Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 25 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Diyah Ariyeni Widiastuti
"Latar Belakang : Sectio Caesar merupakan tindakan persalinan yang dilakukan dengan cara memutuskan jaringan kontuinitas atau persambungan dengan insisi untuk mengeluarkan bayi. Luka insisi operasi meninggalkan reseptor nyeri. Penulisan karya ilmiah ini bertujuan untuk melaporkan asuhan keperawatan maternitas pada pasien post sectio caesarea yang mengalami nyeri dan pengaruh penerapan hand food massage dan relaksasi otot progresif untuk menurunkan tingkat nyeri. Pembahasan : Pasien dengan status paritas P1A0 post sectio caesarea hari pertama mengeluh nyeri area luka post operasi (skala nyeri 8/10 ). Pasien mengatakan adanya penurunan tingkat nyeri (skala 8-2) setelah dilakukan latihan hand foot massage dan relaksasi otot progresif selama 5 hari berturut-turut dengan waktu latihan 1x 40 menit setiap harinya disertai konsumsi analgetik pada 2 jam sebelum intervensi tersebut. Kesimpulan : Nyeri post sectio caesarea adalah perasaan tidak menyenangkan yang diakibatkan karena luka sayatan dari insisi pembedahan caesarea. Perpaduan hand food massage dan relaksasi otot progresif dapat diterapkan sebagai terapi non farmakologi dalam menurunkan tingkat nyeri pasien post sectio caesarea yang mengalami nyeri.

Background: Caesarean section is a delivery procedure that is carried out by breaking tissue continuity with an incision to remove the baby. The surgical incision leaves pain receptors. The aim of writing this scientific work is to report maternity nursing care for post caesarean section patients who experience pain and the effect of applying hand food massage and progressive muscle relaxation to reduce pain levels. Discussion: Patients with parity status P1A0 post caesarean section on the first day complained of pain in the post-operative wound area (pain scale 8/10). The patients stated that there was a decrease in the level of pain (scale 8-2) after doing hand foot massage and progressive muscle relaxation exercises for 5 consecutive days with 1 x 40 minute training time per day accompanied by taking analgesics 2 hours before the intervention. Conclusion: Post caesarean section pain is an unpleasant feeling caused by the incision of the caesarean section. The combination of hand food massage and progressive muscle relaxation can be applied as a non-pharmacological therapy to reduce the pain level of post-cesarean section patients who experience pain."
Depok: Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas ndonesia, 2023
PR-pdf
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
Asmida Mariani
"Diabetes mellitus merupakan masalah kesehatan yang erat kaitannya dengan perubahan gaya hidup masyarakat perkotaan. Keluarga Bapak S adalah keluarga dengan masalah kesehatan diabetes mellitus khususnya pada Ibu S. Karya ilmiah akhir ini memberi gambaran asuhan keperawatan keluarga dengan diabetes mellitus dan masalah keperawatan utama ketidakefektifan koping. Intervensi yang menjadi unggulan ialah kombinasi relaksasi otot progresif dan relaksasi hipnosis 5 jari (guided imagery). Teknik relaksasi dilakukan setiap hari selama 15-20 menit dan pemeriksaan gula darah dilakukan setiap 2-3 hari sekali dalam waktu 6 minggu. Hasil evaluasi menunjukkan bahwa intervensi keperawatan efektif menurunkan kadar gula darah pada minggu ke 2 dan menjaga kestabilannya dari minggu ke 3 sampai akhir intervensi (minggu ke 6).

Diabetes mellitus is a health problem which is closely related to lifestyle urban communities. Mr. S?s family especialy Mrs S suffered diabetes mellitus. The final assignment describes the nursing care process aimed at families with diabetes mellitus and ineffective coping as a major health problem. Nursing interventions that become the main intervention is a combination of progressive muscle relaxation and 5 fingers relaxation (guided imagery). Relaxation technique scheduling every day for 15-20 minutes and glucose blood tests is done every 2-3 days within 6 weeks. The evaluation results of nursing interventions effectively lowers glucose blood levels at week 2 and maintain its stabilitation from week 3 until the end of intervention (week 6).
