Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 7 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Niken Sukesi
Abstrak :
Perilaku caring perawat sangat diperlukan dalam pelayanan keperawatan, karena hal ini dapat mempengaruhi rasa aman pasien. Penelitian cross sectional ini bertujuan untuk membuktikan adanya hubungan caring perawat dengan rasa aman menurut persepsi pasien. Sampel yang digunakan sebanyak 101 pasien yang diambil dengan total sampling pada periode Mei 2011. Hasil analisis bivariat menunjukkan ada hubungan antara caring perawat dengan pemenuhan rasa aman pasien (p=0,013; α 0,05). Perawat yang caring mempunyai peluang 3,128 kali untuk memberikan rasa aman dibanding yang kurang caring setelah dikontrol dengan umur pasien. Perilaku caring perawat dijadikan penilaian kinerja untuk memenuhi kebutuhan rasa aman pasien. ......The nurse caring behaviors needed in the nursing service, as this may affect patient safety. Cross-sectional study aimed to prove the existence of nurses caring relationship with a sense of security according to the patient's perception. The sample used was taken as many as 101 patients with a total sample period of May 2011. The results of bivariate analysis showed no relationship between the nurses caring for patients with a sense of security compliance (p = 0.013; α 0.05). Caring for caregivers who have a chance 3.128 times to give a sense of security that is less concerned than once controlled by the age of the patient. The nurse caring behaviors used as a performance assessment to meet the security needs of patients.
Depok: Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia, 2011
T-Pdf
UI - Tesis Open  Universitas Indonesia Library
cover
Muhammad Raihan Wibisana
Abstrak :
Rasa takut untuk menjadi korban kejahatan pelecehan seksual di dalam transportasi publik dapat memicu perilaku yang tidak nyaman bagi penumpang perempuan. Oleh karena itu, penelitian ini bertujuan untuk mengetahui keamanan lingkungan transit KRL Jabodetabek dalam memberikan rasa aman pengguna perempuan dari tindakan pelecehan seksual. Penelitian ini dilakukan dengan pendekatan kuantitatif dengan landasan teori karakteristik lingkungan transportasi publik yang mempengaruhi rasa aman pengguna oleh Ceccato et al (2022). Pengumpulan data dilakukan dengan metode kuantitatif melalui penyebaran kuesioner serta kualitatif melalui wawancara mendalam. Sampel yang diambil adalah pengguna KRL Jabodetabek perempuan dengan total sampel 100 orang. Teknik analisis yang digunakan adalah analisis statistik deskriptif. Hasil penelitian menunjukan bahwa karakteristik. Hasil penelitian menunjukan dari keempat dimensi  ada dua yang mempunyai hasil positif terhadap rasa aman yaitu dimensi visibilitas dan pengawasan serta dimensi pencahayaan; satu dimensi dengan hasil mixed yaitu dimensi manajemen dan perawatan; serta satu dimensi dengan hasil negatif yaitu dimensi tingkat kepadatan. Dari kesimpulan ini rekomendasi yang diberikan meliputi memastikan lingkungan transit KRL terawat dengan baik, penambahan jumlah kereta pada jam sibuk, dan memastikan adanya pengawasan formal yang terlihat saat pengguna rendah. ......The fear of becoming a victim of crime when disclosing sexual matters in public transportation can trigger uncomfortable behavior for female passengers. Therefore, this study aims to determine the safety of the KRL transit environment in providing female users with a sense Percieved Safety from sexual crimes. This research was conducted with a quantitative approach based on the theoretical basis of the characteristics of transit environment which influence users percieved safety by Ceccato et al (2022).. Data collection was carried out using quantitative methods through distributing questionnaires and qualitatively through in-depth interviews. The samples taken were female Jabodetabek KRL users with a total sample of 100 people. The analysis technique used is descriptive statistical analysis. The research results show that from the fourth dimension there are two that have positive results on a sense of security, namely the visibility and surveillance dimension and the lighting dimension; one dimension with mixed results is the management and maintenance dimension; and one dimension with negative results, namely the density level dimension. From this conclusion, the recommendations given include ensuring that the KRL transit environment is well maintained, increasing the number of trains during peak hours, and ensuring that there is visible formal supervision during low user usage.
