Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 3 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Sheila Nuur Ditrie
Abstrak :
Penderita gangguan depresi semakin meningkat setiap tahunnya, terutama pada generasi muda. Hal ini membawa urgensi tentang pentingnya menjaga kesehatan mental, terlebih lagi WHO melaporkan bahwa depresi sangat mempengaruhi kualitas hidup dan menjadi penyebab dari meningkatnya risiko gangguan kesehatan lainnya. Kesalahan diagnosis seringkali terjadi pada depresi, maka dari itu sangat penting untuk mengembangkan pendekatan objektif untuk membantu dokter mendiagnosis depresi secara lebih efektif. Elektroensefalografi (EEG) merupakan teknologi berbasis sinyal otak yang dapat merekam aktivitas jaringan otak. Penelitian ini bertujuan untuk membuat program analisis gangguan depresi berbasis Machine Learning. Aplikasi Graphical User Interface (GUI) juga dibuat untuk mempermudah pengguna. Pemrosesan sinyal dilakukan dengan dua metode, yakni wavelet dan Power Spectral Density (PSD). Relative Power Ratio (RPR) dihitung sebagai fitur klasifikasi. Perhitungan dominansi juga dilakukan untuk mereduksi jumlah fitur. Fitur dengan dominansi tertinggi akan digunakan untuk membuat model klasifikasi Machine Learning. Pengklasifikasi yang digunakan adalah K-Nearest Neighbor (KNN) dengan cross validation. Akurasi tertinggi yang diperoleh mencapai 70% dengan metode wavelet dan 65% dengan metode PSD. ......The number of individuals suffering from depressive disorder (also known as major depressive disorder or MDD) is increasing every year, especially among the younger generations. This highlights the urgency of prioritizing mental health, especially considering the World Health Organization’s report that depression significantly affects the quality of life and increases the risk of other health disorders. Misdiagnosis often occurs in cases of depression, making it crucial of develop an objective approach to help doctors diagnose depression more affectively. Electroencephalography (EEG) is a brain signalbased technology that records brain network activity. This research aims to create a machine learning-based program for analyzing depressive disorders. Additionally, a Graphical User Interface (GUI) application is developed to facilitate users. Signal processing is performed using two methods, namely wavelet and Power Spectral Density (PSD). The Relative Power Ratio (RPR) is calculated as a classification feature. Dominance computation is also conducted to reduce the number of features, and the feature with highest dominance are used to create the Machine Learning classification model. The classifier used is K-Nearest Neighbor (KNN) with cross-validation. The highest accuracy achived is 70% with the wavelet method and 65% with the PSD method.
Depok: Fakultas Matematika Dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2023
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Togatorop, Vincent Andreas Constantein
Abstrak :
Luasnya dampak negatif gangguan depresi terhadap kehidupan seseorang membawa urgensi akan pentingnya metode diagnosis yang akurat dan objektif agar bisa menerapkan langkah pengobatan yang cepat pada pasien yang depresi. Metode diagnosis gangguan depresi yang berbasis kuesioner atau wawancara berpotensi subyektif, karena pasien bisa saja tidak menceritakan dengan detail kondisi yang dialaminya. EEG dapat menjadi sarana alternatif untuk mencapai diagnosis yang akurat dan objektif tersebut. Sinyal EEG mengandung banyak fitur yang dapat diekstrak dengan mudah, contohnya Relative Power Ratio (RPR). Penelitian ini mengekstrak fitur RPR dari sinyal EEG dengan menggunakan dua metode, yaitu STFT (Short-Time Fourier Transform) dan PSD (Power Spectral Density) dari 14 elektroda EEG yang tersedia. Fitur RPR yang diekstrak akan direduksi menggunakan algoritma PCA (Principal Component Analysis) ke dalam dimensi yang lebih rendah dengan tetap mempertahankan variansi (informasi) fitur sebesar 90%. Model ANN (Artificial Neural Network) dengan jenis FNN (Feedforward Neural Network) digunakan untuk klasifikasi pasien yang sehat dengan yang depresi. Dampak dari algoritma PCA akan dilihat pada performa model FNN dan lama waktu pelatihan yang dibutuhkan model FNN. Performa model yang akan diukur adalah akurasi, sensitivitas dan spesifisitas. Performa model akan divalidasi menggunakan 10-Fold Validation yang dijalankan sebanyak 10 iterasi. PCA berhasil mereduksi dimensi fitur RPR sebesar 57.1% dengan metode PSD dan 57.1% dengan metode STFT. Akurasi tertinggi yang didapatkan model FNN adalah 69.5% ketika menerapkan algoritma PCA pada RPR metode PSD, dan 68% ketika menerapkan algoritma PCA pada fitur RPR metode STFT. Penerapan PCA pada fitur RPR menurunkan waktu pelatihan model sebesar 6.33% dengan metode PSD dan sebesar 42.56% dengan metode STFT. Performa model FNN lebih baik setelah penerapan PCA dibandingkan dengan menggunakan fitur RPR langsung ke dalam model FNN. Hal ini menunjukkan bahwa PCA memiliki potensi untuk menurunkan waktu pelatihan model FNN dengan tetap mempertahankan performa model FNN. ......The extent of the negative impact of depressive disorder on a person’s life raises the urgency of the importance of an accurate and objective diagnostic method to quickly apply treatment steps for depressive patients. Diagnostic method that based on questionnaire