"
Depok: Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia, 2016
PR-Pdf
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
Sari Nabila
"Hipertensi merupakan penyakit tidak menular yang menjadi salah satu penyebab kematian di dunia. Globalisasi pada masyarakat perkotaan dengan perubahan gaya hidup perkotaan meningkatkan faktor risiko hipertensi. Apabila hal tersebut dilanjutkan, akan terjadi peningkatan prevalensi dan prognosis hipertensi di wilayah perkotaan. Salah satu upaya nonfarmakologi penatalaksanaan hipertensi adalah manajemen stress dengan relaksasi otot progresif (ROP). Tujuan penelitian ini untuk menganalis keefektifan penerapan relaksasi otot progresif terhadap penurunan tekanan darah penderita hipertensi. Metode praktik melakukan intervensi ROP sederhana selama 30 menit dilakukan 2 kali sehari dalam 5 hari. Intervensi dikombinasikan dengan pendidikan kesehatan, patuh minum obat, pengaturan diet dan peningkatan aktivitas. Setelah pemberian intervensi terjadi penurunan tekanan darah dari hipertensi derajat II menjadi I dengan rata-rata penurunan sistolik 3 mmHg dan diastolik 3,8 mmHg setelah ROP. ROP direkomendasikan dapat diaplikasikan secara mandiri di rumah dengan membuat media yang dapat disebarluaskan baik dalam bentuk poster ataupun leaflet melalui program KPLDH di wilayah DKI Jakarta.

Hypertension is a non-communicable disease which is one of the causes of death in the world. Globalization in urban communities with changes in urban lifestyles increases the risk factors for hypertension. If this is continued, there will be an increase in the prevalence and prognosis of hypertension in urban areas. One of the non-pharmacological efforts to manage hypertension is stress management with progressive muscle relaxation (ROP). The purpose of this study was to analyze the effectiveness of the application of progressive muscle relaxation in reducing blood pressure in patients with hypertension. The practical method of conducting a simple ROP intervention for 30 minutes is done 2 times a day for 5 days. The intervention was combined with health education, adherence to medication, diet management and increased activity. After the intervention, there was a decrease in blood pressure from hypertension grade II to I with an average decrease in systolic of 3 mmHg and diastolic of 3.8 mmHg after ROP. It is recommended that ROP can be applied independently at home by making media that can be disseminated either in the form of posters or leaflets through the KPLDH program in the DKI Jakarta area. "
Depok: Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia, 2021
PR-pdf
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
Meta Agil Ciptaan
"Ekstubasi Endotracheal Tube merupakan salah satu periode kritis ketika dirawat di ICU. Ekstubasi mengakibatkan perubahan hemodinamik akibat peningkatan respon simpatik saat stimulasi epifaringeal dan laring. Selain itu ekstubasi mengakibatkan timbulnya nyeri tenggorokan dan kecemasan pada pasien. Hal ini meningkatkan komplikasi dan menurunkan kualitas hidup pasien. Tujuan penelitian ini untuk melihat pengaruh latihan relaksasi otot progresif terhadap status hemodinamik, nyeri dan kecemasan pasca ekstubasi Endotracheal Tube. Penelitian ini menggunakan design quasy experimental post test only Non Equivalent Control Group Design. Sampel penelitian terdiri dari 46 orang pasien ekstubasi terdiri dari 23 orang kelompok kontrol dan 23 orang kelompok intervensi. Analisis data menggunakan uji t independen.
Hasil analisis menunjukkan ada perbedaan bermakna status hemodinamik pasca ekstubasi antara kelompok kontrol dan intervensi untuk tekanan darah sistole (p 0,009; α<0,05) dan frekuensi nadi (p 0,0439; α<0,05). Kemudian juga ditemukan perbedaan bermakna nyeri tenggorokan (p 0,001; α <0,05) dan kecemasan pasca ekstubasi (p 0,001; α <0,05). Latihan relaksasi otot progresif merupakan intervensi komplementer yang terbukti efektif dan mudah dilakukan dalam mengontrol hemodinamik, nyeri tenggorokan dan kecemasan pasca ekstubasi.

