambah dengan satu minggu tahap generalisasi.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa terjadi peningkatan kemampuan reseptif dan ekspresif pada subjek setelah program diberikan. Setelah tujuh hari program dihentikan, subjek juga masih mampu mempertahankan kemampuan reseptif dan ekspresif sesuai dengan target keberhasilan. Hasil penelitian yang positif ini menunjukkan bahwa orang tua juga perlu menerapkan metode ABA untuk melatih kemampuan reseptif dan ekspresif subjek dalam kehidupan sehari-hari.

The objective of this research is to examine whether the Applied Behavior Analysis (ABA) and Video Modelling program can enhance receptive and expressive ablity in children with mild autism. Receptive ability defined as an ability to match, point, and mention the name of basic emotions from facial expression cards. Whereas Expressive ablity is an ability to express inconvenient feelings to others. This research use single subject design in children with mild autism. The program was administered for two weeks. After that, the generalization phase was introduced for a week.
The result from this research shows that receptive and expressive ability improved after the program was administered. Even though the program was stopped for a week, the participant still mastered well the receptive and expressive ability. According to this research, we recommend parents to teach receptive and expressive ability to their children by using ABA method in children natural setting."
Depok: Fakultas Psikologi Universitas Indonesia, 2014
T41690
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Neneng Tati Sumiati
"Anak dengan Down Syndrome (DS) memiliki kemampuan delay of gratification yang rendah. Mereka mengalami kesulitan saat harus menunggu dan menunda kepuasan. Sementara kemampuan delay of gratification diperlukan agar dapat menyesuaikan dengan tuntutan lingkungan. Penelitian ini bertujuan untuk menelaah tentang peran scaffolding dalam interaksi ibu-anak, kemampuan bahasa reseptif, atensi, working memory terhadap kemampuan delay of gratification anak dengan DS. Penelitian ini terdiri dari dua tahap penelitian dimana masing-masing tahap menggunakan rancangan penelitian explanatory sequential mixed methods. Penelitian kuantitatif tahap pertama bertujuan untuk membuktikan (1) korelasi waiting time saat anak menjalankan tugas delay dan kemampuan delay of gratification domain makanan, interaksi sosial, dan physical pleasure menurut persepsi ibu (2) hubungan dimensi dan tipe scaffolding dalam interaksi ibu-anak dan kemampuan delay of gratification. Penelitian kualitatif bertujuan untuk mendapatkan gambaran kemampuan delay of gratification anak dari ibu dengan skor scaffolding tinggi dan rendah saat bermain lego. Analisis data kuantitatif menggunakan uji korelasi Spearman Rho. Hasil penelitian menunjukkan bahwa tidak terdapat korelasi yang signifikan antara waiting time saat anak menjalankan tugas delay dengan kemampuan delay of gratification domain makanan, interaksi sosial dan physical pleasure yang dipersepsi ibu. Dimensi scaffolding yang berkorelasi dengan waiting time anak adalah direction maintenance dan frustration control. Tipe scaffolding yang berkorelasi dengan waiting time adalah speech disertai gesture. Hasil penelitian kualitatif terhadap tiga orang ibu dengan skor scaffolding tinggi dan empat ibu dengan skor scaffolding rendah saat bermain lego menggambarkan bahwa ibu dengan skor scaffolding tinggi memiliki anak dengan waiting time yang lebih lama saat menjalankan tugas delay dibandingkan anak dari ibu dengan skor scaffolding rendah. Penelitian tahap kedua bertujuan untuk membuktikan (1) perbedaan waiting time saat bersama ibu, bersama ibu dan orang asing, bersama orang asing dan ketika anak berada sendirian (2) hubungan dimensi scaffolding dengan kemampuan delay of gratification (3) kesesuaian antara model dinamika hubungan antar variabel scaffolding dalam interaksi ibu-anak, kemampuan bahasa reseptif, atensi, working memory dan kemampuan delay of gratification dengan data (model fit). Hasil penelitian menunjukkan bahwa terdapat perbedaan waiting time secara signifikan antara saat bersama ibu, bersama ibu dan orang asing, bersama orang asing dan saat anak berada sendirian. Dimensi scaffolding yang berkorelasi dengan kemampuan delay of gratification adalah direction maintenance, reduction in degrees of freedom, demonstration. Tipe scaffolding speech disertai gesture berkorelasi positif dengan kemampuan delay of gratification. Model teoritis yang diusulkan fit dengan data. Penelitian kualitatif tahap kedua menggambarkan bahwa ibu dengan skor scaffolding tinggi saat menjalankan tugas delay memiliki anak dengan waiting time yang lebih lama dibandingkan anak dari ibu dengan skor scaffolding rendah. Implikasinya adalah ibu disarankan memberikan scaffolding berupa direction maintenance, reduction in degrees of freedom, demonstration dan frustration control, yang diberikan melalui speech disertai gesture.