and interview has the potential to be subjective, because the patient might be not fully explain his condition. EEG or Electroencephalography could be an alternative way to achieve the accurate and objective diagnostic. EEG signal has many features that can be extracted easily, for example the Relative Power Ratio. This research extracted RPR features from EEG signal by implementing two methods, STFT (Short-Time Fourier Transform) and PSD (Power Spectral Density) from 14 available EEG electrodes. The extracted RPR features will be reduced by using PCA algorithm to a lower dimension while still retaining 90% variance (information) from the features. ANN (Artificial Neural Network) with the type of FNN (Feedforward Neural Network) will be used to classify healthy patients with depressed patients. The effect of PCA algorithm will be seen on the FNN model’s performances and on the training duration of the FNN model. Model’s performances that will be measured are accuracy, sensitivity, and specificity. Model’s performances will be validated by using 10-Fold Validation which will be executed for 10 iterations. PCA managed to reduce 57.1% RPR features’ dimensions by using PSD method and 57.1% by using STFT method. The highest accuracy achieved by FNN model is 69.5% when implementing PCA algorithm to the RPR features from the PSD method, and 68% when implementing PCA algorithm to the RPR features from STFT method. The implementation of PCA to the RPR features managed to reduce 6.33% training duration of FNN model for the PSD method and 42.56% for the STFT method. Better FNN model’s performances are shown after the implementation of PCA algorithm compared to when using the RPR features directly to the FNN model. This shows that PCA has a potential of reducing the training duration of the FNN model while still retaining FNN model’s performances.
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia;Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia;Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia;Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia;Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2023
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Fadilla Rahmanisa Iskandar
Abstrak :
Digital transformation seiring dengan pesatnya perkembangan teknologi telah mengubah lanskap bisnis dengan memberikan peluang dan tantangan baru. Peningkatan permintaan akan aplikasi digital yang inovatif telah menyebabkan peningkatan beban kerja yang signifikan bagi para developer aplikasi. Namun, beban kerja yang tinggi dapat berpotensi menyebabkan occupational stress yang berdampak negatif pada kesejahteraan dan kinerja individu. Penelitian ini dilakukan untuk mengetahui tingkat occupational stress pada developer dan mengidentifikasi faktor yang berkontribusi terhadap tingkat occupational stress yang dialami. Metode penelitian ini menggunakan pendekatan kombinasi, yaitu penggunaan electroencephalogram (EEG) untuk mengukur aktivitas otak dan Job Stress Scale (JSS) untuk mengumpulkan data subjektif tentang tingkat stres yang dirasakan oleh para developer. Sampel penelitian didapatkan dari salah satu perusahaan pengembang properti di Indonesia. Hasil pengolahan data menunjukkan bahwa gelombang Theta dan Beta Low dapat menggambarkan tingkat stress berdasarkan perbandingan workload. Korelasi antara data RPR gelombang dengan skor dimensi JSS memberikan indikasi bahwa faktor Time Stress dan Anixety Stress memiliki pengaruh yang signifikan pada tingkat stres developer aplikasi. Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan pemahaman lebih baik tentang tingkat occupational stress yang dialami oleh developer aplikasi dalam era digital. Temuan penelitian ini diharapkan dapat mendorong pengembangan strategi dan intervensi yang dapat mengurangi tingkat occupational stress pada developer aplikasi. ......Digital transformation has changed the business landscape, presenting new opportunities and challenges with the rapid advancement of technology. The increasing demand for innovative digital applications has led to a significant workload for developers. However, high workloads can potentially result in occupational stress, negatively impacting the well-being and performance of individuals. This study aims to determine the level of occupational stress among developers and identify contributing factors. The research methodology combines the use of electroencephalogram (EEG) to measure brain activity and the Job Stress Scale (JSS) to collect subjective data on perceived stress levels. The study sample was obtained from a property development company in Indonesia. Data analysis revealed that Theta and Beta Low waves can indicate stress levels based on workload comparisons. The correlation between EEG data and JSS dimension scores indicates that Time Stress and Anxiety Stress significantly influence the stress levels of application developers. The findings of this study are expected to provide a better understanding of the occupational stress experienced by application developers in the digital era. It is hoped that these research findings will encourage the development of strategies and interventions to reduce occupational stress levels among application developers.
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2023
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library