Endotracheal tube extubation is a critical periods when being treated in ICU. Extubation causes hemodynamic changes due to an increase in symphathetic responses during epiparingeal and laryngeal stimulation. Additionally extubation causes sore throat and anxiety in patients. These increased complication and decrease patient’s quality of life. The purpose of this study to find the effect of progressive muscle relaxation on hemodynamic, sore throat and anxiety after extubation. Design study was a quasy experimental post test only non equivalent control group. The research sample consisted of 46 extubation patient consisted of 23 control group and 23 intervention group. Data analysis used independent t test.
The resuts found there were significant differences in post hemodynamic status between control and intervention group for systolic blood pressure (p 0,009; α<0.05) and pulses frequency (p 0,0439; α<0.05). Then also found significant difference in sore throat (p 0,001; α<0.05) and anxiety post extubation (p 0,001; α<0.05). Progressive muscle relaxation exercises are complementary intervention that are proven effectively and easy to control hemodynamic, sore throat and anxiety post extubation.
"
Depok: Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia, 2020
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Rudi Hamarno
"Relaksasi otot progresif merupakan salah satu terapi non farmakologis untuk merilekkan otot dan menurunkan kecemasan sehingga menyebabkan tekanan darah menurun pada hipertensi primer. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengidentifikasi pengaruh latihan relaksasi otot progresif terhadap penurunan tekanan darah klien hipertensi primer di Kota Malang. Penelitian ini menggunakan desain quasiexperiment dengan tehnik pengambilan sampel consecutive sampling. Besar sampel adalah 40 responden, dibagi menjadi 2 kelompok yaitu kelompok perlakuan dan kelompok kontrol. Kelompok perlakuan mendapat latihan relaksasi otot progresif selama 15 menit setiap latihan, sehari dua kali latihan dan dilakukan selama 6 hari. Kedua kelompok dilakukan pengukuran tekanan darah sebelum dan sesudah latihan hari ke II, IV dan ke VI.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa setelah latihan relaksasi otot progresif ada penurunan tekanan darah sistolik sebesar 16,65 mmHg dan tekanan darah diastolik mengalami penurunan sebesar 3,8 mmHg. Kesimpulan penelitian ini adalah latihan relaksasi otot progresif secara bermakna dapat menurunkan tekanan darah sistolik hipertensi primer (p value = 0,0075 ; α = 0,05), sedangkan pada tekanan darah diastolik, latihan relaksasi otot progresif ini tidak menurunkan tekanan darah secara bermakna (p value = 0,058; α = 0,05).

Progressive muscle relaxation is one of non-pharmacological therapies to relaxing muscles and reduce anxiety so make lowering blood pressure in clients with primary hypertension. The purpose of this study was to identify the effects of progressive muscle relaxation exercises to decrease blood pressure for clients with primary hypertension in Malang. This study used a quasi-experimental design with a consecutive sampling. Sample size was 40 respondents, divided into two groups: treatment and control groups. The treatment group received progressive muscle relaxation exercises for 15 minutes each time, twice a day and conducted for six days. The blood pressure measurements was obtained for both groups before and after on day II, IV and VI.
The results showed that a decrease of systolic blood pressure is 16.65 mmHg and diastolic blood pressure is 3.8 mmHg occur after exercise. The conclusion a progressive muscle relaxation exercise can significantly reduce systolic blood pressure (p value = 0.0075; α = 0.05), on the other hand, there is no reduced blood pressure significantly (p value = 0.058, α = 0.05) in diastolic blood pressure.
"
Depok: Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia, 2010
T41460
UI - Tesis Open  Universitas Indonesia Library
cover
Laela Varantika Prinanti
"Latar belakang: Kehamilan adalah sebuah pengalaman yang penuh dengan adaptasi dari anatomi sampai fisiologis pada ibu hamil. Hal ini dapat menjadi penyebab ibu hamil merasakan nyeri dan ansietas. Hal ini dapat berpengaruh pada kehamilan. Relaksasi otot progresif adalah perawatan relaksasi yang mengencangkan dan melemaskan otot-otot suatu bagian tubuh sekaligus dan dilakukan satu per satu untuk menciptakan perasaan relaksasi fisik. Penulisan karya ilmiah ini bertujuan untuk melaporkan asuhan keperawatan maternitas pada ibu hamil yang mengalami masalah nyeri dan ansietas beserta dengan pengaruh relaksasi otot progresif untuk mengurangi nyeri dan ansietas.