Depok: Fakultas Ilmu Administrasi Universitas Indonesia, 2023
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Zulfan Fadilah
Abstrak :
Rasa aman merupakan hal yang dibutuhkan oleh setiap manusia ketika berada dimanapun dan kapanpun. Rasa aman didapatkan setelah manusia melakukan penyesuaian dengan lingkungannya. Salah satu cara yang dilakukan untuk melakukan penyesuaian tersebut adalah pertahanan diri. Pertahanan diri merupakan mekanisme yang dilakukan seseorang ketika ruang personalnya terganggu. Pada sebuah ruang urban, terdapat banyak jenis aktivitas berbeda yang dilakukan. . Setiap aktivitas memiliki cara yang berbeda dalam pelaksanaannya sehingga terdapat perbedaan cara dalam melakukan mekanisme pertahanan diri. Skripsi ini mengkaji bagaimana mekanisme pertahanan diri dapat membentuk rasa aman saat melakukan aktivitas di ruang terbuka publik. Pengamatan dilakukan pada acara Car Free Day di Jakarta tepatnya di area Bundaran HI dan Senayan. Ruang tempat dilakukannya Car Free Daymerupakan ruang-ruang jalan yang dialihkan fungsinya sementara menjadi ruang rekreasi. Hasil menunjukkan adanya perbedaan mekanisme pertahanan diri pada aktivitas statis dan dinamis. Ruang Car Free Day beserta elemen-elemen di dalamnya, digunakan untuk beraktivitas dan juga mengakomodasi kebutuhan pertahanan diri. ......A sense of safety is a fundamental need for everyone, regardless of location or time. This sense of safety is achieved once people adjust to their environment. One way to facilitate this adjustment is through self-defense mechanisms. Self-defense is a process individuals employ when their personal space is disrupted. In an urban space, there are various types of activities taking place. Each activity has its unique way of being performed, which leads to different approaches to employing self-defense mechanisms. This thesis explores how self-defense mechanisms create a sense of safety while engaging in public open spaces. The observation was conducted during the Car Free Day event in Jakarta, specifically in the Bundaran HI and Senayan areas. During Car Free Day, roads are temporarily repurposed as recreational spaces. The findings show distinct self-defense mechanisms in static versus dynamic activities. The spaces used for Car Free Day and the elements within them serve not only for activities but also accommodate the needs for self-defense.
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2024
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Kharisma Dinda Winafaisal
Abstrak :
Penelitian ini bertujuan untuk mengembangkan suatu intervensi yang dapat mengatasi kemajuan karyawan (employee advancement) untuk meningkatkan antusiasme karyawan (employee enthusiasm) di PT. HIJ. Penelitian menggunakan pendekatan kuantitatif dengan teknik pengambilan data menggunakan alat ukur kuesioner. Alat ukur yang digunakan merupakan hasil pengembangan dan adaptasi peneliti dari alat ukur yang sudah ada. Kuesioner yang digunakan dalam penelitian ini adalah employee enthusiasm (Sirota et. al., 2005) dengan α = 0,852, employee advancement (Khrisnan dan Maheswari, 2011) dengan α = 0,969, dan safety feeling (Soebandono, 2011) dengan α = 0,925. Hasil uji dengan menggunakan teknik regresi berganda terhadap 68 karyawan PT. HIJ menunjukkan bahwa terdapat pengaruh kemajuan karyawan dan rasa aman terhadap antusiasme karyawan (signifikansi kemajuan karyawan = 0,004 dan signifikansi rasa aman = 0,010, dengan p < 0,005). Koefisien Beta kemajuan karyawan lebih besar dibandingkan dengan koefisien Beta rasa aman. Ditinjau lebih jauh lagi menunjukkan bahwa yang paling mempengaruhi adalah dimensi training and development support. Berdasarkan uji statistik tersebut, maka peneliti merancang rekomendasi program intervensi kemajuan karyawan untuk meningkatkan antusiasme karyawan berupa resosialisasi sistem pelatihan dan pengembangan serta training effective communication. ...... This study aims to develop an intervention to address the problem of employee?s advancement to increase the employee?s enthusiasm at PT. HIJ. The study use a quantitative approach and using a questionnaire for data collection. Measuring instruments was develop from adaptation of existing measurement tools. The questionnaire used in this study is employee enthusiasm (Sirota et. al., 2005) with α = 0.852, employee advancement (Khrisnan and Maheswari, 2011) with α = 0.969, and safety feeling (Soebandono, 2011) with α = 0.925. Test results using multiple regression techniques against 68 employees of PT. HIJ shows that employee advancement and safety feeling have influence to employee enthusiasm (significance of employee advancement = 0.004 and the significance of safety feeling = 0.010, p <0.005). Beta coefficient of employee advancement greater than the beta coefficient of safety feeling. Judging further showed that most influence dimension is training and development support. Based on this statical result, researcher designed a recommendations intervention program employee advancement to increase employee enthusiasm i.e. resocialization training and development system and effective communication training.