Children with Down Syndrome (DS) have a low delay of gratification ability. They have difficulty waiting and delaying gratification. Meanwhile, the delay of gratification capability is needed in order to adapt to environment demands. This study aims to examine the role of scaffolding in mother-child interactions, receptive language skills, attention, working memory and the delay of gratification ability of children with DS. This study consisted of two stages of research where each stage used an explanatory sequential mixed methods research design. The first stage of quantitative research aims to prove (1) the correlation of waiting time when children perform delay tasks and the ability of delay gratification in the food, social interaction, and physical pleasure domain according to mother's perception (2) the relationnship between dimensions and types of scaffolding in mother-child interactions and the delay of gratification ability. The qualitative research aims to get a description of the delay of gratification ability of children from mothers with high and low scaffolding scores when playing lego. Quantitative data analysis used the Spearman Rho correlation test. The results showed that there was no significant correlation between waiting time when the child performed a delay task with the delay of gratification ability in the food, social interactions and physical pleasure domain perceived by mothers. The scaffolding dimensions which correlate with children's waiting time are direction maintenance and frustration control. The type of scaffolding that correlates with waiting time is speech accompanied by gesture. The results of a qualitative study of three mothers with high scaffolding scores and four mothers with low scaffolding scores while playing lego illustrate that mothers with high scaffolding scores have children with a longer waiting time while carrying out delay tasks than mothers with low scaffolding scores. The second stage of research aims to prove (1) the difference in waiting time when with mother, with mother and strangers, with strangers and when the child is alone (2) the relationship between the scaffolding dimension and the delay of gratification ability (3) the suitability dynamic models of the relationship between scaffolding in mother-child interactions, receptive language skills, attention, working memory and delay of gratification ability with data (model fit). The results showed that there was a significant difference in waiting time between with the mother, with the mother and strangers, with strangers and when the child was alone. The dimensions of scaffolding that correlate with the delay of gratification ability are direction maintenance, reduction in degrees of freedom, demonstration. The type of scaffolding speech accompanied by gesture has a positive correlation with the ability to delay gratification. The proposed theoretical model is fit with the data. The second stage of qualitative research illustrates that mothers with high scaffolding scores while carrying out delay tasks have children with a longer waiting time than mothers with low scaffolding scores. The implication is that mothers are suggested to provide scaffolding in the form of direction maintenance, reduction in degrees of freedom, demonstration and frustration control, which is given through speech accompanied by gestures."
Depok: Fakultas Psikologi Universitas Indonesia, 2021
D-pdf
UI - Disertasi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Rofika Tiara Avisteva
"Penelitian ini membahas pemerolehan kosakata dengan menggunakan aplikasi Quizlet pada pemelajar kelas XI di SMA X di Bengkulu. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui dampak penggunaan Quizlet pada pemerolehan kosakata reseptif dan produktif pemelajar kelas XI. Selain itu, penelitian ini juga bertujuan untuk mengetahui persepsi pemelajar terhadap penggunaan Quizlet sebagai media pemelajaran kosakata. Penelitian ini berancangan kuantitatif dan kualitatif dan data dikumpulkan menggunakan tes, catatan lapangan dan kuesioner. Desain penelitian yang digunakan adalah one group pretest-posttest. Data penelitian diperoleh dari nilai tes kemudian dianalisis menggunakan uji nonparametrik dengan Wilcoxon Signed Rank Test. Hasil penelitian menunjukkan bahwa pemelajaran kosakata dengan menggunakan Quizlet dapat meningkatkan pemerolehan kosakata pemelajar. Hasil penelitian menunjukkan bahwa pemerolehan kosakata reseptif pemelajar mengalami peningkatan yang lebih tinggi dibandingkan dengan pemerolehan kosakata produktif. Hasil penelitian juga menunjukkan bahwa pemelajar memberikan respon positif terhadap penggunaan media pemelajaran Quizlet baik dalam segi manfaat yang didapatkan dan kemudahan dalam menggunakan aplikasi tersebut. Hasil lain dari penelitian ini yang juga penting adalah penggunaan Quizlet dalam penelitian ini memberikan tambahan wawasan mengenai bagaimana Quizlet seharusnya digunakan agar dapat menjadi media pemelajaran pemerolehan kosakata yang efektif. Penelitian selanjutnya dapat mengeksplorasi lebih lanjut tentang praktik penggunaan Quizlet dengan jumlah pemelajar lebih banyak dan waktu penggunaan lebih panjang.


This study discusses the acquisition of vocabulary using Quizlet application by students of grade XI of High School X in Bengkulu. The study aims to determine the impact of using Quizlet on the acquisition of both receptive and productive vocabulary. In addition, this study also aims to determine the students perceptions about the use of Quizlets as a media for vocabulary learning. The research approach is  quantitative and qualitative in nature in that it collected data using tests, field notes and questionnaires. The research design used was one group pretest-posttest. The research data were obtained from test scores before and after the treatment. They were then analyzed using a nonparametric test with the Wilcoxon Signed Rank Test. The results indicate that the students acquisition of vocabulary increased after the treatment. The students receptive vocabulary shows greater increase compared with the students productive vocabulary. The students responses to the use of Quizlets learning media are positive, in terms of its benefits and the ease of using the application. The results of this study provide additional insights on  how Quizlet should be utilized so that it can be used as a learning medium for vocabulary learning effectively. Future research is suggested to explore further the implementation of Quizlet as a learning medium with a bigger number of learners and a longer learning time."
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya Universitas Indonesia, 2020
T-pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library