Pembahasan: Ibu T 34 tahun G4P2A1 hamil 25 minggu. Ibu mengeluh nyeri pada bagian tengkuk sampai punggung dengan VAS skala 6 /10 selama 5 menit terasa hilang timbul, kecemasan karena penyakit mioma uteri takut menganggu kehamilannya dengan hasil DASS-21 yaitu skor 9 berarti ansietas ringan. Ibu mengatakan nyeri tidak ada dengan VAS skala 0/10 dan kecemasan berkurang dengan hasil DASS-21 yaitu 2 berarti ansietas normal, setelah dilakukan latihan relaksasi otot progresif dalam waktu 4 hari dengan latihan 2x 45 menit setiap harinya.
Kesimpulan: Tingkat Nyeri dan kecemasan dapat dirasakan oleh ibu hamil karena adanya perubahan fungsi tubuh secara fisiologi dan psikologi. Relaksasi otot progresif terbukti mampu mengurangi tingkat nyeri dan ansietas pada ibu hamil.

Background: Pregnancy is an experience full of adaptations from anatomy to physiology in pregnant women. This can cause pregnant women to feel pain and anxiety. This can affect pregnancy. Progressive muscle relaxation is a relaxation treatment that tightens and relaxes the muscles of one part of the body at once and is performed one at a time to create a feeling of physical relaxation. The aim of writing this scientific work is to report maternity nursing care for pregnant women who experience pain and anxiety problems along with the effect of progressive muscle relaxation to reduce pain and anxiety.
Discussion: Mrs. T 34 year old G4P2A1 25 weeks pregnant. The mother complained of pain from the nape of the neck to the back with a VAS scale of 6/10 for 5 minutes that seemed to come and go, anxiety due to uterine myoma was afraid of disrupting her pregnancy with the DASS-21 result being a score of 9 meaning mild anxiety. The mother said there was no pain with a VAS scale of 0/10 and anxiety was reduced with the DASS-21 result, namely 2, meaning normal anxiety, after doing progressive muscle relaxation exercises within 4 days with 2 x 45 minute exercises every day.
Conclusion: Levels of pain and anxiety can be felt by pregnant women due to changes in body function physiologically and psychologically. Progressive muscle relaxation has been proven to reduce the level of pain and anxiety in pregnant women.
"
Depok: Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia, 2023
PR-pdf
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
Bertylia
"Hipertensi adalah masalah fisik yang banyak dialami masyarakat. Masalah kesehatan ini menyerang lebih banyak pada usia lansia. Lansia adalah kelompok umur yang masuk dalam kelompok rentan, sehingga memerlukan penanganan lebih komprehensif karena lansia mulai mengalami kemunduran fungsi fisiologis dan keterbatasan dalam melakukan aktivitas. Lansia selain rentan mengalami masalah fisik, rentan untuk mengalami masalah psikososial salah satunya adalah ansietas. Penanganan ansietas dapat dilakukan dengan memberikan terapi relaksasi otot progresif. Keberhasilan dari terapi relaksasi otot progresif ini dipengaruhi oleh konsistensi lansia melakukan latihan, adanya media yang dapat membantu lansia dalam mengingat dan mempraktikkan, dan dukungan keluarga. Hasil dari terapi ini, tidak hanya mengatasi masalah ansietas, relaksasi otot progresif bisa juga menurunkan tanda gejala hipertensi, dan keluhan fisik lain yang dialami oleh lansia.

Hypertension is a physical problem that many people experience. This health problem attacks more in the elderly. Elderly is an age group that is included in the vulnerable group, so it requires more comprehensive treatment because the elderly are starting to experience a decline in physiological function and limitations in carrying out activities. In addition to being vulnerable to physical problems, the elderly are prone to experiencing psychosocial problems, one of which is anxiety. Anxiety management can be done by providing progressive muscle relaxation therapy. The success of progressive muscle relaxation therapy is influenced by the consistency of the elderly doing exercise, the presence of media that can help the elderly in remembering and practicing, and family support. The results of this therapy, not only overcome anxiety problems, progressive muscle relaxation can also reduce signs of hypertension symptoms, and other physical complaints experienced by the elderly."