Depok: Fakultas Psikologi Universitas Indonesia, 2014
T42568
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Ronal Balderima
Abstrak :
ABSTRAK
Pembentukan dan Muatan materi peraturan perundang-undangan di bidang terorisme telah coba diatur dalam bentuk Perpu maupun dalam Undang-Undang. Pembentukan Perpu dilakukan karena hal ihwal kegentingan yang memaksa dimana belum ada peraturan perundang-undangan yang mengatur terkait terorisme kemudian Perpu harus ditetapkan menjadi Undang-Undang melalui proses pengesahan di DPR. Pembentukan Perpu terorisme telah melanggar prinsip negara hukum, melanggar hierarki norma hukum, tata urutan peraturan perundang-undangan sehingga mengabaikan pertimbangan hak atas rasa aman dalam pembentukannya. Pembentukan Undang-Undang Nomor 13 Tahun 2003 telah memenuhi prinsip negara hukum, hierarki norma hukum, tata urutan peraturan perundang-undangan yang berlaku saat itu meski tidak semua prosedur dapat terpenuhi dengan baik. Pembentukan Undang-undang Nomor 5 Tahun 2018 telah memenuhi prinsip negara hukum, serta telah memenuhi semua prosedur pembentukan Undang-Undang sebagaimana pengaturan yang berlaku. Materi muatan peraturan Perpu dan Undang-Undang pemberantasan terorisme belum memenuhi syarat-syarat muatan undang-undang yang baik dengan tidak terpenuhinya pengaturan hak atas rasa aman dalam hal yang menjadi sorotan adalah terkait defenisi dari terorisme yang multi tafsir, jangka waktu penahanan yang tidak memenuhi konvensi internasional terkait hak-hak sipil dan politik serta menyimpangi aturan KUHAP Indonesia, serta pelibatan kembali TNI dalam penindakan terorisme adalah tanda nyata bahwa pemenuhan hak atas rasa aman sebagaimana yang diatur dalam Pasal 28G ayat 1 akan dapat terwujud. Politik hukum peraturan perundang-undangan di bidang pemberantasan terorisme di Indonesia yang dilaksanakan dari tahun 1998-2018 dalam hal pembentukannya dan materi muatan telah mengabaiakan prinsip negara hukum, tidak tertib tata aturan perundang-undangan, serta dengan tidak mengindahkan hak atas rasa aman. Politik hukum peraturan perundang-undangan pemberantasan tindak pidana di bidang terorisme menunjukkan ketidaksuaian dengan Pasal 28G ayat 1 UUD Tahun 1945.
ABSTRACT
The formation and content of legislative material in the field of terrorism has been tried in the form of a Government Regulation in Lieu of Law or Law. The Government Regulation in Lieu of Law was formed because of a matter of urgency where there were no laws and regulations governing terrorism, then the Government Regulation in Lieu of Law had to be stipulated into a Law through the ratification process in the DPR. The establishment of Government Regulation in Lieu of Law on terrorism has violated the principles of the rule of law, violated the hierarchy of legal norms, the ordering of laws and regulations, thus ignoring the consideration of the right to a sense of security in its formation. The formation of Law No. 13 of 2003 has fulfilled the rule of law, the hierarchy of legal norms, the order of the laws and regulations that were in force at the time although not all procedures were fulfilled properly. Formation of Law Number 5 Year 2018 has met the principles of the rule of law, and has fulfilled all procedures for the formation of the Law as applicable regulations. The contents of Government Regulation in Lieu of Law and the Law on eradication terrorism have not fulfilled the requirements for a good law content with the non-fulfillment of the regulation of the right to security in the matter of concern is related to the definition of terrorism which has multiple interpretations, the period of detention that does not meet the convention international relations with civil and political rights and deviating from the Indonesian Criminal Procedure Code, and the reengagement of the TNI in the fight against terrorism is a clear sign that the fulfillment of the right to security as regulated in Article 28G paragraph 1 will not be realized. The legal policy of legislation in the field of eradication terrorism in Indonesia carried out from 1998-2018 in terms of its formation and material content has ignored the rule of law, disorganized rules and regulations, and with no regard for the right to security. The legal policy of the laws and regulations eradicating criminal acts in the field of terrorism shows dissonance with Article 28G paragraph 1 of the 1945 Constitution.