Depok: Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia, 2022
SP-pdf
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
Andi Prastio
"Corona Virus Disease 2019 (Covid-19) adalah penyakit yang menular yang menyebabkan infeksi saluran nafas mulai dari batuk pilek hingga yang lebih serius. Pasien dengan covid-19 memerlukan perawatan secara terpisah atau perawatan isolasi. Hal ini dapat menyebabkan pasien mengalami rasa cemas dan penurunan kualitas tidur. Penelitian ini menjelaskan intervensi keperawatan relaksasi otot progresif untuk mengurangi kecemasan dan meningkatkan kualitas tidur pada pasien dengan covid-19. Penelitian ini menggunakan metode case report untuk mengevaluasi intervensi keperawatan yang diberikan. Kriteria inklusi penelitian adalah pasien dengan Covid- 19 yang memerlukan perawatan di ruang isolasi dilakukan selama 3 hari di Ruang Emergensi. Evaluasi tingkat kecemasan dan kualitas tidur menggunakan Hamilton Anxiety Rating Scale (HARS) dan Richard Campbell Sleep Questioner (RCSQ). Evaluasi dilakukan pada saat pasien pertama masuk ruang perawatan isolasi dan sehari setelah pasien masuk ruang isolasi. Tingkat kecemasan sebelum dan sesudah dilakukan intervensi mengalami penurunan begitu pula dengan kualitas tidur yang mengalami peningkatan setelah dilakukan intervensi. Relaksasi Otot Progresif sebagai metode tambahan dapat mengurangi tingkat kecemasan dan meningkatkan kualitas tidur pada pasien Covid-19.

Corona Virus Disease 2019 (Covid-19) is an infectious disease that causes respiratory tract infections ranging from coughs to colds to more serious ones. Patients with Covid-19 require separate treatment or isolation care. This can cause the patient to experience anxiety and decreased sleep quality. This study describes a progressive muscle relaxation nursing intervention to reduce anxiety and improve sleep quality in patients with Covid-19. This study uses the case report method to evaluate the nursing interventions given. The inclusion criteria for the study were patients with Covid-19 who required treatment in an isolation room for 3 days in emergency room. Evaluation of anxiety level and sleep quality using Hamilton Anxiety Rating Scale (HARS) and Richard Campbell Sleep Questioner (RCSQ). The evaluation was carried out when the first patient entered the isolation treatment room and the day after the patient entered the isolation room. The level of anxiety before and after the intervention decreased as well as the quality of sleep which increased after the intervention. Progressive Muscle Relaxation as an additional method can reduce anxiety levels and improve sleep quality in Covid-19 patients."
Depok: Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia, 2021
PR-pdf
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
Syifa Asyfiani Rufaida
"Ansietas merupakan respons umum terhadap situasi stres yang dialami oleh individu. Saat pandemi COVID-19 menyebar secara cepat ke seluruh dunia, hal tersebut memicu kecemasan pada semua kelompok berisiko, salah satunya ibu hamil. Pada ibu hamil, adanya perubahan fisik dan mental selama kehamilan memungkinkan ibu mengalami risiko tersebut. Kecemasan ibu hamil di masa pandemi COVID-19 tidak bisa diabaikan karena dapat menimbulkan risiko masalah kesehatan pada ibu dan janin. Salah satu upaya yang dapat dilakukan untuk menurunkan risiko tersebut adalah mengurangi rasa kecemasan yang dialami dengan penerapan terapi relaksasi otot progresif. Karya tulis ini menggunakan metode studi kasus yang bertujuan untuk menganalisis asuhan keperawatan pada ibu hamil yang mengalami ansietas di masa pandemi COVID-19 dengan penerapan terapi relaksasi otot progresif. Hasil evaluasi penerapan terapi relaksasi otot progresif didapatkan kecemasan yang dirasakan menurun serta pikiran menjadi lebih terkontrol dan tubuh menjadi rileks. Pemberian intervensi terapi relaksasi otot progresif dianjurkan bagi ibu hamil untuk mengurangi ansietas di masa pandemi COVID-19.