Jakara: Fakultas Hukum Universitas Indonesia, 2020
T-pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Retna Ningtias Catur Rehajeng
Abstrak :
Dalam film the Lord of the Rings, dikisahkan mengenai konflik antar pihak protagonis dan antagonis yang terjadi di Middle-Earth. Middle-Earth adalah dunia imajinasi yang dihuni oleh bermacam bangsa yang tinggal di bermacam kota. Salah satu dari kota di Middle-Earth adalah Kota Rivendell, kota yang dihuni oleh bangsa elf. Dengan situasi kondusif dan bentangan alam yang indah, Kota Rivendell berhasil digambarkan sebagai kota yang aman. Hal ini kontras dengan daerah sekitar Kota Rivendell yang terlibat dalam bermacam konflik akibat penyebaran kekuasan pihak antagonis. Rivendell sebagai kota yang aman meski dikelilingi bermacam konflik memunculkan pertanyaan, apakah diantara beragam kota di dunia nyata juga terdapat daerah yang aman meskipun daerah sekitarnya dipenuhi konflik? Ternyata, di wilayah Karet Tengsin terdapat bermacam kekuasaan dan potensi konflik. Penyebaran juga beragam, terdapat banyak perbedaan secara fisik, sosial, politik, spiritual dan ekonomi. Akan tetapi, warga tidak merasa terancam oleh kekuasan, potensi konflik dan penyebaran. Bila dibandingkan dengan Kota Rivendell dari film the Lord of the Rings, Karet Tengsin memiliki kemiripan, yakni berada di sekitar area berkonflik. Meski begitu, penduduknya merasa aman untuk tinggal di dalamnya. ...... The Lord of the Rings the movie tells about the conflict between the protagonist and the antagonist that was happening in Middle-Earth. Middle-Earth is an imaginary world inhabited by various race living in various cities. One of the cities in Middle-Earth is the City of Rivendell, a city inhabited by the elves. With a conducive environment and beautiful landscapes, City of Rivendell successfully portrayed as a safe city. This is in contrast with the area around the city of Rivendell which involved in various conflicts caused by the antagonist. Rivendell as a safe city while being surrounded by various conflicts raises the question, is there in real world a safe area while being surrounded by conflicts? Apparently, in the area of ​​Karet there are variety of power and potential for conflict. Deployment also diverse, there are many differences in the physical, social, political, spiritual and economic aspect. However, residents do not feel threatened by the power, potential conflicts and diversity. When compared with the City of Rivendell from the movie Lord of the Rings, Karet have similarities, which is located around the area of ​​conflict. Even so, people feels safe to stay in it.
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2016
S62817
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Lidya Desnawati
Abstrak :
ABSTRAK
Pencahayaan pada malam hari yang tidak optimal mengakibatkan banyaknya kejahatan di area kampus yang terjadi pada malam hari. Kualitas pencahayaan dan pemberitaan mengenai isu kriminalitas yang terjadi di kampus mempengaruhi persepsi rasa aman di kampus. Selain kualitas pencahayaan, persepsi rasa aman juga dipengaruhi oleh karakter individu dan kondisi lingkungan. Penulisan skripsi ini bertujuan untuk menjelaskan hubungan pencahayaan malam hari dan pembentukan persepsi rasa aman, khususnya di lingkungan kampus Universitas Indonesia. Skripsi ini membahas dua sistem pencahayaan ruang luar yang berbeda, khususnya pencahayaan di jalan yang sering dilewati oleh pejalan kaki dan rawan kriminalitas pada malam hari. Dari dua sistem pencahayaan yang berbeda, maka akan didapat sistem dan kualitas pencahayaan seperti apa yang menimbulkan rasa tidak aman pada malam hari di lingkungan kampus.
ABSTRACT
The non optimal night lighting might result in many crimes around campus area that occur at night. The quality of lighting and publicity of crime issues occurred on campus affects the perception of safety on it. Aside from the lighting quality, perception of safety is also affected by the individual character and environment condition. This thesis aims to explain how night lighting affects the shaping of security perception, especially in University of Indonesia. This thesis discusses two different exterior lighting systems, especially on the streets that are often passed by pedestrians and are prone to crime at night. By analizing the two different lighting systems, the system and quality of lighting that may cause insecurity at night on campus will be obtained.
2016
S63512
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library