Anxiety is a common response to stressful situations experience by individuals. When the COVID-19 pandemic spreads rapidly throughout the world, it triggers all at-risk groups, including pregnant women. In pregnant women, the physical and mental changes during pregnancy allow the mother to experience these risks. The anxiety of pregnant women during the COVID-19 pandemic cannot be ignored because it can affect the health problems to the mother and fetus. One intervention that can reduce the anxiety by the application of progressive muscle relaxation therapy. This paper uses a case study method that aims to analyze the care of pregnant women who experience anxiety during the COVID-19 pandemic with the application of progressive muscle relaxation therapy. The results shows that progressive muscle relaxation can decreased perceived anxiety and the mind became more controlled and the body relaxed. Providing more optimal progressive muscle relaxation therapy for pregnant women to reduce anxiety during the COVID-19 pandemic. "
Depok: Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia, 2021
PR-pdf
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
Ririn Isma Sundari
"[ABSTRAK
Laki-laki dewasa merupakan kelompok narapidana terbanyak yang tinggal di Lapas dan Rutan. Selama menjalani masa hukuman, narapidana laki-laki dewasa yang telah menikah tidak dapat memenuhi kebutuhan seksualnya karena di Lapas dan Rutan tidak disediakan akomodasi untuk pemenuhan kebutuhan tersebut. Seksual merupakan kebutuhan dasar bagi manusia. Tidak adekuatnya pemenuhan kebutuhan dasar termasuk ketidakefektifan pola seksual dapat menyebabkan ansietas. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh Relaksasi Otot Progresif dan Terapi Logo terhadap ansietas narapidana akibat ketidakefektifan pola seksual. Desain penelitian quasi eksperimental pre-post test with control group. Sampel penelitian 56 orang narapidana yang mengalami ketidakefektifan pola seksual sedang atau berat, 28 narapidana kelompok yang mendapatkan Relaksasi Otot Progresif dan 28 narapidana yang mendapatkan Relaksasi Otot Progresif dan Terapi Logo. Hasil penelitian ditemukan penurunan ansietas akibat ketidakefektifan pola seksual kelompok narapidana yang mendapatkan Relaksasi Otot Progresif dan Terapi Logo lebih besar dibandingkan kelompok narapidana yang hanya mendapatkan Relaksasi Otot Progresif saja (p value < 0,05). Relaksasi Otot Progresif dan Terapi Logo direkomendasikan sebagai terapi keperawatan lanjutan dalam mengatasi masalah psikososial pada narapidana.

ABSTRACT
Men are the largest population in prison. During the period of imprisonment, married-men cannot fulfill their sexual need because of unavailable facilities. Sexuality is a human basic need. The inadequate fulfillment of basic needs will cause anxiety. This study aims to obtain the effect of progressive muscle relaxation and Logo therapy on prisoners? anxiety as the result of ineffective sexual pattern.
This study used pre and post-test quasi experimental research design with control group. The samples of this study were 56 prisoners consisted of 28 progressive muscle relaxation prisoners and 28 progressive muscle relaxation and Logo therapy prisoners. The result of this study shows ineffective sexual pattern of prisoners decreased. Based on that analysis result, it can be concluded that prisoners who get progressive muscle relaxation and Logo therapy is bigger than prisoners that only get progressive muscle relaxation (p value < 0,05). Progressive muscle relaxation and Logo therapy are recommended for advanced nursing treatment dealing with prisoner anxiety related to ineffective sexual pattern, Men are the largest population in prison. During the period of imprisonment, married-men cannot fulfill their sexual need because of unavailable facilities. Sexuality is a human basic need. The inadequate fulfillment of basic needs will cause anxiety. This study aims to obtain the effect of progressive muscle relaxation and Logo therapy on prisoners’ anxiety as the result of ineffective sexual pattern.
This study used pre and post-test quasi experimental research design with control group. The samples of this study were 56 prisoners consisted of 28 progressive muscle relaxation prisoners and 28 progressive muscle relaxation and Logo therapy prisoners. The result of this study shows ineffective sexual pattern of prisoners decreased. Based on that analysis result, it can be concluded that prisoners who get progressive muscle relaxation and Logo therapy is bigger than prisoners that only get progressive muscle relaxation (p value < 0,05). Progressive muscle relaxation and Logo therapy are recommended for advanced nursing treatment dealing with prisoner anxiety related to ineffective sexual pattern]"
2015
T43685
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3   >>